Anda di halaman 1dari 4

Ulangan Tengah Semester

Hukum dan Masyarakat


Nama : Farhan Anindya P
NIM : 8111420274

1. Every rule pf law prescribe how a role occupant is expected


to act, yaitu setiap peraturan hukum menurut aturan, dan
memerintahkan pemangku peran harusnya bertindak dan
bertingkah laku

How a role occupant will act in respons to norm of law is


function of the rules laid down, their sanctions, the activity
of enforcement institutions, and the inhere complex of
social, political, and other forces affecting him. Yaitu respon
dan tindakan yang dilakukan oleh pemangku peran
merupakan umpan balik dari fungsi suatu peraturan yang
berlaku. Termasuk sanksi-sanksi yaitu kinerja dan kebijakan
lembaga pelaksana peraturan dan lingkungan strategis yang
mempengaruhinya

How the enforcement institution, will act in respons to norm


of law is a function of the rule laid down their sanctions, the
inhere complex of social, political, and other process
affecting them, and the feedbacks from role occupants. Yaitu
tindakan yang diambil oleh lembaga pelaksana peratiran
sebagai respon terhadap perauran hukum merupakan fungsi
dari peraturan hukum yang berlaku serta sanksinya dan
lingkungan mempengaruhinya secara umpan balik sebagai
respon pemangku peran

how the law maker will act is a function of the rules laid
 Setiap peraturan hukum memberitahu tentang seorang pemegang peran itu diharapkan
bertindak. Seorang bertindak sebagai respons terhadap peraturan hukum merupakan fungsi
peraturan yang ditujukan kepadanya, sanksinya, aktivitas dari lembaga pelaksana serta
keseluruhan kompleks sosial, politik, dan lainnya
 Lembaga pelaksana bertindak sebagai respons terhadap peraturan hukum merupakan fungsi
peraturan hukum yang ditujukan kepada mereka
 Pembuat undang undang bertindak merupakan fungsi peraturan yang mengatur tingkah laku

1.
a. Perspektif teoritis I:

Montesquieu, beliau memiliki dua pengertian ajaran yaitu menyelidiki ke bawah aturan
hukum untuk mendapatkan pencerahan serta relasinya dengan pemerintah, dan suatu
substruktur sosial yang dapat berubah akibat kelompok politik yang melandasinya. Dan
yang kedua, menyelenggarakan hukum sebagaimana harusnya berdasar adat,
penduduk, dan agama.
Herbert Spencer, ajaran tentang prioritas individu masyarakat dan prioritas ilmu
pengetahuan agama, fenomena sosial dipelajari secara ilmiah, masyarakat sama dengan
organisme individu yang berevolusi terlepas dari keinginan dan tanggung jawab rakyat
dan dibawah kuasa hukum. Menggolngkan masyarakat menjadi, masyarakat militaris
dan industry

b. Perspektif teoritis II :

Karl Max, hukum erat kaitannya dengan kekuasaan politik dimana kekuasaan tersebut
nantinya akan digunakan untuk berkuasa di bidang ekonomi. Hukum juga dipengaruhi
oleh kondisi ekonomi masyarakat yang menyebabkan adanya kelas sosial.
Eugen Erlich¸ memiliki teori living law yaitu gaya Tarik dalam pembangunan hukum ada
dalam masyarakat, maka hukum positif yang baik merupakan hukum yang berasal dari
masyarakat.

c. Perspektif teoritis III :


Albert Van Dicey, menguraikan tiga ciri penting dalam negara hukum yang beliau sebut
sebagai ”The Rule of Law” yaitu, supremacy of law, equality before law, dan due process
of law.
Roscoe Pound, beranggapan hukum sebagai alat rekayasa sosial (Law as a tool of social
engineering and social controle) yang bertujuan menciptakan harmoni dan keserasian
agar secara optimal dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan manusia yang
dilambangkan dengan keadilan.

d. Perspektif teoritis IV :

Roberto Mangabeira Unger, beliau memulai tiga organisasi sosial untuk mengetahui
bagaimana hukum modern berjalan, yaitu Tribal Society, Aristitratic Society, dan Liberal
Society. Law order terbesar ada pada liberal society. Untuk memahami hukumnya
society tidak hanya dalam teks namun harus dibumikan ke bawah dari suatu
masyarakat.
Adam Podgrecki, beliau mengajukan beberapa langkah untuk membuat hukum yaitu,
1) Mendeskripsikan situasi yang dihadapi dengan baik
2) Analisis terhadap penilaian-penilaian mengenai situasi tersebut dan
menentukan jenjang susunannya.
3) Melakukan verifikasi hipotesa
4) Pengukuran efek hukum yang dibuat

2.
a. Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas
secara bertingkat atau hierarkis. Unsur stratifikasi sosial yaitu kedudukan dan peran
b. Perbedaan pemahaman dan pengetahuan dalam setiap masyarakat dapat menyebabkan
perbedaan tingkat kesadaran hukum yang tidak merata atau berbeda. Dengan tindakan
memberatkan ancamana hukum dan memperketat pengawasan tata tertib masyarakat
terhadap undang-undang dan melatih para penegak hukum agar bisa memeberi teladan
bagi masyarakat agar kesadaran hukum meningkat. Contoh, pemberatan sanksi hukum
terhadap seorang koruptor dan pencuri kayu manis berbeda hukumannya bahkan
cenderung tidak adil bagi masyarakat kelas bawah.
c. Equality before the law merupakan cerminan dari negara hukum sehingga masyarakat
harus diperlakukan dengan sama dan juga merupakan prinsip kemanusiaan dalam
hukum humaniter atau asa kesetaraan. Di Indonesia hal ini tertuang pada Pasal 5 Ayat 1
UU Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman. Yang bermakna tidak jauh
beda dari asas equality before the law. Namun dalam implementasinya hal tersebut
masih sulit dijumpai. Banyak kasus yang berakhir dengan putusan hakim tidak sesuai
dengan harapan masyarakat. Bahkan perlakuan terhadap para koruptor yang sudah
jelas merugikan negara dan memakan uang rakyat juga tidak sama dengan para
pelanggar lain, sedangkan oknum lain yang pelanggarannya lebih ringan dari koruptor
hukumannya jadi lebih berat. Untuk mewujudkan equality before the law dirasa cukup
sulit melihat situasi dan kondisi negara pada saat ini. Dibutuhkan lembaga yang tidak
atas nama pemerintah yang bergerak berlandaskan Pancasila dan suara rakyat yang
transparan untuk mengawasi setiap proses hukum yang terjadi di negara ini

3.
a. Basis sosial hukum merupakan masyarakat itu sendiri, karena hukum bukan satu
satunya sarana untuk menciptakan kesejahteraan pada norma masyarakat. Hukum
timbul sebagai tingkah laku yang mempola untuk memenuhi kebutuhan manusia. Segala
sesuatu tentang hukum dapat ditemukan dalam kebiasaan masyarakat. Namun
kebiasaan tetap berada dalam keadaan awal, sedangkan hukum dirangkai kembali
secara legislasi oleh lembaga dalam masyrakat ke dalam bentuk yang lebih khusus.
b. Pokok kajian dalam basis sosial hukum yaitu, proses hukum dapat sesuai dan terjalin
dengan baik ke dalam interaksi sosial, hukum sebagai sarana pengatur masyarakat dan
sarana pengatur diluar hukum, perkembangan hukum dan faktor yang membuat hukum
berkembang
c. Pasal 7 UUD 1945 sebelum amandemen yaitu, presiden dan wakil presiden memegang
jabatannya selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali. Peraturan ini
berdasarkan keinginan masyarakat bahwa presiden atau pemimpin negara hanya dapat
menjabat 5 tahun. Hal ini terjadi karena adanya reformasi presiden Soeharto yang
dianggap terlalu lama menjabat dan terdapat penyalahgunaan jabatan

Anda mungkin juga menyukai