Anda di halaman 1dari 34

SYOFIARTI, SH, MH

NEGARA HUKUM PRINSIPNYA :


RECHTSSTAATS / RULE SUPREMASI HUKUM
OF LAW KESETARAAN HUKUM
PENEGAKAN HUKUM

NEGARA YG PENYELENGGARAAN
KEKUASAAN PEMERINTAHANNYA
DIDASARKAN ATAS HUKUM

PERATURAN KONSTITUSI
PERUNDANGAN

SYOFIARTI, SH, MH
NEGARA HUKUM
INDONESIA

PASAL 1 AYAT (3) UUD 1945


NEGARA INDONESIA ADALAH
NEGARA HUKUM

SYOFIARTI, SH, MH
NORMA HUKUM BERSUMBER PADA
PANCASILA
SISTEM KONSTITUSI
KEDAULATAN RAKYAT (PRINSIP
PRINSIP NEGARA HUKUM

DEMOKRASI)
PERSAMAAN KEDUDUKAN DALAM
INDONESIA

HUKUM DAN PEMERINTAHAN


ADANYA ORGAN PEMBENTUK UU
SISTEM PRESIDENSIL
KEKUASAAN KEHAKIMAN YANG
BEBAS
HUKUM BERTUJUAN MELINDUNGI
SEGENAP BANGSA
JAMINAN HAK ASASI DAN
KEWAJIBAN DASAR MANUSIA
SYOFIARTI, SH, MH
NATURAL RIGHTS

RIGHT OF MAN, Tdk mengakomodasikan


Right of woman
HUMAN RIGHTS

SYOFIARTI, SH, MH
HAK ASASI MANUSIA ADALAH HAK-HAK DASAR
ATAU HAK POKOK YANG DIBAWA SEJAK LAHIR
SEBAGAI ANUGRAH TUHAN YME

HAK ASASI MANUSIA ADALAH HAK YANG


DIBERIKAN LANGSUNG OLEH TUHAN YME

SYOFIARTI, SH, MH
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME,
dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.

Merupakan hak melekat pada diri manusia yang


bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu
anugrah Tuhan YME yang harus dihormati, dijaga
dan dilindungi oleh setiap individu masyarakat.

SYOFIARTI, SH, MH
KODRAT MANUSIA; adalah sama derajat dan
martabatnya

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK CIPTAAN


TUHAN

SYOFIARTI, SH, MH
HAM TDK PERLU DIBERIKAN DIBELI ATAU DIWARISI.
HAM ADALAH BAGIAN DARI MANUSIA SECARA
OTOMATIS
HAM BERLAKU UTK SEMUA ORANG TANPA
MEMANDANG JENIS KELAMIN, AGAMA, ETNIS,
PANDANGAN POLITIK ATAU ASAL USUL SOSIAL DAN
BANGSA
HAM TDK BISA DILANGGAR. TDK SEORANG PUN
BERHAK MEMBATASI ATAU MELANGGAR HAK ORANG
LAIN

SYOFIARTI, SH, MH
PERKEMBANGAN PEMIKIRAN HAM
Magna Charta
Kekuasaan raja yang absolut mulai dibatasi dan
dapat dimintakan pertanggungjawabannya di
muka hukum. Pada awalnya raja yang berkuasa
secara absolut membuat aturan hukum
sedangkan dia sendiri tidak terikat dengan hukum

Bill of Rights
Memuat adagium bahwa manusia sama di muka
hukum. Adagium ini mendorong timbulnya negara
hukum dan negara demokrasi

SYOFIARTI, SH, MH
Declaration des Droit De Llhomme et Du Citoyen
(Pernyataan hak-hak manusia dan warga negara)
sebagai reaksi rakyat Perancis terhadap rezim lama
yang berkuasa dengan sewenang-wenang.

The American Declaration of Independence


(paham JJ Rosseau dan Montesquieu)
Adanya penegasan bahwa manusia merdeka sejak
dalam perut ibunya.

The Four Freedoms


1. Kebebasan untuk berbicara dan menyatakan
pendapat
2. Kebebasan memeluk agama
3. Kebebasan dari ketakutan
4. Kebebasan dari kekurangan atau kemelaratan
SYOFIARTI, SH, MH
Pencetusan Deklarasi Universal HAM
(DUHAM) oleh PBB (10 Desember 1948)

puncak peradaban umat manusia

Mengandung 2 maksud :
1. Keluar; bertekad untuk saling menghormati dan
menjunjung tinggi harkat dan martabat
kemanusiaan antara negara dan bangsa agar
terhindar dari peperangan yang dapat
menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan
2. Kedalam; deklarasi ini harus senantiasa menjadi
kriteria objektif bagi rakyat dari masing-masing
negara untuk menilai setiap kebijakan pemerintah

SYOFIARTI, SH, MH
HAK PERSONAL (HAK JAMINAN
KEBUTUHAN PRIBADI)
HAK LEGAL (HAK JAMINAN PERLINDUNGAN
HUKUM)
HAK SUBSISTENSI (HAK JAMINAN ADANYA
SUMBERDAYA UNTUK MENUNJANG
KEHIDUPAN)
HAK EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA

SYOFIARTI, SH, MH
Macam-macam HAM dalam DUHAM

a. Hak berpikir dan mengeluarkan


pendapat,
b. Hak memiliki sesuatu
c. Hak mendapatkan pendidikan dan
pengajaran
d. Hak menganut aliran kepercayaan
atau agama
e. Hak untuk hidup
f. Hak untuk memperoleh nama baik
g. Hak memperoleh pekerjaan
h. Hak mendapatkan perlindungan
hukum
SYOFIARTI, SH, MH
Secara garis besar perkembangan pemikiran
HAM :
Generasi Pertama :
pengertian HAM hanya berpusat pada bidang hukum
dan politik sebagai dampak PD II, totaliterisme dan
adanya keinginan negara-negara yang baru merdeka
menciptakan suatu sistem hukum yang baru
Generasi Kedua :
Pemikiran HAM tidak hanya menuntut hak yuridis,
melainkan juga hak-hak sosial, ekonomi, politik dan
budaya (perluasan pengertian konsep dan cakupan
HAM)

SYOFIARTI, SH, MH
Generasi Ketiga :

Menjanjikan adanya kesatuan antara hak


ekonomi, sosial budaya, politik dan hukum
dalam satu tempat yang disebut hak-hak
melaksanakan pembangunan.
Namun dalam pelaksanaannya mengalami
ketidakseimbangan, dimana pembangunan
ekonomi menjadi prioritas utama, sehingga
hak-hak lain terabaikan
Generasi Keempat :

Mengharuskan negara untuk memenuhi hak


asasi rakyatnya.

SYOFIARTI, SH, MH
1. Hak hidup
2. Hak untuk bebas dari
penangkapan dan penahanan
HAK SIPIL sewenang-wenang
3. Hak bebas dari penyiksaan dan
penganiayaan
4. Hak atas bantuan hukum
5. Hak atas peradilan yang bebas
dan tidak memihak
HAM

1. Hak kebebasan berpendapat


2. Hak kebebasan berkumpul
HAK POLITIK 3. Hak kebebasan berserikat
4. Hak diperlakukan sama di depan
dan pemerintahan
5. Hak turut serta dalam memilih

SYOFIARTI, SH, MH
PERKEMBANGAN PEMIKIRAN HAM
DI INDONESIA

Periode sebelum kemerdekaan (1908-


1945)
1. Boedi Oetomo; para pendirinya telah
memperlihatkan adanya kesadaran berserikat
dan mengeluarkan pendapat.
2. Perhimpunan Indonesia; lebih menitikberatkan
HAM pada hak menentukan nasib sendiri
3. Serikat Islam; menekankan pada usaha untuk
memperoleh penghimpunan yang layak dan
bebas dari penindasan dan diskriminasi rasial
4. PKI; lebih condong pada hak-hak yang bersifat
sosial dan menyentuh pada isu-isu yang
berkenaan dengan alat produksi
5. Indische Partij; hak mendapatkan kemerdekaan
dan perlakuan yang sama di depan umum
SYOFIARTI, SH, MH
6. Partai Nasional Indonesia; Hak untuk memperoleh
kemerdekaan
7. Pendidikan Nasional Indonesia; hak politik yaitu :
hak menentukan nasib sendiri, hak mengeluarkan
pendapat, berserikat dan berkumpul, hak
persamaan di muka umum serta hak turut dalam
penyelenggaraan negara
8. Sidang BPUPKI; perdebatan antara Soekarno-
Soepomo dengan M.Hatt-Jamin. Perdebatannya;
hak persamaan kedudukan di muka umum, hak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, hak
memeluk agama dan kepercayaan, hak berserikat,
hak berkumpul, hak mengeluarkan pikiran secara
lisan dan tulisan

SYOFIARTI, SH, MH
Periode Setelah Kemerdekaan (1945
sekarang)
1. Periode 1945 1950
Hak untuk merdeka
Kebebasan berserikat melalui organisasi politik
Kebebasan menyampaikan pendapat

Pemikiran HAM ini telah mendapat legitimasi formal, karena


telah diatur dalam hukum dasar yaitu UUD 1945

Memberikan keleluasaan kepada rakyat untuk mendirikan


partai politik

2. Periode 1950-1959 (periode demokrasi parlementer)


Ada kesepakatan partai politik yang berbeda aliran dan
ideologi menuangkan substansi HAM dalam UUD

SYOFIARTI, SH, MH
3. Periode 1959-1966 (demokrasi terpimpin)
Terjadi pemasungan HAM, yaitu hak sipil dan hak politik
(hak berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
tulisan).
Dengan kata lain telah terjadi sikap restriktif (pembatasan
yang ketat oleh kekuasaan) terhadap hak sipil dan hak
politik warga negara.

4. Periode 1966 1998


Diadakan seminar HAM; perlunya pembentukan
pengadilan HAM, merekomendasikan perlunya hak uji
materil (judicial review) guna perlindungan HAM
Dalam rangka melaksanakan Tap MPRS No.
XIV/MPRS/1966, MPRS melalui panitaia Ad Hoc IV,
telah menyiapkan rumusan yang akan dituangkan
dalam piagam HAM

Awal tahun 1970-an akhir 1980 HAM mengalami


kemunduran, tidak lagi dihormati

SYOFIARTI, SH, MH
DASAR HUKUM : KEPPRES NO. 50 TAHUN 1993, TGL 7 JUNI 1993

TUGAS POKOK : Memantau dan menyelidiki pelaksanaan HAM, serta


memberikan pendapat, pertimbangan dan saran kepada pemerintah
tentang pelaksanaan HAM

TUJUAN : Membantu pengembangan kondisi yang kondusif bagi


pelaksanaan HAM yang sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, PBB
dan Deklarasi Universal HAM

SYOFIARTI, SH, MH
5. Periode 1998 sekarang
Dilakukan pengkajian terhadap beberapa kebijakan
pemerintah orde baru yang berlawanan dengan
kemajuan dan perlindungan HAM
Penyusunan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan pemberlakuan HAM dalam
kehidupan ketatanegaraan dan kemaysrakatan di
Indonesia
Pengkajian dan ratifikasi terhadap instrumen HAM
Internasional, menunjukkan banyaknya norma dan
ketentuan hukum nasional diadopsi dari hukum
internasional
Strategi penegakan HAM :
1. Tahap Status Penentuan; ditetapkan ketentuan
perundang-undangan tentang HAM
2. Tahap penataan aturan secara konsisten

SYOFIARTI, SH, MH
SYOFIARTI, SH, MH
Beberapa pandangan terhadap jaminan
UUD 1945 atas HAM
Pertama :
UUD 1945 tidak memberikan jaminan atas HAM secara
komprehensif. Hal ini didasarkan bahwa istilah HAM
tidak ditemukan secara ekspilisit dalam Pembukaan,
Batang Tubuh maupun Penjelasannya (lebih banyak
membahas tentang HAW).

Kedua :
HAM yang tersirat dalam UUD 1945 bersumber pada
falsafah dan pandangan hidup bangsa, yaitu Pancasila.
Pancasila merupakan nilai-nilai HAM yang hidup dalam
kepribadian bangsa.
SYOFIARTI, SH, MH
Ketiga :
Jaminan HAM dalam UUD 1945 tidak
dicantumkan secara sistematis

SYOFIARTI, SH, MH
HAK ASASI MANUSIA
DALAM UUD 1945

KEBEBASAN MENGELUARKAN PENDAPAT


KEDUDUKAN YANG SAMA DALAM HUKUM DAN
PEMERINTAHAN
KEBEBASAN BERKUMPUL
KEBEBASAN BERAGAMA
HAK ATAS PENGHIDUPAN YANG LAYAK
KEBEBASAN BERSERIKAT
HAK MEMPEROLEH PENGAJARAN DAN
PENDIDIKAN

SYOFIARTI, SH, MH
HAK ASASI MANUSIA
DALAM UU NO.39/1999
HAK UNTUK HIDUP
HAK BERKELUARGA DAN MELANJUTKAN
KETURUNAN
HAK MENGEMBANGKAN DIRI
HAK MEMPEROLEH KEADILAN
HAK ATAS KEBEBASAN PRIBADI
HAK ATAS RASA AMAN
HAK ATAS KESEJAHTERAAN
HAK TURUT SERTA DALAM PEMERINTAHAN
HAK WANITA
HAK ANAK-ANAK SYOFIARTI, SH, MH
PELANGGARAN HAM

Adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok


orang termasuk aparat negara, baik disengaja
ataupun tidak disengaja atau kelalaian yang
secara hukum mengurangi menghalangi,
membatasi, dan atau mencabut HAM seseorang
atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-
undang.

SYOFIARTI, SH, MH
PELANGGARAN HAM
BERAT
Kejahatan Genosida; adalah setiap perbuatan
yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh
atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok
etnis dan kelompok agama.

Kejahatan kemanusiaan; adalah salah satu


perbuatan yang ditujukan terhadap penduduk
sipil, seperti; pembunuhan, pemusnahan,
perbudakan, pengusiran penduduk secara
paksa, perkosaan, kejahatan apartheid

PELANGGARAN HAM
RINGAN
SYOFIARTI, SH, MH
SYOFIARTI, SH, MH
Pengadilan HAM
Dibentuk berdasarkan UU No. 26 Tahun
2000
Berwenang memeriksa dan memutus
perkara pelanggaran HAM berat
Berkedudukan di daerah kabupaten
atau daerah kota yang daerah
hukumnya meliputi daerah hukum
Pengadilan Negeri yang bersangkutan

SYOFIARTI, SH, MH
Dibentuk atas usul DPR berdasarkan
peristiwa tertentu dengan Keputusan
Presiden untuk memutus perkara
pelanggaran HAM berat yang terjadi sebelum
diundangkannya UU No.26 Tahun 2000
tentang Pengadilan HAM.

SYOFIARTI, SH, MH
HARAPAN
HARAPAN :: SETIAP PERGURUAN TINGGI
MENELORKAN IDE IDESYOFIARTI,
YANG KREATIF DAN EFEKTIF
SH, MH

Anda mungkin juga menyukai