SEMESTER : 1
NIM :857863117
PENDAHULUAN
Persoalan hak asasi manusia adalah salah satu persoalan yang penting dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Begitupun halnya dengan Indonesia. Sebagai warga negara
Indonesia, sudah sepantasnya berbagai pengetahuan tentang hak dan kewajiban ini
diketahui oleh setiap warga negara Indonesia. Pada artikel ini akan dipelajari tentang
berbagai macam hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban warga negara tersebut.
Artikel ini terduru atas dua kegiatan belajar. Kegiatan bejajar 1 berisi pembahasan tentang
pengdertian hak dan kewajiban warga negara serta landasan filosofis pentingnya hak dan
kewajiban bagi warga negara. Kegiatan belajar 2 berisi pembahasan tentang macam macam
hak dan kewajiban warga negara serta harmoni antara hak dan kewajiban.
Setelah mempelajari artikel ini, mahasiswa diharapkan memiliki
kemampuan menjelaskan sebagai berikut.
1. Pengertian hak dan kewajiban
2. Landasan filosofis pentingnya hak dan kewajiban
3. Macam macam hak dan kewajiban warga negara
4. Keterkaitan atau hubungan antara hak dan kewajiban
Meskipun demikian, kedua istilah tersebut bukan lahir begitu saja. Istilah hak
misalnya, lahir melalui perjuangan yang Panjang dan melalui berbagai macam
peristiwa
didalam catatan Sejarah. Secara emotologis, istilah hak ini dapat dilacak maknanya
didalam kamus, misalnya didalam kamus besar Bahasa Indonesia. Sebagaimana yang
disebut dalam KBBI, istilah “hak” memiliki beberapa makna yaitu ‘benar’ ‘milik’ ataupun
‘kepunyaan’
‘kewenangan’ ‘kekuasaan untuk berbuat sesuatu’ ‘kekuasaan yang benar atas sesuatu
atau untuk menuntut sesuatu’ ‘derajat’ atau ‘martabat’ dan ‘wewenang’ menurut hukum.
Berdasarkan makna emitologis tersebut, kata hak dapat diartikan sebagai kewenangan
atau kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk melakukan sesuatu.
Secara historis, hak asasi manusia sebagai gagasan, paradikma, serta kerangka
konseptual muncul dalam proses yang sangat Panjang. Konsep ini tidak uncul secara tiba
tiba sebagaimana kita lihat dalam UNIVERSAL DECLARATION OFNHUMAN
RIGHTS,
10 Desember 1948, namun melalui semua proses yang cukup Panjang dalam sejarah
peradaban manusia. Kaelan dan zubaidi (2007) menjelaskan Sejarah Panjang munculnya
persoalan tentang hak asasi tersebut sebagai berikut. Dari perspektif Sejarah deklarasi
yang ditanda tangani oleh majlis umum pbb dihayati sebagai suatu pengakuan yuridis
formal dan mengandalkan titik kulminasi perjuangan Sebagian besar umat manusia
dibelahan dunia
Kebebasan manusia sebenarnya adalah kebebasan yang terbatas, yang dibatasi oleh
kebebasan manusia yang lain. Dengan kata lain, secara filosofis keberadaan kewajiban di
dalam kehidupan manusia muncul sebagai konsekuensi adanya hak asasi manusia. Konsep
kewajiban muncul karena masing-masing manusia memiliki hak yang harus dijaga dan
dihormati sehingga secara filosofis dapat dikatakan bahwa hak manusia dibatasi oleh hak
orang lain. Hak dan kewajiban memiliki hubungan yang sangat erat, oleh karenanya, hal
ini diatur di dalam UUD NRI tahun 1945, peraturan tentang hak dan kewajiban ini
dijadikan satudi dalam ketentuan pasal 28. Selain itu Indonesia juga menjabarkan
ketentuan tentang
hak asasi manusia di dalam Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM serta
Undang- Undang No. 26 Tahun 2000 tentang peradilan HAM. Hak dan kewajiban selalu
berdampingan di dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pengakuan tentang hak asasi manusia di Indonesia dinyatakan pada UUD NRI Tahun
1945. Bagi bangsa Indonesia hak asasi manusia adalah salah satu hal yang fundamental
yang menjadi dasar bagi pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengakuan atas
hak
asasi manusia tersebut sekaligus merupakan bentuk kesadaran bangsa Indonesia
akan pentingnya negara dalam melindungi hak-hak warga negaranya.
Pada tanggal 10 Desember 1948, negara-negara yang tergabung di dalam PBB
melakukan deklarasi pernyataan atas hak asasi manusia secara universal yang disebut
dengan The Universal Declaration of Human Rights. Dengan diakuinya hak asasi manusia
secara universal, masing-masing negara diharapkan menghormati keputusan tersebut dan
kemudian menindaklanjuti pernyataan universal hak asasi manusia tersebut dengan
menyusun regulasi atau peraturan hukum yang melindungi hak asasi warga negaranya.
Di era kontemporer saat ini, khususnya semenjak gelombang demokrasi mengalir
deras di dalam kehidupan manusia di era kontemporer, pandangan tentang kebebasan
manusia semakin menguat. Pandangan yang menyatakan bahwa semenjak dilahirkan
manusiasudah dikaruniai dengan kebebasan menjadi lebih dominan. Argumen ini pun
kemudian menjadi dasar dan fundamental bagi munculnya negara-negara modern, termasuk
Indonesia. Yang diperkuat dengan adanya pembukaan UUD NRI tahun 1945 serta yang
termaktub pada Pancasila sila ke-2. Oleh karena itu, negara sebagai suatu lembaga
persekutuan manusia harusbisa menjaga kemerdekaan dan kebebasan manusia melalui
berbagai macam regulasi
dan kebijakan yang melindungi rakyatnya. Argumen filosofis yang mendasari pentingnya
menjaga dan menghormati hak asasi manusia adalah karena hak asasi manusia merupakan
anugerah dari Tuhan YME, sehingga harus dihormati, dan dijunjung tinggi demi harkat
dan martabat manusia. Dalam konteks politik, negara juga memiliki kewajiban untuk
menjaga
dan menghormati anugerah Tuhan yang sangat berharga dengan cara menyusun regulasi
yang
isinya melindungi hak-hak manusia serta menyediakan peradilan HAM yang sebaik-
baiknya dan seadil-adilnya bagi perbuatan-perbuatan yang melanggar HAM
Ada beberapa pendapat mengenai macam-macam hak asasi manusia, yaitu misalnya
yang disampaikan oleh Franklin D. Roosevelt, mengemukakan bahwa sesungguhnya
manusiamemiliki empat kebebasan dasar atau yang disebut dengan The Four Freedoms.
Tempat kebebasan tersebut adalah kebebasan untuk memeluk agama, kebebasan berbicara,
kebebasandari rasa takut, serta kebebasan untuk melakukan keinginan yang tidak
meragikan orang lain.
Sedangkan menurut Wahidin, hak asasi manusia dapat dibagi menjadi 6 kelompok,
yaitu :
1. Hak asasi pribadi (Personal Rights), yaitu terdiri atas hak kebebasan untuk bergerak,
bepergian, atau berpindah-pindah tempat; hak kebebasan mengeluarkan atau
menyatakan pendapat, hak kebebasan untuk memilih dan aktif di organisasi atau
perkumpulan; dan kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama
serta kepercayaan yang diyakini masing-masing
2. Hak asasi politik (Political Rights), yang terdiri atas hak untuk memilih dan dipilih
di dalam suatu pemilihan, hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan, hak
membuat danmendirikan partai politik dan organisasi politik lainnya, serta hak
untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.
3. Hak asasi hukum (Legal Equity Rights), yang terdiri atas hak untuk
mendapatkan
perlakuan yang sama Dalam hukum dan pemerintahan, hak untuk menjadi Pegawai
Negeri Sipil, dan hak mendapatkan layanan dan perlindungan hukum
4. Hak asasi ekonomi (Property Rights), yang terdiri atas hak kebebasan melakukan
kegiatan jual beli, hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak, hak kebebasan
menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang piutang dan lain-lain, hak kebebasan
untukmemiliki sesuatu, serta hak untuk memiliki dan mendapatkan kehidupan
yang layak
5. Hak asasi peradilan (Procedural Rights), yang terdiri atas hak mendapatkan
pembelaan hukum di pengadilan, hak persamaan atas perlakuan
penggeledahan, penangkapan, penahanan, dan penyelidikan di mata hukum.
6. Hak asasi sosial-budaya (Social Cultural Rights), yang terdiri atas hak menentukan,
memilih, dan mendapatkan pendidikan; hak mendapatkan pengajaran, dan hak
untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat