Anda di halaman 1dari 2

Nama: Andika Pramatama

NPM: 1706026153

Tugas Kapita Selekta Hukum Perdata

Tugas Analisis Kapita Selekta Hukum Perdata

Dalam Kasus ini masuk ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Jakarta.
Milla meminta tanggung jawab PT Nissan Motor Indonsia (NMI). Perjuangannya berhasil.
Putusan BPSK memenangkan Milla. BPSK menyatakan NMI melanggar Pasal 9 ayat (1) huruf
k dan Pasal 10 huruf c Undang-Undang Perlindungan Konsumen. NMI diminta membatalkan
transaksi, dan karenanya mengembalikan uang pembelian Rp. 150 juta. Ada pun unsur-unsur
dan penjelasan mengenai pasal tersebut adalah:

Pasal Pasal 9 ayat (1) UUPK menjelaskan mengenai hal-hal yang dilarang bagi oleh pelaku
usaha: (1) Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan suatu barang
dan/atau jasa secara tidak benar, dan/atau seolah-olah:1

1. barang tersebut telah memenuhi dan/atau memiliki potongan harga, harga khusus,
standar mutu tertentu, gaya atau mode tertentu, karakteristik tertentu, sejarah atau guna
tertentu;
2. barang tersebut dalam keadaan baik dan/atau baru;
3. barang dan/atau jasa tersebut telah mendapatkan dan/atau memiliki sponsor,
persetujuan, perlengkapan tertentu, keuntungan tertentu, ciri-ciri kerja atau aksesori
tertentu;
4. barang dan/atau jasa tersebut dibuat oleh perusahaan yang mempunyai sponsor,
persetujuan atau afiliasi;
5. barang dan/atau jasa tersebut tersedia;
6. barang tersebut tidak mengandung cacat tersembunyi;
7. barang tersebut merupakan kelengkapan dari barang tertentu;
8. barang tersebut berasal dari daerah tertentu;
9. secara langsung atau tidak langsung merendahkan barang dan/atau jasa lain;
10. menggunakan kata-kata yang berlebihan, seperti aman, tidak berbahaya, tidak
mengandung risiko atau efek sampingan tanpa keterangan yang lengkap;
11. menawarkan sesuatu yang mengandung janji yang belum pasti.”

Berdasarkan Putusan BPSK yang merujuk pada Pasal 9 ayat (1) huruf k, terkait para
pelaku usaha wajib memberikan informasi yang benar atas barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan. Jika dikaitkan dengan kasus konsumen Ludmilla Arif dengan PT. NMI,
penerapan pasal ini dalam putusan BPSK sudah tepat karena dapat dengan tepat menjerat
pelaku usaha dengan unsur-unsur yang terkandung dalam pasal tersebut.

1
Indonesia, Undang-Undang Perlindungan Konsumen, UU No.8 Tahun 1999, Ps. 9 ayat 1.
Pada Pasal 10 UUPK, yang menjelaskan bahwa: “Pelaku usaha dalam menawarkan
barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan dilarang menawarkan,
mempromosikan, mengiklankan atau membuat pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan
mengenai:

1. harga atau tarif suatu barang dan/atau jasa;


2. kegunaan suatu barang dan/atau jasa;
3. kondisi, tanggungan, jaminan, hak atau ganti rugi atas suatu barang dan/atau jasa;
4. tawaran potongan harga atau hadiah menarik yang ditawarkan;
5. bahaya penggunaan barang dan/atau jasa.”

Menurut saya jika dikaitkan dengan putusan BPSK dengan kasus PT. NMI dengan
konsumen Ludmilla Arif, penerapan pasal ini sudah tepat dengan unsur yang menawarkan,
mengiklankan, atau membuat pernyataan tidak benar mengenai kondisi mobil. Oleh karena itu
terpenuhinya unsur dalam kedua pasal UUPK ini, saya sepakat dengan penerapan kedua pasal
tersebut dan putusan Majelis BPSK yang melanggar ketentuan dari UUPK dan PT. NMI
sepatutnya bertanggung jawab dengan menjalankan hasil putusan tersebut.

Kesimpulan dan saran mengenai kasus tersebut adalah merujuk kepada ketentuan
umum UUPK Pasal 1 poin 6 mengenai promosi disebutkan, Promosi adalah kegiatan
pengenalan atau penyebarluasan informasi suatu barang dan/atau jasa untuk menarik minat
belikonsumen terhadap barang dan/atau jasa yang akan dan sedang diperdagangkan. 2 Maka,
Kasus ini menunjukkan bahwa terkadang promosi iklan sangat tidak beretika bisnis. Oleh
karena itu, diharapkan akan adanyaketer bukaan antara produsen kepada konsumen sehingga
mereka akan bisa saling nyaman satu sama lain.

2
Ibid, Ps. 1 poin 6.

Anda mungkin juga menyukai