Anda di halaman 1dari 18

HAK ASASI MANUSIA

BY KELOMPOK 6
Pengertian dan Hakikat HAM

• Hak secara definitif merupakan unsur


normatif yang berfungsi sebagai pedoman
berperilaku, melindungi kebebasan, keke-
balan serta menjamin adanya peluang
bagi manusia dalam menjaga harkat dan
martabatnya
Unsur-Unsur dalam HAK:
1. Pemilik hak,
2. Ruang lingkup penerapan hak,
3. Pihak yang bersedia dalam penerapan hak;

4. Dengan demikian, HAK merupakan unsur


normatif yang melekat pada diri setiap manu-
sia yang dalam penerapannya berada pada
ruang lingkup hak persamaan dan hak kebe-
basan yang terkait dengan interaksinya antara
individu atau dengan instansi
Pengertian HAM

HAM adalah hak yang melekat pada diri


manusia yang bersifat kodrat dan funda-
mental sebagai suatu anugerah Tuhan
yang harus dihormati, dijaga dan dilin-
dungi oleh setiap individu, masyarakat dan
negara
1. HAM adalah hak yang melekat pada tiap
manusia, yang tampanya manusia mus-
tahil dapat hidup sebagai manusia (Jan
Materson);
2. HAM adalah hak-hak yang diberikan
langsung oleh Tuhan sebagai hak kodrati
(John Locke)
• Sifat mendasar (fundamental);
• Tidak dapat dicabut oleh siapapun;
• Melekat dalam diri manusia
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
tentang HAM pasal 1 disebutkan:
‘HAM adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan YME
dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi
oleh negara, hukum, pemerintah dan se-
tiap orang demi kehormatan serta perlin-
dungan harkat dan martabat manusia’
Simpulan tentang HAM
1. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di-
warisi. HAM adalah bagian dari manusia se-
cara otomatis;
2. HAM berlaku untuk semua orang tanpa me-
mandang jenis kelamin, ras, agama, etnis,
pandangan politik atau asal usul sosial dan
bangsa;
3. HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun
mempunyai hak untuk membatasi atau
melanggar hak orang lain. Orang tetap mem-
punyai HAK meski negara membuat hukum
yang tidak melindungi/melanggar HAM
Perkembangan Pemikiran HAM
1. Hukum ALam (natural law);
2. Magna Charta (1215); penghilangan hak abso-
lutisme raja; yang menginspirasi lahirnya Bill of
Right di Inggris (1689) bahwa manusia sama
di muka hukum (equality before the law);
3. Lahirlah kemudian teori kontrak sosial (JJ.
Rosseau), Trias Politika (Montesquieu), teori
hukum kodrati (John Locke)
4. The American Declaration of Independence,
bahwa manusia merdeka sejak dalam perut
ibu, tidak logis bila lahir kemudian dibelunggu;
5. The French Declaration (1789); dimuat
dalam The Rule of Law antara lain: tidak
boleh ada penangkapan dan penahanan
yang semena-mena, tanpa alasan, dsb;
berlakulah prinsip presumption of inno-
cent; bahwa orang yang ditangkap dan di-
tahan berhak dinyatakan tidak bersalah
sampai ada keputusan pengadilan yang
berkekuatan hukum yang menyatakan ia
bersalah.
• Dipertegas dengan freedom of expression;
freedom of religion, the right of property.
6. The Four Freedoms dari Presiden Roosevelt (6
Januari 1941):
• Hak kebebasan berbicara dan menyatakan
pendapat;
• Hak kebebasan memeluk agama dan beribadah
sesuai dengan ajaran agama yang dipeluknya;
• Hak kebebasan dari kemiskinan dalam penger-
tian setiap bangsa berusaha mencapai tingkat
kehidupan yang damai dan sejahtera bagi pen-
duduknya; dan
• Hak kebebasan dari ketakutan, dalam bentuk
apapun.
7. Deklarasi Philadelphia (1944) dalam Kon-
ferensi Buruh Internasional: usaha untuk
menciptakan perdamaian dunia
berdasarkan keadilan sosial dan perlin-
dungan seluruh manusia tanpa meman-
dang ras, agama, dsb serta hak untuk
mengejar perkembangan material dan
spiritual dengan bebas dan bermartabat;
8. LAHIRLAH The Universal Declaration of
Human Right PBB (1948(
4 Generasi Pemikiran HAM
1. Pengertian HAM hanya berpusat pada bidang hukum
dan politik (akibat dampat PD, totalitarianisme, kolo-
nialisme, dsb);
2. HAM tidak hanya problem hak yuridis, melainkan hak
sosial, ekonomi, politik dan budaya;
3. Keadilan dan pemenuhan HAM haruslah dimulai sejak
dimulainya pembangunan, bukan setelah pembangu-
nan selesai;
4. Dipelopori oleh negara di kawasan Asia (1983), yang
mengkritik peranan negara yang dominan dalam tiap
proses pembangunan dan menimbulkan dampak
negatif terabaikannya kesejahteraan sosial.
Perkembangan HAM di Indonesia
1. Sebelum Kemerdekaan (1908-1945);
• Lahirnya Boedi Oetomo; adanya kesadaran berserikat dan men-
geluarkan pendapat
2. Pasca Kemerdekaan (1945-sekarang);
• Periode 1945-1950: hak untuk merdeka, hak berserikat, hak
menyampaikan pendapat;
• Periode 1950-1959: periode demokrasi parlementer (liberal); 1)
lahirnya banyak partai dengan ragam ideologi, 2) kebebasan
pers, 3) adanya pemilu,4) adanya parlemen, dan 5) kekuasaan
yang memberi ruang kebebasan;
• Periode 1859-1966; demokrasi terpimpin dimana banyak terjadi
sikap restriktif (pembatasan yang ketat oleh kekuasaan) thd hak
sipil dan hak politik;
• Periode 1966-1998:
• Periode 1998-sekarang:
BENTUK-BENTUK HAM

1. Hak Sipil;
2. Hak Politik;
3. Hak Ekonomi; dan
4. Hak Sosial Budaya
5. Dalam Deklarasi Universal tentang HAM
(DUHAM), hak asasi terdiri dari; 1) hak per-
sonal (hak jaminan kebutuhan pribadi), 2) hak
legal (hak jaminan perlindungan hukum), 3)
hak sipil dan politik, 4) hak subsistensi (hak
jaminan adanya sumberdaya untuk menunjang
kehidupan, dan 5) hak ekonomi, sosial dan
budaya
Hak Personal, hak legal, hak sipil dan politik (pasal 3-21) dan DUHAM:
1. Hak untuk hidup, kebebasan dan keamanan pribadi;
2. Hak bebas dari perbudakan dan penghambaan;
3. Hak bebas dari penyiksaan atau perlakuan maupun hukuman yang ke-
jam, tak berperikemanusiaan/merendahkan derajat manusia;
4. Hak memperoleh pengakuan hukum;
5. Hak memperoleh pengampunan hukum secara efektif;
6. Hak bebas dari penangkapan yang sewenang-wenang;
7. Hak untuk peradilan yang independen dan tidak memihak;
8. Hak praduga tak bersalah;
9. Hak bebas dari serangan terhadap kehormatan dan nama baik;
10. Hak memperoleh suaka;
11. Hak atas satu kebangsaan;
12. Hak untuk menikah dan membentuk keluarga;
13. Hak untuk mempunyai hak milik;
14. Hak bebas berpikir, berkesadaran dan menyatakan pendapat;
15. Hak berhimpun dan berserikat;
16. Hak untuk mengambil bagian dalam pemerintahan dan akses yang sama
terhadap pelayanan masyarakat
HAK ekonomi, sosial dan budaya berdasarkan
DUHAM:
1. Hak atas jaminan sosial;
2. Hak untuk bekerja;
3. Hak atas upah yang sama untuk pekerjaan yang
sama;
4. Hak untuk bergabung ke dalam serikat-serikat buruh;
5. Hak atas istirahat dan waktu senggang;
6. Hak atas standar hidup yang pantas di bidang kese-
hatan dan kesejahteraan;
7. Hak atas pendidikan;
8. Hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan yang berke-
budayaan dari masyarakat
HAM dalam UUD 1945:
1. Hak kebebasan untuk mengeluarkan penda-
pat;
2. Hak kedudukan yang sama di dalam hukum;
3. Hak kebebasan berkumpul;
4. Hak kebebasan beragama;
5. Hak penghidupan yang layak;
6. Hak kebebasan berserikat; dan
7. Hak memperoleh pengajaran dan pendidikan
NILAI-NILAI HAM:
PARTIKULAR DAN UNIVERSAL

1. Teori realitas (realistic theory); fakta


adanya egoisme manusia;
2. Teori relativitas Kultural: bahwa nilai
moral dan budaya bersifat partikular;
3. Teori radikal universalisme (radical uni-
versalisme): bahwa HAM itu universal
dan tidak bisa dimodifikasi untuk menye-
suaikan adanya perbedaan budaya dan
sejarah suatu negara

Anda mungkin juga menyukai