Anda di halaman 1dari 18

PKN

HAK ASASI MANUSIA

DOSEN PEMBIMBING

RACMAD OKY SYAPTRA, SH.,MH

WELLY AYU SOFTLY

1923201011

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LANCANG KUNING

Jl. YOS SUDARSO KM.8 RUMBAI

TP : 2020/2021
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang..........................................................................................................ii

BAB ll

PEMBAHASAN

A. Pengertisan Hak Asasi Manusia (HAM).............................................................1


1. Pengertian hak asasi manusia mnurut para ahli............................................
2. Pengertian HAM menurut UU......................................................................
3. Macam-Macam Hak Asasi Manusia (HAM)...................................................
B. Hak Asasi Manusia (HAM) pada tataran global................................................2
C. Permasalahan penegakan HAM di Indonesia...................................................3
D. Contoh contoh pelanggaran HAM....................................................................5
1. Kejahatan Genosida (Genocide)..................................................................5
2. Kejahatan Kemanusiaan .............................................................................6
E. Lembaga Perlindungan HAM di Indonesia .......................................................7

BAB III

A. Kesimpulan ....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Hak asasi manusia adalah hak dasar atau hak pokok yang melekat pada diri manusia
sejak manusia diciptakan sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak yang dimiliki
setiap orang tentunya tidak dapat dilaksanakan sebebas-bebasnya, karena ia
berhadapan langsung dan harus menghormati hak yang dimiliki orang lain. Hak asasi
manusia teriri atas dua hak yang paling fundamental, yaitu hak persamaan dan hak
kebebasan. Tanpa adanya kedua hak ini maka akan sulit untuk menegakkan hak asasi
lainnya.

Pengakuan terhadap hak asasi manusia pada hakikatnya merupakan penghargaan


terhadap segala potensi dan harga diri manusia menurut kodratnya. Walaupun
demikian, kita tidak boleh lupa bahwa hakikat tersebut tidak hanya mengundang hak
untuk mengikuti kehidupan secara kodrati. Sebab dalam hakikat kodrati itupun
terkandung kewajiban pada diri manusia tersebut. Tuhan memberikan sejumlah hak
dasar tadi dengan kewajiban membina dan menyempurnakannya.

HAM merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan
fundmental sebagai suatu anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang harus dihormati, dijaga,
dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat, atau negara.

Dengan demikian, hakikat pengormatan dan perlindungan terhadap HAM ialah menjaga
keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan. Keseimbangan
adalah antara hak dan kewajiban serta keseimbangan antara kepentingan perseorangan
dengan kepentingan umum. Upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi
HAM menjadi kewajiban dan tanggung jawab bersama antara individu, pemerintah
(aparatur pemerintahan baik sipil maupun militer), dan negara

 
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Asasi Manusia


Sesuatu yang sudah ada pada diri manusia dan tidak bisa di hilangkan ataupun
diambil dari siapapun dan oleh siapapun, dan itu bersifat universal.

1. Pengertian hak asasi manusia mnurut para ahli


John Locke. Pengertian HAM menurut John Locke adalah hak manusia yang
langsung diberikan Tuhan sebagai hak yang kodrati. Tidak ada kekuatan di dunia
ini yang bisa mencabutnya. Memiliki sifat suci dan mendasar.

Jan Materson. Pengertian HAM adalah hak yang ada pada setiap manusia.
Tanpa HAM, manusia mustahil bisa hidup sebagai selayaknya manusia.

Miriam Budiarjo. Pengertian HAM adalah hak yang dimiliki setiap orang sejak
lahir. Bersifat universal, dimiliki tanpa adanya perbedaan. Entah itu jenis kelamin,
suku, agama, ras, dan lain sebagai.

Prof. Koentjoro Poerbopranoto. Mengacu pada isi Declaration deL'Homme er du


Citoyen, pengertian HAM adalah hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya.
Tidak bisa dipisah dari hakikatnya, sebab HAM bersifat suci.

2. Pengertian HAM menurut UU


Secara yuridis, menurut Pasal 1 butir UU nomer 39 tahun 1999, pengertian HAM
adalah seperangkat hak yang melekat pada diri manusia sebagai ciptaan Tuhan
yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

3. Macam-Macam Hak Asasi Manusia (HAM)


1. Hak asasi pribadi (personal rights) seperti hak hidup, hak bebas bergerak,
hak bebas menyatakan pendapat, hak bebas aktif dalam suatu organisasi
dan hak bebas untuk memilih, memeluk agama dan kepercayaannya
masing-masing sesuai aturan di negaranya.
2. Hak asasi politik (political rightsHak asasi politik atau “political rights”,
yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih (memilih dan
dipilih dalam pemilihan umum), hak mendirikan partai politik dan
sebagainya.)
3. Hak asasi hukum (legal equality rights) Hak asasi hukum ini
menjamin hak setiap individu agar mendapatkan perlindungan dan
perlakuan yang sama di mata hukum dan pemerintahan, yang
meliputi: Hak mendapatkan perlakuan yang sama dan adil di
mata hukum. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil dalam
pemerintahan.
4. Hak asasi ekonomi (property rights) Atau Hak yang diberikan untuk dapat
memiliki, membeli dan menjual, serta memanfaatkan atas sesuatu.
Sedangkan macam-macam dari Hak asasi ekonomi (Property Right)
adalah hak untuk jual beli , hak melakukan kontrak /perjanjian , hak untuk
sewa menyewa , hak untuk memiliki sesuatu dan hak mendapatkan
pekerjaan
5. Hak asasi peradilan (procedural rights) dimana seseorang berhak
mendapatkan pembelaan hukum dan persamaan perlakuan di hadapan
pengadilan
6. Hak asasi sosial budaya (social culture rights) Hak menentukan, memilih,
dan mendapatkan pendidikan. Hak mendapatkan pengajaran. Hak untuk
mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan
minat. Hak untuk mengembangkan Hobi.

B. Hak asasi manusia pada tataran global


Sebelum konsep HAM diritifikasi PBB, terdapat beberapa konsep utama
mengenai HAM ,yaitu:

a. Ham menurut konsep Negara-negara Barat


1. Ingin meninggalkan konsep Negara yang mutlak.
2. Ingin mendirikan federasi rakyat yang bebas.
3. Filosofi dasar: hak asasi tertanam pada diri individu manusia.
4. Hak asasi lebih dulu ada daripada tatanan Negara.
b. HAM menurut konsep sosialis;
1. Hak asasi hilang dari individu dan terintegrasi dalam masyarakat
2. Hak asasi tidak ada sebelum Negara ada.
3. Negara berhak membatasi hak asasi manusia apabila situasi
menghendaki.
c. HAM menurut konsep bangsa-bangsa Asia dan Afrika:
1. Tidak boleh bertentangan ajaran agama sesuai dengan kodratnya.
2. Masyarakat sebagai keluarga besar, artinya penghormatan utama
terhadap kepala keluarga
3. Individu tunduk kepada kepala adat yang menyangkut tugas dan
kewajiban sebagai anggota masyarakat.
d. HAM menurut konsep PBB; Konsep HAM ini dibidani oleh sebuah komisi
PBB yang dipimpin oleh Elenor Roosevelt dan secara resmi disebut “
Universal Decralation of Human Rights”. Universal Decralation of Human
Rights menyatakan bahwa setiap orang mempunyai:
1. Hak untuk hidup
2. Kemerdekaan dan keamanan badan
3. Hak untuk diakui kepribadiannya menurut hukum
4. Hak untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana
5. Hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu Negara
6. Hak untuk mendapat hak milik atas benda
7. Hak untuk bebas mengutarakan pikiran dan perasaan
8. Hak untuk bebas memeluk agama
9. Hak untuk mendapat pekerjaan
10. Hak untuk berdagang
11. Hak untuk mendapatkan pendidikan
12. Hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan masyarakat
13. Hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan
keilmuan.
C. Permasalahan penegakan HAM di Indonesia

1. Pembersihan PKI (1965-1966)


Berkaitan dengan dibunuhnya 30 jenderal dalam peristiwa 30 September
1965 (G30S/PKI), pemerintahan Orde Baru menuding PKI sebagai biang
keroknya.
Pada saat itu, pemerintah melakukan operasi pembersihan PKI dan
simpatisannya untuk membubarkan organisasi komunis tersebut.
Komnas HAM memperkirakan ada sekitar 500 ribu hingga 3 juta warga
tewas terbunuh dalam operasi tersebut.

2. Penembakan Misterius (1982-1986)


Kasus penembakan misterius (Petrus) alias operasi clurit merupakan operasi
rahasia yang dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Operasi tersebut berdalih untuk menekan tingkat kejahatan yang begitu
tinggi pada saat itu.
Secara umum, operasi ini merupakan penangkapan dan pembunuhan
terhadap orang-orang yang diduga mengganggu ketentraman masyarakat.
Hingga saat ini, pelakunya tidak pernah tertangkap dan tidak pernah diadili.

3. Tragedi Talangsari (1989)


Tragedi Talangsari yang terjadi di Lampung pada 7 Februari 1989 termasuk
dalam salah satu pelanggaran HAM berat di Indonesia.
Pada masa tersebut Soeharto mengadakan program Pedoman Penghayatan
dan Pengamalan Pancasila(P-4).
Program ini banyak menyasar masyarakat Islam yang kritis terhadap
pemerintahan Orde Baru.
Sampai akhirnya hal tersebut memancing reaksi kelompok Islam di
Indonesia, termasuk kelompok Warsidi di Lampung.
Akhirnya kelompok Warsidi dituduh radikal dan mendapat perlakuan represif
dari militer serta polisi yang menyebabkan tragedi pembantaian.
Dalam tragedi tersebut, diketahui ada sekitar 130 orang tewas dan 229
dianiaya.
4. Tragedi Rumoh Geudong, Aceh (1989-1998)
Tragedi Rumoh Geudong merupakan sebuah tragedi penyiksaan oleh aparat
TNI terhadap masyarakat Aceh selama masa konflik Aceh.
Salah satu kasus pelanggaran HAM di Indonesia ini terjadi di sebuah rumah
tradisional Aceh yang dijadikan sebagai markas TNI di desa Billie.
Rumah tersebut dijadikan sebagai tempat penyiksaan kejam saat konflik
tersebut berkecamuk.

5. Pembunuhan Marsinah (1993)


Marsinah adalah seorang buruh pabrik dan aktivitas pada zaman Orde Baru
yang ditemukan tewas karena penyiksaan.
Pada tanggal 3-4 Mei 1998, Marsinah beserta rekan-rekannya melakukan
demonstrasi karena pabrik tempatnya bekerja tidak menaikkan upah sesuai
edaran gubernur Jawa Timur.
Pada siang tanggal 5 Mei, 13 teman Marsinah ditangkap Kodim Sidoarjo
atas tuduhan penghasutan kepada para buruh agar tidak masuk kerja.
Rekan-rekannya dipaksa untuk mengundurkan diri. Marsinah pun datang ke
Kodim untuk menanyakan di mana keberadaan rekan-rekannya.
Malamnya, Marsinah menghilang dan tidak ada yang tahu keberadaannya.
Marsinah baru ditemukan pada tanggal 8 Mei 1993 dalam keadaan
meninggal dan berdasarkan hasil autopsi ia mengalami penyiksaan berat.

6. Tragedi Trisakti (1998)


Tragedi Trisakti merupakan salah satu kasus pelanggaran HAM di Indonesia
yang selalu dikenang.
Pada 12 Mei 1998, terjadi peristiwa penembakan terhadap mahasiswa
demonstran di Trisakti yang menuntut Soeharto turun dari jabatan presiden.
Ada empat orang mahasiswa yang tewas dalam tragedi tersebut, yakni
Elang Mulia Lesmana, Hafidhin Royan, Hendriawan Sie, dan Hery Hartanto. 

7. Penculikan Aktivis 97/98 (1997-1998)


Tragedi Penculikan Aktivis 97/98 merupakan operasi penghilangan orang
secara paksa, khususnya terhadap para aktivis pro-demokrasi menjelang
Pemilu 1997 dan Sidang Umum MPR 1998.
Tragedi ini mengakibatkan 1 orang tewas, 11 orang disiksa, 23 orang hilang,
dan 19 orang dirampas kemerdekaan fisiknya. 

8. Tragedi Semanggi I & II (1998-1999)


Tragedi Semanggi merupakan dua rangkaian kejadian protes masyarakat
terhadap Sidang Istimewa MPR yang mengakibatkan tewasnya rakyat sipil
Tragedi Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998 dan menyebabkan
17 warga sipil tewas.
Tragedi Semanggi II terjadi pada 24 September 1999 dan menyebabkan 12
orang tewas (1 mahasiswa) serta 217 korban luka-luka.

9. Bom Bali I & II(2002 & 2005)


Bom Bali merupakan aksi terorisme yang termasuk dalam salah satu kasus
pelanggaran HAM berat.
Aksi pengeboman ini terjadi dua kali, Bom Bali I terjadi pada 12 Oktober
2002 dan Bom Bali II terjadi pada 1 Oktober 2005.
Bom Bali I meledak di Kuta dan menyebabkan 202 orang tewas serta 209
luka-luka.
Pada Bom Bali II, terdapat tiga buah bom yang meledak, yakni satu di Kuta
dan dua di Jimbaran.
Tragedi ke-2 ini menewaskan 23 orang (4 wisatawan asing dan tiga pelaku)
serta 196 orang luka-luka.

10. Pembunuhan Munir (2004)


Kasus Pembunuhan Munir merupakan kasus pelanggaran HAM yang
dianggap belum terselesaikan karena masih menjadi misteri.
Munir Said Thalib merupakan seorang aktivis HAM yang membela keluarga
korban Penculikan Aktivis 97/98.
Pada tahun 2004, Munir ditemukan tewas dalam pesawat tujuan Amsterdam
akibat diracun menggunakan senyawa arsenik.

D. Macam-macam Pelanggaran HAM


Menurut UU RI No. 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM, telah dijelaskan
mengenai pengertian pelanggaran HAM. Pelanggaran HAM adalah setiap pe
rbuatan seseorang atau sekelompok orang termasuk aparat negara baik
disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi,
membatasi dan atau mencabut HAM seseorang atau kelompok orang yang
dijamin oleh UU ini, dan tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan
memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme
hukum yang berlaku.

Menurut PBB, terdapat beberapa macam-macam pelanggaran HAM berdesarkan


kategori tertentu. Macam-macam pelanggaran HAM ini dikategorikan
berdasarkan bentuk pelanggaran HAM berat dan pelanggaran HAM ringan.

Berikut macam-macam pelanggaran HAM yang perlu kamu ketahui:

1. Kejahatan Genosida (Genocide)

Macam-macam pelanggaran HAM yang pertama adalah kejahatan genosida.


Kejahatan genosida termasuk dalam jenis pelanggaran HAM berat yang berada
dalam yuridiksi International Criminal Court. Genosida merupakan sebuah
pembantaian secara massal atau besar-besaran yang secara sistematis
terhadap satu suku bangsa atau sekelompok suku bangsa dengan maksud dan
tujuan untuk memusnahkan hingga punah bangsa tersebut.

Termasuk dalam kejahatan berat, kejahatan genosida pernah terjadi di beberapa


negara sehingga menimbulkan banyaknya korban jiwa dan mendapatkan
kecaman dari PBB.

Beberapa contoh kejahatan genosida antara lain:

- Pembantaian di Rwanda yang membantai suku Tutsi yang terjadi pada tahun
1994 oleh suku Hutu.
- Pembantaian suku bangsa Bosnia dan Kroasia di Yugoslavia oleh Serbia antara
1991 hingga 1996. Pembantaian Srebenica ini adalah kasus pertama di Eropa
yang dinyatakan sebagai genosida oleh suatu keputusan hukum.

- Pembantaian kaum berkulit hitam di Darfur oleh milisi Janjaweed yang terjadi di
Sudan pada tahun 2004 silam.

Tak hanya membantai suatu suku bangsa, kejahatan genosida juga mencakup
hal lain seperti memaksa tindakan yang bertujuan untuk mencegah kelahiran di
dalam suatu suku atau kelompok dan secara paksa memindahkan anak-anak
dari suku satu ke suku lainnya.

2. Kejahatan Kemanusiaan

Macam-macam pelanggaran HAM yang kedua adalah kejahatan kemanusiaan.


Kejahatan manusia ini merujuk pada jenis pelanggaran HAM pada tindakan
pembunuhan massal yang terjadi secara sistematis yang meluas ditujukan
kepada suatu kelompok penduduk sipil yang meliputi aksi:

- Pembunuhan

- Pemusnahan

- Perbudakan

- Pemindahan paksa penduduk

- Perampasan berat atas kebebasan fisik

- Penyiksaan

- Pemerkosaan, perbudakan seksual, pemaksaan prostitusi, pemaksaan


sterilisasi

- Penganiayaan

- Penghilangan paksa

- Perbuatan tak manusiawi yang mengakibatkan penderitaan berat, mental dan


fisik

- Kejahatan apartheid

a. Pelanggaran HAM Ringan

Macam-macam pelanggaran HAM ringan adalah bentuk pelanggaran HAM yang


tidak mengancam keselamatan jiwa namun harus tetap dilindungi karena sangat
berbahaya bagi individu.
Macam-macam pelanggaran HAM ringan, dapat kamu lihat sebagai berikut
antara lain:

1. Melakukan penganiayaan

2. Melakukan hal yang berakibat dapat mencemarkan nama baik seseorang

3. Menghalangi seseorang untuk menyampaikan aspirasinya dengan berbagai


cara

4. Melakukan aksi kekerasan dengan pemukulan

b. Pelanggaran HAM Berat

Adalah pelanggaran HAM yang mengancam nyawa manusia seperti


pembunuhan, penganiayaan, perampokan, perbudakan, atau penyanderaan.

Menurut UU. RI Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, Pelanggaran


HAM Berat dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

1. Kejahatan genosida, yaitu setiap perbuatan yang dilakukan dengan


maksud menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian
kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, atau kelompok agama.
2. Kejahatan kemanusiaan, yaitu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian
dari serangan yang meluas atau sistematik. Serangan ini juga ditujukan
secara langsung terhadap penduduk sipil. Bentuknya berupa
pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, pengusiran atau pemindahan
penduduk secara paksa, perampasan kemerdekaan, dan masih banyak
lagi.

E. Lembaga Perlindungan HAM

1. POLRI (Kepolisian Negara Republik Indonesia)


Dasar hukum dari Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) menjadi salah
satu lembaga perlindungan HAM yaitu Undang-Undang No. 2 Tahun 2002.

Pasal tersebut menjelaskan mengenai tugas pokok dan fungsi dari lembaga
tersebut yang salah satunya yaitu untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Hal itu menjadi dasar bahwa lembaga ini berperan dalam melindungi HAM.

Bunyi lengkap dari pasar tersebut yaitu

Kepolisian Republik Indonesia bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam


negri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib
dan tegak hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayanan
masyarakat, serta terbinanya ketentraman masyarakat, dengan menjunjung
tinggi hak asasi manusia.

Bunyi pasal tersebut cukup jelas menggambarkan peran dari kepolisian sebagai
salah satu lembaga yang harus melindungi HAM di Indonesia.

Di dalam setiap kegiatanya haruslah menjaga HAM yang berlaku dan bukan
malah melanggarnya.

Selain itu lembaga ini harus menegakkan hukum kepada siapapun orang yang
melanggar HAM tanpa terkecuali.

Jadi harusnya kamu tidak perlu takut lho sama pak polisi karena mereka itu justru
melindungi kita bukan merampas hak-hak kita.

Nih ya selanjutnya kita bahas satu per satu mengenai tugas dari kepolisian.
Tugas dari pak polisi yang pertama yaitu melindungi keamanan setiap
masyarakat, tata tertib serta penegakan hukum dan HAM.

Tugas yang kedua yaitu menjaga keamanan umum serta hak milik, lalu
senantiasa menjaga agar tidak menggunakan kekerasan dalam menjalankan
tugas dan fungsinya dengan menghormati supremasi hak asasi manusia.

Dalam pemeriksaan tersangka, polisi juga haruslah menghindari asas praduga


tidak bersalah. Karena tersangka juga memiliki hak sebagai tersangka.

Penegakan hukum terhadap tersangka dilakukan ketika sudah di putuskan oleh


pengadilan bahwa yang bersangkutan terbukti bersalah.

Sebelum hal itu terjadi polisi harus menghormati asas praduga tidak bersalah.
Yang terakhir yaitu harus mematuhi norma hukum dan agama untuk menjaga
HAM.

2. Komnas (Komisi Nasional) HAM

Salah satu lembaga perlindungan HAM yang dibuat oleh pemerintah yaitu
Komnas (Komisi Nasional) HAM.

Lembaga ini dibentuk dengan dasar hukum berupa Keputusan Presiden No. 50
Tahun 1993.

Tujuan pembentukan lembaga ini yaitu untuk meningkatkan serta menjaga


terpeliharamya pelaksanaan hak asasi manusia di Indonesia.

Lembaga ini bersifat independent dengan berlandaskan hukum perundang


undangan serta nilai Pancasila.
Dalam melaksanakan tujuanya lembaga ini harus menjalankan fungsi penelitian,
pengkajian, pemantauan, penyuluhan, dan mediasi terkait dengan persoalan hak
asasi manusia.

Lembaga ini bisa dibilang salah satu garda terdepan dalam penerapan HAM di
Indonesia.

Tujuan lembaga ini tertuang di dalam Undang-Undang No.39 Tahun 1999. Dasar
hukum ini merupakan hasil revisi terhadap Keppres sebelumnya.

Dalam UU tersebut terdapat dua tujuan utama.

 Pertama yatu untuk menciptakan iklim yang kondusif dalam penerapan


HAM sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, Piagam PBB, dan Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia.
 Kedua yaitu untuk meningkatkan perlindungan terhadap hak asasi
manusia untuk mendukung terciptanya tujuan dari pembangunan nasional
yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya serta pembangunan
masyarakat Indonesia seluruhnya.
Itulah dua fungsi utama dari berdirinya Komnas Ham sebagai lembaga
perlindungan HAM di Indonesia.

3. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan

Salah satu objek kekerasan yang paling sering terjadi yaitu perempuan.
Perempuan dianggap sebagai kaum yang lemah dan mudah untuk dijadikan
suatu objek kekerasan.

Oleh sebab itu maka pemerintah akhirnya membuat suatu lembaga yang
berguna untuk mencegah hal tersebut.

Lembaga tersebut yaitu Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan.

Dasar hukum dalam pembuatan lembaga ini yaitu Keputusan Presiden No. 181
Tahun 1998 dan Peraturan Presiden No. 65 Tahun 2005.

Lembaga ini berdiri pada tanggal 9 Oktober 1998. Pembentukan lembaga ini
membuat para wanita di Indonesia memiliki wadah agar tidak perlu khawatir akan
mendapatkan tindakan kekerasan.

Tujuan dari lembaga ini dijelaskan lebih lajut ada Keputusan Presiden No. 181
Tahun 1988 yang tertuang pada Pasal 4.

Terdapat 3 fungsi dari lembaga ini yaitu:

 Melakukan distribusi pemahaman terhadap jenis kekerasan yang terjadi


pada perempuan Indonesia.
 Menciptakan kondisi yang idea untuk menghapus kekerasan terhadap
perempuan.
 Mencegah serta menanggulangi segala bentuk tindakan kekerasan
terhadap perempuan serta melindungi hak asasi seluruh perempuan di
Indonesia. 

4. KPAI (Komnas Perlindungan Anak Indonesia)

Dasar hukum pembentukan KPAI (Komnas Perlindungan Anak Indonesia) yaitu


Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Anak juga merupakan salah satu korban yang cukup potensial dalam tindakan
kekerasan.

Mengingat hal tersebut maka pemerintah menganggap perlu dibuat lembaga


khusus yang menangani hal tersebut.

Beberapa hak yang harus dilindungi oleh KPAI yaitu:

 Hak agama
 Hak kesehatan
 Hak pendidikan
 Hak sosial
 Hak perlindungan khusus.
Semua itu tertuang dalam Pasal 42 hinnga Pasal 71 UU No. 23 Tahun 2002.
Setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, dan berkembang serta bebas dari
berbagai jenis tindak kekerasan.

Salah satu wadah untuk terciptanya hal tersebut adalah KPAI ini.

5. Pengadilan HAM

Seperti yang kamu ketahui pengadilan berfungsi dalam mengadili suatu perkara
hukum.

Setiap orang yang melanggar peraturan perundang-undagan akan di adili


apakah terbukti bersalah atau tidak.

Sama dengan fungsi tersebut, pengadilan HAM juga demikian namun yang
membedakan yaitu khusus menangani kasus tindak pindana pelanggaran HAM
saja.

Lembaga ini dibentuk dengan dasar Undang-Undang No. 26 Tahun 2000.


Pengadilan ini berdiri di berbagai kota maupun kabupaten di setiap Provinsi
Indonesia.
Namun untuk pelanggaran HAM berat seperti kejahatan genosida, kejahatan
terhadap kemanusian, dan lainnya tidak dapat diselesaikan di dalam lembaga ini.

6. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi

Seperti namanya lembaga ini berfungsi untuk menyelesaikan berbagai kasus


pelanggaran HAM berat dengan cara rekonsiliasi.

Dasar hukum dalam pembentukan dari lembaga ini yaitu Undang-Undang No. 27
Tahun 2004.

Atas dasar tersebut komisi ini berhak untuk menjalankan tugas dan fungsinya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Tujuan pembentuknya tertuang
pada Pasal 3.

Tujuan dari lembaga ini yaitu:

 Melakukan penyelesaikan terhadap segala pelanggaran HAM yang berat


yang dilakukan pada masa lalu di luar pengadilan. Hal itu dilakukan untuk
menciptakan perdamaian dan persatuan bangsa.
 Kedua yaitu menyelesaikan kasus dengan cara rekosiliasi serta
persatuan nasional dalam jiwa yang saling mengerti satu sama lainnya.

7. YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia)


Lembaga non pemerintah yang termasuk sebagai lembaga perlindungan HAM di
Indonesia yaitu YLBHI.

Lembaga ini didirikan oleh Dr. Adnan Buyung Nasution pada tanggal 26 Oktober
1970.

Bentuk dari YLBHI yaitu lembaga swadaya masyarakat. Lembaga ini juga


mendapatkan dukungan dari Bapak Guberner DKI pada saat itu yakni Bapak Ali
Sadikin.
Fungsi pokok YLBHI yaitu untuk memberikan bantuan hukum kepada siapa saja
yang membutuhkan, khususnya bagi warga yang tidak mampu.

HAM merupakan hak dasar dalam kehidupan sehingga tidak membedakan si


kaya dan si miskin.

Itulah dasar dari berdirinya LSM YLBHI tersebut. Lembaga ini juga berperan
untuk mendukung fungsi dari LBH yang menjamur di DKI Jakarta saat itu.

8. LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Swasta

Lembaga nonpemerintah lainnya yang berperan dalam perlindungan HAM yaitu


LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Swasta.
Lembaga ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat untuk
memperjuangkan hak asasinya.

Hal itu karena sifat dari lembaga ini yaitu non profit sehingga kamu dapat
mendapatkan layanan yang cuma-Cuma alias gratis.

Tujuan dari lembaga ini yang utama yaitu:

 Memberikan advice dan pendampingan kepada warga tidak mampu


 Memberikan nasihat hukum kepada masyarakat di luas pengadilan agar
tidak terjerat hukum
 Memberikan pengetahuan mengenai hak yang harus diperoleh
Dengan adanya lembaga ini akan membuat penerapan HAM di Indonesia dapat
dilakukan di semua golongan.

9. BKBH (Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum) Perguruan Tinggi

Tujuan dan latar belakang berdirinya lembaga ini sebetulnya hampir sama
dengan LBH swasta namun yang membedakan yaitu lembaga ini dibawah
naungan dari pihak perguruan tinggi.

Sifat layanan yang diberikan BKBH ini gratis dan akan memberikan pelayanan
kepada masyarakat yang membutuhkan khususnya masyarakat tidak mampu.

Layanan BKBH ini terdiri dari beberapa bidang yaitu:

 Bidang konsultasi hukum


 Bidang layanan hukum
 Bidang kajian dan penelitian
 Bidang advokasi.
BKBH ini sangat berguna untuk membuat HAM tidak hanya dapat dinikmati oleh
golongan atas saja.

10. KONTRAS (Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan)

KONTRAS (Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) merupakan


salah satu lembaga yang fokus untuk menangani HAM di Indonesia.

Lembaga ini fokus dalam menangani orang yang hilang dan korban dari
kekerasan.

Lembaga ini vokal dalam memberikan pengetahuan mengenai pentingnya HAM


dan beberapa tindakan yang dapat melanggar HAM tersebut.
Visi dari lembaga ini menggambarkan bahwa rakyat haruslah terbebas dari
segala jenis intimidasi, kekerasan, penindasan, ketakutan dari segala jenis
pelanggaran hak asasi atas dasar apapun termasuk gender.

Lembaga ini turut serta menjamin terpeliharanya penerapan hak asasi manusia
di seluruh Negara Indonesia.

Lembaga perlindungan HAM di Indonesia berkolaborasi dalam menciptakan iklim


yang kondusif dalam penerapan HAM yang merata di seluruh Indonesia.

HAM merupakan hak dasar bagi setiap warga negara tanpa memandang gender,
ras, suku, agama, dan tingkat ekonomi.

Oleh sebab itu pemahaman mengenai HAM dan lembaganya sangat penting
untuk diketahui.
BAB III

A. KESIMPULAN
Pentingnya Hak Asasi Manusia bagi setiap orang tanpa adanya
perbedaan dan pemerintah juga berperan penting dalam menegakkan
Hak Asasi Manusia bagi setiap warganya. Akan tetapi bukan berarti kita
bebas dalam melakukan apapun atas nama HAM, kebebasan harus
dibatasi dengan hukum dan undang-undang agar tidak terjadi
pelencengan yang meng atas namakan HAM.
DAFTAR PUSTAKA

https://cerdika.com/lembaga-perlindungan-ham/

https://www.99.co/blog/indonesia/kasus-pelanggaran-ham-di-indonesia/

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5550068/pelanggaran-ham-pengertian-
jenis-dan-contoh-kasusnya

https://www.bola.com/ragam/read/4519008/pengertian-ham-menurut-para-ahli-
macam-pelanggaran-dan-penegakannya-di-indonesia

Anda mungkin juga menyukai