Anda di halaman 1dari 8

NAMA : ANDHIKA AGENG PANGGESTU

SEMESTER : 1

NIM :857863117
PENDAHULUAN

Persoalan hak asasi manusia adalah salah satu persoalan yang penting dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Begitupun halnya dengan Indonesia. Sebagai warga negara
Indonesia, sudah sepantasnya berbagai pengetahuan tentang hak dan kewajiban ini
diketahui oleh setiap warga negara Indonesia. Pada artikel ini akan dipelajari tentang
berbagai macam hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban warga negara tersebut.
Artikel ini terduru atas dua kegiatan belajar. Kegiatan bejajar 1 berisi pembahasan tentang
pengdertian hak dan kewajiban warga negara serta landasan filosofis pentingnya hak dan
kewajiban bagi warga negara. Kegiatan belajar 2 berisi pembahasan tentang macam macam
hak dan kewajiban warga negara serta harmoni antara hak dan kewajiban.
Setelah mempelajari artikel ini, mahasiswa diharapkan memiliki
kemampuan menjelaskan sebagai berikut.
1. Pengertian hak dan kewajiban
2. Landasan filosofis pentingnya hak dan kewajiban
3. Macam macam hak dan kewajiban warga negara
4. Keterkaitan atau hubungan antara hak dan kewajiban

LANDASAN FILOSOFIS TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN WARGA


NEGARA
Perkuliahan Pendidikan kewarga negaraan adalaperkuliahan yang ditunjukan untuk
memberikan pengetahuan kepada setiap warga nehgara tenteng pentingnya memiliki
kesadaran tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara. Persoalan hak dan kewajiban
ini menjadi persoalan yang penting dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbansa, dan
bernegara, setidaknya karena tiga alasan. Pertama, negara pada hakikatnya adalah institusi
yang terdiri atas manusia manusia yang masing masing memiliki hak asasi semenjak
dilahirkan. Kedua, Indonesia adalah negara yang menganut paham demokrasi yang
memberikan tempat yang penting bagi keberadaan hak asasi dan kebebasan manusia.
Ketiga, Indonesia sebuah negara yang mengakui bahwa kebebasan dan kemerdekaan
merupakan hak segala bangsa.
Secara filosofis, persoalan tentang hak asasi manusia ini memuka karena adanya
satuPandangan yang sangat prinsip bahwa manusia terlahir dalam keadaan bebas.
Manusia terlahir sebagai makhluk tuhan dengan berbagai keistimewaan dan keanugrahan
yang diberikan, salah satunya dalam bentuk harkat dan martabat yang menjadi salah satu
faktor penentu kehormatan manusia. Hak hak tersebut perlu dijaga dihormati dan
dijunjung tinggi oleh siapaun termasuk oleh negara demi penghormatan terhadapmharkat
dan martabat manusia.
A. PENGERTIAN HAK DAN KEWAJIBAN

Meskipun demikian, kedua istilah tersebut bukan lahir begitu saja. Istilah hak
misalnya, lahir melalui perjuangan yang Panjang dan melalui berbagai macam
peristiwa
didalam catatan Sejarah. Secara emotologis, istilah hak ini dapat dilacak maknanya
didalam kamus, misalnya didalam kamus besar Bahasa Indonesia. Sebagaimana yang
disebut dalam KBBI, istilah “hak” memiliki beberapa makna yaitu ‘benar’ ‘milik’ ataupun
‘kepunyaan’
‘kewenangan’ ‘kekuasaan untuk berbuat sesuatu’ ‘kekuasaan yang benar atas sesuatu
atau untuk menuntut sesuatu’ ‘derajat’ atau ‘martabat’ dan ‘wewenang’ menurut hukum.
Berdasarkan makna emitologis tersebut, kata hak dapat diartikan sebagai kewenangan
atau kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk melakukan sesuatu.
Secara historis, hak asasi manusia sebagai gagasan, paradikma, serta kerangka
konseptual muncul dalam proses yang sangat Panjang. Konsep ini tidak uncul secara tiba
tiba sebagaimana kita lihat dalam UNIVERSAL DECLARATION OFNHUMAN
RIGHTS,
10 Desember 1948, namun melalui semua proses yang cukup Panjang dalam sejarah
peradaban manusia. Kaelan dan zubaidi (2007) menjelaskan Sejarah Panjang munculnya
persoalan tentang hak asasi tersebut sebagai berikut. Dari perspektif Sejarah deklarasi
yang ditanda tangani oleh majlis umum pbb dihayati sebagai suatu pengakuan yuridis
formal dan mengandalkan titik kulminasi perjuangan Sebagian besar umat manusia
dibelahan dunia

B. LANDASAN FILOSOFIS HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

Kebebasan manusia sebenarnya adalah kebebasan yang terbatas, yang dibatasi oleh
kebebasan manusia yang lain. Dengan kata lain, secara filosofis keberadaan kewajiban di
dalam kehidupan manusia muncul sebagai konsekuensi adanya hak asasi manusia. Konsep
kewajiban muncul karena masing-masing manusia memiliki hak yang harus dijaga dan
dihormati sehingga secara filosofis dapat dikatakan bahwa hak manusia dibatasi oleh hak
orang lain. Hak dan kewajiban memiliki hubungan yang sangat erat, oleh karenanya, hal
ini diatur di dalam UUD NRI tahun 1945, peraturan tentang hak dan kewajiban ini
dijadikan satudi dalam ketentuan pasal 28. Selain itu Indonesia juga menjabarkan
ketentuan tentang
hak asasi manusia di dalam Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM serta
Undang- Undang No. 26 Tahun 2000 tentang peradilan HAM. Hak dan kewajiban selalu
berdampingan di dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pengakuan tentang hak asasi manusia di Indonesia dinyatakan pada UUD NRI Tahun
1945. Bagi bangsa Indonesia hak asasi manusia adalah salah satu hal yang fundamental
yang menjadi dasar bagi pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengakuan atas
hak
asasi manusia tersebut sekaligus merupakan bentuk kesadaran bangsa Indonesia
akan pentingnya negara dalam melindungi hak-hak warga negaranya.
Pada tanggal 10 Desember 1948, negara-negara yang tergabung di dalam PBB
melakukan deklarasi pernyataan atas hak asasi manusia secara universal yang disebut
dengan The Universal Declaration of Human Rights. Dengan diakuinya hak asasi manusia
secara universal, masing-masing negara diharapkan menghormati keputusan tersebut dan
kemudian menindaklanjuti pernyataan universal hak asasi manusia tersebut dengan
menyusun regulasi atau peraturan hukum yang melindungi hak asasi warga negaranya.
Di era kontemporer saat ini, khususnya semenjak gelombang demokrasi mengalir
deras di dalam kehidupan manusia di era kontemporer, pandangan tentang kebebasan
manusia semakin menguat. Pandangan yang menyatakan bahwa semenjak dilahirkan
manusiasudah dikaruniai dengan kebebasan menjadi lebih dominan. Argumen ini pun
kemudian menjadi dasar dan fundamental bagi munculnya negara-negara modern, termasuk
Indonesia. Yang diperkuat dengan adanya pembukaan UUD NRI tahun 1945 serta yang
termaktub pada Pancasila sila ke-2. Oleh karena itu, negara sebagai suatu lembaga
persekutuan manusia harusbisa menjaga kemerdekaan dan kebebasan manusia melalui
berbagai macam regulasi
dan kebijakan yang melindungi rakyatnya. Argumen filosofis yang mendasari pentingnya
menjaga dan menghormati hak asasi manusia adalah karena hak asasi manusia merupakan
anugerah dari Tuhan YME, sehingga harus dihormati, dan dijunjung tinggi demi harkat
dan martabat manusia. Dalam konteks politik, negara juga memiliki kewajiban untuk
menjaga
dan menghormati anugerah Tuhan yang sangat berharga dengan cara menyusun regulasi
yang
isinya melindungi hak-hak manusia serta menyediakan peradilan HAM yang sebaik-
baiknya dan seadil-adilnya bagi perbuatan-perbuatan yang melanggar HAM

IMPLEMENTASI HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

Hak dan kewajiban selalu berdampingan di dalam konteks kehidupan bermasyarakat,


berbangsa, dan bernegara. Pengakuan tentang hak asasi manusia di Indonesia dinyatakan
pada UUD NRI Tahun 1945. Bagi bangsa Indonesia hak asasi manusia adalah salah satu hal
yang fundamental yang menjadi dasar bagi pelaksanaan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Pengakuan atas hak asasi manusia tersebut sekaligus merupakan bentuk
kesadaran bangsa Indonesia akan pentingnya negara dalam melindungi hak-hak warga
negaranya
Pada tanggal 10 Desember 1948, negara-negara yang tergabung di dalam PBB
melakukan deklarasi pernyataan atas hak asasi manusia secara universal yang disebut
dengan The Universal Declaration of Human Rights. Dengan diakuinya hak asasi manusia
secara universal, masing-masing negara diharapkan menghormati keputusan tersebut dan
kemudian menindaklanjuti pernyataan universal hak asasi manusia tersebut dengan
menyusun regulasi atau peraturan hukum yang melindungi hak asasi warga negaranya
A. MACAM MACAM HAK WARGA NEGARA

Ada beberapa pendapat mengenai macam-macam hak asasi manusia, yaitu misalnya
yang disampaikan oleh Franklin D. Roosevelt, mengemukakan bahwa sesungguhnya
manusiamemiliki empat kebebasan dasar atau yang disebut dengan The Four Freedoms.
Tempat kebebasan tersebut adalah kebebasan untuk memeluk agama, kebebasan berbicara,
kebebasandari rasa takut, serta kebebasan untuk melakukan keinginan yang tidak
meragikan orang lain.
Sedangkan menurut Wahidin, hak asasi manusia dapat dibagi menjadi 6 kelompok,
yaitu :
1. Hak asasi pribadi (Personal Rights), yaitu terdiri atas hak kebebasan untuk bergerak,
bepergian, atau berpindah-pindah tempat; hak kebebasan mengeluarkan atau
menyatakan pendapat, hak kebebasan untuk memilih dan aktif di organisasi atau
perkumpulan; dan kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama
serta kepercayaan yang diyakini masing-masing
2. Hak asasi politik (Political Rights), yang terdiri atas hak untuk memilih dan dipilih
di dalam suatu pemilihan, hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan, hak
membuat danmendirikan partai politik dan organisasi politik lainnya, serta hak
untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.
3. Hak asasi hukum (Legal Equity Rights), yang terdiri atas hak untuk
mendapatkan
perlakuan yang sama Dalam hukum dan pemerintahan, hak untuk menjadi Pegawai
Negeri Sipil, dan hak mendapatkan layanan dan perlindungan hukum
4. Hak asasi ekonomi (Property Rights), yang terdiri atas hak kebebasan melakukan
kegiatan jual beli, hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak, hak kebebasan
menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang piutang dan lain-lain, hak kebebasan
untukmemiliki sesuatu, serta hak untuk memiliki dan mendapatkan kehidupan
yang layak
5. Hak asasi peradilan (Procedural Rights), yang terdiri atas hak mendapatkan
pembelaan hukum di pengadilan, hak persamaan atas perlakuan
penggeledahan, penangkapan, penahanan, dan penyelidikan di mata hukum.
6. Hak asasi sosial-budaya (Social Cultural Rights), yang terdiri atas hak menentukan,
memilih, dan mendapatkan pendidikan; hak mendapatkan pengajaran, dan hak
untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat

Pada awal didirikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia, macam ketentuan


tentang HAM pada UUD NRI tahun 1945. Ada beberapa ketentuan di dalam peraturan
tersebut yang mengatur tentang hak warga negara, yaitu pasal 27, 28, 29, 30, 31, 33, dan
34. Namun nyatanya masih sering terjadi banyak kasus pelanggaran hak asasi manusia
yang bahkan diduga dilakukan oleh pemerintah yang berkuasa. Pada tahun 1999 ketika
reformasi bergulir, dilakukanlah amandemen atau pengubahan ketentuan di dalam UUD
NRI Tahun
1945 yang berkaitan dengan persoalan hak asasi manusia. Yang kemudian diatur dalam
Pasal
28 A-J.
Ketentuan hak asasi manusia yang terdapat di dalam UUD NRI tahun 1945 yang
mengatur tentang implementasi hak asasi manusia, baik pada ranah pribadi maupun
pada ranah publik diatur dalam pasal 28 A-J sebagai berikut :
1. Hak untuk hidup dan mempertahankan hidup dan kehidupannya (Pasal 28A).
2. Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan perkawinan melalui perkawinan
yang sah (Pasal 28B (1)).
3. Hak anak untuk kelangsungan hidup, tumbuh, berkembang, serta hak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (Pasal 28B (2)).
4. Hak untuk mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasar,
mendapat pendidikan, memperoleh manfaat Ipteks (Pasal 28C (1)).
5. Hak untuk mengajukan diri dalam memperjuangkan haknya secara kolektif (Pasal
28C (2)).
6. Hak atas pengakuan, jaminan perlindungan, dan kepastian hukum (Pasal 28D (1)).
7. Bekerja dengan imbalan dan perlakuan yang layak, mendapat kesempatan yang sama
dalam pemerintahan (Pasal 28D (3)).8. Hak atas status kewarganegaraan (Pasal 28D
(4)).
9. Kebebasan beragama dan beribadah, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan,
memilih tempat tinggal di negara tertentu, meninggalkannya, dan berhak kembali (Pasal
28E (1)).
10. Hak kebebasan untuk meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran, dan sikap sesuai
hati nurani (Pasal 28E (2)).11. Hak kebebasan untuk berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat (Pasal 28E (3)).12. Hak atas komunikasi dan informasi (Pasal 28
F).13. Hak atas perlindungan diri dan bebas dari penyiksaan (Pasal 28 G).14. Hak atas
kesejahteraan lahir batin, hak atas jaminan sosial, hak milik (Pasal 28 H).15. Hak untuk
hidup, untuk tidak disiksa, bebas dari perlakuan diskriminatif, hak budaya (Pasal 28 I).

B. HARMONI HAK DAN KEWAJIBAN

Keberhasilan dalam memperjuangkan hak asasi, membawa pada persoalan tentang


kewajiban. Dalam tata hukum di Indonesia, diatur tentang kewajiban warga negara. Salah
satunya dapat dijumpai dalam Pasal 27 ayat (1) dan (3), Pasal 28 J ayat (1), dan Pasal 30
ayat (1) UUD NRI Tahun 1945, yang berbunyi sebagai berikut:
Pasal 27
(1) “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”
(2) “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara.” Pasal 28 J
(1) “Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
”(2) “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan
untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.”
Pasal 30
“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.”Aturan
tentang kewajiban dari pasal-pasal tersebut bersifat komprehensif karena menyangkut
kewajiban warga negara untuk mematuhi dan menaati segala peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Pada titik inilah harmoni hak dan kewajiban tersebut tercapai.

Anda mungkin juga menyukai