Anda di halaman 1dari 4

Tugas I Hukum Adat

Tahun Ajaran 2022/2023

Nama : Iqlima Shilvi Ramadhan

NPM : 214301126

Kelas :C

Mata Kuliah : Hukum Adat

Dosen : Isni Rubiantini, SH.MH.

Peranan Hukum Adat Dalam Kebudayaan

4 ciri sebagai penguat hukum adat

1. Ciri Otoritas (kekuasaan)

Definsi Otoritas menurut KBBI adalah kekuasaan yang sah yang diberikan kepada
lembaga dalam masyarakat yang memungkinkan para pejabatnya menjalankan fungsinya. Hal ini
menjelaskan bahwa otoritas menentukan bahwa aktivitas budaya yang dinamakan hukum itu
adalah keputusan-keputusan melalui suatu mekanisme yang diberi wewenang dan kekuasaan
dalam masyarakat. Keputusan-keputusan itu memcahkan ketegangan sosial yang timbul seperti,
pelanggaran terhadap pribadi, orang lain, penguasa, keamanan hukum.

2. Ciri Kelembagaan

Definisi dari ciri kelembagaan adalah suatu sistem badan social atau organisasi yang
melakukan suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu. Kalimat kelembagaan diambil dari kata
lembaga yang memiliki arti lain yaitu, sebuah pola perilaku manusia yang mapan terdiri atas
interaksi social yang berstruktu dalam suatu kerangka nilai yang berelevan.

3. Ciri Kewajiban

Definisi dari kewajiban adalah adalah tindakan yang harus diambil seseorang, baik secara
hukum maupun moral. Kewajiban adalah kendala; mereka membatasi kebebasan. Orang yang
berada di bawah kewajiban dapat memilih untuk bebas bertindak di bawah kewajiban.
Maksudnya adalah bahwa keputusan penguasa itu mengandung hak dan kewajiban yang harus
dipenuhi oleh pihak yang satu dan pihak yang lain yang masih hidup. Jika keputusan itu tidak
berisikan hak dan kewajiban maka keputusan itu tidak membawa akibat hukum.

4. Ciri Penguat

Ciri penguat bahwa keputusan itu harus mempunyai sanksi dalam arti seluas-luasnya,
baik berupa sanksi jasmaniyah seperti hukuman badan, deprivasi hak milik (penyitaan harta)
maupun sanksi rohaniyah, seperti rasa takut, rasa malu, rasa benci dan lain sebagainya.

Kesimpulan

Indonesia adalah negara yang menganut pluralitas dalam bidang hukumnya, dimana ada
tiga hukum yang keberadaannya diakui dan berlaku yaitu hukum Eropa kontinental, hukum
agama dan hukum adat. Berdasarkan analisis dan kesimpulan yang saya dapat dari 4 ciri penguat
adanya hukum adat di dalam kebudayaan dan apa hubungannya terhadap hukum positif dapat
dijelaskan bahwa, pada prakteknya masih banyak masyarakat yang menggunakan hukum adat
dalam mengatur kegiatan sehari-harinya serta dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang
ada. Artinya bahwa hukum adat itu adalah Living Law, maksudnya yaitu merupakan hukum yang
dinamis dan tidak mudah untuk dimusnahkan. Hukum adat juga plural dan berbeda-beda antara
satu daerah dengan daerah lainnya. Setiap wilayah di Indonesia mempunyai hukum adatnya
masing-masing untuk mengatur kehidupan bermasyarakat yang beraneka ragam yang sebagian
besar hukum adat tersebut tidak dalam bentuk aturan yang tertulis.

Hukum adat berkembang mengikuti perkembangan masyarakat dan tradisi masyarakat


yang ada. Hukum adat merupakan representasi dari kesusilaan dalam masyarakat yang
kebenarannya mendapatkan pengakuan dalam masyarakat tersebut.

Dalam hal ini, walaupun disebutkan sebelumnya bahwa hukum adat mengatur keseharian
masyarakat adat, tetapi dalam penggunaannya terdapat batasan. Pengakuan hukum adat yang ada
terah diaku dan penggunaanya terbatas di dalam UUD 1945 pasal 18B ayat 2, disebutkan bahwa
“Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-
hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang” yang berarti
bahwa negara mengakui keberadaan hukum adat serta konstitusional haknya dalam sIstem
hukum Indonesia.

Dalam ciri otoritas yang disebutkan di atas, yang memegang kekuasaan itu adalah
masyarakat adat itu sendiri yang memiliki hak, wewenang dan legitimasi untuk mengatur,
memerintah, memutuskan sesuatu, menegakkan aturan, menghukum atau menjalankan suatu
mandat bahkan untuk memaksakan kehendak. Artinya bahwa adanya kaitan yang sangat erat
dengan kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang di dalam masyarakat adat itu sendiri. Salah satu
contoh pemebang kekuasaan di dalam masyarakat adalah kepala adat dalam adat tertentu.
Masyarakat adat itu memiliki hak asli yang mana pada hakekatnya hak tersebut tidak dapat
dicabut atau bahkan diambil oleh siapapun.

Terdapat hubungan yang sangat jelas antara hukum adat dengan hukum positif, dimana
wewenang seseorang yang memiliki kekuasaan sudah tidak berlaku sepenuhnya karena adanya
penyeragaman hukum, maksudnya peraturan dan kebijakan sudah dialihkan kepada pemerintah
negeri yaitu lembaga hukum negeri. Kemudian persoalan menyangkut masyarakat menyangkut
perkelahian warga, konflik batas tanah, kepemilikan, sumberdaya alam, dan lain-lain hanya di
selesaikan secara mediasi (dikatakan secara adat) namun tidak ada lagi sistem peradilan adat
pada daerah-daerah tertentu seperti wilayah yang masih memiliki hukum adat yang sangat kental
dan berlaku hingga sekarang. Persoalan masyarakat tersebut oleh pejabat pemerintahan adat
langsung di serahkan ke pihak kepolisian untuk ditangani dan di selesaikan secara hukum positif.

Dalam ciri kelembagaan bahwa salah satu contohnya adalah lembaga adat. Lembaga adat
adalah suatu organisasi atau lembaga masyarakat yang dibentuk oleh suatu masyarakat hukum
adat tertentu yang dimaksudkan untuk membantu pemerintah daerah dan menjadi mitra
pemerintah daerah dalam memberdayakan, melestarikan dan mengembangkan adat istiadat yang
dapat membangun pembangunan suatu daerah tersebut.

Lembaga adat berfungsi bersama pemerintah merencanakan, mengarahkan,


mensinergikan program pembangunan agar sesuai dengan tata nilai adat istiadat dan kebiasaan-
kebiasaan yang berkembang dalam masyarakat demi terwujudnya keselarasan, keserasian,
keseimbangan, keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, Lembaga adat berfungsi
sebagai alat kontrol keamanan, ketenteraman, kerukunan, dan ketertiban masyarakat, baik
preventif maupun represif, antara lain.

Dalam hal ini lembaga adat tidak dapat lari dan menjalankannya sendiri, tetapi
diadakannya kerjasama dengan negeri dan diberlakukannya hukum positif dalam melaksanakan
fungsi yang dimiliki oleh lembaga adat. Kelembagaan atas lembaga masyarakat yang
bekerjasama dengan pemerintah terdapat penjelasannya di dalam UUD 1945 Pasal 31. Penguasa
adat memiliki hak dan kewajiban yang harus dipenuhi pula dengan badan hukum.

Negara dimana sebagai pemberi jaminan kepastian hukum adat terhadap masyarakat
hukum adat dengan di berlakukannya UU No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok
Agraria (UUPA) diharapkan dapat mengurangi terjadinya sengketa dan memberikan keadilan
untuk masyarakat adat. Tanah Ulayat diartikan sebagai tanah bersama para warga masyarakat
hukum adat yang bersangkutan. Hak penguasaan atas tanah oleh masyarakat hukum adat dikenal
dengan Hak Ulayat, yakni serangkaian wewenang dan kewajiban suatu masyarakat hukum adat,
yang berhubungan dengan tanah yang terletak dalam lingkungan wilayahnya. Karena dalam
pasal 3 UUPA menyebutkan bahwa hukum tanah nasional bersumber pada hukum adat
seharusnya secara otomatis hak-hak ulayat tersebut diakui tetapi dalam prakteknya tidak. Jangan
sampai terjadinya tumpang tindih aturan yang berakibat kaburnya kepemilikan serta penguasaan
dan pengelolaan oleh masyarakat adat dalam tatanan hukum Indonesia karena tidak adanya
kepastian kedudukan tersebut.

Semua tindakan dan tingkah laku yang dilakukan oleh masyarakat hukum adat apabila
telah melanggar dan terjadi kejahatan, mau itu perbuatan melawan hukum ataupun tindakan
melanggar hukum terdapat penguat yang bersifat mengikat, yaitu berupa sanksi yang diatur di
dalam KUHPerdata maupun KUHPidana.

Dari yang saya baca dan yang sudah dianalisis oleh saya berdasarkan tugas yang
diberikan, diatas telah saya paparkan mengenai penjelasan kesimpulan bagaimana hubungannya
hukum positif dengan 4 ciri yang menjadi penguat hukum adat.

Anda mungkin juga menyukai