Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 3

NIM : 049149737
NAMA : DANU EGA DANISWARA
MATA KULIAH : PENGANTAR ILMU HUKUM
1. Telaah oleh saudara berdasarkan kasus di atas, Bagaimana agar sistem hukum di
Indonesia dapat bekerja dengan baik dalam penegakan HAM!

Jawab :

Menurut analisis saya, agar sistem hukum di Indonesia dapat bekerja dengan baik dalam
penegakan HAM Adalah dengan merevisi UU Nomor 26 Tahun 2000 agar lebih peduli
terhadap korban pelanggaran HAM
.
A. Perbaikan Sistem Hukum Tawaran perubahan dan pembaharuan dalam bidang
hukum terus bergema dengan kondisi keterpurukan hukum. Baik dilakukan oleh
Lembaga Swadaya Masyarakat, organisasi- organisasi massa rakyat, akademisi dan
politisi, yang kesemuanya prihatin dengan sistem hukum yang ada Reformasi sistem
hukum menjadi wacana hangat yang patut di sambut baik demi perbaikan kondisi
bangsa ini. Sebab semuanya sepakat hukum menjadi salah satu penentu perbaikan
bangsa di atas moralitas dan kepribadian masyarakat. Keterpurukan hukum di
Indonesia di sebabkan sistem hukum yang bekerja di dalamnya mengalamai
disorientasi gerakan dan tujuan Sistem hukum yang dimaksud dan perlu diperbaiki
adalah, struktur, substansi dan kultur hukum serta sarana prasarana.

• Struktur Struktur di ibaratkan sebagai mesin yang di dalamnya ada institusi-


institusi pembuat dan penegakan hukum[30], seperti DPR, Eksekutif,
Legislatif, kepolisian, kejaksaan dan pengadilan. Terkait dengan ini, maka
perlu dilakukan seleksi yang objektif dan transparan terhadap aparatur
penegakan hukum Selain itu, keanggotaan lembaga pembuat produk
peraturan perundang-undangan juga perlu mendapat perhatian dalam proses
pemilihannya, sehingga kualitasnya dapat memberikan pengaruh terhadap
kualitas produk peraturan perundang-undangan yang akan dibuat

• Substansi Substansi adalah apa yang dikerjakan dan dihasilkan oleh mesin
itu, yang berupa putusan dan ketetapan, aturan baru yang mereka susun,
substansi juga mencakup aturan yang hidup dan bukan hanya aturan yang
ada dalam kitab undang-undang Selain itu, substansi suatu peraturan
perundang- undangan juga dipengaruhi sejauh mana peran serta atau
partisispasi masyarakat dalam merumuskan berbagai kepentingannya untuk
dapat diatur lebuh lanjut dalam suatu produk peraturan perundang-
undangan. Partisipasi berarti ada peran serta atau keikutsertaan (mengawasi,
mengontrol dan mempengaruhi) masyarakat dalam suatu kegiatan
pembentukan peraturan, mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi
pelaksanaan UU[32]. Adanya partisipasi masyarakat dalam pembentukan
suatu undang-undang memungkinkan substansi dari suatu undang-undang
berasal dari pemikiran atau ide yang berkembang didalam masyarakat yang
akan digulirkan masuk kedalam lembaga atau badan legislatif, dan didalam
lembaga inilah pemikiran atau ide tersebut kemudian dirumuskan untuk
dijadikan sebagai undang-undang.

• Kultur Sedangkan kultur hukum menyangkut apa saja atau siapa saja yang
memutuskan untuk menghidupkan dan mematikan mesin itu, serta
memutuskan bagaimana mesin itu digunakan, yang mempengaruhi suasana
pikiran sosial dan kekuatan sosial yang menentukan bagaimana hukum
digunakan, dihindari atau disalahgunakan. Untuk itu diperlukan membentuk
suatu karakter masyarakat yang baik agar dapat melaksanakan prinsip-
prinsip maupun nilai-nilai Yang terkandung didalam suatu peraturan
perundang-undangan (norma hukum) Terkait dengan hal tersebut, maka
pemanfaatan norma-norma lain diluar norma hukum menjadi salah satu
alternatif untuk menunjang implementasinya norma hukum dalam bentuk
peraturan perundang-undangan. Misalnya, pemanfaatan norma agama dan
norma moral dalam melakukan seleksi terhadap para penegak hukum, agar
dapat melahirkan aparatur penegak hukum yang melindungi kepentingan
rakyat, maupun sebagai norma pelengkap dalam rangka menegakkan hokum
Secara umum, jika ingin keluar dari keterpurukan hukum maka sistem hukum
perlu diperbaiki secara keseluruhan dan diisi oleh komponen yang benar-
benar ingin memperbaiki hukum dan bukannya mencari keuntungan dan
menyelamatkan kepentingan diri dan kelompoknya.

B. Meningkatkan Kesadaran Hukum Selain persoalan sistem hukum yang harus


diperbaiki, maka kesadaran hukum juga memiliki peranan dalam proses penegakan
hukum dan HAM. Menurut Krabbe hukum tidak bergantung pada kehendak manusia,
tapi telah ada pada kesadaran hukum setiap orang Kesadaran hukum tidak datang,
apalagi dipaksakan dari luar, melainkan dirasakan setiap orang dalam dirinya Dengan
demikian, kesadaran akan pentingnya hukum dan HAM dari setiap masyarakat
diperlukan untuk mendukung efektifitas hukum dan HAM.

Referensi : H. Nandang Alamsah Deliarnoor. 2020. Pengantar Ilmu Hukum, Tanggerang


Selatan, Penerbit : UT, hal. 10.2 – 10.17 2.

2. Bagaimana jaminan Hak Asasi Manusia ditinjau dari sudut pandang Hukum Tata
Negara?

Jawab :

Jaminan Hak Asasi Manusia ditinjau dari sudut pandang Hukum Tata Negara yaitu
didalam Konstitusi Negara Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar 1945 telah
memberikan jaminan hak asasi manusia warga negaranya. Menurut Wade dan phillips
dalam bukunya yang berjudul “Constitusional law”. Hukum Tata Negara merupakan
hukum yang mengatur alat- alat perlengkapan negara, tugasnya dan hubungan antara
alat pelengkap negara. Jaminan Hak Asasi Manusia ditinjau dari sudut pandang Hukum
Tata Negara yaitu negara berkewajiban menghormati hak asasi manusia warga
negaranya, tersirat di dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 yang menjiwai
keseluruhan pasal dalam batang tubuhnya, terutama berkaitan dengan persamaan
kedudukan warga negara dalam hukum dan pemerintahan, hak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak. Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, hak untuk
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan kebebasan memeluk agama dan untuk
beribadat sesuai dengan agama dan kepercayaannya itu, hak untuk memperoleh
pendidikan dan pengajaran.

Referensi : H. Nandang Alamsah Deliarnoor. 2020. Pengantar Ilmu Hukum, Tanggerang


Selatan, Penerbit : UT, hal. 11.14 – 11.20
3. Analisis oleh saudara terkait konflik agraria yang terjadi di Indonesia yang
beririsan dengan HAM. Serta bagaimana upaya yang perlu dilakukan dalam
menyelesaikan konflik tersebut.

Konflik Agraria dan Hak Asasi Manusia di Indonesia

Konflik agraria di Indonesia merujuk pada konflik yang terjadi antara masyarakat lokal,
petani, dan kelompok adat dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan ekonomi,
seperti perusahaan perkebunan atau pengembang. Konflik ini sering kali berhubungan
dengan masalah kepemilikan lahan, penggunaan sumber daya alam, dan hak-hak
masyarakat adat.

Konflik agraria sering kali beririsan dengan Hak Asasi Manusia (HAM) karena melibatkan
pelanggaran terhadap hak-hak masyarakat, termasuk hak atas tanah, hak atas
lingkungan hidup yang sehat, dan hak atas partisipasi dalam pengambilan keputusan
yang mempengaruhi mereka. Beberapa contoh pelanggaran HAM dalam konteks konflik
agraria di Indonesia meliputi pengusiran paksa, kekerasan fisik, intimidasi, dan
pembatasan akses terhadap sumber daya alam.

Untuk menyelesaikan konflik agraria yang beririsan dengan HAM, beberapa


upaya yang perlu dilakukan antara lain:

• Penguatan Hukum dan Kebijakan: Diperlukan perbaikan dan penegakan


hukum yang lebih baik untuk melindungi hak-hak masyarakat dan
mencegah pelanggaran HAM. Kebijakan yang berpihak pada masyarakat
lokal dan petani juga perlu diperkuat.
• Partisipasi Masyarakat: Penting untuk melibatkan masyarakat dalam
pengambilan keputusan yang mempengaruhi mereka. Partisipasi aktif
masyarakat dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan dapat
membantu menghindari konflik dan mencapai solusi yang adil.
• Dialog dan Mediasi: Dialog terbuka antara semua pihak yang terlibat
dalam konflik agraria dapat membantu mencari solusi yang saling
menguntungkan. Mediasi juga dapat digunakan untuk mencapai
kesepakatan antara pihak-pihak yang bertikai.
• Pendampingan dan Pemberdayaan Masyarakat: Masyarakat lokal dan
petani perlu didampingi dan diberdayakan agar dapat memahami hak-hak
mereka, memperkuat posisi tawar, dan melindungi kepentingan mereka
dalam konflik agraria.
• Transparansi dan Akuntabilitas: Penting untuk memastikan transparansi
dalam proses pengambilan keputusan terkait lahan dan sumber daya
alam. Pihak-pihak yang terlibat harus bertanggung jawab atas tindakan
mereka dan akuntabel terhadap masyarakat.
• Pendekatan Berkelanjutan: Solusi jangka panjang untuk konflik agraria
harus mempertimbangkan aspek-aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Pendekatan berkelanjutan yang memperhatikan keberlanjutan lingkungan
dan kesejahteraan masyarakat harus diutamakan.

Dalam menyelesaikan konflik agraria yang beririsan dengan HAM, penting untuk
melibatkan semua pihak yang terlibat dan memastikan bahwa solusi yang dicapai
adil, berkelanjutan, dan menghormati hak-hak masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai