Anda di halaman 1dari 12

PENEGAKAN HUKUM DAN HAM DI INDONESIA

NAMA : NURHAPIZAH
NIM : 858048643
KELAS : A
MATA KULIAH : PKN

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI PGSD
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………. i

A. PENDAHULUAN………………………………………………………………...... 1

B. PENGERTIAN HUKUM………………………………………………………….. 2

C. PENGERTIAN HAM……………………………………………………………… 2

D. PENEGAKAN HUKUM DAN HAM DI INDONESIA………………………….. 4

E. PENUTUP…………………………………………………………………………... 8

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….... 9

i
PENEGAKAN HUKUM DAN HAM DI INDONESIA
A. PENDAHULUAN
Berbicara tentang hukum banyak para ahli berbeda pandangan mengenai hal ini. Bahkan
para ahli dari berbagai disiplin ilmu lain banyak memberikan komentar sehingga
menyebabkan pemaknaan hukum semakin kabur. Hal itu disebabkan oleh latar belakang
budaya, pandangan hidup dan pengalaman para ahli yang bersangkutan. Sebagian para ahli
keberatan memberi pengertian terhadap hukum tetapi sebagian ahli lainnya justru sebaliknya
melontarkan pemahaman yang variatif terhadap istilah hukum.Sebagai suatu norma hukum
mengatur perilaku masyarakat yang mengalami perkembangan pesat sehingga antara hukum
dan masyarakat tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Hukum merupakan fenomena sosial dalam ari bahwa hampir semua bidang kehidupan
manusia telah dinormakan. Dari persfektif pengembangan masyarakat dan negara maka
realitas masukannya hukum ke wilayahn kehidupan manusia semakin meningkat bersamaan
dengan meningkatnya peran negara.

Meluasnya intervensi hukum ke dalam aspek kehidupan masyarakat tersebut berdampak


terhadap makin intensifnya keterkaitan hukum dan masyarakat. Hal mana mendorong kajian
hukum tidak dapat mengabaikan relasi antara tertib hukum di suatu sisi dan kaidah sosial
pada sisi yang lain. Realitas ini menimbulkan pertanyaan sejauh mana tertib hukum ini akan
efektif mempengaruhi perilaku masyarakat dalam bertindak. Apakah tertib hukum dimaksud
akan mengendalikan ataukah mengubah perilaku masyarakat ataukah justru terjadi perilaku
masyarakat yang menyimpang dari tertib hukum. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan
itu terkait erat dengan tegaknya sistem hukum yang berlaku.

HAM (hak asasi manusia) adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak lahir. Hal ini
berarti manusia diciptakan Allah swt yang dilengkapi dan dianugrahi seperangkat hak kodrat
yang bersifat sangat asasi karena tidak boleh diabaikan dan dimarjinakan oleh siapapun.

HAM dibutuhkan manusia untuk melindungi diri dan martabat kemanusiaan,yang


digunakan sebagai landasan dalam pergaulan antarsesama manusia. Semua manusia yang
menyadari dirinya sebagai manusia seutuhnya demi eksistensi dan pengakuan HAM yang
dimilikinya. Dalam mengaplikasikan HAM,manusia harus menghargai HAM orang lain. Ini

1
berarti dalam bergaul setiap manusia menyadari manusia seutuhnya memiliki kewajiban
untuk memenuhi dan menghormati HAM orang lain demi terlaksananya dan tegaknya HAM
tersebut.

Kesadaran akan HAM dimiliki oleh setiap manusia demi menjaga harkat dan martabat
kemanusiaan. Hal ini dikarenakan hak hak kemanusiaan telah ada sejak manusia tersebut
dilahirkan dan merupakan hak kodrati yang melekat pada diri manusia. Sejarah mencatat
telah terjadi peristiwa besar di dunia sebagai usaha untuk memperjuangkan dan menegakan
HAM,baik melalui sistem pemikiran filosofikal maupun secara langsung melalui perjuangan
fisik rakyat.

B. PENGERTIAN HUKUM
Menurut KBBI, hukum merupakan peraturan atau adat yang secara resmi dianggap
mengikat dan dilakukan oleh penguasa atau pemerintah, undang-undang, peraturan dan
sebagainya untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat, keputusan (pertimbangan) yang
ditetapkan oleh hakim ( dalam pengadilan).

Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa bertujuan untuk :

 Mengatur pergaulan hidup manusia secara damai ( L.J Van Apeldroon)


 Mencapai keadilan, yaitu adanya unsur daya guna dan kemanfaatan (Geny)
 Mengabdi tujuan negara yang intinya mendatangkan kemakmuran dan
kebahagiaan rakyatnya (Prof. Subekti)
Hukum mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
 Adanya perintah/larangan.
 Perintah/larangan itu bersifat memaksa / mengikut semua orang.
Hukum mengandung beberapa unsur sebagai berikut :
 Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat.
 Peraturan itu dibentuk oleh badan –badan resmi yang berwajib/bewenang.
 Peraturan itu bersifat memaksa
 Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas dan nyata.
C. PENGERTIAN HAM

2
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang melekat yang dimiliki oleh manusia sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Kesadaran akan hak asasi manusia didasarkan pada
pengakuan bahwa setiap manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki derajat dan martabat
yang sama,maka manusia memiliki hak dasar yang disebut hak asasi manusia. Hak asasi
manusia adalah hak yang dimiliki manusia sejak lahir,yang bersifat universal karena dimiliki
tanpa adanya perbedaan kelamin,ras,budaya,suku dan agama.
HAM memiliki ciri khusus yang tidak terdapat pada hak lainnya yaitu:
1. HAM tidak diberikan kepada seseorang,melainkan merupakan hak semua orang,baik
hak politik,hak ekonomi,hak sosial dan budaya
2. HAM tidak dapat dicabut,dihilangkan atau diserahkan
3. HAM bersifat hakiki yaitu sudah ada sejak lahir
4. HAM bersifat universal sehingga berlaku untuk semua manusia.

Bila dikaji secara mendalam,dalam Universal Declaration of Human Right terdapat tiga
kelompok hak yaitu :

1. Menyangkut hak hak politik dan yuridis


2. Menyangkut hak atas martabat dan intergritas manusia
3. Menyangkut hak hak sosial,ekonomi dan budaya

Berdasarkan jenisnya, HAM dibedakan menjadi enam yaitu :

 Hak asasi pribadi yaitu hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan pribadi
seorang individu. Contohnya : kebebasan untuk bepergian,bergerak,berpindah
keberbagai tempat,kebebasan dalam menyampaikan pendapat,kebebasan dalam
berkumpul dan berorganisasi dan lain sebagainya yang bersifat pribadi.
 Hak asasi politik yaitu hak yang berkaitan dengan kehidupan poitik seseorang.
Contohnya : hak untuk dipilih dan memilih dalam satu pemilihan,hak dalam
keikutsertaan dalam kegiatan pemerintah,hak dalam pembentukan partai politik
dan organisasi politik dan lain sebagainya yang bersifat politik.
 Hak asasi hukum adalah hak untuk mendapatkan kedudukan yang sama dalam
hukum dan pemerintahan. Contohnya : hak untuk mendapatkan perlakuan yang

3
sama dalam hukum dan pemerintah,hak seseorang untuk menjadi pegawai negeri
sipil,hak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanan hukum.
 Hak asasi ekonomi adalah masing masing individu terkait dengan kegiatan
perekonomian. Contohnya : kebebasan dalam kegiatan jual beli,kebebasan dalam
perjanjian kontrak,kebabasan dalam penyelenggaraan sewa menyewa dan hutang
piutang dan lain sebagainya yang bersifat ekonomi.
 Hak asasi peradilan adalah hak untuk mendapat perlakuan sama dalam tata cara
pengadilan. Beberapa contoh hak-hak asasi peradilan di antaranya : hak untuk
mendapatkan pembelaan hukum di pengadilan, hak untuk mendapatkan
persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan, dan
penyelidikan di muka hukum.
 Hak asasi sosial budaya merupakan hak individu terkait dengan kehidupan
bermasyarakat. Contohnya, hak untuk menentukan, memilih, dan mendapat
pendidikan, hak untuk mendapatkan pengajaran, hak untuk mengembangkan
budaya yang sesuai dengan bakat dan minat.
D. PENEGAKAN HUKUM DAN HAM DI INDONESIA
Perjuangan HAM diawali pada abad 17 oleh John Lock yang mengemukakan gagasan
tentang hak asasi manusia. Dari gagasan ini, muncul berbagai revolusi yang ada di Inggris,
Amerika Serikat, dan Perancis pada abad 17 hingga abad 18. Revolusi Inggris
menghasilkan Magna Carta pada tanggal 15 Juni 1215 dan Magna Carta dianggap sebagai
tonggak perjuangan hak asasi manusia. Revolusi Amerika menghasilkan Declaration of
Independence tahun 1776 dan revolusi Perancis menghasilkan LaDclaration des droits de
l'Homme et du citoyen atau Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara. Perjuangan
untuk menegakkan HAM di Indonesia telah dilakukan sejak sidang BPUPKI hingga
sekarang.
Pemerintah Indonesia telah berupaya menegakkan HAM dengan membuat undang
undang, membentuk Komisi Nasional, membentuk pengadilan HAM, memasukkan dalam
kurikulum pelajaran, dan sebagainya. Hukum tentang HAM ini dibuat karena banyaknya
kasus pelanggaran HAM pada tahun 1965 hingga 1998. Kasus kasus tersebut antara lain
penembakan misterius (petrus), penculikan aktivis, sampai kerusuhan Mei 1998.  Namun
pada prakteknya setelah hukum tentang HAM dibuat, pelanggaran HAM masih terjadi

4
hingga saat ini. Kasus pelanggaran HAM terbesar setelah adanya hukum yang berlaku
adalah Munir. Munir adalah aktivis HAM Indonesia keturunan Arab Indonesia yang
meninggal di pesawat dalam penerbangan menuju Amsterdam. Kabar meninggalnya Munir
menggemparkan seluruh Indonesia. Lalu apakah HAM sudah ditegakkan seiring
perkembangan zaman? Tahun 2020 ini masih banyak kasus pelanggaran HAM yang
terjadi. Kasus pelanggaran HAM ini masih menjadi PR bagi Presiden Joko Widodo dan
Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Tidak ada yang menjamin bahwa semakin maju perkembangan zaman maka semakin
sedikit pelanggaran HAM yang terjadi. Nyatanya di Indonesia banyak orang orang yang
terkadang berbuat kasar kepada sesama manusia. Hal ini mengindikasikan jika pemahaman
HAM di Indonesia belum sepenuhnya merata dan dimengerti oleh masyarakat
luas. Pemerintah harus dengan sigap memberantas kasus pelanggaran HAM.Selain
memberantas, pemerintah juga bisa memberikan pengertian tentang pelanggaran HAM
yang tidak boleh dilakukan oleh siapapun. Sejatinya manusia memiliki hak yang harus
saling dihormati antar manusia yang lain. Dengan begitu Indonesia akan lebih damai
karena tidak adanya lagi kasus pelanggaran HAM. 
Dunia sangat mengapresiasi dengan baik terhadap negara kita dalam konteks
usaha menjunjung tinggi HAM (Hak Asasi Manusia). Mulai dari Pemerintah yang
aktif mengirimkan pasukan perdamaian dibawah misi PBB dan produktif
meratifikasi instrumen penting dari hukum HAM internasional.  
Namun ironisnya, pemerintah kurang menunjukkan keseriusan dalam konteks
penanganan HAM di tingkat nasional. Sudah hampir dua dasawarsa sejak berlakunya
UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, yang menjadi dasar hukum
mengenai tata cara pelaksanaan acara pidana HAM.
Sejak diundangkannya UU Pengadilan HAM, terdapat 15 kasus pelanggaran
HAM yang berat telah ditangani oleh Komnas Ham selaku penyelidik dan Jaksa
Agung selaku penyidik sekaligus penuntut umum. Namun hanya tiga perkara yang
naik sampai pada tahap penuntutan antara lain kasus Timor Timur tahun 1999, kasus
Tanjung Priok 1984 dan peristiwa Abepura tahun 2000. 
Sementara sisanya sebanyak 12 perkara belum selesai, dengan rincian sebelum
terbitnya UU Pengadilan HAM terdapat 8 perkara, salah satunya Kasus Penembakan

5
Misterius (Petrus) pada tahun 1982 sampai 1985. Sementara 4 perkara terjadi
sesudah terbitnya UU Pengadilan HAM, salah satunya yang paling terkenal adalah
peristiwa Paniai di Papua pada tahun 2014.
Dua belas perkara yang belum selesai tersebut masih dalam tahap Penyelidikan
oleh Komnas HAM. Sebenarnya perkembangan hasil penyelidikan sudah di berikan
Komnas HAM kepada Jaksa Agung selaku Penyidik, namun setelah dipelajari dan
diteliti, masih dinyatakan belum lengkap dan tidak memenuhi syarat formil maupun
materiil. Sehingga dilakukan pengembalian berkas hasil penyelidikan ke Komnas
HAM, dengan petunjuk untuk dilengkapi.
Rendahnya kuantitas maupun kualitas penanganan perkara pelanggaran HAM
yang berat, menunjukkan adanya beberapa kekurangan dalam pelaksanaan regulasi
yang mengatur para pihak yang terkait dan harus segera dilakukan perbaikan.
Dengan meratifikasi perjanjian PBB tentang Hak Asasi Manusia (HAM)
melalui Undang-undang nomor 39 tahun 1999 tentang HAM, membuktikan
keseriusan pemerintah Indonesia dengan HAM. Implementasinya diharapkan juga
keseriusan pemerintah melalui penegakan hukum yang berlaku, tanpa memandang
tingkat sosial, ras, agama dan lainnya.
Pelanggaran bisa saja dilakukan oleh pemerintah ataupun masyarakat, baik kelompok
maupun secara perorangan. Pada kasus pelanggaran HAM dapat dikategorikan dalam dua
jenis, yaitu;
I.kasus pelanggaran HAM berat,meliputi:1)Pembunuhan masal(genisida); 2)
Pembunuhan sewenang wenang atau di luar putusan pengadilan; 3) Penyiksaan; 4)
Penghilangan orang secara paksa; 5) Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara
sistematis.
II. kasus pelanggaranHAM biasa, meliputi : 1) Pemukulan; 2) Penganiayaan; 3)
Pencemaran nama baik; 4)menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya; 5)
Menghilangkan nyawa orang lain.
Sikap akomodatif pemerintah terhadap tuntutan penegakan HAM, adalah dengan
dibentuknya KOMNAS HAM berdasarkan Kepres Nomor 50 tahun 1993 pada tanggal 7
Juni 1993.KOMNAS HAM menyandang tugas:

6
1) memantau & menyelidiki pelaksanaan HAM dan memberi saran serta pendapat
kepada pemerintah perihal HAM
2) membantu pengembangan kondisi-kondisi yang kodusif bagi pelaksanaan HAM
sesuai pancasila dan UUD 1945 (termasuk hasil amandemen UUD NKRI 1945), Piagam
PBB, Deklarasi Universal HAM dan deklarasi atau perundang-undangan lainnya yang
terkait dengan penegakan HAM. KOMNAS HAM berbeda dengan komisi-komisi lembaga
Negara independen lainnya, seperti Komisi Pemilihan Umum,Komisi Penyiaran
Indonesia,Komisi Perlindungan Anak Indonesia,dan lain-lain. Komisi-komisi tersebut lahir
setelah adanya Undang-undang terkait, sementara KOMNAS HAM sudah ada sebelum
UU 39 tahun 1999 tentang HAM.
Perspektif HAM di tengah masyarakat, masih jauh dari yang diharapkan. Produk
hukum dinilai memiliki banyak celah yang berdampak penegakan hukum tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Peningkatan komitmen pemerintah Indonesia dalam mewujudkan
penegakan HAM kedepannya,diharapkan lebih serius lagi. Prioritas pembangunan
Nasional tahun 2000-2004 (Propenas) dengan pembentukan kelembagaan yang berkaitan
dengan HAM perlu mendapat perhatian. Dalam hal kelembagaan yang telah dibentuk
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dengan kepres nomor 50 tahun 1993, serta
pembentukan Komisi Anti Kekerasan terhadap perempuan, jangan hanya sekedar untuk
merealisasikan, bahwa Indonesia juga telah membentuk komisi komisi lembaga Negara
independen untuk HAM. Semua komisi yang telah dibentuk, perlu dukungan anggaran
melalui usulan pemerintah pada APBD untuk daerah tingkat propinsi dan atau APBN untuk
tingkat pusat/nasional. Bagaimanapun juga, dalam semua bentuk kegiatan untuk
penegakan hukum membutuhkan dana untuk kelancarannya.
Di Indonesia pada umumnya,undang-undang terkait,khususnya HAM,akan direvisi
atau diganti sesuai kebutuhan. Tidak ada salahnya pemerintah tetap meningkat sosialisasi
terhadap peran serta masyarakat dalam penegakan HAM,seperti yang telah diatur dalam
UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM tersebut,bahwa pihak yang berhak berpatisipasi
dalam penegakan HAM adalah:
a. individu
b. kelompok
c. organisasi politik,

7
d. organisasi masyarakat,
e. LSM atau NGO (Non Government Organazation)
f. Perguruan Tinggi
g. Lembaga Studi
h. Lembaga Kemasyarakatan lainnya.
Artinya,belum semua elemen yang tercantum dalam butiran tersebut mendapatkan
tempat yang layak,baik dari pemerintah,maupun dari masyarakat sendiri dalam
dukungan moral dan eksistensinya.Beberapa LSM yang intens dengan HAM dianggap
penghambat program pemerintah,sehingga terjadi pembunuhan karakter pada lembaga
tersebut,dan bahkan juga dapat terjadi penghilangan nyawa seseorang anggota LSM
peduli HAM,seperti yang dialami Moenir LSM KONTRA.Negara seakan mengabaikan
kasus ini.Pembiaran menjadi misteri yang tak terpecahkan selama bertahun-bertahun.Ini
jelas sebuah anomali dan paradoks jika dikomparasikan dengan tujuan pembentukan dan
kewajiban negara terhadap HAM.Moenir,LSM Kontar,hanyalah satu dari ribuan potret
tokoh LSM di Indonesia yang seringkali harus dihadapkan dengan berbagai persoalan
pelik yang mendasar,persoalan kesejahteraan, kekerasan,eksploitasi dan diskriminasi
seolah terus menjadi pekerjaan rumah yang menumpuk bagi pemerintah untuk
diselesaikan. Menguak kasus Moenir,berarti harus mengurai banyak benang
kusut,benang kusut yang mungkin hanya dapat terurai dari tangan mereka yang benar
benar peduli untuk dalam penuntasan penegakan hukum.
E. PENUTUP
Sebagai makhluk sosial,selayaknya mampu mempertahankan dan memperjuangkan
hak diri sendiri.Selain itu,harus bisa menghormati dan menjaga hak orang lain.
Pemerintah sudah saatnya membuka mata lebar lebar akan kasus kasus pelanggaran
HAM di Indonesia,atau warga Negara Indonesia di luar negeri.Akan lebih
terpandang,jika pemerintah berani membuka ulang kasus Moenir dan lainnya,seperti
Marsinah,kasus Tanjung Priuk,kasus Papua dan lain-lainnya,demi demokrasi dan
HAM,karena keadilan terhadap HAM,merupakan keadilan yang tertinggi. Agar
penegakan hukum dan HAM di Indonesia bisa dikatakan sudah berjalan baik dan normal.
Demi terciptanya negara hukum yang tidak pernah timpang dalam penegakannya.
Sedangkan untuk masyarakat dan untuk para tokoh tokoh akan bersikap lebih hati hati

8
dalam bertindak karena semua apa yang ia lakukan yang bersifat merugikan akan
mendapatkan hukuman yang setimpal.

9
DAFTAR PUSTAKA
Jasin,Johan.2019.Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia di Era Otonomi Daerah.Cv Budi
Utama : Yogyakarta.
Gunakaya,Widiada.2017. Hukum Hak Asasi Manusia. ANDI : Yogyakarta
Sadi,Muhammad.2015. Pengantar Ilmu Hukum. Kencana : Jakarta.
Listiarti,Retno.2008.Pendidikan Kewarganegaraan SMA Kelas X. Erlangga : Jakarta
Martiyono,dkk.2007.Pendidikan Kewarganegaraan SMP kelas VIII. Yudistira : Jakarta
Rohani,Edi.2019.Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Gema Media : Jawa Tengah
Abbas,Hafid.2005.Hak Asasi Manusia Dalam Konstitusi Indonesia. Kencana : Jakarta

10

Anda mungkin juga menyukai