Disusun Oleh:
050493342
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
1. Telaah oleh saudara berdasarkan kasus di atas, Bagaimana agar sistem hukum di
Indonesia dapat bekerja dengan baik dalam penegakan HAM.
Jawaban :
Agar sistem hukum di Indonesia dapat bekerja dengan baik dalam penegakan HAM,
diperlukan beberapa hal berikut:
Penegakan hukum yang adil dan tidak diskriminatif. Semua orang, tanpa
memandang ras, agama, suku, gender, atau status sosial, harus diperlakukan sama
di hadapan hukum.
Penyempurnaan peraturan perundang-undangan. Peraturan perundang-
undangan harus sejalan dengan prinsip-prinsip HAM. Peraturan perundang-
undangan yang diskriminatif atau melanggar HAM harus segera ditinjau kembali.
Peningkatan kapasitas aparat penegak hukum. Aparat penegak hukum, seperti
polisi, jaksa, dan hakim, harus memiliki pemahaman yang baik tentang HAM.
Mereka juga harus memiliki keterampilan yang memadai untuk menangani kasus-
kasus HAM.
Partisipasi masyarakat. Masyarakat harus berperan aktif dalam penegakan
HAM. Masyarakat dapat berperan sebagai pengawas, pemantau, dan pelapor
pelanggaran HAM.
Berikut adalah beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan untuk
mewujudkan hal-hal tersebut:
Melakukan reformasi peradilan. Reformasi peradilan bertujuan untuk
meningkatkan independensi dan transparansi peradilan. Hal ini penting untuk
memastikan bahwa semua orang, termasuk korban pelanggaran HAM, dapat
mengakses keadilan.
Meningkatkan pendidikan HAM. Pendidikan HAM harus diberikan kepada
semua elemen masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Pendidikan HAM dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang HAM dan
pentingnya penegakan HAM.
Memperkuat lembaga-lembaga HAM. Lembaga-lembaga HAM, seperti
Komnas HAM, harus diperkuat agar dapat menjalankan tugasnya secara efektif.
Penegakan HAM merupakan tanggung jawab bersama dari pemerintah,
masyarakat, dan seluruh elemen bangsa. Dengan kerja sama yang baik, kita dapat
mewujudkan sistem hukum yang bekerja dengan baik dalam penegakan HAM di
Indonesia.
2. Bagaimana jaminan Hak Asasi Manusia ditinjau dari sudut pandang Hukum Tata
Negara?
Jawaban :
Jaminan Hak Asasi Manusia (HAM) ditinjau dari sudut pandang Hukum Tata Negara
dapat dilihat dari beberapa aspek berikut:
I. Aspek Konstitusional
Dalam konstitusi, HAM dijamin sebagai hak dasar yang tidak boleh dilanggar oleh
siapapun, termasuk oleh pemerintah. Hal ini terlihat dari ketentuan-ketentuan dalam
konstitusi yang mengatur tentang HAM, seperti:
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, alinea keempat, yang menyatakan bahwa
negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas Pancasila dan UUD NRI
Tahun 1945, yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Pasal 28A sampai dengan Pasal 28J Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, yang mengatur tentang berbagai hak asasi
manusia, seperti hak hidup, hak merdeka, hak beragama, hak berpendapat, hak
berserikat, hak bekerja, hak atas pendidikan, dan hak atas kesehatan.
3. Analisis oleh saudara terkait konflik agraria yang terjadi di Indonesia yang beririsan
dengan HAM. Serta bagaimana upaya yang perlu dilakukan dalam menyelesaikan
konflik tersebut.
Jawaban :
Konflik agraria adalah konflik yang terjadi antara masyarakat dengan pihak lain,
seperti pemerintah, perusahaan swasta, atau kelompok masyarakat lainnya, terkait
dengan penguasaan, pemanfaatan, dan pengelolaan tanah. Konflik agraria di
Indonesia merupakan masalah yang kompleks dan telah berlangsung lama. Konflik ini
sering kali beririsan dengan pelanggaran HAM, seperti pelanggaran hak atas tanah,
hak atas hidup, hak atas kebebasan, dan hak atas rasa aman.
Faktor-faktor yang Menyebabkan Konflik Agraria
Ada beberapa faktor yang menyebabkan konflik agraria di Indonesia, antara lain:
Kebijakan pemerintah.
Kebijakan pemerintah, seperti kebijakan pertanahan, kebijakan investasi, dan
kebijakan pembangunan, sering kali tidak berpihak kepada masyarakat. Kebijakan-
kebijakan tersebut sering kali menyebabkan masyarakat kehilangan akses terhadap
tanahnya.
Aktivitas perusahaan swasta. Aktivitas perusahaan swasta, seperti perkebunan,
pertambangan, dan infrastruktur, sering kali menyebabkan masyarakat kehilangan
akses terhadap tanahnya. Perusahaan-perusahaan tersebut sering kali menggunakan
cara-cara yang tidak adil untuk mendapatkan tanah masyarakat.
Konflik antarmasyarakat. Konflik antarmasyarakat, seperti konflik antaretnis,
antarsuku, dan antaragama, sering kali terkait dengan penguasaan tanah. Konflik-
konflik tersebut dapat menyebabkan masyarakat saling berselisih dan saling
mengklaim kepemilikan tanah.
Dampak dari Konflik Agraria dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, baik bagi
masyarakat maupun bagi negara, antara lain:
Kerugian materiil. Konflik agraria dapat menyebabkan masyarakat kehilangan akses
terhadap tanahnya. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat kehilangan mata
pencaharian dan sumber penghasilan.
Kerugian immateril. Konflik agraria dapat menyebabkan trauma dan penderitaan bagi
masyarakat. Masyarakat yang menjadi korban konflik agraria sering kali mengalami
ketakutan, kecemasan, dan depresi.
Ketidakstabilan sosial. Konflik agraria dapat menyebabkan ketidakstabilan sosial. Hal
ini dapat mengganggu pembangunan dan keamanan negara.
Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menyelesaikan konflik Wadas, antara lain:
Pembentukan tim terpadu. Pemerintah membentuk tim terpadu untuk menyelesaikan
konflik Wadas. Tim terpadu tersebut terdiri dari perwakilan pemerintah, masyarakat,
dan akademisi.
Mediasi. Pemerintah telah melakukan mediasi dengan masyarakat Wadas. Namun,
mediasi tersebut belum membuahkan hasil.
Advokasi. Masyarakat Wadas dan berbagai elemen masyarakat lainnya telah
melakukan advokasi untuk menyelesaikan konflik Wadas. Advokasi tersebut telah
dilakukan di berbagai forum, baik di dalam maupun di luar negeri.
Hingga saat ini, konflik Wadas masih belum terselesaikan secara damai. Pemerintah
dan masyarakat Wadas masih belum menemukan titik temu. Masih diperlukan upaya-
upaya yang lebih intensif untuk menyelesaikan konflik Wadas.
Kesimpulan
Konflik agraria merupakan masalah yang kompleks dan telah berlangsung lama di
Indonesia. Konflik ini sering kali beririsan dengan pelanggaran HAM karena aparat
pada kenyataannya aparat penegak hukum dalam menyelesaikan konflik agraria
masih menggunakan kekerasan bersifat arogan dan melanggar HAM Masyarakat.
Penyelesaian konflik agraria merupakan tanggung jawab bersama dari pemerintah,
masyarakat, dan seluruh elemen bangsa dan sudah seharusnya dilakukan dengan
metode pendekatan yang bersifat kekeluargaan dan mediasi.