MANUSIA
Pada awalnya banyak anggapan bahwa HAM adalah sebagai produk liberal, orang
yang berbicara HAM adalah penganut liberalisme bahkan ada yang menganggap
sebagai generasi baru komunisme, tetapi sekarang pandangan tersebut berubah.
Pandangan tentang HAM sekarang ini semakin maju, HAM bukan lagi pengertian
>
atau pandangan dari kaum Liberalis atau Komunis, melainkan pandangan yang
universal dan menjadi tuntutan masyarakat dunia, dan ini berimbas pula bagi
<
Indonesia, hal ini ditunjukkan dengan dimasukkannya HAM dalam konstitusi
Indonesia yang diatur dalam Pasal 28A s/d 28J UUD 1945 hasil amandemen.
RATIFIKASI HAK ASASI x
MANUSIA
Pemerintah Indonesia telah mengesahkan 7 (tujuh) instrumen HAM internasional ke
dalam peraturan perundang-undangan nasional, yaitu:
• Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan,
• Konvensi Hak Anak, >
• Konvensi Menentang Penyiksaan,
• Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial <
• Konvensi Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
• Konvensi Hak-Hak Sipil dan Hak Politik
• Konvensi Hak Penyandang Disabilitas.
RATIFIKASI HAK ASASI x
MANUSIA
Penegakan HAM telah melakukan berbagai upaya. Dalam bidang legislasi telah
benyak dihasilkan perundang-undangan yang berkaitan dengan HAM, antara lain UU
tentang HAM, UU tentang Pengadilan HAM, UU tentang Kebebasan Informasi
Publik, UU tentang Menyampaikan Pendapat di Muka Umum, UU tentang
Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis. >
Seperti ketentuan pada pasal 6 ICCPR tentang hak hidup, berarti negara harus <
memasukkan ketentuan pelangggaran terhadap hak hidup dalam KUHP sebagai
tindakan kriminal, jika belum mengkriminalisasi norma ini ke dalam hukum pidana,
artinya kita belum memenuhi standar minimal dari ratifikasi kovenan tersebut.
x
RATIFIKASI HAK ASASI
MANUSIA
rencana ratifikasi diprioritaskan pada konvensi-konvensi berikut ini:
1. Konvensi untuk Penindasan Perdagangan Orang dan Eksploitasi
Prostitusi Orang Lain (pada 2004);
2. Konvensi tentang Perlindungan Hak Pekerja Migran dan Keluarganya
(pada 2005); >
3. Protokol Opsional tentang Hak Anak tentang Perdagangan Anak,
Pornografi Anak dan Prostitusi Anak (pada 2005); <
4. Protokol Opsional tentang Konvensi Hak Anak tentang Keterlibatan
Anak dalam Konflik Bersenjata (pada 2006);
5. Konvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida
(pada 2007); Statuta Roma (pada 2008); dan seterusnya.