Anda di halaman 1dari 5

Shendy Adelia Putri

0106012210335

Resume Civics O

SDGS PILAR HUKUM

Tujuan agenda 2030

Agenda 2030 atau yang dikenal juga sebagai Sustainable Development Goals (SDGs) adalah
tujuan pembangunan berkelanjutan yang ditetapkan oleh Perserikatan BangsaBangsa (PBB) pada
tahun 2015. Pilar hukum di SDGs memiliki peran penting dalam mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan, antara lain menciptakan perdamaian dan keadilan, melindungi hak asasi manusia,
serta akses terhadap hukum. Target tujuan pembangunan berkelanjutan di bidang hukum adalah
meningkatkan akses terhadap keadilan dan sistem peradilan yang adil, serta mempromosikan
perdamaian dan stabilitas melalui keterlibatan lembaga keamanan dan masyarakat dalam
membangun keamanan lokal.

Apa Itu Keadilan dan Perdamaian?

Keadilan dapat diartikan sebagai prinsip moral dan etika yang menuntut perlakuan yang sama
terhadap semua orang tanpa diskriminasi dan penindasan. Keadilan juga meliputi penegakan
hukum yang adil dan berkeadilan bagi semua orang, termasuk akses yang sama terhadap sistem
peradilan dan perlindungan hak asasi manusia. Perdamaian, di sisi lain, merujuk pada kondisi
sosial dan politik yang stabil, di mana konflik dan kekerasan dihentikan, dan keamanan serta
kesejahteraan warga negara dijamin. Perdamaian meliputi penyelesaian konflik secara damai,
pembangunan institusi yang kuat, dan pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti pangan, air
bersih, dan kesehatan.

Konflik dan Kekerasan antara kelompok etnis, agama, atau politik dapat menghambat
pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) pada pilar hukum dan keadilan. Konflik dan
kekerasan juga dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan dan infrastruktur serta mengancam
keamanan dan kesejahteraan masyarakat. Tujuan penyelesaian konflik dan kekerasan dalam
konteks SDGs adalah menciptakan perdamaian, mempromosikan keadilan sosial, dan
membangun masyarakat yang inklusif dan berkeadilan. Pemerintah dan masyarakat juga harus
bekerja sama untuk mengurangi ketidaksetaraan, mencegah diskriminasi, dan menjamin
perlindungan hak asasi manusia. Solusi Untuk mencapai tujuan penyelesaian konflik dan
kekerasan dalam konteks SDGs, solusi yang dapat dilakukan antara lain:

 Meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi dan pendidikan tentang hak asasi
manusia dan keadilan sosial.
 Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan pemberdayaan
masyarakat.
 Meningkatkan kapasitas lembaga penegak hukum dan keamanan dalam menjamin
keadilan dan keamanan bagi semua warga negara.
 Mendorong dialog dan negosiasi antara kelompok-kelompok yang berseteru serta
mempromosikan kerja sama dan toleransi antar kelompok.
 Membangun infrastruktur yang inklusif dan berkelanjutan serta memperkuat lingkungan
dan sistem ekonomi lokal.

Contoh yang ada di Indonesia

“Konflik papua: Serangan OPM di Pegunungan Bintang, Warga pendatang pasarah


saja,tunggu dievakuasi”. Di Indonesia, terdapat beberapa konflik dan kekerasan antara
kelompok etnis, agama, dan politik yang terjadi, seperti konflik di Papua dan konflik agama di
beberapa daerah. Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk menyelesaikan konflik dan
kekerasan tersebut dengan meningkatkan dialog dan negosiasi antar kelompok, serta
memperkuat keamanan dan keadilan bagi semua warga negara. Selain itu, pemerintah juga
mendorong partisipasi masyarakat dan meningkatkan pendidikan dan informasi tentang hak asasi
manusia dan keadilan sosial untuk mencegah terjadinya konflik dan kekerasan di masa depan.

Program Pemberdayaan Masyarakat dan Penyelesaian Sengketa Berbasis Masyarakat


(PPSPM)

Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam menyelesaikan


sengketa dan konflik yang bersifat sosial dan ekonomi. PPSPM melibatkan masyarakat dalam
proses mediasi, negosiasi, dan penyelesaian sengketa secara adat, sehingga dapat mengurangi
konflik dan kekerasan.

Program Reformasi Kebijakan dan Perundang-undangan


Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas kebijakan dan perundang-
undangan di Indonesia. Dalam konteks SDGs pilar hukum, program ini dapat membantu
memperkuat hukum dan keadilan, serta menjamin perlindungan hak asasi manusia dan
kesetaraan di semua aspek kehidupan.

Program Peningkatan Kapasitas Aparat Penegak Hukum

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas aparat penegak hukum di
Indonesia, seperti polisi, kejaksaan, dan pengadilan. Program ini dapat membantu menegakkan
hukum dan keadilan secara adil dan merata, serta menjamin keamanan dan perlindungan hak
asasi manusia bagi semua warga negara.

Peremasalahan nya, Salah satu masalah yang terkait dengan akses terhadap keadilan adalah
ketidakmerataan akses terhadap layanan hukum yang berkualitas, khususnya di kalangan
masyarakat miskin dan rentan. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakadilan dalam proses hukum
dan mengancam hak-hak asasi manusia. Tujuan dari pilar hukum dalam konteks SDGs adalah
untuk memastikan akses terhadap keadilan yang merata dan melindungi hak asasi manusia, serta
meningkatkan kualitas sistem hukum dan keadilan di seluruh dunia Solusi Beberapa solusi
untuk mengatasi kurangnya akses terhadap keadilan meliputi:

 Meningkatkan akses terhadap layanan hukum yang berkualitas dan terjangkau,


khususnya di kalangan masyarakat miskin dan rentan.
 Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak-hak mereka dan proses hukum yang
adil dan transparan.
 Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas sistem hukum dan keadilan, termasuk
pencegahan korupsi di sektor hukum.
 Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam proses hukum dan keadilan

Contoh yang ada di Indonesia, “Intip Kisaran Biaya Sewa Pengacara atau Advokat
Berdasarkan Kasus yang Dihadapi”. Di Indonesia, kurangnya akses terhadap keadilan masih
menjadi masalah serius, terutama di kalangan masyarakat miskin dan rentan. Banyak kasus yang
melibatkan masyarakat miskin yang tidak mampu membayar biaya pengacara dan biaya hukum
lainnya, sehingga mereka kesulitan dalam mengakses layanan hukum yang berkualitas. Hal ini
dapat mengakibatkan ketidakadilan dalam proses hukum dan hak-hak asasi manusia yang
dilanggar.

Program Bantuan Hukum bagi Masyarakat Miskin (BHMM)

Program ini memberikan akses terhadap layanan hukum bagi masyarakat miskin dan rentan yang
tidak mampu membayar biaya pengacara dan biaya hukum lainnya. Program BHMM didukung
oleh layanan konsultasi hukum, pendampingan hukum, dan mediasi. Permasalahan nya yaitu
kurang pengaswasan, terhadap lembaga dapat menyebabkan lembaga tersebut melakukan
tindakan yang merugikan masyarakat. Hal ini bisa terjadi pada lembaga pemerintah maupun
swasta. Ketidaktransparan dan kebijakan yang tidak tepat dapat mengakibatkan lembaga tidak
dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan mengakibatkan pelanggaran hak asasi manusia.
Tujuan utama dalam konteks SDGs pilar hukum adalah untuk menciptakan pengawasan yang
efektif terhadap lembaga agar dapat berfungsi dengan baik dan memberikan pelayanan yang
tepat, serta memberikan perlindungan hak asasi manusia dan keadilan sosial bagi seluruh
masyarakat. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah kurangnya pengawasan terhadap
lembaga adalah dengan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas lembaga. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara memperkuat mekanisme pengawasan, mengembangkan sistem pelaporan,
dan memberikan sanksi tegas bagi pelanggar. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses
pengawasan juga penting dilakukan. Contoh yang ada di Indonesia Beberapa kasus di
Indonesia yaitu salah satu berita yang berjudul, “Deretan Jendral Polisi yang Tersandung
Kasus Korupsi” menunjukkan kelemahan dalam sistem pengawasan lembaga, seperti kasus
korupsi, kebijakan yang tidak tepat, dan pelanggaran hak asasi manusia. Peningkatan
transparansi dan akuntabilitas lembaga di Indonesia menjadi salah satu fokus utama dalam
pembangunan hukum di negara ini. Pemerintah Indonesia telah meluncurkan beberapa program
untuk meningkatkan pengawasan terhadap lembaga, seperti Penguatan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) dan otoritas pengawas keuangan untuk mencegah korupsi dan penyimpangan
keuangan negara. Program Open Government Indonesia (OGI) yang bertujuan untuk
meningkatkan transparansi dan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan di
lembaga pemerintah. Membentuk lembaga independen yang bertugas untuk memantau dan
mengevaluasi kinerja lembaga pemerintah dan swasta. Salah satu contoh adalah Ombudsman
Republik Indonesia.
Kesimpulan:

Berdasarkan jawaban di atas, dapat disimpulkan bahwa SDGs pilar hukum memiliki peran
penting dalam menciptakan masyarakat yang adil dan berkeadilan. Hal ini dapat dicapai melalui
penguatan sistem hukum dan pemberdayaan masyarakat dalam akses keadilan. Pemerintah
memiliki peran sentral dalam mencapai tujuan ini melalui pembentukan kebijakan dan program
yang mendukung pengembangan sistem hukum yang adil dan transparan serta pengawasan
terhadap lembagalembaga publik dan swasta.

Masyarakat juga memiliki peran yang penting dalam mencapai tujuan ini dengan meningkatkan
partisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan mengawasi kinerja lembaga publik dan
swasta. Program-program pemerintah seperti OGI dan Ombudsman Republik Indonesia dapat
membantu masyarakat dalam mengawasi kinerja lembaga pemerintah dan swasta serta
memberikan akses yang lebih mudah keadilan bagi seluruh masyarakat. Dengan demikian,
sinergi antara pemerintah dan masyarakat akan menjadi kunci utama dalam mencapai tujuan
SDGs pilar hukum yang adil dan berkeadilan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai