Anda di halaman 1dari 5

Lex Et Societatis Vol. VI/No.

8/Okt/2018

ANALISIS HUKUM TERHADAP BENTUK terhadap orang yang tidak mempunyai


PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA kesalahan.3
BERDASARKAN KONSEP STRICT LIABILITY DAN Sistem pertanggungjawaban pidana dalam
VICARIOUS LIABILITY1 hukum pidana positif saat ini menganut asas
Oleh : Grace Yurico Bawole2 kesalahan sebagai salah satu asas disamping
asas legalitas. Sistem pertanggungjawaban
ABSTRAK pidana dalam hukum pidana nasional yang akan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk datang menerapkan asas tiada pidana tanpa
mengetahui asas kesalahan bukan merupakan kesalahan yang merupakan salah satu asas
satu-satunya asas yang dapat digunakan jika fundamental yang perlu ditegaskan secara
terjadi suatu tindak pidana. Dengan eksplisit sebagai pasangan asas legalitas. Kedua
menggunakan metode penelitian normatif, asas tersebut tidak dipandang syarat yang kaku
disimpulkan, bahwa dalam hukum pidana dan bersifat absolut. Oleh karena itu, memberi
modern, pertanggungjawaban pidana juga kemungkinan dalam hal-hal tertentu untuk
dapat dikenakan kepada seseorang meskipun menerapkan asas strict liability, vicarious
orang itu tidak mempunyai kesalahan sama liability, erfolgshaftung, kesesatan atau error,
sekali. Dalam perkembangannya sistem rechterlijk pardon, culpa in causa dan
pertanggungjawaban pidana tanpa kesalahan pertanggungjawaban pidana yang berhubungan
ini terbagi dalam 2 (dua) konsep, yaitu dengan masalah subjek tindak pidana. Semua
pertanggungjawaban pidana mutlak (strict asas itu belum diatur dalam KUHP (Wvs).
liability) dan pertanggungjawaban pidana Dalam pengertian tindak pidana tidak
pengganti (vicarious liability). Alasan utama termasuk pertanggungjawaban pidana. Tindak
penerapan sistem pertanggungjawaban pidana pidana hanya menunjuk kepada dilarang dan
tanpa kesalahan adalah demi perlindungan diancamnya perbuatan dengan suatu pidana.
masyarakat karena untuk delik-delik tertentu Namun orang yang melakukan tindak pidana
sangat sulit membuktikan adanya unsur belum tentu dijatuhi pidana sebagaimana yang
kesalahan. Kitab Undang-undang Hukum Pidana diancamkan.
(KUHP) yang saat ini digunakan oleh negara kita Namun, kemajuan yang dicapai di bidang
sudah tidak layak lagi digunakan karena masih ilmu pengetahuan dan teknologi membawa
menganut asas kesalahan. Oleh sebab itu perlu pengaruh terhadap hukum pidana. Dengan
adanya produk hukum terbaru yang mengikuti kemajuan tersebut baik langsung maupun tidak
perkembangan kejahatan yang muncul saat ini langsung, berpengaruh terhadap
di negara kita yang mengatur konsep perkembangan kejahatan dan menimbulkan
pertanggungjawaban pidana tanpa kesalahan. kejahatan yang baru. Kemajuan di bidang
Kata kunci: Analisis hukum, bentuk industri dapat menimbulkan polusi yang
pertanggungjawaban pidana, konsep strict melahirkan kejahatan terhadap pelestarian
liability dan vicarious liability. lingkungan hidup. Kemajuan di bidang ekonomi
dan perdagangan melahirkan kejahatan
PENDAHULUAN penyelundupan, penghindaran pajak, penipuan
A. Latar Belakang terhadap konsumen, persaingan curang,
Pertanggungjawaban pidana selama ini perbuatan pidana perbankan, perbuatan pidana
menganut asas kesalahan, suatu asas yang di bidang pasar modal, penggunaan dan
dapat memidana seseorang pelaku delik selain pengedaran obat-obat terlarang dan lain
dibuktikan unsur-unsur perbuatan pidana juga sebagainya. Sebagian dari kejahatan-kejahatan
pada pelaku harus ada unsur kesalahan. Ini tersebut dilakukan oleh korporasi dan sebagian
merupakan suatu hal yang wajar, karena lagi oleh orang dengan sistem
tidaklah adil apabila menjatuhkan pidana pertanggungjawaban ketat (strict liability) dan
pertanggungjawaban pengganti (vicarious
liability).

1
Artikel
2 3
Dosen Pada Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi. Peter Gillies, Criminal Law, The Law Book Company,
S1 Fakultas Hukum Unsrat, Pascasarjana Unsrat. Sidney, 1990, hal. 43

16
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 8/Okt/2018

B. PERUMUSAN MASALAH Unsur-Unsur Pertanggungjawaban Pidana


Berdasarkan latar belakang masalah adalah:6
ini maka yang menjadi permasalahan 1. Adanya suatu tindak pidana yang
adalah bagaimana bentuk dilakukan oleh pembuat. Tindakan yang
pertanggungjawaban pidana berdasarkan dilakukan oleh pembuat memenuhi
konsep strict liability dan vicarious unsur-unsur yang ada dalam salah satu
liability? pasal atau beberapa pasal dalam KUHP.
2. Mampu bertanggung jawab.
C. METODE PENELITIAN Pertanggungjawaban (pidana) menjurus
Dalam menyusun tulisan ini penulis kepada pemidanaan petindak, jika telah
menggunakan metode penelitian kepustakaan melakukan suatu tindak pidana dan
(Library Research) yakni suatu metode yang memenuhi unsur-unsurnya yang telah
digunakan dengan jalan mempelajari buku ditentukan dalam undang-undang.
literatur, perundang-undangan, dan bahan- 3. Kesalahan dianggap ada, apabila dengan
bahan tertulis lainnya yang berhubungan sengaja atau karena kelalaian telah
dengan materi pembahasan yang penulis melakukan perbuatan yang menimbulkan
gunakan. keadaan atau akibat yang dilarang oleh
hukum pidana dan dilakukan dengan
D. TINJAUAN PUSTAKA mampu bertanggung jawab.
Jika Dilihat dari sudut terjadi suatu tindakan 4. Tidak ada alasan pemaaf. Hubungan
yang terlarang, seseorang akan petindak dengan tindakannya ditentukan
dipertanggungjawabpidanakan atas tindakan- oleh kemampuan bertanggungjawab dari
tindakan tersebut apabila tindakan tersebut petindak. Ia menginsyafi hakekat dari
bersifat melawan hukum. Dengan demikian, tindakan yang akan dilakukannya, dapat
terjadinya pertanggungjawaban pidana karena mengetahui ketercelaan dari tindakan
adanya kesalahan yang merupakan tindak dan dapat menentukan apakah akan
pidana yang dilakukan oleh seseorang, dan dilakukannya tindakan tersebut atau
telah ada aturan yang mengatur tindak pidana tidak. Tiada terdapat “alasan pemaaf”,
tersebut. yaitu kemampuan bertanggungjawab,
Pertanggungjawaban pidana dalam istilah bentuk kehendak dengan sengaja atau
asing disebut dengan teorekenbaardheid atau alpa, tiada terhapus keselahannya atau
criminal responsibility yang menjurus kepada tiada terdapat alasan pemaaf, adalah
pemidanaan pelaku dengan maksud untuk termasuk dalam pengertian kesalahan.
menentukan apakah seseorang terdakwa atau Berdasarkan uraian di atas, seseorang dapat
tersangka dipertanggungjawabkan atas suatu dimintai pertanggungjawaban pidana jika
tindakan pidana yang terjadi atau tidak.4 sebelumnya orang tersebut telah terbukti
Pengertian Pertanggungjawaban pidana melakukan perbuatan yang dilarang.
adalah suatu perbuatan yang tercela oleh Merupakan hal yang tidak mungkin jika
masyarakat yang harus dipertanggungjawabkan terdapat seseorang yang dimintai
pada si pembuatnya atas perbuatan yang pertanggungjawaban pidana sementara dia
dilakukan. Dengan mempertanggung jawabkan tidak melakukan perbuatan yang dilarang oleh
perbuatan yang tercela itu pada si pembuatnya, hukum. Jika terjadi demikian, maka telah terjadi
apakah si pembuatnya juga dicela ataukah si pelanggaran hak asasi manusia.
pembuatnya tidak dicela. Pada hal yang Ada beberapa definisi yang dikemukakan
pertama maka si pembuatnya tentu dipidana, oleh para ahli hukum berkaitan dengan konsep
sedangkan dalam hal yang kedua si pertanggungjawaban pidana ketat (strict
pembuatnya tentu tidak dipidana.5 liability), yakni:7

6
Ibid hal. 80
4 7
Romli, Atmasasmita, Asas-asas Perbandingan Hukum Hanafi, Amrani dan Mahrus, Ali, Sistem
Pidana, Yayasan LBH, Jakarta, 1989, hal. 79. Pertanggungjawaban Pidana (Perkembangan dan
5
Ibid Penerapan), Rajawali Press, Jakarta, 2015 hal. 118

17
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 8/Okt/2018

a. Marise Cremona mendefinisikan strict “pertanggungjawaban pengganti adalah


liability sebagai: sesuatu dimana seseorang, tanpa
“suatu ungkapan yang menunjuk kepada kesalahan pribadi, bertanggung jawab
suatu perbuatan pidana dengan tidak atas tindakan orang lain”.13
mensyaratkan kesalahan terhadap satu c. Smith dan Brian Hogan menjelaskan:
atau lebih unsur dari actus reus”.8 “secara umum majikan dapat
b. Smith dan Brian Hogan memberi definisi dipertanggungjawabkan atas kejahatan
strict liability yakni: yang dilakukan pegawainya, kecuali
“kejahatan yang tidak mensyaratkan terhadap gangguan umum dan fitnah
kesengajaan, kesembronoan, atau atau pencemaran nama baik).14
bahkan kealpaan sebagai satu atau lebih d. Menurut Henry Compbell:
unsur dari actus reus)”.9 “pertanggungjawaban pengganti adalah
c. Richard Card berpendapat strict liability, pertanggungjawaban hukum secara tidak
adalah: langsung, pertanggungjawaban majikan
“terdakwa bisa saja dihukum meskipun atas tindakan dari pekerja, atau
perbuatannya bukan karena pertanggungjawaban prinsip tindakan
kesengajaan, kesembronoan, atau agen dalam suatu kontrak).15
kealpaan berkenaan dengan syarat yang
diharuskan dalam suatu kejahatan yang PEMBAHASAN
dituduhkan”.10 A. Bentuk Pertanggungjawaban Pidana
d. Redmond memberi pengertian tentang Berdasarkan Konsep Strict Liability
strict liability, ialah: Asas strict liability di Inggris berkembang
“menunjuk pada pengecualian situasi, mulai pada abad ke-19 akibat buruk dari
dimana terdakwa bertanggung jawab revolusi industri. Pada waktu itu, banyak
dengan mengabaikan kesalahan, sebagai peraturan perundang-undangan yang
akibatnya penggugat yang menderita diciptakan berkaitan hal-hal yang baru, seperti
kerugian dapat menuntut tanpa harus kesehatan masyarakat, keselamatan, dan
membuktikan kesengajaan atau kealpaan kesejahteraan. Pada abad ke-20,
dari terdakwa”.11 kecenderungan menggunakan strict liability
Selain itu, ada juga beberapa pendapat dari semakin meningkat. Kebanyakan dari bentuk
para ahli hukum yang dikemukakan tentang peraturan yang mengatur hal-hal tersebut di
konsep pertanggungjawaban pidana pengganti atas diletakkan di bawah yurisdiksi administrasi
(vicarious liability), yakni: tanpa melibatkan hukum pidana. Penerapan
a. Peter Gillies memberi pengertian bahwa: hukum pidana terhadap kejahatan yang bersifat
“pertanggunjawaban pengganti adalah mengatur di satu pihak sangat penting sebagai
pengenaan pertanggungjawaban pidana sanksi terhadap pelaku. Namun di pihak lain
terhadap seseorang berdasarkan atas penerapan hukum pidana ini menghadapi
perbuatan pidana yang dilakukan oleh permasalahan terutama yang berkaitan dengan
orang lain, atau berdasarkan atas masalah pembuktian adanya unsur kesalahan
kesalahan orang lain, atau berkenaan dari pelaku delik. Dari permasalahan tentang
dengan kedua masalah tersebut”.12 pembuktian dalam penegakan hukum itulah
b. La-Fave berpendapat bahwa: strict liability mulai diintrodusir dalam kasus-
kasus pidana.
Dasar pokok untuk menentukan penerapan
8 tanggung jawab mutlak dalam perkara pidana
Marise Cremona, Criminal Law, The Macmillan Press Ltd,
London, 1989, hal. 54.
pada prinsipnya tidak bersifat generalisasi. Jadi,
9
J. C. Smith., dan Brian Hogan, Criminal Law, tidak terhadap semua tindak pidana boleh
Butterworths, London, 1978, hal. 79.
10
Richard Card, Introduction to Criminal Law,
13
Butterworths, London, 1984, hal. 72. Wayne., R., LaFave, Handbook on Criminal Law, West
11
P. W. D. Redmond, J. P. Price, dan L. N. Stevens, General Publishing Co, 1972, hal. 219.
14
Principle of English Law, Macdonald and evans, London, Smith dan Hogan., Criminal Law, op. Cit., hal. 171.
15
hal 232. Henry., Campbell, Black’s Law Dictionary, West
12
Peter Gillies, Criminal Law, op. Cit., hal. 109. Publishing Co, St. Paul Minn, 1979, hal. 1404.

18
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 8/Okt/2018

diterapkan. Akan tetapi lebih bercorak khusus,


yaitu:16 B. Bentuk Pertanggungjawaban Pidana
(1). Ketentuan undang-undang sendiri Berdasarkan Konsep Vicarious Liability
menentukan atau paling tidak undang- Secara tradisional konsep ini telah diperluas
undang sendiri cenderung menuntut terhadap suatu situasi dimana pengusaha
penerapan strict liability; bertanggung jawab terhadap perbuatan pidana
(2). Kebanyakan orang berpendapat bahwa yang dilakukan oleh pegawainya dalam ruang
penerapannya hanya ditentukan lingkup pekerjaan. Tanggung jawab yang dipikul
terhadap tindak pidana yang bersifat oleh majikan itu dapat terjadi satu diantara tiga
larangan khusus atau tertentu. hal berikut ini:19
Jadi, penerapannya sangat erat kaitannya 1. Peraturan perundang-undangan secara
dengan ketentuan tertentu dan terbatas, agar eksplisit menyebutkan
lebih jelas hal-hal yang menjadi landasan pertanggungjawaban suatu kejahatan
penerapan strict liability crime, antara lain:17 secara vicarious;
(a) Perbuatan itu tidak berlaku umum 2. Pengadilan telah mengembangkan
terhadap semua jenis tindak pidana, doktrin pendelegasian dalam kasus
tetapi sangat terbatas dan tertentu pemberian lisensi. Doktrin tersebut berisi
terutama mengenai kejahatan anti tentang pertanggungjawaban seseorang
sosial atau yang membahayakan sosial; atas perbuatan yang dilakukan oleh
(b) Perbuatan itu benar-benar bersifat orang lain, apabila ia telah
melawan hukun yang sangat mendelegasikan kewenangannya
bertentangan dengan kehati-hatian menurut undang-undang kepada orang
yang diwajibkan hukum dan kepatutan; lain itu. Jadi harus ada prinsip
(c) Perbuatan tersebut dilarang dengan pendelegasian; dan
keras oleh undang-undang karena 3. Pengadilan dapat menginteprestasikan
dikategorikan sebagai aktivitas atau kata-kata dalam undang-undang
kegiatan yang sangat potensial sehingga tindakan dari pekerja atau
mengandung bahaya kepada pegawai dianggap sebagai tindakan dari
kesehatan, keselamatan, dan moral pengusaha.
publik; dan Penerapan konsep vicarious liabilty ini pada
(d) Perbuatan atau aktivitas tersebut awalnya hanya digunakan dalam hukum
secara keseluruhan dilakukan dengan perdata. Namun dalam hukum pidana
cara tidak melakukan pencegahan yang merupakan hal baru karena menyimpang dari
sangat wajar. asas kesalahan yang dianut selama ini. Pada
Dalam hukum pidana Inggris, strict liability akhirnya sejalan dengan perkembangan yang
terdapat pada hukum kebiasaan ataupun pada ada konsep ini mulai diterapkan pada kasus-
undang-undang. Beberapa tindak pidana yang kasus pidana.
dapat diterapkan konsep strict liability, Perkembangan konsep ini didukung oleh
adalah:18 putusan-putusan pengadilan yang kemudian
- Tindakan yang mengganggu ketertiban diikuti oleh putusan pengadilan berikutnya,
umum, contohnya merusak jalan dan yang pada dasarnya menganut asas precedent
menimbulkan bau yang menusuk hidung; yang bersifat stare decises. Perkembangan
- Penghinaan terhadap agama, Tuhan, yang pesat mengenai vicarious liability terjadi di
atau orang yang dianggap suci; negara-negara yang menganut sistem common
- Penghinaan terhadap pengadilan dan law, terutama di negara Inggris dan Amerika
delik ini juga biasanya dilakukan melalui Serikat. Perkembangan di dua negara ini
publikasi yang dapat mempengaruhi ternyata juga diikuti oleh negara-negara lain
putusan pengadilan; dan yang menganut sistem hukum yang berbeda,
- Tindak pidana fitnah. yakni sistem civil law termasuk Indonesia.
Indonesia mendapat pengaruh dari konsep itu,
16
Hanafi, Amrani., dan Mahrus, Ali., op. Cit., hal. 128
17 19
ibid C. M. V. Clarkson, Understanding Criminal Law, Second
18
Richard Card, op. Cit, hal. 75 Edition, Fontana Press, London, 1995, hal. 108-109.

19
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 8/Okt/2018

walaupun tidak secara eksplisit mengakui pertanggungjawaban pidana tanpa kesalahan


adanya penerapan konsep vicarious liability, ini terbagi dalam 2 (dua) konsep, yaitu
namun secara implisit dapat ditafsirkan dari pertanggungjawaban pidana mutlak (strict
ketentuan perundang-undangan juga dalam liability) dan pertanggungjawaban pidana
praktek penegakan hukum lewat putusan- pengganti (vicarious liability). Alasan utama
putusan pengadilan. penerapan sistem pertanggungjawaban pidana
Ada 2 (dua) syarat penting yang harus tanpa kesalahan adalah demi perlindungan
dipenuhi untuk dapat menerapkan suatu masyarakat karena untuk delik-delik tertentu
perbuatan pidana dengan konsep vicarious sangat sulit membuktikan adanya unsur
liability, yakni: kesalahan.
a. Harus terdapat hubungan, seperti Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)
hubungan pekerjaan antara majikan dan yang saat ini digunakan oleh negara kita sudah
pekerja. tidak layak lagi digunakan karena masih
b. Perbuatan pidana yang dilakukan oleh menganut asas kesalahan. Oleh sebab itu perlu
pegawai atau pekerja tersebut harus adanya produk hukum terbaru yang mengikuti
berkaitan dengan ruang lingkup perkembangan kejahatan yang muncul saat ini
pekerjaannya. di negara kita yang mengatur konsep
Berdasarkan syarat-syarat di atas dapat pertanggungjawaban pidana tanpa kesalahan.
disimpulkan bahwa tidak semua perbuatan
pekerja atau pegawai merupakan tanggung DAFTAR PUSTAKA
jawab majikan, tetapi hanya perbuatan yang C. M. V. Clarkson, Understanding Criminal Law,
ada hubungannya dengan pekerjaan itulah yang Second Edition, Fontana Press, London,
dapat diterapkan konsep ini. Selain itu, ada 2 1995.
(dua) prinsip yang harus dipenuhi dalam Hanafi, Amrani dan Mahrus, Ali, Sistem
menerapkan konsep vicarious liability, yaitu: Pertanggungjawaban Pidana
a). Prinsip Pendelegasian (Perkembangan dan Penerapan), Rajawali
Prinsip ini berkaitan dengan pemberian Press, Jakarta, 2015.
izin kepada seseorang untuk mengelola Henry., Campbell, Black’s Law Dictionary, West
suatu usaha. Si pemegang izin tidak Publishing Co, St. Paul Minn, 1979
menjalankan langsung usaha tersebut, J. C. Smith., dan Brian Hogan, Criminal Law,
tetapi ia memberikan kepercayaan atau Butterworths, London, 1978.
mendelegasikan secara penuh kepada Marise Cremona, Criminal Law, The Macmillan
seseorang untuk mengelola perusahaan Press Ltd, London, 1989.
tersebut. P. W. D. Redmond, J. P. Price, dan L. N. Stevens,
b). Tindakan buruh adalah tindakan majikan General Principle of English Law,
Prinsip ini perkataan selling merupakan Macdonald and evans, London.
actus reus. Penyerahan barang oleh Peter Gillies, Criminal Law, The Law Book
penjual kepada pembeli harus dalam Company, Sidney, 1990.
kondisi yang baik. Walaupun yang Richard Card, Introduction to Criminal Law,
menjual itu adalah pekerja atau Butterworths, London, 1984.
pegawainya tetapi yang bertanggung Romli, Atmasasmita, Asas-asas Perbandingan
jawab atas barang yang dijual adalah Hukum Pidana, Yayasan LBH, Jakarta, 1989.
pemilik. Wayne., R., LaFave, Handbook on Criminal Law,
West Publishing Co, 1972.
PENUTUP
Asas kesalahan bukan merupakan satu-
satunya asas yang dapat digunakan jika terjadi
suatu tindak pidana. Dalam hukum pidana
modern, pertanggungjawaban pidana juga
dapat dikenakan kepada seseorang meskipun
orang itu tidak mempunyai kesalahan sama
sekali. Dalam perkembangannya sistem

20

Anda mungkin juga menyukai