Anda di halaman 1dari 28

Hak Asasi Manusia dalam

Perspektif Hukum Tata Negara

BIDANG STUDI HUKUM TATA NEGARA


Matakuliah Asas-Asas Hukum Tata Negara
1 Maret 2018
Definisi
• UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat
pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk
Tugas Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara hukun, Pemerintahan, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia
• Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia
Semua manusia terlahir merdeka dan mempunyai
martabat dan hak yang setara. Manusia dikaruniai akal
budi dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu dengan
yang lain dengan semangat persaudaraan
Beberapa Dokumen Hak Asasi Manusia
• Holly Scriptures
• Magna Carta (1215)
• The Great Golden Bull (1223) (Hungary)
• Westphalia Treaty (1648)
• Declaration of Independence (1776) (USA)
• Bill of Rights (1791) (USA)
• Declaration des droit de l’homme et du citoyen 1789 /
The Declaration of the Rights of Man and of the Citizen
(France)
• Bill of Rights (1889) (United Kingdom)
Pembagian Hak Asasi Manusia
Karel Vasak – Jurist at Internasional Institute of Human Rights
• Generasi pertama,
Termasuk di dalamnya hak-hak sipil dan politik. Mencerminkan
nilai-nilai kebebasan. Pelaksanaannya lebih menghargai
ketiadaan intervensi pemerintah (negative rights)
Instrumen : International Convention of Civil and Political Rights
(ICCPR)
• Generasi kedua,
Termasuk di dalamnya hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya.
Mencerminkan nilai-nilai egaliter. Pelaksanaannya
membutuhkan peran aktif pemerintah (positive rigths),
Instrumen : International Convention of Economic, Social, and
Cultural Rights (ICESCR)
• Generasi ketiga,
Yaitu hak-hak solidaritas, juga sering disebut dengan hak atas
pembangunan (right to development). Mencakup persamaan
hak atau kesempatan untuk maju bagi segala bangsa, hak untuk
berpartisipasi dalam proses pembangunan, hak untuk
menikmati hasil-hasil pembangunan, hidup damai, mendapat
lingkungan yang bersih, dst.
Masih diperdebatkan dan belum ada instrumen hukum terkait
hal ini.

Karel Vasak ketika merumuskan teori ini terinspirasi dari


peristiwa dan nilai-nilai yang lahir dari Revolusi Perancis,
yaitu liberte, egalite dan fraternite.
Generasi HAM Keempat
Prof. Jimly Asshiddiqie
• Prof Jimly Asshiddiqie berpendapat bahwa pengertian
konseptual HAM tersebut telah melampaui tiga generasi
pembangunan.
• Generasi Keempat, (atau bahkan beliau menyebutnya sebagai
generasi kedua dimana tiga generasi sebelumnya disebut sbg generasi
pertama karena berciri HAM dalam hubungan yang bersifat vertikal
sementara generasi kedua berciri HAM dalam hubungan yang bersifat
horizontal)
• berlandaskan pada pemikiran HAM tidak cukup hanya dipahami
dalam konteks hubungan kekuasaan yang bersifat vertikal (antara
penguasa dan rakyatnya), tetapi
• mencakup pula hubungan kekuasaan yang bersifat horizontal,
• antarkelompok masyarakat,
• antargolongan rakyat, bahkan
• antarsatu kelompok masyarakat di suatu negara dengan kelompok
masyarakat di negara lain.
Negara Hukum
Syarat-Syarat Dasar:
• Asas legalitas, berarti setiap tindak pemerintahan harus
berdasarkan aturan hukum,
• Pembagian kekuasaan, berarti kekuasaan negara tidak
boleh hanya bertumpu pada satu tangan,
• Dihormatinya hak-hak dasar, yang merupakan sasaran
perlindungan hukum bagi rakyat dan sekaligus
membatasi kekuasaan pemerintahan & pembentukan
UU,
• Pengawasan pengadilan, artinya bagi rakyat tersedianya
saluran melalui pengadilan yang bebas untuk menguji
keabsahan tindak pemerintahan (pemerintah dapat
digugat melalui lembaga peradilan).
Demokrasi
• Adanya kebebasan bagi rakyat untuk berpartisipasi
dalam penyelenggaraan pemerintahan, artinya
rakyat ikut menentukan jalannya pemerintahan,
baik melalui lembaga perwakilan maupun di luar
lembaga perwakilan.
• Adanya persamaan dalam hukum & pemerintahan,
artinya baik rakyat maupun pemerintah tunduk
pada supremasi hukum (kesalahan rakyat maupun
pemerintah harus diselesaikan melalui lembaga
peradilan).
• Pertumbuhan ajaran demokrasi menjadikan sejarah
perlindungaan hak asasi manusia memiliki kaitan
erat dengan usaha pembentukan tatanan negara
hukum yang demokratis
• “Kekuasaan cenderung korup, dan kekuasaan
absolute akan melakukan korupsi secara absolut.
John Dalberg-Acton (1843-1902)
DEMOKRASI DAN HAM
Demokrasi, pengembangan dan penghormatan
HAM serta kebebasan dasar adalah saling
bergantung dan saling menegakkan. Demokrasi
berdasarkan kebebasan berekspresi dari bangsa
untuk menentukan sistem politik, ekonomi, sosial
dan budaya serta partisipasi penuh dalam seluruh
aspek kehidupan
Kekuasaan Negara dan HAM
• Kekuasaan legislatif
• Tidak dapat memberlakukan UU yg bertentangan dengan
HAM. Jika hal tersebut dilakukan, maka negara melanggar
HAM
• Kekuasaan eksekutif
• Harus menjalankan kekuasaan menurut peraturan yang
berlaku dengan cara-cara yg tidak bertentangan dengan HAM
• Kekuasaan yudisial
• Merupakan kekuasaan negara yang diberikan kewenangan
terkait dengan HAM.
• Kekuasaan ini diatur di dalam ICCPR, misalnya terkait
• persyaratan untuk melakukan persidangan yang adil
• kewajiban untuk mengawasi negara terkait pelaksanaan HAM
• Kekuasaan negara keempat, kebebasan pers
Kewajiban Negara menurut HAM
• HAM dan kebebasan fundamental merupakan hak
manusia sejak lahir; perlindungan dan promosi
HAM merupakan tanggung jawab Pemerintah yang
pertama (Deklarasi dan Program Aksi Vienna 1993)
Universal Declaration of Human Rights
(Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia)
• Merupakan sebuah pernyataan yang bersifat anjuran
yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada tgal 10
Desember 1948
• Terdiri atas 30 pasal yang menggarisbesarkan
pandangan Majelis Umum PBB tentang jaminan hak-
hak asasi manuusia kepada semua orang
• Pada deklarasi inilah istilah human rights pertama kali
dikenalkan untuk menggantikan istilah natural rights
(hak-hak alam), karena konsep hukum alam menjadi
suatu kontroversi, dan frasa the rights of man yang
muncul kemudian dianggap tidak mencakup hak-hak
perempuan.
Universal Declaration of Human
Responsibilities
(Proposed by the InterAction Council, 1 September
1997, was adopted in 1998 in Valencia)

• Diterjemahkan dengan Deklarasi Universal tentang


Tanggung Jawab Manusia
• Dibentuk dengan tujuan untuk melengkap UDHR
• Pemikiran yang berkembang di sekitar pembentukan
Deklarasi ini berpandangan bahwa sudah waktunya
hak diimbangi dengan tanggung jawab dan
kewajiban
Cairo Declaration on Human Rights in Islam
• Deklarasi oleh negara anggota Organizations of Islamic
Conference di Kairo (Mesir) pada 5 Agustus 1990 terkait isu hak-
hak asasi manusia yang berlandaskan pada hukum Islam
• Awalnya, banyak sarjana Islam yang mengkritik UDHR 1948
karena tidak sesuai dengan kultur dan nilai religius negara bangsa
non-Barat.
• Salah satu kritik: UDHR merupakan pemahaman sekular terhadap
tradisi Judea-Christian, sehingga penerapannya di negara muslim akan
bertentangan dengan hukum Islam
• Banyak yang menilai secara materi, tidak banyak berbeda dengan
UDHR
• "All men are equal in terms of basic human dignity and it forbids
discrimination on the basis of race, colour, language, belief, gender,
religion, political affiliation, social status or other considerations“
• Hak-hak perempuan terkait persamaan, hak untuk bahagia, hak sosial,
kebebasan finansial, hak untuk memilih pasangan, dll
• Mengakui hak atas kekayaan individual dan properti
PERKEMBANGAN
HAK ASASI MANUSIA
DI INDONESIA
Periode Sebelum Kemerdekaan
Perkembangan pemikiran HAM dalam periode ini dapat dijumpai
dalam organisasi pergerakan sebagai berikut:
• Budi Oetomo, pemikirannya, “hak kebebasan berserikat dan
mengeluarkan pendapat”
• Perhimpunan Indonesia, pemikirannya, “hak untuk menentukan
nasib sendiri (the right of self determination)
• Sarekat Islam, pemikirannya, “hak penghidupan yang layak dan
bebas dari penindasan dan diskriminasi rasial”
• Partai Komunis Indonesia, pemikirannya, “hak sosial dan
berkaitan dengan alat-alat produksi”
• Indische Party, pemikirannya, “hak untuk mendapatkan
kemerdekaan dan perlakuan yang sama”.
• Partai Nasional Indonesia, pemikirannya, “hak untuk memperoleh
kemerdekaan”
Periode Setelah Kemerdekaan

1945 - 1950 1950 - 1959


Pemikiran HAM pada periode HAM pada periode ini lebih memberi
ruang hidup bagi tumbuhnya lembaga
ini menekankan pada hak- demokrasi yang antara lain:
hak mengenai: 1. Partai politik dengan beragam
1. Hak untuk merdeka (self ideologinya,
determination), 2. Kebebasan pers yang bersifat
liberal,
2. Hak kebebasan untuk 3. Pemilu dengan sistem multipartai,
berserikat melalui
organisasi politik yang 4. Parlemen sebagai lembaga
kontrol pemerintah,
didirikan
5. Wacana pemikiran HAM yang
3. Hak kebebasan untuk kondusif karena pemerintah
menyampaikan pendapat memberi kebebasan
terutama di parlemen
Periode Orde Lama – Orde Baru
1959 - 1966 1966 – 1998
Pada periode ini pemikiran Kurun waktu pertama (1967)
HAM tidak mendapat ruang Pada awal pemerintahan Presiden Soeharto,
berusaha melindungi kebebasan dasar
kebebasan dari pemerintah, manusia yang ditandai dengan adanya hak
yaitu terutama hak sipil, uji materiil (judicial review) yang diberikan
kepada MA
seperti hak untuk berserikat,
berkumpul, dan Kurun waktu kedua (1970-1980)
mengeluarkan pikiran secara Pemerintah melakukan pemasungan HAM,
ditandai dengan lahirnya produk hukum
lisan dan tulisan. yang bersifat restriktif (membatasi) terhadap
HAM. Alasan pemerintah adalah bahwa
Sikap pemerintah bersifat HAM merupakan produk pemikiran Barat
restriktif terhadap hak sipil dan tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur
budaya bangsa yang tercermin dalam
dan hak politik warga negara. Pancasila.
Salah satu sebabnya adalah Kurun waktu ketiga (1990an)
karena periode ini sistem pemikiran HAM tidak lagi hanya bersifat
pemerintahan parlementer wacana melainkan sudah dibentuk lembaga
berubah menjadi sistem penegakan HAM, seperti Komnas HAM
berdasarkan Keppres No. 50 Tahun 1993
demokrasi terpimpin.
Periode 1998 s/d sekarang
Periode 1998-sekarang:
• Pada periode ini, HAM mendapat perhatian yang resmi
dari pemerintah dengan melakukan amandemen UUD
1945 guna menjamin HAM dan menetapkan Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak asasi
manusia
HAM dalam UUD 1945 (naskah asli)
• Dimulai dengan
• “Kemerdekaan adalah hak segala bangsa”,
• sebagai konsekuensinya penjajahan harus dihapuskan dari muka bumi karena
tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.
• Dalam batang tubuh antara lain diatur dalam
• Pasal 27 ayat (1) ttg persamaan kedudukan WN dalam hukum dan
pemerintahan, ayat (2) Hak WN atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
• Pasal 28 ttg kemerdekaan berserikat dan berkumpul, dan mengeluarkan pikiran
• Pasal 29 ayat (2) ttg Negara menjamin kemerdekaan untuk memeluk agama dan
beribadat
• Pasal 30 ayat (1) Hak dan kewajiban WN utk bela negara
• Pasal 31 ayat (1) ttg hak WN mendapat pengajaran
• Pasal 33 ayat ttg (1) Perekonomian berdasar atas asas kekeluargaan; ayat (2)
Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara; ayat (3) Bumi, air, dan kekayayaan
alam digunakan untuk kemakmuran rakyat
• Pasal 34 Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara
Konstitusi RIS 1949 dan UUDS 1950
• Keduanya memuat pasal-pasal tentang HAM yang
lebih banyak dan lebih lengkap dibandingkan
dengan UUD 1945, karena banyak mengadopsi
pasal-pasal UDHR
• Konstitusi RIS 1949 memuat dalam Bagian V yang
berjudul “Hak-Hak dan Kebebasan-Kebebasan
Dasar Manusia” (Ps.7-Ps.33)
• UUDS 1950 memuat dalam Bagian V yang berjudul
sama (Ps.7-Ps.34)
HAM Pasca Kembali Berlakunya
UUD 1945
• Menugaskan kepada Lembaga-lembaga Tinggi
Negara dan seluruh Aparatur Pemerintah untuk
menghormati, menegakkan, dan menyebarluaskan
pemahaman mengenai HAM kepada seluruh
masyarakat.
• Menegaskan kepada Presiden dan DPR untuk
meratifikasi berbagai Instrumen PBB tentang HAM,
sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila
dan UUD 1945
Instrumen HAM Pada Reformasi
• Ketetapan MR No XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi
Manusia
• Ketetapan ini dilampiri naskah HAM yang di dalam
sistematikanya mencakup:
• Pandangan dan Sikap Bangsa Indonesia Terhadap Hak Asasi
Manusia
• Piagam Hak Asasi Manusia

• Keppres No 129 Th 1998 tentang Rencana Aksi Nasional


Hak Hak Asasi Manusia Indonesia 1998-2003 (RAN
HAM)
• Dalam Keppres tsb ditegaskan bahwa RAN HAM akan
dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan dalam
suatu program 5 (lima) tahunan yang akan ditinjau dan
disempurnakan setiap 5 (lima) tahun
Rencana Aksi HAM
Untuk melaksanakan RAN HAM dibentuk suatu
Panitia Nasional yang bertanggung jawab langsung
kepada Presiden, yang bertugas untuk:
a. Persiapan pengesahan perangkat internasional di
bidang HAM;
b. Diseminasi informasi dan pendidikan di bidang
HAM;
c. Penentuan prioritas pelaksanaan HAM
d. Pelaksanaan isi perangkat internaional di bidang
HAM yang telah disahkan
UU No.39 Tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia
• Dibentuk dengan berlandaskan pada Tap MPR No. XVII/MPR/1998
• Mengatur tentang Hak Asasi Manusia dan Kebebasan Dasar Manusia
serta Kewajiban Dasar Manusia
• Hak-hak asasi manusia dan kebebasan manusia yang ditetapkan dalam
UU HAM ini antara lain:
1. Hak untuk hidup;
2. Hak untuk berkeluarga dan melanjutkan keturunan;
3. Hak mengembangkan diri;
4. Hak memperoleh keadilan;
5. Hak atas kebebasan pribadi;
6. Hak atas rasa aman;
7. Hak atas kesejahteraan;
8. Hak turut serta dalam pemerintahan;
9. Hak perempuan;
10. Hak anak
• Kewajiban dasar manusia yang diatur dalam UU HAM ini antara lain
diatur dalam Ps. 67-Ps.70
Peradilan Hak Asasi Manusia
Perpu No. 1 Th. 1999 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia
• Dibentuk sebagai tindak lanjut Pasal 104 ayat (1) UU No. 39 Th.
1999 yang menyatakan bahwa yang berwenang mengadili
pelanggaran HAM yang berat adalah Pengadilan Hak Asasi
Manusia

UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia


• Mencabut keberlakuan Perpu No.1/1999 pada Pasal 50
• Sifatnya Ad Hoc, hanya dibentuk jika ada kepentingan untuk
mengadili kasus HAM berat
• Pernah dibentuk salah satunya lewat Keppres No. 96 Th. 2001
dalam rangka membentuk pPengadilan HAM Ad Hoc pada PN
Jakarta Pusat, untuk penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat
yang terjadi di Timor Timur dan Tanjung Priok
HAM pada UUD 1945 setelah
amandemen
• Perubahan Kedua UUD 1945, ditetapkan Bab khusus
yang mengatur tentang Hak Asasi Manusia dalam Bab
XA, tercantum dalam Pasal 28A-28J
• Beberapa Pasal dalam Bab ini mempunyai redaksional
yang serupa dengan yang diatur dalam UU no. 39 Th.
1999
• Dalam Ps. 28I ayat (4) diatur bahwa perlindungan,
pemajuan, penegakan dan pemenuhan HAM adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah
• Dalam Ps. 28J ayat (2) diatur bahwa dalam menjalankan
hak dan kebebasannya, setap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan UU dst…

Anda mungkin juga menyukai