Anda di halaman 1dari 8

HAK ASASI MANUSIA(HUMAN RIGHTS) DI INDONESIA

Oleh Berliana Sihombing


Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar

Dengan penuh hormat,Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,Salam sejahtera bagi


kita semua, Shalom, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, dan Salam Kebajikan.
Saya mengajak para pembaca untuk menjelajahi bersama topik yang menghantarkan kita
pada refleksi mendalam mengenai Hak Asasi Manusia (HAM). Semoga perjalanan kita dalam
esai ini dapat membuka wawasan dan memperkaya pemahaman kita akan nilai-nilai
kemanusiaan yang tak terhingga. Selamat membaca!
Dalam kerumitan kehidupan ini, Hak Asasi Manusia (HAM) mencuat sebagai pandangan
bersama yang menentukan martabat dan kebebasan setiap individu. Seiring kita menjelajahi
lorong sejarah dan perkembangan masyarakat, HAM bukan sekadar sebuah dokumen, tetapi
cermin komitmen manusia untuk melindungi hak dasar setiap warga bumi.
Dalam artikel esai yang saya tulis ini, kita akan menyelami kedalaman HAM, merinci esensi
nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung di dalamnya, dan menggali bagaimana prinsip-
prinsip ini membentuk narasi kehidupan kita sehari-hari. Mari bersama-sama memahami
pentingnya Hak Asasi Manusia sebagai fondasi universal yang mengingatkan kita pada arti
sejati dari keadilan, kesetaraan, dan penghormatan terhadap hak-hak yang tak terhingga bagi
setiap individu di dunia ini.
Hak asasi manusia (HAM) adalah seperangkat hak dan kebebasan yang diberikan kepada
setiap individu tanpa memandang ras, agama, jenis kelamin, atau status sosial. Konsep ini
menjadi landasan moral dan hukum bagi kehidupan manusia di berbagai belahan dunia.
Artikel ini akan membahas pentingnya HAM sebagai pilar mendasar kemanusiaan.Hak Asasi
Manusia (HAM) menandai pijakan utama dalam perjalanan kemanusiaan menuju keadilan
dan martabat. Konsep ini mencakup hak-hak dan kebebasan,tidak dapat dicabut, dan
diberikan kepada setiap individu tanpa diskriminasi. Artikel ini akan menggali esensi HAM
dan menyoroti pentingnya penerapannya dalam masyarakat global.
Dalam keberlanjutan perbincangan mengenai Hak Asasi Manusia, harapan tumbuh sebagai
benih yang ditanam dalam tanah kesadaran kolektif. Semoga pemahaman akan pentingnya
HAM terus mekar, menjadi titik terang bagi setiap individu, dan merintis masa depan di mana
setiap hak dasar diakui, dihormati, dan dilindungi tanpa pandang bulu. Harapan ini adalah
panggilan untuk bersama-sama menciptakan dunia yang lebih manusiawi, di mana keadilan,
kesetaraan, dan martabat kemanusiaan menjadi fondasi bagi kehidupan bersama.
Konsep Hak Asasi Manusia
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) tahun 1948 menjadi batu loncatan
penting dalam penegakan HAM. Dokumen ini merinci hak-hak dasar, seperti hak atas
kehidupan, kebebasan berpendapat, dan keadilan. HAM terbagi dalam dua dimensi utama:
hak sipil dan politik, serta hak ekonomi, sosial, dan budaya. Pertama-tama, hak sipil dan
politik mencakup kebebasan berekspresi, hak atas keadilan, dan partisipasi politik. Sementara
itu, hak ekonomi, sosial, dan budaya melibatkan hak untuk pekerjaan, pendidikan, dan
kesehatan.
1. Konstitusi dan Hukum HAM:
Konstitusi Indonesia, UUD 1945, mencantumkan prinsip-prinsip HAM sebagai
bagian integral dari norma-norma dasar negara. Selain itu, negara telah mengadopsi
undang-undang dan peraturan yang lebih spesifik untuk melindungi dan menghormati
HAM, seperti Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
2. Pelaksanaan HAM:
Meskipun terdapat kerangka hukum, tantangan dalam pelaksanaan HAM di Indonesia
masih ada. Beberapa isu melibatkan perlakuan terhadap kelompok minoritas,
kebebasan berpendapat, dan perlindungan hak-hak pekerja.
3. Hak Sipil dan Politik:
Pada dimensi hak sipil dan politik, Indonesia telah mengalami perkembangan positif,
seperti pemilu demokratis dan kebebasan pers. Namun, masih ada kekhawatiran
terkait kebebasan berekspresi dan kasus pelanggaran HAM yang memerlukan
perhatian lebih lanjut.
4. Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya:
Pertumbuhan ekonomi Indonesia telah membawa dampak positif pada beberapa aspek
hak ekonomi, sosial, dan budaya.
5. Isu Hak Minoritas:
Perlindungan hak-hak minoritas, seperti hak-hak masyarakat adat, masih memerlukan
perhatian khusus. Konflik antara kepentingan bisnis, pemerintah, dan masyarakat adat
menjadi poin fokus dalam perbincangan mengenai HAM di Indonesia.
6. Partisipasi Masyarakat Sipil:
Peran masyarakat sipil, termasuk organisasi non-pemerintah, dalam memantau dan
mendorong pelaksanaan HAM di Indonesia sangat penting. Mereka berkontribusi
pada pemantauan pelanggaran HAM, advokasi, dan memperkuat kesadaran akan hak-
hak individu.

Hak Asasi Manusia di Indonesia adalah isu yang kompleks dan terus berkembang.
Meskipun terdapat kemajuan dalam beberapa aspek, masih ada tantangan yang perlu
diatasi. Mendorong dialog terbuka, partisipasi masyarakat sipil, dan perbaikan
kebijakan menjadi kunci untuk memastikan perlindungan dan penghormatan HAM di
Indonesia terus meningkat.
Pentingnya Hak Asasi Manusia
1.Perlindungan Martabat Individu:
HAM memberikan perlindungan terhadap tindakan sewenang-wenang dan penyalahgunaan
kekuasaan, memastikan bahwa setiap individu diakui dan dihormati sebagai manusia.
2.Mendorong Keadilan dan Kesetaraan:
Melalui HAM, masyarakat didorong untuk menciptakan lingkungan yang adil dan setara, di
mana hak-hak setiap individu diakui tanpa memandang perbedaan.
3.Pemberdayaan Masyarakat:
HAM memberikan landasan bagi pemberdayaan masyarakat, memastikan setiap individu
memiliki akses yang setara terhadap sumber daya dan kesempatan.
4.Perlindungan Terhadap Penyalahgunaan Kekuasaan:
HAM berfungsi sebagai perisai terhadap penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah atau
entitas lainnya. Prinsip ini membantu mencegah terjadinya tindakan sewenang-wenang dan
pelanggaran terhadap kebebasan individu.
5.Penghormatan Terhadap Keanekaragaman:
HAM mengakui dan menghormati keanekaragaman budaya, agama, dan pandangan hidup.
Ini menciptakan kerangka untuk hidup bersama dalam harmoni tanpa meniadakan identitas
budaya atau agama.
6.Kemerdekaan dan Partisipasi:
Hak-hak sipil dan politik dalam HAM menjamin kebebasan berekspresi, kebebasan
berpendapat, dan hak untuk berpartisipasi dalam proses politik, memupuk lingkungan yang
demokratis.
7.Keadilan Gender:
HAM menekankan pentingnya kesetaraan gender, memastikan bahwa hak-hak perempuan
dan laki-laki diakui dan dihormati tanpa diskriminasi.
8.Kontribusi Terhadap Perdamaian Global:
HAM menjadi dasar untuk perdamaian global. Dengan menghormati hak-hak dasar setiap
individu, masyarakat internasional dapat membangun hubungan yang saling menghormati
dan berkontribusi pada perdamaian dunia.
Tantangan dalam Penerapan Hak Asasi Manusia
Meskipun prinsip-prinsip HAM telah dinyatakan dalam berbagai konvensi dan deklarasi
internasional, penerapannya seringkali dihadapkan pada tantangan. Konflik bersenjata,
ketidakstabilan politik, dan ketidaksetaraan ekonomi seringkali menjadi penyebab
pelanggaran HAM. Oleh karena itu, dibutuhkan komitmen global untuk menanggulangi
tantangan ini.
Namun, tantangan terus muncul dalam mengamankan HAM di berbagai negara. Pelanggaran
HAM seringkali terjadi dalam situasi konflik, ketidakstabilan politik, atau tindakan otoriter
pemerintah. Pemberlakuan HAM bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga
melibatkan peran aktif masyarakat sipil dan lembaga internasional.

Dilansir dari KOMNAS HAM REPUBLIK INDONESIA,Senin,13 Juni 2020


Kabar Latuharhary – Komnas HAM menyimpulkan bahwa penegakan hak asasi manusia di
Indonesia pada 2019 belum mengalami kemajuan yang berarti. Berbagai komitmen dan
agenda perbaikan kondisi HAM yang dimandatkan Nawacita, Rencana Pembangunan Jangka
Mengengah Nasional (RPJMN), dan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM)
belum menunjukkan pencapaian yang signifikan.
Pernyataan ini disampaikan oleh Komisioner Pendidikan dan Penyuluhan Komnas HAM,
Beka Ulung Hapsara dalam Webinar “Masa Depan HAM dan Demokrasi di Era Normal
Baru (Perspektif Nasional, Regional dan Internasional)”, Kamis (09/07/2020). Dalam
diskusi yang digagas oleh Human Rights Working Group (HRWG) tersebut, Beka
menyampaikan banyak faktor yang menjadi pendorong persoalan pelanggaran hak asasi
manusia di Indonesia.
“Banyaknya peraturan yang tidak diimbangi dengan penguatan kebijakan perlindungan HAM
dan sosial; eksisnya regulasi yang tidak sesuai dengan prinsip hak asasi manusia; lemahnya
kemampuan institusi negara dalam hal penghormatan, perlindungan dan pemenuhan HAM;
rendahnya kepatuhan hukum dan budaya aparat dalam penghormatan dan perlindungan
HAM; serta minimnya pemahaman aparat negara pada pendekatan dan prinsip hak asasi
manusia,” jelas Beka.
Beka juga mengungkapkan catatan penegakan hak asasi manusia pada 2019 yang diterima
oleh Komnas HAM. Sepanjang 2019, Komnas HAM menerima 2.757 (dua ribu tujuh ratus
lima puluh tujuh) aduan yang datang dari seluruh Indonesia. Wilayah terbanyak pengadu
datang dari DKI Jakarta, Sumatera Utara dan Jawa Timur dengan isu yang paling banyak
diadukan adalah hak atas kesejahteraan terkait sengketa lahan, sengketa ketenagakerjaan,
serta kepegawaian.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, lembaga yang paling banyak diadukan ke Komnas
HAM adalah kepolisian. Namun, jumlah aduan terkait kepolisian dari tahun ke tahun
mengalami penurunan. Komnas HAM juga memberikan perhatian khusus untuk isu-isu yang
dianggap penting bagi masa depan demokrasi dan hak asasi manusia seperti penyelesaian
pelanggaran HAM yang berat, konflik agraria, intoleransi, dan lain-lain.

Langkah Awal yang dapat kita kita lakukan dalam Pelaksanaan Hak Asasi Manusia:
Membangun Kesadaran dan Pendidikan
Dalam mengimplementasikan Hak Asasi Manusia (HAM), langkah awal yang krusial adalah
membangun kesadaran dan pendidikan di masyarakat. Kesadaran akan hak-hak dasar setiap
individu menjadi pondasi utama bagi perlindungan dan penghormatan HAM. Dalam hal ini,
pendidikan memegang peran sentral sebagai sarana untuk memberikan pemahaman
mendalam tentang esensi HAM, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, serta dampak
positif yang dapat dihasilkan oleh penerapannya.
Langkah pertama adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak-hak dasar mereka.
Forum diskusi, seminar, dan kampanye penyuluhan dapat menjadi sarana efektif untuk
menyampaikan informasi dan membangun pemahaman tentang HAM. Masyarakat perlu
memahami bahwa HAM bukanlah hak yang bersifat pilih kasih, melainkan hak yang melekat
pada setiap individu tanpa memandang latar belakang.
Selanjutnya, pendidikan formal dan informal memainkan peran penting dalam membentuk
generasi yang menghargai HAM. Mata pelajaran HAM dapat diintegrasikan ke dalam
kurikulum pendidikan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada generasi
muda tentang pentingnya pengakuan dan penghormatan hak asasi setiap manusia.
Selain itu, media massa memiliki dampak besar dalam membentuk persepsi masyarakat
terkait HAM. Oleh karena itu, perlu adanya inisiatif untuk mempromosikan liputan yang
objektif dan informatif mengenai isu-isu HAM. Media sosial juga dapat dimanfaatkan
sebagai alat untuk menyebarkan informasi dan membangun solidaritas dalam upaya
menjunjung tinggi HAM.
Dengan membangun kesadaran dan pendidikan yang kuat, masyarakat dapat menjadi agen
perubahan yang mendorong penerapan HAM. Langkah awal ini menjadi fondasi bagi
perubahan budaya dan perilaku yang mendukung keberlanjutan hak asasi setiap individu,
membuka pintu menuju masyarakat yang lebih adil dan manusiawi.
Berikutnya,Mendorong Partisipasi Masyarakat:Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam
pengambilan keputusan terkait HAM. Membangun forum partisipatif dan mendengarkan
aspirasi masyarakat menjadi langkah penting untuk memastikan keberlanjutan upaya HAM.

Di dalam esai ini saya mencantumkan bagaimana kita Generasi Emas 2045, dalam
mengaplikasikan Hak Asasi Manusia.

Hak Asasi Manusia untuk Generasi Emas: Mengukir Masa Depan yang Beradab dan
Bermartabat
Generasi Emas, sebagai penerus peradaban, memiliki hak yang tak ternilai untuk hidup dalam
lingkungan yang menghargai dan melindungi Hak Asasi Manusia (HAM). Ini mencakup
prinsip-prinsip utama yang menjadi fondasi bagi kesejahteraan dan keadilan. Mari kita tinjau
secara rinci mengapa HAM memiliki relevansi dan urgensi yang luar biasa untuk Generasi
Emas:
Pendidikan yang Membangun Kesadaran:
Generasi Emas berhak mendapatkan pendidikan yang tidak hanya mencakup
pengetahuan akademis, tetapi juga memberikan pemahaman mendalam tentang HAM.
Pendidikan ini akan membantu mereka mengenali nilai-nilai kemanusiaan,
membangun empati, dan menjadi agen perubahan yang peduli terhadap hak-hak
sesama.
Perlindungan dari Diskriminasi:
Hak untuk hidup tanpa diskriminasi menjadi hak fundamental bagi Generasi Emas.
Mereka berhak tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang tidak memandang
ras, agama, gender, atau latar belakang etnis dalam memberikan hak dan peluang.
Partisipasi Aktif dalam Pembangunan:
Generasi Emas harus diberikan hak dan peluang untuk berpartisipasi aktif dalam
pembangunan masyarakat mereka. Hak berpendapat, berkumpul, dan berorganisasi
menjadi instrumen kunci dalam membentuk suara mereka dalam proses pengambilan
keputusan.
Perlindungan Terhadap Kekerasan dan Eksploitasi:
Generasi Emas berhak tumbuh dalam lingkungan yang aman dari segala bentuk
kekerasan, eksploitasi, dan pelecehan. Mereka memiliki hak untuk dilindungi dan
hidup tanpa ketakutan, memungkinkan mereka berkembang secara positif dan kreatif.
Hak-Hak Digital dan Teknologi:
Dalam era teknologi, Generasi Emas berhak mendapatkan hak untuk menggunakan
dan memanfaatkan teknologi digital dengan aman dan bertanggung jawab.
Perlindungan data pribadi dan hak privasi harus dijamin dalam dunia digital yang
semakin kompleks.

Kesimpulan yang dapat saya uraikan dalam artikel esai ini,Dengan penuh rasa syukur atas
perjalanan kita dalam menggali Hak Asasi Manusia (HAM), mari kita sambungkan
pemahaman ini pada kesimpulan yang memberikan sinar arah. Pembaca, semoga perjumpaan
kita dengan realitas HAM ini memberikan inspirasi untuk terus memperjuangkan keadilan,
kesetaraan, dan penghargaan terhadap kemanusiaan. Selamat menyimpulkan dan mari
bersama-sama berkontribusi untuk dunia yang lebih adil dan manusiawi.
Sebagai individu, kita memiliki tanggung jawab untuk memahami dan memperjuangkan
HAM. Pendidikan dan kesadaran akan HAM dapat menjadi langkah awal untuk menciptakan
perubahan positif dalam masyarakat. Dengan demikian, Hak Asasi Manusia bukanlah sekadar
konsep hukum, tetapi juga cermin dari komitmen kolektif kita untuk menjaga martabat
kemanusiaan dan menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua.Melalui perlindungan dan
pengakuan hak-hak dasar setiap individu, HAM tidak hanya menciptakan landasan hukum,
tetapi juga menanamkan dasar etika dalam interaksi sosial. Kesejahteraan, keadilan, dan
perdamaian bukanlah konsep kosong, melainkan tujuan yang dapat diwujudkan melalui
penerapan prinsip HAM.
Kesimpulan ini menjadi panggilan untuk bergerak maju dengan tekad kuat, mendukung dan
mempromosikan HAM di setiap lapisan masyarakat. HAM bukanlah batasan, melainkan pilar
kekuatan untuk menciptakan dunia yang lebih manusiawi, tempat setiap individu dapat
berkembang tanpa rasa takut, tanpa diskriminasi, dan dengan keyakinan bahwa hak-haknya
diakui dan dihormati oleh semua. Dalam hak asasi manusia, kita menemukan pondasi yang
kokoh untuk merajut masa depan yang lebih baik bagi seluruh umat manusia.
Referensisi:
KOMNAS HAM REPUBLIK INDONESIA
https://www.komnasham.go.id/index.php/news/2020/7/13/1480/penegakan-ham-di-
indonesia-belum-mengalami-kemajuan.html
United Nations. (1948). Universal Declaration of Human Rights.
https://www.un.org/en/universal-declaration-human-rights/
Donnelly, J. (2003). Universal Human Rights in Theory and Practice. Cornell University
Press.Sen, A. (2009). The Idea of Justice. Harvard University Press.

Anda mungkin juga menyukai