Oleh
MAELIANTI UTARI (15)
KEPERAWATAN | XI B
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
a. Latar Belakang........................................................................................................................1
b. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
c. Tujuan Pembahasan................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................2
1. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM).................................................................................2
2. Tujuan Hak Asasi Manusia (HAM).......................................................................................2
3. Ciri-Ciri Hak Asasi Manusia (HAM).....................................................................................2
4. Macam-macam Hak Asasi Manusia (HAM)..........................................................................2
5. Sejarah Perkembagan Hak Asasi Manusia (HAM)..............................................................3
6. Hak Asasi Manusia menurut Hukum Nasional dan Internasional......................................6
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................7
a. Kesimpulan..............................................................................................................................7
b. Saran.........................................................................................................................................7
DAFTAR PUSAKA.............................................................................................................................8
i
ii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Hak asasi manusia (“HAM”) adalah hak dasar atau pokok yang dimiliki manusia.
Secara harfiah, istilah HAM berasal dari bahasa Prancis “droits de ‘I home” , dalam
bahasa Inggris “human rights” , dan dalam bahasa Arab “huquq al- insan”. HAM
merupakan hak yang melekat pada martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan,
dan HAM dibawa sejak manusia ada di muka bumi, sehingga HAM bersifat kodrati
dan bukan pemberian manusia atau negara.
Dengan begitu meneggakan kembali HAM yang dimiliki manusia dalam suatu
daerah adalah hal yang harus dilakukan bagi suatu negara. Namun masih saja terdapat
pelaku yang melanggar HAM tersebut. Contohnya dinegara Indonesia yang dengan
keberagaman rakyatnya dan perkembangan populasi yang besar masih belum bisa
menegakan Hak Asasi Manusia secara menyeluruh.
Menurut Komnas HAM menyimpulkan bahwa penegakan hak asasi manusia di
Indonesia belum mengalami kemajuan yang berarti. Berbagai komitmen dan agenda
perbaikan kondisi HAM yang dimandatkan Nawacita, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN), dan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia
(RANHAM) belum menunjukkan pencapaian yang signifikan.
Dengan demikian penyuluhan penegakan HAM harus dilalukan agar kemanusiaan
dapat berdiri tegak dimuka bumi ini dan tidak ada lagi yang merasakan SARA. Saya
berharap dengan terbuatnya makalah ini dapat membantu pengakan HAM di
Indonesia walaupun hanya sedikit.
b. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia (HAM)?
2. Sejak kapan konsep Hak Asasi Manusia (HAM) ada?
3. Apakah terdapat instrumen hukum internasional yang secara tegas
mendefinisikan arti HAM sendiri?
c. Tujuan Pembahasan
1. Agar dapat mengetahui dengan jelas apa yang dimaksud dengan HAM, dan
2. Agar bisa menumbuhkan rasa kemanusiaan di Negara Indonesia.
1
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
Menurut Mariam Budiarjo HAM adalah hak yang dimiliki oleh manusia yang telah
diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan kelahiran dan kehadiranya dalam hidup
masnyarakat. Hak ini ada pada manusia tanpa menbedakan bangsa, ras, agama,
golongan, jenis, dan kelamin karena itu bersifat asasi dan universal. Dasar dari semua
hak asasi adalah bahwa semua orang harus memperoleh kesempatan berkembang
sesuai dengan bakat dan cita-citanya.
2
Kebebasan mengeluarkan pendapat.
Kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan
kepercayaan.
2. Hak asasi politik
Hak menjadi warga negara.
Hak untuk memilih dan dipilih.
Hak untuk masuk dan mendirikan partai politik.
3. Hak asasi ekonomi
Hak memiliki, mencari, dan mengumpulkan kekayaan.
Kebebasan memilih pekerjaan.
Hak untuk menjual, membeli, dan menyewa.
4. Hak asasi hukum
Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan.
5. Hak sosial dan budaya
Hak untuk mengembangkan dan berpatisipasi dalam kebudayaan.
Hak untuk mendapatkan perlindungan terhadap karya cipta.
Hak untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan pendidikan
yang lain.
6. Hak asasi dalam tata cara peradilan dan perlindungan
Hak untuk mendapatkan peradilan dan perlindungan dalam penahanan,
penangkapan, peradilan, penyitaan, atau peng
Teori HAM
Di kalangan para ahli hukum terdapat 3 teori utama yang menjelaskan asal muasal
lahirnya pemikiran mengenai HAM, yakni:
1. Teori Hukum Kodrati
Tokoh yang dianggap paling berjasa dalam mendefinisikan dasar teori hukum
kodrati adalah John Locke dan JJ Rousseau. John Locke mengemukakan pemikiran
bahwa semua individu dikaruniai oleh alam hak yang melekat atas hidup, kebebasan
dan kepemilikan, yang merupakan milik mereka sendiri dan tidak dapat dicabut oleh
Negara. Melalui suatu kontrak sosial atau social contract, perlindungan atas hak yang
tidak dapat dicabut diserahkan kepada negara. Jika penguasa negara mengabaikan
kontrak sosial, maka rakyat di negara itu bebas menurunkan sang penguasa dan
menggantinya dengan suatu pemerintah yang bersedia menghormati hak tersebut.
Sedikit berbeda dengan John Locke, JJ Rousseau menegaskan bahwa hukum kodrati
tidak menciptakan hak kodrati individu melainkan hak kedaulatan warga negara
sebagai suatu kesatuan. Setiap hak yang diturunkan dari suatu hukum kodrati akan
melekat pada warga negara sebagai satu kesatuan. Pada intinya, teori hukum kodrati
4
melihat HAM lahir dari Tuhan sebagai bagian dari kodrat manusia. Ketika manusia
lahir maka HAM sudah melekat dalam dirinya dan hak tidak dapat diganti apalagi
dihilangkan, apa pun latar belakang agama, etnis, kelas sosial, dan orientasi seksual
mereka.
2. Teori Positivisme atau Utilitarian
Menurut Jeremy Bentham, eksistensi manusia ditentukan oleh tujuan atau utilitas
mencapai kebahagiaan bagi sebagian besar orang. Penerapan hak atau hukum
ditentukan oleh apakah hak atau hukum tersebut memberikan kebahagiaan terbesar
bagi sejumlah manusia yang paling banyak. Setiap orang pada dasarnya memiliki hak,
namun hak tersebut bisa hilang jika bertentangan dengan kebahagiaan dari mayoritas
orang lain. Artinya, kepentingan individu harus berada di bawah kepentingan
masyarakat. Karena pandangan yang mengutamakan banyak orang tersebut, teori
positivisme dikenal juga sebagai teori utilitarian.
3. Teori Keadilan
Teori keadilan lahir dari kritik terhadap teori positivisme. Tokoh yang mencetuskan
teori keadilan adalah Ronald Drowkin dan John Rawls. Teori Drowkin mendasari
negara memiliki kewajiban untuk memperlakukan warganya secara sama. Artinya,
negara menggunakan nilai moral, kekuasaan, dan pendasaran lainnya sebagai alasan
untuk mengesampingkan HAM, kecuali prinsip perlakuan sama tersebut. Sedangkan,
menurut Rawls, setiap individu memiliki hak dan kebebasan yang sama. Namun, hak
dan kebebasan tersebut kerap tidak dinikmati secara bersama. Sebagai contoh,
terdapat hak bagi setiap orang untuk memperoleh pendidikan, tapi hak ini pada
faktanya tidak dapat dinikmati oleh semua orang karena kemiskinan. Untuk mengatasi
isu tersebut, Rawls memperkenalkan asas perbedaan atau difference principle yang
menyatakan bahwa distribusi sumber daya yang merata hendaknya diutamakan dalam
masyarakat.
Prinsip HAM
Berikut adalah beberapa prinsip-prinsip HAM yang dikemukakan oleh para ahli:
1. Universal (universality), yaitu semua orang di seluruh belahan dunia, agama apa pun,
warga negara manapun, bahasa apa pun, etnis manapun, tanpa memandang identitas
politik dan antropologis apa pun, dan terlepas dari status disabilitasnya, memiliki hak
yang sama.
2. Tak terbagi, yaitu setiap orang memiliki seluruh kategori hak yang tidak dapat
dibagi-bagi.
3. Saling bergantung. Pada prinsip ini jenis hak tertentu akan selalu bergantung dengan
hak yang lain. Sebagai contoh, hak atas pekerjaan akan bergantung pada terpenuhinya
hak atas pendidikan
4. Saling terkait, yakni sebuah hak akan terkait dengan hak yang lain, misalnya hak
untuk hidup, hak menyatakan pendapat, dan hak memilih agama, dan lainnya.
5. Kesetaraan mensyaratkan adanya perlakuan yang setara, di mana pada situasi yang
sama harus diperlakukan dengan sama, dan di mana ada situasi berbeda dengan
sedikit perdebatan maka diperlakukan secara berbeda.
6. Non Diskriminasi, yakni setiap orang harus diperlakukan dan memiliki kesempatan
setara di hadapan hukum. Ketika orang tidak diperlakukan atau memiliki kesempatan
tidak setara, maka disitulah diskriminasi terjadi.
5
7. Tanggung jawab negara, yakni prinsip yang kemudian dibagi menjadi kewajiban
untuk menghormati, kewajiban untuk memenuhi, dan kewajiban untuk melindungi.
Pasal tersebut jika diartikan adalah semua manusia dilahirkan merdeka dan
memiliki martabat dan hak yang sama. Manusia dikaruniai akal dan hati nurani dan
hendaknya bergaul satu sama lain dalam semangat persaudaraan.
6
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan
Kesimpulannya, HAM adalah hak dasar atau hak pokok yang dimiliki manusia,
yang diberikan oleh Sang Pencipta dan melekat sejak manusia lahir, dan tidak dapat
dihilangkan oleh siapapun, termasuk negara. Dalam mempelajari HAM, tentu kita
juga perlu memahami perkembangan HAM yang ditandai dengan munculnya generasi
pertama, kedua, dan ketiga, dengan slogan kebebasan, persamaan, dan persaudaraan.
pada intinya HAM merupakan hak yang diberikan Tuhan, sehingga hak tersebut
bersifat melekat, kodrati dan universal. HAM bukan pemberian oleh manusia lain,
negara atau hukum, karena hak tersebut berkaitan dengan eksistensi manusia. Dengan
demikian, perbedaan jenis kelamin, ras, agama atau warna kulit tidak akan
mempengaruhi perbedaan HAM. Secara umum, HAM dapat dirumuskan
sebagai those rights which are inherent in our natural and without which we cannot
live as human being, yaitu hak yang melekat pada kodrat yang bila HAM tiada,
mustahil kita akan hidup sebagai manusia.
b. Saran
Kita sebagai manusia hendaknya berperilaku layak manusia dengan menegakkan
HAM dan kabaikan dalam diri agar dapat terciptanya lingkungan yang damai dan
tenteram tanpa adanya SARA.
7
DAFTAR PUSAKA
Christha R, ‘Pengertian HAM Menurut Para Ahli, Hukum Nasional Dan Internasional’
(hukumonline.comSeptember 2022) <https://www.hukumonline.com/klinik/a/pengertian-
ham-menurut-para-ahli-hukum-nasional-dan-internasional-lt6331716e60d8d> accessed 27
November 2022
Albertus Adit, ‘Ini Pengertian, Ciri Dan Macam-Macam Hak Asasi Manusia Halaman All -
Kompas.com’ (KOMPAS.com12 August 2022)
<https://www.kompas.com/edu/read/2022/08/12/105929871/ini-pengertian-ciri-dan-macam-
macam-hak-asasi-manusia?page=all> accessed 27 November 2022
Faozan Tri Nugroho, ‘Tujuan HAM Dan Macam-Macamnya Yang Perlu Diketahui’
(bola.com25 August 2021) <https://www.bola.com/ragam/read/4639800/tujuan-ham-dan-
macam-macamnya-yang-perlu-diketahui> accessed 27 November 2022
Rhona K.M. Smith, Hukum Hak Asasi Manusia, Yogyakarta: Pusat Studi Hak Asasi Manusia
Universitas Islam Indonesia, 2008;
Serlika Aprita (et.al), Hukum dan Hak Asasi Manusia, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2020;
Sri Rahayu Wilujeng, Hak Asasi Manusia: Tinjauan dari Aspek Historis dan Yuridis, Jurnal
Humanika, Vol. 18, No. 2, 2013.
Eko Riyadi, Hukum Hak Asasi Manusia: Perspektif Internasional, Regional dan Nasional,
Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2018;
8
Firdaus Arifin, Hak Asasi Manusia: Teori, Perkembangan dan Pengaturan, Yogyakarta:
Thafa Media, 2019;
Serlika Aprita dan Yonani Hasyim, Hukum dan Hak Asasi Manusia, Bogor: Mitra Wacana
Media, 2020;
International Covenant on Civil and Political Rights, yang diakses pada 27 November 2022,
pukul 10.23 WIB;
Universal Declaration of Human Rights, yang diakses pada 27 Novemver 2022, pukul 10.34
WIB.
Sri Rahayu Wilujeng, Hak Asasi Manusia: Tinjauan dari Aspek Historis dan Yuridis, Jurnal
Humanika, Vol. 18, No. 2, 2013, hal. 2.
9
10