Anda di halaman 1dari 4

Shendy Adelia Putri

0106012210335
Resume Civics O

SDGS PILAR LINGKUNGAN


Air Bersih dan Sanitasi Layak
Tujuan : Air bersih dan sanitasi layak adalah kebutuhan dasar manusia. Salah satu poin
dalam tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs) pada
sektor lingkungan hidup adalah untuk menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan
sanitasi yang berkelanjutan untuk semua.
permasalahan:
Bank Dunia pada 2014 mengingatkan 780 juta orang tidak memiliki akses air bersih dan
Lebih dari 2 miliar penduduk bumi tidak memiliki akses terhadap sanitasi. Akibatnya ribuan
nyawa melayang tiap hari dan kerugian materi hingga 7 persen dari PDB dunia. Air bersih
dan sanitasi layak sulit Didapatakan karena beberapa faktor seperti:
 Banyak masyarakat kesusahan dalam mengakses air dan sanitasi yang bersih dan
berkualitas
 Pemerintah daerah masih belum dilengkapi dengan kebijakan dan pengaturan soal
organisasi dan tata kerja Institusi atau lembaga yang bertugas mengelola prasarana
dan sarana air dan sanitasi yang ada
 Minimnya kepedulian pemerintah dan wakil rakyat akan persoalan sanitasi tercermin
dari alokasi anggaran Yang sangat sedikit untuk pembangunan fasilitas sanitasi dasar.
 Sanitasi juga masih menjadi masalah pelik, terutama di daerah perdesaan, karena
rendahnya tingkat Pendidikan dan pengetahuan masyarakat.
Solusi
Penetapan hukum yang tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh sektor swasta
maupun masyarakat sekitar.
 Teknologi dalam penyediaan sanitasi dan air bersih perlu dikembangkan
 Diperlukan pengkajian terhadap PDAM, baik dari segit proses kerja, maupun
tanggung jawab kelembagaan.
 Sosialisasi intensif kepada masyarakat pun mengambil peran yang sangat penting
 Menanamkan gagasan pentingnya air bersih sejak dini
Data Tambahan
Menurut Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada 2019 mencatat bahwa 2,2 miliar orang atau
seperempat Populasi dunia masih kekurangan air minum yang aman dikonsumsi. Sementara
itu, 4,2 miliar orang tidak Memiliki layanan sanitasi yang aman dan 3 miliar tidak memiliki
fasilitas cuci tangan dasar. Adapun Menurut laporan Bappenas, ketersediaan air di sebagian
besar wilayah Pulau Jawa dan Bali saat ini sudah Tergolong langka hingga kritis. Sementara
itu, ketersediaan air di Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat, Dan Sulawesi Selatan
diproyeksikan akan menjadi langka atau kritis pada tahun 2045. Kelangkaan air Bersih juga
berlaku untuk air minum. Menurut RPJMN 2020-2024, hanya 6,87 persen rumah tangga yang
Memiliki akses air minum aman. Adapun berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas) 2020 Dari BPS juga menunjukkan ada sebesar 90,21 persen rumah tangga yang
memiliki akses air minum layak, Meskipun distribusinya tidak merata (Iswara, 2021)

Kota dan Pemukiman yang berkelanjutan


Kota dapat didefinisikan sebagai kumpulan pemukiman dan infrastruktur yang berdekatan,
serta menjadi pusat aktivitas Sosial, ekonomi, dan politik di wilayah tertentu. Kota
merupakan pusat pertumbuhan ekonomi dan populasi, tetapi masalah lingkungan seperti
polusi udara, polusi suara, dan kemacetan lalu lintas.
Pemukiman yang berkelanjutan adalah pemukiman yang dirancang dan dioperasikan untuk
memenuhi kebutuhan sosial, Ekonomi, dan lingkungan saat ini tanpa mengorbankan
kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan Mereka sendiri. Pemukiman
yang berkelanjutan mempertimbangkan tiga dimensi keberlanjutan: ekonomi, lingkungan,
dan Sosial. Hal ini mencakup efisiensi energi, manajemen limbah yang baik, penggunaan
lahan yang bijaksana, konservasi air, Transportasi yang berkelanjutan, serta mendorong
kegiatan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan. Tujuan dari Pemukiman yang berkelanjutan
adalah untuk menciptakan kota yang lebih sehat, lebih nyaman, dan lebih adil bagi semua
Warga, serta meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan sumber daya alam.
kota dan pemukiman yang berkelanjutan dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi
berbagai masalah yang dihadapi oleh kota-kota di Indonesia. Pemukiman yang berkelanjutan
dapat meningkatkan kualitas hidup penduduk kota,menciptakan lingkungan yang sehat dan
ramah lingkungan, serta memperkuat ekonomi lokal. Hal ini dapat dicapai melalui
pembangunan kota yang mengutamakan transportasi berkelanjutan, penggunaan energi
terbarukan, dan pemanfaatan lahan yang bijaksana.
Pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai program untuk mendukung
Pembangunan kota dan pemukiman berkelanjutan, di antaranya:
 Program Nasional Pemukiman Berkelanjutan (PNPB)
 Program Pembangunan Infrastruktur Nasional (PIN)
 Program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Prioritas (PPIP)
 Program Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT)
 Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS)
 Program Pedestrianisasi Kawasan Kota
 Program Rehabilitasi dan Reklamasi Lahan Gambut
Banyak kota di Indonesia yang Telah lakukan berbagai Upaya untuk menjadi lebih
Berkelanjutan. Beberapa upaya Tersebut antara lain:
 Pembangunan transportasi Berkelanjutan
 Pemanfaatan energi terbarukan
 Pengelolaan limbah
 Peningkatan efisiensi energi
 Pengembangan ruang terbuka Hijau
 Pengurangan polusi udara dan air
 Mendorong pertumbuhan Ekonomi yang berkelanjutan

Ekosistem Laut
TPB/SDGs merupakan komitmen global dan nasional dalam Upaya menyejahterakan
masyarakat. Tujuan 14 TPB adalah melestarikan dan memanfaatkan secara Berkelanjutan
sumber daya kelautan dan samudera Untuk pembangunan berkelanjutan. Dalam rangka
mencapai Tujuan nasional ekosistem lautan. Kebijakan Tujuan 14. Kebijakan pengelolaan
ekosistem lautan yang Dilakukan pemerintah telah termuat dalam RPJMD 2017-2022 terkait
pengembangan ekonomi maritim dan Kelautan. Utamanya bidang Kelautan dan pesisir dan
Bidang Perikanan. Dalam rangka pemeliharaan sumber daya Dan mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya Kelautan untuk pembangunan, serta peningkatan produksi dan
Kesejahteraan nelayan, arah kebijakan Pembangunan terkait pengelolaan
Tujuan
Tujuan 14 Ekosistem Lautan difokuskan pada dua arah kebijakan utama, yaitu: (1)
pengelolaan pesisir serta pengembangan Ekonomi kelautan berkelanjutan, (2) pengelolaan
kawasan konservasi perairan. Arah kebijakan tersebut, dilaksanakan melalui upaya-upaya
sebagai berikut: (1) Meningkatkan tata kelola sumber daya Kelautan, termasuk upaya
penataan ruang laut dan harmonisasinya, (2) Meningkatkan konservasi, rehabilitasi dan
Peningkatan ketahanan masyarakat terhadap bencana di pesisir dan laut, termasuk
penambahan luasan kawasan Konservasi perairan dan penguatan kelembagaan serta
efektivitas pengelolaannya, (3) Mengendalikan IUU fishing dan Kegiatan yang merusak di
laut, (4) Menguatkan peran SDM dan iptek kelautan serta budaya maritim, (5) Meningkatkan
Produktivitas, optimalisasi kapasitas dan kontinuitas produksi perikanan, termasuk alokasi
yang proporsional antara stok Sumber daya ikan, serta penyediaan dan pengembangan
teknologi penangkapan ikan yang efisien dan ramah lingkungan; Program Tujuan 14.
Berdasarkan arah kebijakan yang selaras dengan pencapaian Tujuan 14 TPB, program yang
akan Dilaksanakan antara lain: (1) Konservasi Ekosistem dan Pengawasan Sumber Daya
Kelautan dan Perikanan, (2) Pengelolaan Pelabuhan.
Penanganan Perubahan iklim
Tujuan nasional 12TPB adalah mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim.
Dalam rangka mencapai Tujuan nasional penanganan perubahan iklim. Target-target tersebut
terdiri dari pengurangan resiko bencana, Pengurangan korban akibat bencana, serta adaptasi
dan mitigasi perubahan iklim. Upaya-upaya yang dilakukan untuk Mencapai target-target
tersebut, dijabarkan pada kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh
pemerintah Maupun non pemerintahan
Upaya
Pemerintah Daerah dalam Dokumen RPJMD 2017-2022, menetapkan sasaran (indikator)
pada tujuan 13 adalah: (1) Menurunnya Indeks Risiko Bencana (IRB), (2) Terwujudnya
penyelenggaraan inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) serta monitoring, pelaporan dan
verifikasi Emisi GRK yang dilaporkan secara Tahunan, (3) Penurunan Emisi Gas Rumah
Kaca. Program tujuan 13. Berdasarkan arah kebijakan yang selaras dengan percapaian tujuan
13. TPB, program yang terkait pengurangan resiko akibat perubahan iklim dan bencana alam
yang akan dilaksanakan oleh pemerintah mencakup : program pencegahan dan kesiapsiagaan
bencana, program pengelolaan kedaruratan dan logistik bencana, dan program rehabilitasi
dan rekonstruksi pasca bencana.
Target
 Memperkuat kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap bahaya terkait iklim dan
bencana alam Di semua negara
 Mengintegrasikan tindakan antisipasi perubahan iklim ke dalam kebijakan, strategi
dan Perencanaan nasional
 Meningkatkan pendidikan, penumbuhan kesadaran, serta kapasitas manusia dan
kelembagaan Terkait mitigasi, adaptasi, pengurangan dampak dan peringatan dini
perubahan iklim
 Melaksanakan komitmen negara maju pada the United Nations Framework
Convention on Climate Change
 Menggalakkan mekanisme untuk meningkatkan kapasitas perencanaan dan
pengelolaan yang Efektif

Anda mungkin juga menyukai