Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 3

NAMA : VAUZAN RADITYA MALIK NIM: 048953999


SOAL NO.1
Telaah oleh saudara berdasarkan kasus di atas, Bagaimana agar sistem hukum di Indonesia dapat
bekerja dengan baik dalam penegakan HAM
JAWABAN :
Agar Hukum dan HAM bekerja dengan baik ada beberapa jalan yang ditempuh, sebagai berikut:
a. Perbaikan Sistem Hukum
Adanya pembaharuan dan perubahan dalam bidang hukum terus dijalankan dengan kondisi
hukum yang terpuruk. Pembaharuan dilakukan oleh organisasi masyarakat, LSM, akademisi dan
politisi. Reformasi sistem hukum patut disambut baik demi perbaikan kondisi bangsan dan
negara Indonesia. Reformasi hukum yang dimaksud meliputi struktur, substansi, dan kultur serta
sarana prasarana hukum.
b. Meningkatkan kesadaran hukum
Kesadaran hukum mempunyai peranan dalam proses penegakan hukum dan HAM. Kesadaran
hukum tidak bisa datang atau dipaksakan dari luar, melainkan datang dari dalam diri seseorang
sendiri. Dengan demikian, kesadaran pentingnya hukum dan HAM diperlukan untuk mendukung
efektifitas hukum dan HAM. Kesadaran ini dapat dibentuk dengan adanya pendidikan hukum
dan HAM kepada msyarakat baik melalui pendidikan formal maupun informal.
Sumber :
1.https://media.neliti.com/media/publications/167257-ID-pelaksanaan-dan-penegakkan-hak-
asasi-man.pdf
2.https://mediaindonesia.com/opini/445034/merumuskan-ulang-upaya-penegakan-ham-di-
indonesia

SOAL NO.2
Bagaimana jaminan Hak Asasi Manusia ditinjau dari sudut pandang Hukum Tata Negara?
JAWABAN :
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan prinsip yang mendasar dalam Hukum Tata Negara.
Hukum Tata Negara bertujuan untuk menjamin dan melindungi hak-hak dasar individu dalam
suatu negara dan mengatur hubungan antara individu dan negara.
Tinjauan HAM dalam Hukum Tata Negara melibatkan beberapa aspek penting, seperti:
1. Konstitusi dan Piagam Hak Asasi Manusia:
Banyak negara memiliki konstitusi atau piagam hak asasi manusia yang menjadi dasar hukum
dalam melindungi hak-hak individu.Dokumen-dokumen ini menjamin hak-hak dasar, seperti
kebebasan berpendapat, kebebasan beragama, hak atas kehidupan, dan hak atas perlindungan
hukum.
2. Pembatasan Wewenang Negara:
Hukum Tata Negara juga mengatur wewenang negara untuk mencegah penyalahgunaan
kekuasaan terhadap hak-hak individu.
Prinsip-prinsip seperti pemisahan kekuasaan, pengawasan publik, dan keadilan dalam proses
hukum digunakan untuk membatasi tindakan negara yang dapat melanggar HAM.
3. Perlindungan Hukum dan Pengadilan:
Hukum Tata Negara menjamin perlindungan hukum yang adil bagi individu yang merasa hak-
hak mereka dilanggar.Prinsip kepastian hukum dan akses terhadap pengadilan independen adalah
bagian integral dari jaminan HAM dalam Hukum Tata Negara.
4. Pengakuan dan Pemenuhan Hak Asasi Manusia:
Hukum Tata Negara berperan dalam mengakui dan memastikan pemenuhan hak-hak asasi
manusia.Ini termasuk kewajiban negara untuk mengadopsi undang-undang dan kebijakan yang
melindungi dan memajukan HAM serta memastikan kepatuhan terhadap standar internasional
yang berkaitan dengan HAM.
Ditinjau dari sudut pandang Hukum Tata Negara, Jaminan Hak Asasi Manusia (HAM) artinya
negara berkewajiban menghormati HAM warga negaranya, tersirat di dalam Pembukaan UUD
1945 yang menjiwai keseluruhan pasal dalam batang tubuhnya, terutama berkaitan dengan
persamaan kedudukan warga negara dalam hukum dan pemerintahan, kemerdekaan berserikat
dan berkumpul, hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, hak untuk mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan, , hak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran, kebebasan
memeluk agama dan untuk beribadat sesuai dengan agama dan kepercayaannya itu.
Sumber :
1. Horwitz, P. (2017). Constitutionalism and Rights. Oxford Research Encyclopedia of Politics.
2. Olowu, D., & Mendelson, M. (Eds.). (2017). Good Governance and Human Rights: Law,
Politics, and Development. Routledge.
3. Bantekas, I., & Oette, L. (2013). International Human Rights Law and Practice. Cambridge
University Press.

SOAL NO.3
Analisis oleh saudara terkait konflik agraria yang terjadi di Indonesia yang beririsan dengan
HAM. Serta bagaimana upaya yang perlu dilakukan dalam menyelesaikan konflik tersebut.
JAWABAN :
Konflik agraria di Indonesia merupakan masalah kompleks yang seringkali beririsan dengan Hak
Asasi Manusia (HAM).
Konflik agraria terjadi ketika terdapat perselisihan atau ketegangan antara kelompok masyarakat
atau individu dengan pihak-pihak lain, seperti perusahaan, pemerintah, atau pemilik tanah,
terkait dengan kepemilikan, penggunaan, atau pengelolaan sumber daya agraria, seperti tanah,
hutan, atau air.
Analisis terhadap konflik agraria yang beririsan dengan HAM dapat melibatkan beberapa aspek,
antara lain:
1. Hak-hak masyarakat adat:
Konflik agraria sering kali melibatkan masyarakat adat yang memiliki hak-hak atas tanah dan
sumber daya alam di wilayah mereka.
Pengakuan dan perlindungan hak-hak masyarakat adat menjadi penting dalam menyelesaikan
konflik agraria yang melibatkan mereka.
2. Kekerasan dan pelanggaran HAM: Pelanggaran HAM seperti pengusiran paksa, kekerasan
fisik, atau kriminalisasi terhadap aktivis dan pembela HAM dapat terjadi dalam konteks konflik
agraria.
3. Ketimpangan kekuasaan:Konflik agraria seringkali mencerminkan ketimpangan kekuasaan
antara pihak-pihak yang terlibat.Perusahaan besar, pemerintah, atau kelompok tertentu dapat
memiliki kekuatan ekonomi atau politik yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok
masyarakat kecil atau masyarakat adat, yang dapat mempengaruhi dinamika konflik.Upaya yang
perlu dilakukan dalam menyelesaikan konflik agraria yang beririsan dengan HAM dapat
meliputi:
1. Pengakuan dan perlindungan hak-hak masyarakat adat:
Pemerintah perlu mengakui hak-hak masyarakat adat atas tanah dan sumber daya alam di
wilayah mereka sesuai dengan standar internasional dan mengadopsi kebijakan yang melindungi
dan memajukan hak-hak tersebut.
2. Dialog dan mediasi:
Mengedepankan dialog, mediasi, dan negosiasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik
dapat membantu mencapai kesepakatan yang adil dan berkelanjutan. Keterlibatan mediator
independen yang dapat dipercaya juga dapat membantu memfasilitasi proses penyelesaian
konflik.
3. Transparansi dan akuntabilitas:
Pemerintah dan perusahaan harus menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan
sumber daya agraria.Informasi yang jelas dan akses yang adil terhadap data serta partisipasi
masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat membantu mencegah konflik dan meningkatkan
pemahaman yang lebih baik antara pihak-pihak yang terlibat.
4. Penegakan hukum yang adil:
Penting untuk menegakkan hukum dengan adil dan memberantas impunitas terhadap
pelanggaran HAM yang terjadi dalam konteks konflik agraria.
Penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku kekerasan atau pelanggar HAM dapat
memberikan keadilan bagi korban dan mendorong pencegahan pelanggaran di masa depan.
Konflik agraria seringkali disertai dengan kekerasan, penindasan, atau pelanggaran HAM
terhadap kelompok masyarakat yang terlibat
Sekitar 15 hingga 20 persen dari 6.000-7.000 kasus yang masuk ke Komnas HAM merupakan
pengaduan tentang konflik agraria. Kasus-kasus tersebut terdiri atas kasus mengenai sengketa
pertanahan, perebutan akses terhadap Sumber Daya Alam di berbagai sektor, baik di kehutanan
maupun di non-kehutanan, seperti pedesaan, perkotaan, bahkan di pesisir.
Dalam hal ini KPK memfasiltasi dengan adanya Gerakan Nasional Pengelolaan Sumber Daya
Alam. Gerakan ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman dua belas
Kementerian/Lembaga untuk percepatan pengukuhan kawasan hutan. Pemerintahan melalui
Nawacita No.5 mendorong land reform dan program peningkatan lahan untuk para petani seluas
9 juta ha. Selain itu pemerintah juga memiliki program percepatan pertumbuhan ekonomi
"economic growth"; percepatan pengentasan kemiskinan; percepatan proyek-proyek
infrastruktur. Keseluruhan dari program tersebut dipastikan terkait dengan lahan sehingga dalam
program pembangunan tersebut terdapat potensi konflik agraria.
SUMBER :
1. Lassa, J. A., & Scher, C. (2019). Contesting Agrarian Conflict in Indonesia: State, Capital, and
Civil Society. Journal of Peasant Studies, 46(6), 1155-1180.
2. Yulianto, A. (2020). The Dynamics of Agrarian Conflict and Social Justice: A Case Study in
Indonesia. Asian Journal of Social Science Studies, 5(1), 1-12.
3. World Bank. (2018). Addressing Land-related Conflicts in East Asia. Retrieved from
https://openknowledge.worldbank.org/handle/10986/30186
https://www.komnasham.go.id/index.php/news/2015/10/13/215/penyelesaian-konflik-agraria-
berbasis-ham.html

Anda mungkin juga menyukai