Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI ERA REFORMASI

DISUSUN OLEH:

1. FITRI KURNIA (G041221043)


2. MUHAMMAD RADLI AZHARI ZULKARNAIM (G041221045)
3. ANDI FAUSIAH (G041221049)
4. MARYAMASYANA D.S. (G041221050)
5. NUR ARIFAH MAJID
6. APRILIANI (G041221052)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi Hak Asasi
Manusia.
C. Persoalan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia telah menjadi
tema utama dalam
D. perbincangan kehidupan bernegara dan bermasyarakat sejak Orde Baru.
Menurut Kamus
E. Besar Bahasa Indonesia, Hak Asasi Manusia adalah hak yang
dilindungi secara
F. internasional (yaitu deklarasi PBB Declaration of Human Rights), seperti
hak untuk hidup,
G. hak kemerdekaan, hak untuk memiliki, hak untuk mengeluarkan pendapat.
Dalam rangka
H. penegakan dan perlindungan HAM di Indonesia, pemerintah
Indonesia membentuk
I. sebuah lembaga mandiri untuk melindungi dan menegakkan hak asasi
manusia yaitu,
J. KOMNAS HAM yang memiliki dasar hukum Keputusan Presiden Nomor
50 Tahun 1993
K. Tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Secara tidak langsung,
ini merupakan
L. bentuk usaha dari negara untuk melindungi dan menegakkan HAM di
Indonesia
Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.
Persoalan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia telah menjadi tema utama
dalam perbincangan kehidupan bernegara dan bermasyarakat sejak Orde Baru.
Dalam rangka penegakan dan perlindungan HAM di Indonesia, pemerintah
Indonesia membentuk sebuah lembaga mandiri untuk melindungi dan
menegakkan hak asasi manusia yaitu, KOMNAS HAM yang memiliki dasar
hukum. Secara tidak langsung, ini merupakan bentuk usaha dari negara untuk
melindungi dan menegakkan HAM di Indonesia.
Hak asasi manusia meliputi hak untuk hidup, hak berkeluarga, hak
mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak – hak berkomunikasi,
hak keamanan dan perlindungan, hak kesejahteraan yang tidak boleh diabaikan
dan direnggut oleh orang lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian HAM dan Era Reformasi?
2. Bagaimana penegakan HAM pada Era Reformasi?
3. Bagaimana dampak HAM terhadap Era Reformasi?
4. Apa saja bentuk pelanggaran HAM di Era Reformasi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian HAM dan Era Reformasi
2. Untuk mengetahui penegakan HAM pada Era Reformasi
3. Untuk mengetahui bagaimana dampak HAM terhadap Era Reformasi
4. Untuk mengetahui apa saja bentuk pelanggaran HAM di Era Reformasi
D.
BAB II
PEMBAHASAN
Hak Asasi Manusia
3.1.1 Pengertian Hak Asasi Manusia
HAM atau yang biasa disebut dengan hak asasi manusia adalah hak yang
harus
dimiliki oleh manusia sejak lahir. HAM menyangkut semua aspek dalam
diri setiap
individu manusia. Opini ini yang yang kemudian menjadi konsumsi publik,
sehingga
banyak masyarakat Indonesia yamg melakukan sesuatu hal yang tidak wajar
di depan
umum dianggap sebagai suatu hak yang asasi. Tetapi pada kenyataannya, setiap
orang
diberi hak baik yang bersifat asasi maupun yang bersifat relatif. Banyak berbagai
macam
hak asasi contohnya adalah hak sipil, hak ekonomi, hak politik, dan hak social
budaya.
Di sisi lain, terdapat juga hak bersifat relatif yang berasal dari pengembangan hak
asasi.
Berbicara mengenai hak asasi manusia tidak terlepas dari peran aktif sebuah
negara.
Hak Asasi Manusia
3.1.1 Pengertian Hak Asasi Manusia
HAM atau yang biasa disebut dengan hak asasi manusia adalah hak yang
harus
dimiliki oleh manusia sejak lahir. HAM menyangkut semua aspek dalam
diri setiap
individu manusia. Opini ini yang yang kemudian menjadi konsumsi publik,
sehingga
banyak masyarakat Indonesia yamg melakukan sesuatu hal yang tidak wajar
di depan
umum dianggap sebagai suatu hak yang asasi. Tetapi pada kenyataannya, setiap
orang
diberi hak baik yang bersifat asasi maupun yang bersifat relatif. Banyak berbagai
macam
hak asasi contohnya adalah hak sipil, hak ekonomi, hak politik, dan hak social
budaya.
Di sisi lain, terdapat juga hak bersifat relatif yang berasal dari pengembangan hak
asasi.
Berbicara mengenai hak asasi manusia tidak terlepas dari peran aktif sebuah
negara.
A. Pengertian Hak Asasi Manusia
HAM atau yang biasa disebut dengan hak asasi manusia adalah hak yang
dimiliki oleh manusia sejak lahir. Opini ini yang yang kemudian menjadi
konsumsi publik, sehingga banyak masyarakat Indonesia yang melakukan sesuatu
hal yang tidak wajar di depan umum dianggap sebagai suatu hak yang asasi.
HAM meliputi hak untuk hidup, hak berkeluarga, hak mengembangkan diri, hak
keadilan, hak kemerdekaan, hak kemanan dan kesejahteraan, serta hak untuk
berkomunikasi. Berbicara mengenai hak asasi manusia tidak terlepas dari peran
aktif sebuah negara.
Menurut Abrar Saleng Indonesia sebagai negara hukum yang mengakui
supremasi hukum membawa konsekuensi sistem pemerintahan yang harus
menjunjung tinggi hak asasi manusia dan menjamin segenap warga negara yang
memiliki persamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, serta wajib
menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu, memegang teguh asas legalitas,
dalam semua aspek kehidupan kenegaraan yang meliputi aspek politik, sosial
budaya, ekonomi serta pertahanan dan keamanan.
Menurut John Locke, HAM atau Hak Asasi Manusia hak yang dibawa sejak
lahir dengan artian bahwa HAM merupakan hak pemberian dari Tuhan kepada
manusia yang berarti bukan pemberian manusia atau lembaga dan melekat pada
diri kita serta tidak bisa diganggu gugat.
Menurut C De Rover yaitu HAM dimiliki oleh semua manusia dan
merupakan hak hukum. Hak-hak tersebut bersifat universal dan dimiliki semua
kalangan jenis manusia, dimulai dari kalangan bawah, menengah, dan atas berhak
mendapatkannya.
Era reformasi adalah suatu perubahan yang terjadi secara drastis dimana
tujuannya adalah untuk perbaikan di bidang sosial, politik, agama, dan ekonomi
dalam suatu masyarakat. Era reformasi di Indonesia dimulai pada tahun 1998
setelah jatuhnya rezim Orde Baru. Sejak saat itu, hak asasi manusia (HAM)
menjadi salah satu isu penting dalam agenda reformasi. Ada beberapa hal yang
melatarbelakangi lahirnya gerakan Reformasi, yaitu:

1) Krisis moneter
Pada masa itu krisis moneter terjadi di wilayah negara-negara Asia
Tenggara yang dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia. Indonesia
juga mengalami pelemahan nilai mata uang Rupiah yang sangat drastis,
utang-utang negara dan swasta, serta peyimpangan yang terjadi pada
sistem ekonomi dimana para konglomerat menguasai bidang-bidang
ekonomi dengan cara monopoli, oligopoli, korupsi, dan kolusi.
2) Krisis hukum
Di zaman Orde Baru juga banyak sekali terjadi penyimpangan hukum.
Beberapa diantaranya yaitu hukum dijadikan suatu alat pembenaran atas
kebijakan dan tindakan pemerintah, banyak terjadi rekayasa pada suatu
proses peradilan bila menyangkut penguasa, keluarga, dan kerabatnya.
Serta kehakiman berada di bawah kekuasaan eksekutif sehingga
cenderung dapat melayani kehendak penguasa.
3) Krisis politik
Terjadinya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang merajalela dan
masyarakat tidak memiliki kebebasan untuk mengontrolnya. Selain itu,
penyelenggaraan negara pada masa Orde Baru ini berjalan secara tidak
transparan, dimana banyak terjadi pembredelan terhadap media massa
yang berseberangan dengan pemerintah sehingga aspirasi rakyat tidak
tersalurkan.
4) Krisis sosial
Kesenjangan sosial ekonomi yang terjadi di Indonesia ini menyebabkan
kecemburuan, sehingga menimbulkan kerusuhan dan penjarahan.
5) Krisis kepercayaan masyarakat kepada pemerintah
Puncaknya, sebagian besar masyarakat yang ada di Indonesia sudah tidak
percaya lagi pada pemerintahan Orde Baru. Hal ini kemudian dapat
menimbulkan banyak demonstrasi dan kerusuhan yang meminta agar
pemerintah Orde Baru turun. Tragedi Trisakti pada tanggal 12 Mei 1998
menyebabkan kerusuhan dan penjarahan sampai akhirnya Presiden
Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden.

B. Penegakan HAM di masa reformasi


Hal –hal mendasar dalam reformasi penegakan HAM di Indonesia:
a) Subjek hukum
Dalam hal ini subjek hukum adalah segala sesuatu yang mampu
mendukung hak dan kewajiban. Orang sebagai subjek hukum ada
kemungkinan terlalu berlebihan menggunakan haknya sehingga melanggar
hak orang lain. Disamping itu ada kemungkinan juga tidak melakukan
kewajiban yang seharusnya dilakukan sehingga mengakibatkan haknya
terpangkaskan.
b) Aparat penegak hukum
Dalam praktek penegakan hukum seringkali yang melakukan pelanggaran
terhadap hukum itu adalah pihak yang mengerti hukum. Setiap aparat
penegak hukum hendaknya memahami dan mengerti tugas dan fungsinya
masing-masing. Jika hukum itu ingin diterapkan secara baik, maka untuk
kedepannya harus dibentuk aparat penegak hukum yang berkarakter.
Berkarakter dari segi ucapan, pikiran dan perbuatan sehinggga memberikan
angin segar dan perubahan hukum Indonesia yang lebih baik.
Pada Era reformasi, gerakan masyarakat sipil yang menekankan
pentingnya pencegahan Hak Asasi Manusia dengan melakukan proses
demokratisasi melalui rencana aksi nasional Hak Asasi Manusia. Gelapnya
masa lalu bangsa Indonesia pada era orde baru dan orde lama membuat
masyarakat sadar untuk mendorong perlindungan dan pemajuan HAM agar
menjadi lebih baik.
Tujuan yang diinginkan adalah solusi-solusi pelanggaran HAM pada masa
lalu dan untuk mencegah terulangnya kembali pelanggaran Hak Asasi Manusia.
Kasus-kasus pelanggaran HAM yang pernah terjadi disuarakan agar dapat
terselesaikan dengan segera. Contohnya yaitu, kasus pembunuhan misterius dan
kasus Trisakti dan untuk menyelesaikan kasus-kasus tersebut dibentuk
pengadilan HAM dan HAM ad hoc melalui UU No.26 Tahun 2000 tentang
pengadilan HAM serta UU No.27 Tahun 2004 tentang komisi kebenaran dan
rekonsiliasi. Pada UU No.39 tahun 1999 tentang HAM. Hasil perubahan
tersebut menambahkan banyak jaminan perlindungan HAM secara lebih
mendetail.

C. Dampak HAM terhadap Era Reformasi


Penegakan HAM menjadi salah satu agenda utama di era reformasi.
Gerakan masyarakat sipil yang mengusung pentingnya penegakan HAM
berdampingan dengan proses demokratisasi telah mampu diwujudkan dalam
berbagai produk hukum dan konsep kebijakan pemerintah melalui Rencana
Aksi Nasional Hak Asasi Manusia. Cita-cita yang diinginkan adalah
penyelesaian berbagai pelanggaran HAM masa lalu, mencegah terjadinya
pengulangan pelanggaran HAM, serta memenuhi dan memajukan HAM
sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi.
Gelapnya masa lalu bangsa Indonesia di masa Orde Baru maupun Orde
Lama telah memicu kesadaran masyarakat sipil untuk menuntut dan mendorong
upaya perlindungan, penghormatan, pemenuhan, dan pemajuan HAM yang
lebih baik. Kesadaran tersebut bersamasama dengan gerakan demokrasi telah
berhasil meruntuhkan kekuasaan rejim Orde Baru dan melahirkan baru, yaitu
era reformasi. Salah satu tuntutan masyarakat yang menjadi agenda penting
reformasi adalah penghormatan dan penegakan HAM.
HAM memiliki dampak positif dan negatif terhadap era reformasi antara lain:
Dampak positif HAM terhadap era reformasi:
1. Meningkatkan kesadaran akan hak asasi manusia
Selama era reformasi, kesadaran akan hak asasi manusia meningkat pesat
di Indonesia. Hal ini tercermin dalam tumbuhnya lembaga-lembaga dan
organisasi-organisasi yang bergerak di bidang HAM.
2. Mendorong pemenuhan hak-hak asasi manusia
Perjuangan untuk memperjuangkan hak-hak asasi manusia menghasilkan
perubahan dalam kebijakan pemerintah, seperti pembebasan tahanan
politik dan penegakan hukum yang lebih adil.
3. Meningkatkan partisipasi masyarakat
Era reformasi memungkinkan masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam
pengambilan keputusan dan memengaruhi kebijakan pemerintah.

Dampak negatif HAM terhadap era reformasi:


1. Tumbuhnya kekerasan dan konflik
Era reformasi menyebabkan munculnya konflik politik dan kekerasan
yang berdampak pada pelanggaran HAM.
2. Kurangnya penegakan hukum
Meskipun ada upaya untuk memperkuat sistem peradilan, tetapi
penegakan hukum yang adil dan transparan masih belum optimal.
3. Terganggunya stabilitas nasional
Terdapat berbagai kebijakan dan tindakan yang diambil oleh pemerintah
yang kontroversial dan konteksnya sering kali berpotensi memicu
terganggunya stabilitas nasional.
Awal era reformasi telah dilakukan langkah signifikan dalam
mendukung HAM di Indonesia. Contohnya adalah pembentukan Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) tahun 1993, dan memiliki tugas
untuk mempromosikan dan melindungi HAM di Indonesia.
Pelanggaran HAM terjadi secara kasat mata dan tidak pernah diselesaikan
secara hukum karena perangkat hukum itu sendiri tidak mencukupi untuk
mencegah dan menindak pelanggaran HAM. Bahkan, pada tingkat konstitusi
pun terlalu besar memberikan kekuasaan pada negara tanpa adanya ketentuan
jaminan perlindungan HAM yang menjadi kewajiban negara. Oleh karena itu
salah satu latar belakang dilakukannya Perubahan UUD 1945 adalah karena
UUD 1945 sebelum diubah tidak memiliki ketentuan yang cukup untuk
terwujudnya masyarakat yang demokratis dan penghormatan HAM. Masuknya
rumusan HAM dalam UUD 1945 terwujud dalam Perubahan Kedua UUD 1945
pada tahun 1999. Hasil perubahan tersebut menambahkan banyak ketentuan
jaminan perlindungan HAM secara lebih mendetail.

D. Bentuk pelanggaran HAM di Era Reformasi


Sebagian besar kasus pelanggaran terhadap hak asasi manusia merupakan
kasus yang pelik karena biasanya menyangkut banyak orang dan melibatkan
kepentingan politik tertentu. Meski demikian, banyak upaya yang telah
dilakukan oleh berbagai pihak yang peduli dan memiliki tanggung jawab
terhadap pentingnya perlindungan hak asasi manusia di Indonesia.
Pemerintah, lembaga peradilan, lembaga swadaya masyarakat, lembaga
pendidikan dan para pendidik, media massa, serta masyarakat luas memiliki
peran penting dalam upaya penegakan dan perlindungan terhadap HAM.
Melalui peran merekalah berbagai kasus pelanggaran HAM dapat
diungkapkan dan disidangkan di pengadilan HAM. Beberapa kasus
pelanggaran HAM di era reformasi:
a) Tragedi Trisakti 1998
Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada tanggal 12 Mei
1998, terhadap mahasiswa pada saat demonstrasi menuntut Soeharto turun
dari jabatannya. Kejadian ini menewaskan empat mahasiswa Universitas
Trisakti di Jakarta, Indonesia serta puluhan lainnya luka. Ekonomi Indonesia
mulai goyah pada awal 1998, yang terpengaruh oleh krisis finansial Asia
sepanjang 1997-1999. Mahasiswa pun melakukan aksi demonstrasi besar-
besaran ke gedung DPR/ MPR, termasuk mahasiswa Universitas Trisakti.
Mereka melakukan aksi damai dari kampus Trisakti menuju Gedung
Nusantara pada pukul 12.30. Namun aksi mereka dihambat oleh blokade
dari Polri dan militer datang kemudian. Beberapa mahasiswa mencoba
bernegosiasi dengan pihak Polri. Akhirnya, pada pukul 5.15 sore hari, para
mahasiswa bergerak mundur, diikuti bergerak majunya aparat keamanan.
Aparat keamanan pun mulai menembakkan peluru ke arah mahasiswa. Para
mahasiswa panik dan bercerai berai, sebagian besar berlindung di
universitas Trisakti. Namun aparat keamanan terus melakukan penembakan.
Korban pun berjatuhan, dan dilarikan ke Rumah Sakit,
b) Tragedi Simangi I 1998 dan Simangi II 1999
Tragedi Semanggi menunjuk kepada dua kejadian protes masyarakat
terhadap pelaksanaan dan agenda Sidang Istimewa yang mengakibatkan
tewasnya warga sipil. Kejadian pertama dikenal dengan Tragedi Semanggi I
terjadi pada 11-13 November 1998, masa pemerintah transisi Indonesia,
yang menyebabkan tewasnya 17 warga sipil. Kejadian kedua dikenal dengan
Tragedi Semanggi II terjadi pada 24 September 1999 yang menyebabkan
tewasnya seorang mahasiswa dan sebelas orang lainnya di seluruh Jakarta
serta menyebabkan 217 korban luka-luka.
c) Peristiwa Bangaqiyah 1999
Peristiwa Bangaqiyah adalah salah satu tragedi kemanusian di Aceh yang
menjadi sangat penting karena terjadi di saat pemerintah berjanji untuk
menyelesaikan masalah pelanggaran HAM dan menghentikan kekerasan
terhadap rakyat sipil Aceh.
d) Penculikan Dan Penghilangan Paksa Aktivis 1997-1998
Peristiwa Penculikan dan Penghilangan Orang Secara Paksa periode 1997-
1998, terjadi pada masa pemilihan Presiden Republik Indonesia [Pilpres],
untuk periode 1998-2003. Pada masa itu, terdapat dua agenda politik besar;
pertama, Pemilihan Umum (Pemilu) 1997. Kedua, Sidang Umum (SU)
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada bulan Maret 1998, untuk
memilih Presiden dan Wakil Presiden RI, yang pada saat kasus ini terjadi,
presiden RI masih dijabat oleh Soeharto. Kasus penculikan dan
Penghilangan Orang Secara Paksa, menimpa para aktivis, pemuda dan
mahasiswa yang ingin menegakkan keadilan dan demokrasi di masa
pemerintahan Orde Baru. Mereka yang kritis dalam menyikapi kebijakan
pemerintah dianggap sebagai kelompok yang membahayakan dan
merongrong kewibawaan negara. Gagasan-gagasan dan pemikiran mereka
dipandang sebagai ancaman yang dapat menghambat jalannya roda
pemerintahan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hak Asasi Manusia merupakan hak kodrat yang harus dimiliki oleh setiap
manusia, apabila seseorang di cabut salah satu hak kodratnya maka tidak dapat
hidup secara normal. Hak kodrat ini bukan merupakan pemberian dari sebuah
negara, akan tetapi sudah ada sejak kita terlahir sebagai manusia. Penegakan
HAM di Indonesia tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah tetapi juga
tanggungjawab semua umat manusia. Di era reformasi juga muncul kesadaran
bahwa praktik pelanggaran HAM yang telah banyak terjadi tidak semata-mata
karena faktor aktor penguasa yang melakukan pelanggaran HAM atau
membiarkan terjadinya pelanggaran HAM. Pelanggaran HAM terjadi secara
kasat mata dan tidak pernah diselesaikan secara hukum karena perangkat
hukum itu sendiri tidak mencukupi untuk mencegah dan menindak
pelanggaran HAM.

B. Saran
1) Pemerintah seharusnya lebih peduli akan kasus-kasus pelanggaran
HAM, tidak hanya terpaku pada kepentingan pribadi dan kelompoknya
saja tetapi juga harus memikirkan nasib seluruh masyarakat Indonesia,
terutama masyarakat menengah kebawah.
2) Rakyat Indonesia harus menghargai hak asasi antara satu orang dengan
orang lain agar terciptanya Indonesia yang damai dan tentram.
DAFTAR PUSTAKA
Gamal Thabroni. (2021). Masa Reformasi: Perkembangan Politik, Ekonomi &
Sosial. serupa.id, -.
HAM, K. (2020). Penegakan HAM di Indonesia belum Mengalami Kemajuan.
komnas ham.go.id, -.
Pak Dosen. (2023). Reformasi Adalah. pak dosen.co.id, -.
Safa'at, M. A. (2014). HAM di Era Reformasi. safaat.lecture.ub.ac.id, -.
Sayuti, A. (2021). Reformasi Penegakan HAM di Indonesia. unja.co.id, -.

Anda mungkin juga menyukai