Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER

PIDANA KHUSUS

NAMA : Farhan Anindya


Pradipta
NIM : 8111420274

1. Kelemahan UU Tipikor
serta Delik Pidana Formil
dan Pidana Materilnya
PASAL ASPEK DELIK PIDANA FORMIL ASPEK DELIK PIDANA
MATERIL
1. Pasal 2 ayat 1 UU No. 31 1. Kata “dapat” dalam Pasal 2 UU Tipikor 1. Kalimat “merugikan keuangn
Tahun 1999 sebagaimana menunjukkan delik tersebut negara atau perekonomian negara”
diubah dengan UU No. 20 dikonstruksikan secara formal (delik merupakan akibat atau delik
Tahun 2001 tentang formil) yang menitikberatkan pada materil. Fokus pada pasal ini
Pemberantasan Tindak perbuatan, bukan akibat. Artinya, merupakan tiap orang dan bukan
Pidana Korupsi (UU pembuktian unsur kerugian keuangan pejabat yang memiliki kekuasaan
Tipikor). Bunyi Pasal, negara tidak harus nyata terjadi, cukup atau kedudukan, yang dimana
Pasal 2 ayat (1) UU adanya potensi kerugian keuangan perbuatan memperkaya diri ini
Tipikor menyebutkan negara dan kata “dapat” tidak tidak berpotensi merugikan
setiap orang yang secara memenuhi asas lex certa yaitu tidak keuangan negara ada
melawan hukum multitafsir. Karena kata “dapat” bisa perekonomian negara bisa
melakukan perbuatan diartikan berpotensi dan cenderung dikatakan bahwa akibat yang
memperkaya diri sendiri belum terjadi. Ditambah lagi pidana ditimbulkan bukanlah kerugian
atau orang lain atau suatu formil negara namun lebih ke korporasi
korporasi yang dapat atau perorangan atau kelompok
merugikan keuangan atau suatu organisasi. Tindak
negara atau pidana korupsi yang dilakukan
perekonomian negara oleh Korporasi dimana Korporasi
dipidana dengan pidana sebagai subjek hukum pidana tidak
penjara minimal 4 tahun dikenal dalam KUHP maupun
dan maksimal 20 tahun dan KUHAP maka dibutuhkan
denda paling sedikit 200 perangkat hukum yang mengatur
juta rupiah dan paling tentang bagaimana cara Penegakan
banyak 1 miliar rupiah. Hukum Terhadap Korporasi.

2. Pasal 3 UU No. 31 2. Kata “dapat” dalam Pasal 2 UU Tipikor 2. Kalimat “merugikan keuangn
Tahun 1999 menunjukkan delik tersebut negara atau perekonomian negara”
sebagaimana diubah dikonstruksikan secara formal (delik merupakan akibat atau delik
dengan UU No. 20 formil) yang menitikberatkan pada materil. Konsepsi “kerugian
Tahun 2001 tentang perbuatan, bukan akibat. Artinya, keuangan negara” dalam rumusan
Pemberantasan Tindak pembuktian unsur kerugian keuangan Pasal 2 RUU Tipikor adalah yang
Pidana Korupsi (UU negara tidak harus nyata terjadi, cukup kerugian negara yang bersifat
Tipikor). Bunyi Pasal, adanya potensi kerugian keuangan nyata (actual lost). Dengan
Pasal 3 UU Tipikor negara dan kata “dapat” tidak demikian jika kerugian keuangan
menyebutkan setiap memenuhi asas lex certa yaitu tidak negara baru masuk pada potensi
orang yang dengan multitafsir. Karena kata “dapat” bisa kerugian keuangan negara maka
tujuan menguntungkan diartikan berpotensi dan cenderung pelaku tidak dapat dipidana. Dan
diri sendiri atau orang belum terjadi. Sedangkan dalam KUHP dalam penindakannya yang
lain atau suatu Pasal 423 dijelaskan bahwa Seorang berwenang melakukan penyidikan
korporasi, pejabat dengan maksud adalah penyidik sebagaimana
menyalahgunakan menguntungkan diri sendiri atau orang disebut dalam Pasal 1 angka 1
kewenangan, lain secara melawan hukum, dengan Kitab Undang-Undang Hukum
kesempatan atau sarana menyalahgunakan kekuasaannya, Acara Pidana (KUHAP):
yang ada padanya memaksa seseorang untuk memberikan “Penyidik adalah pejabat polisi
karena jabatan atau sesuatu, untuk membayar atau negara Republik Indonesia atau
karena kedudukan menerima pembayaran dengan pejabat pegawai negeri sipil
yang dapat merugikan potongan, atau untuk mengerjakan tertentu yang diberi wewenang
keuangan negara atau sesuatu bagi dirinya sendiri, diancam khusus oleh undang-undang untuk
perekonomian negara dengan pidana penjara paling lama melakukan penyidikan.”
dipidana seumur hidup, enam tahun. Dalam KUHP tidak Sedangkan dalam hal kerugian
atau pidana penjara dikatakan dapat merugikan negara, negara pihak yang dapat
paling singkat 1 tahun maka dari itu dalam Pasal 2 ayat 1 UU menghitung kerugian negara harus
dan paling lama 20 Tipikor yang menitikberatkan pejabat diperluas tidak saja BPK atau
tahun dan atau denda yang memiliki kedudukan atau BPKP atau Kantor Akuntan namun
paling sedikit 50 juta kekuasaan seharusnya menjelaskan juga institusi penegak hukum
rupiah dan maksimal 1 lebih lanjut tindakan korupsi yang pasti sepanjang yang melakukan
miliar. karena bukan hanya kerugian negara penghitungan adalah orang yang
saja yang harus ditindak, namun mempunyai kapasitas sebagai
kerugian daerah, swasta, dan korporasi akuntan atau ahli dibidangnya
juga harus mendapat ruang dalam pasal yang terlepas dari pemerintahan.
ini. Selanjutnya seharusnya ancaman
pidana yang dirumuskan untuk Pasal 3
lebih tinggi dari Pasal 2. Hal tersebut
dikarenakan perbuatan korupsi yang
dilakukan dalam Pasal 3 haruslah
memiliki kewenangan terlebih dahulu,
dan ada penyalahgunaan wewenang
sehingga tindakan memperkaya diri
sendiri, orang lain, atau koorporasi
tersebut merugikan negara.

2. 1 UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor) terhadap UU No. 1 Tahun 2023 Tentang KUHP

PASAL UU NO 1 TAHUN 2023 TENTANG PENJELASAN


KUHP

1. Pasal 2 ayat 1 UU No. 31 1. Pasal 603 : “Setiap Orang yang secara 1. Pasal 2 ayat 1 UU No. 31 Tahun
Tahun 1999 sebagaimana melawan hukum melakukan perbuatan 1999 sebagaimana diubah dengan
diubah dengan UU No. 20 memperkaya diri sendiri, orang lain, UU No. 20 Tahun 2001 tentang
Tahun 2001 tentang atau Korporasi yang merugikan Pemberantasan Tindak Pidana
Pemberantasan Tindak keuangan negara atau perekonomian Korupsi (UU Tipikor) belum
Pidana Korupsi (UU negara, dipidana dengan pidana penjara diakomodir oleh UU No 1 Tahun
Tipikor). Bunyi Pasal, Pasal seumur hidup atau pidana penjara paling 2023 tentang KUHP melalui pasal
2 ayat (1) UU Tipikor singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 603. Karena kelemahan pada kata
menyebutkan setiap orang 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda “dapat” dan kalimat “merugikan
yang secara melawan hukum paling sedikit kategori II dan paling negara” dimana pada Pasal 603 ini
melakukan perbuatan banyak kategori VI.” menitik beratkan bukan pejabat
memperkaya diri sendiri maka kerugian yang disebabkan
atau orang lain atau suatu oleh tindak pidana belum tentu
korporasi yang dapat berakibat pada keuangan negara
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
atau perekonomian negara Ditambah lagi permasalahannya,
dipidana dengan pidana pasal dalam KUHP ini justru
penjara minimal 4 tahun dan semakin memperingan jumlah
maksimal 20 tahun dan hukuman koruptor. Regulasi
denda paling sedikit 200 juta tersebut menurunkan ancaman
rupiah dan paling banyak 1 minimal pidana penjara yang
miliar rupiah. sebelumnya 4 tahun menjadi 2
tahun. Sementara hukuman denda
yang sebelumnya dikenakan
minimal Rp 200 juta menjadi
kategori II atau Rp 10 juta.

Dalam penjelasan Pasal 603 KUHP


menyebutkan bahwa yang dimaksud
dengan “merugikan keuangan
negara” adalah berdasarkan hasil
pemeriksaan lembaga audit
keuangan negara.” Definisi ini
mengarahkan bahwa pihak yang
berwenang yang dimaksud hanya
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Dengan kata lain, KPK mungkin
kehilangan wewenangnya.

2. Pasal 3 UU No. 31 Tahun 2. Pasal 604 : “Setiap Orang yang dengan 2. Pasal 3 UU No. 31 Tahun 1999
1999 sebagaimana diubah tujuan menguntungkan diri sendiri, sebagaimana diubah dengan UU
dengan UU No. 20 Tahun orang lain, atau Korporasi No. 20 Tahun 2001 tentang
2001 tentang menyalahgunakan kewenangan, Pemberantasan Tindak Pidana
Pemberantasan Tindak kesempatan, atau sarana yang ada Korupsi (UU Tipikor) belum
Pidana Korupsi (UU padanya karena jabatan atau kedudukan diakomodir oleh UU No 1 Tahun
Tipikor). Bunyi Pasal, yang merugikan keuangan negara atau 2023 tentang KUHP melalui pasal
Pasal 3 UU Tipikor perekonomian negara, dipidana dengan 604. Karena kelemahan pada kata
menyebutkan setiap orang pidana penjara seumur hidup atau “dapat” dan kalimat “merugikan
yang dengan tujuan pidana penjara paling singkat 2 (dua) negara” yang berarti tidak dapat
menguntungkan diri tahun dan paling lama 20 (dua puluh) dipidana jika kerugian hanya
sendiri atau orang lain tahun dan pidana denda paling sedikit terdapat pada suatu daerah,
atau suatu korporasi, kategori II dan paling banyak kategori korporasi, kelompok, atau badan
menyalahgunakan VI.” atau lembaga. Serta masih bersifat
kewenangan, kesempatan actual lost yang dimana jika belum
atau sarana yang ada mengakibatkan kerugian negara
padanya karena jabatan atau perekonomian negara maka
atau karena kedudukan tidak dapat dipidana. Pasal
yang dapat merugikan tersebut berisi tentang penambahan
keuangan negara atau lama penahanan dari 1 tahun
perekonomian negara pidana penjara menjadi minimal 2
dipidana seumur hidup, tahun. Namun, hal ini tentu tak
atau pidana penjara paling sepadan dengan subjek yang diatur
singkat 1 tahun dan paling dalam pasal tersebut, yaitu pejabat
lama 20 tahun dan atau publik atau penyelenggara negara.
denda paling sedikit 50 Rendahnya ancaman pidana bagi
juta rupiah dan maksimal pelaku korupsi dalam KUHP
1 miliar. berpotensi memunculkan
pemikiran untuk melakukan tindak
pidana lebih banyak karena sanksi
dan denda yang semakin ringan.

Anda mungkin juga menyukai