5.1 Kesimpulan
85
Sebagai contoh adalah perusakan lingkungan dan kejahatan dalam hal
perlindungan konsumen yang dilakukan oleh korporasi yang
menyebabkan bahaya besar bagi masyarakat luas.
2. Strict liability merupakan asas yang diadaptasi dari sistem hukum asing,
sehingga perlu dikaji secara mendalam dan dilakukan penyesuaian
apabila akan diterapkan di Indonesia. Hal yang paling penting adalah
menentukan batasan-batasan tindak pidana mana saja yang dalam
penyelasaiannya dapat diterapkan strict liability. Batasan-batasan ini
dapat dibentuk dengan melihat aturan yang tertera dalam RKUHP,
sejarah perkembangan asas strict liability, serta doktrin-doktrin yang
disampaikan oleh para ahli hukum.
RKUHP mengatur bahwa strict liability antara lain dapat diterapkan pada
tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang dalam menjalankan
profesinya yang mengandung elemen keahlian, tanggung jawab sosial,
dan kesejawaatan yang didukung oleh kode etik. Berdasarkan sejarah
perkembangan strict liability dalam sistem hukum Inggris, strict liability
dapat diterapkan pada perkara perdata dan perkara pidana. Dalam perkara
perdata, sebagai contoh adalah kasus Ryland vs. Fletcher dimana terjadi
kerugian berupa rusaknya properti milik orang lain akibat kegiatan
tergugat. Dalam perkara pidana, sebagai contoh adalah kasus Prince yang
dituduh menarik dari kekuasaan orang tua seorang gadis berumur 16
86
tahun tanpa izin orang tuanya. Berdasarkan doktrin-doktrin dari para ahli
hukum, kepentingan penerapan strict liability bertujuan agar dipatuhinya
aturan hukum yang penting bagi kesejahteraan masyarakat,
mempermudah kesulitan pembuktian kesalahan dalam suatu perkara
mengingat tingginya tingkat bahaya sosial yang ditimbulkan oleh
perbuatan yang bersangkutan.
Untuk tindak pidana yang dilakukan oleh perorangan strict liability dapat
diterapkan terhadap tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang dalam
kapasitasnya sebagai seorang profesional. Selain itu, strict liability tidak
hanya diterapkan pada kasus-kasus rumit saja yang membahayakan
masyarakat luas, namun juga terhadap “regulatory offence” (pelanggaran
pidana terhadap hukum tertulis) seperti pelanggaran lalu lintas.
Berdasarkan sejarah perkembangannya strict liability di Inggris dapat
diterapkan pada kasus-kasus public nuisance (perbuatan melawan hukum
yang merugikan publik), criminal libel (pencemaran nama baik),
contempt of court, dan blasphemus libel (penistaan agama) yang nantinya
dapat diterapkan dalam sistem hukum pidana Indonesia setelah dilakukan
penyesuaian.
87
Namun bukan hanya terbatas pada itu saja, asas ini dapat diterapkan pada
kejahatan-kejahatan korporasi berdimensi baru lainnya
5.2 Saran
Berikut adalah beberapa saran yang dapat dikemukakan oleh penulis sebagai
masukan yang diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan agar penerapan
strict liability dapat dilaksanakan dengan baik:
88
yang bahayanya besar serta dapat menimbulkan kerugian besar dan luas
sangat mungkin untuk dilakukan oleh korporasi sebagai subjek hukum.
Namun hal ini tidak ditemukan di dalam rumusan RKHUP.
89
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
89
HUDA, CHAIRIL, “DARI ‘TIADA PIDANA TANPA KESALAHAN’ MENUJU KEPADA ‘TIADA
PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TANPA KESALAHAN’”: TINJAUAN KRITIS
TERHADAP TEORI PEMISAHAN TINDAK PIDANA DAN PERTANGGUNGJAWABAN
PIDANA, Kencana, Jakarta, 2006.
90
KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA INDONESIA, Diterjemahkan oleh
Tristam Pascal Moeliono, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003.
91
B. JURNAL
C. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
D. INTERNET
92