Anda di halaman 1dari 56

PAGE 01

Audit Investigatif dengan Menganalisis


Unsur Perbuatan Melanggar Hukum
Rachel Reynalda - 202101020038
Friska Steviatio - 202101020085
Gisela Amanda P - 202101020044
Pengantar PAGE 02

Akuntan forensik bekerja sama dengan praktisi hukum dalam menyelesaikan masalah
hukum. Karena itu, akuntan forensik perlu memahami hukum pembuktian sesuai
dengan masalah hukum yang dihadapi, seperti pembuktian untuk tindak pidana
umum, tindak pidana khusus, pembuktian dalam hukum perdata, pembuktian dalam
hukum administrasi, dan sebagainya.

Perbuatan melawan hukum dirumuskan dalam satu atau beberapa kalimat yang dapat
dianalisis atau dipilah-pilah ke dalam bagian yang lebih kecil. Penyidk atau akuntan
forensik mengumpulkan bukti dan barang bukti untuk setiap unsur tersebut. Bukti
dan barang bukti yang dikumpulkan untuk setiap unsur akan mendukung atau
membantah adanya perbuatan melawan hukum
Tabel 16.1
Unsur-unsur dan Pembuktian Pasal 2
PAGE 03
dalam UU Tipikor
Pasal 2 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001:
1. Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau sesuatu korporasi yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana
dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4
(empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling
sedikit Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)
2. Dalam pidana korupsi dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam keadaan
tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan
Tabel 16.2
Unsur-unsur dan Pembuktian Pasal 5
PAGE 04
Ayat 1 huruf a dalam UU Tipikor
Pasal 5 (1) UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001:
(1) Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling
lama 5 (lima tahun) dan atau pidana paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh
juta rupiah) setiap orang yang:
a. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau
penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam
jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya, atau
b. .....
Tabel 16.3
Unsur-unsur dan Pembuktian Pasal 11
PAGE 05
dalam UU Tipikor
Pasal 11 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001:
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling
lama 5 (lima0 tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima
puluh juta rupiah) pegawai negeri atau penyelenggara negara yang
menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau patut diduga, bahwa
hadiah atau janji tersebut diberikan karena kekuasaan atau kewenangan
yang berhubungan dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran orang
yang memberikan hadiah atau janji tersebut ada hubungan dengan
jabatannya.
Tabel 16.4
Unsur-unsur dan Pembuktian Pasal 13 dalam
UU Tipikor PAGE 06

Pasal 13 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001:


Setiap orang yang memberi hadiah atau janji kepada pegawai negeri dengan
mengingat kekuasaan atau wewenang yang melekat pada jabatannya atau
kedudukannya, atau oleh pemberi hadiah atau janji dianggap melekat pada
jabatan atau kedudukan tersebut, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun dan atau denda Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta
rupiah)
Tabel 16.5

30 Jenis Tindak Pidana Korupsi Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999


jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
30 Jenis Tindak Pidana Korupsi (Lanjutan)
Pidana Lain Berkaitan
dg Tipikor PAGE 07

Beberapa tindak pidana lain yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi berikut:
1. Mencegah, merintangi, atau menggagalkan secara langsung atau tidak langsung penyidikan,
penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengendalian terhadap tersangka, terdakwa, atau saksi dalam
perkara korupsi.
2. Tidak memberi keterangan atau memberi keterangan yang tidak benar.
3. Dalam perkara korupsi, melanggar KUHP pasal 220 (mengadukan perbuatan pidana, padahal ia tahu
perbuatan itu tidak dilakukan), Pasal 231 (menarik barang yang disita), Pasal 421 (pejabat
menyalahgunakan kekuasaan, memaksa orang melakukan, tidak melakukan, atau membiarkan
sesuatu), Pasal 422 (pejabat menggunakan paksaan untuk memeras pengakuan atau mendapat
keterangan), Pasal 429 (pejabat melampaui… memaksa masuk ke dalam rumah atau ruangan atau
pekarangan tertutup… atau berada di situ secara melawan hukum) atau Pasal 430 (pejabat melampaui
kekuasaan menyuruh memperlihatkan kepadanya atau merampas surat, kartu pos, barang atau paket…
atau kabar lewat kawat).
Unsur-Unsur Tindak
Pidana Korupsi PAGE 08

TPK-KERUGIAN KEUANGAN NEGARA (TPK-1)


Pasal 2:
1. Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan 2. Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang
dalam ayat (1) dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara,
mati dapat dijatuhkan.
dipidana penjara dengan penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling sakit 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua Penjelasan undang-undang: Yang dimaksud dengan “keadaan
puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus tertentu” dalam ketentuan ini adalah keadaan yang dapat dijadikan
juta) dan paling banyak Rp 1.000.000.000 (satu miliar rupiah). alasan pemberatan pidana bagi pelaku tindak pidana korupsi yaitu
Penjelasan undang-undang yang dimaksud dengan “secara melawan hukum” apabila tindak pidana tersebut dilakukan terhadap dana-dana yang
dalam Pasal ini mencakup perbuatan melawan hukum dalam arti formil maupun diperuntukkan bagi penanggulangan keadaan bahaya, bencana alam
dalam arti materiil, yakni meskipun perbuatan tsb tidak diatur dalam peraturan nasional, penanggulangan akibat kerusuhan sosial yang meluas,
perundang-undangan, apabila perbuatan tsb dianggap tercela karena tidak sesuai
penanggulangan krisis ekonomi dan moneter, dan penanggulangan
dengan rasa keadilan atau norma-norma kehidupan sosial dalam masyarakat,
tindak pidana korupsi.
maka perbuatan tsb dapat dipidana. Dalam ketentuan ini, kata “dapat” sebelum
frasa “merugikan keuangan atau perekonomian negara” menunjukkan bahwa
tindak pidana korupsi merupakan delik formil, yaitu adanya tindak pidana korupsi
cukup dengan dipenuhinya unsur-unsur perbuatan yang sudah dirumuskan bukan
dengan timbulnya akibat.
Unsur-Unsur Tindak
Pidana Korupsi PAGE 09
TPK-KERUGIAN KEUANGAN NEGARA (TPK - 2) TPK-SUAP MENYUAP (TPK - 3)
Pasal 3: Pasal 5 ayat (1) huruf a:
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri 1. Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu)
atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana
kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan rupiah) dan paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus
negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana
lima puluh juta rupiah) setiap orang yang:
penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu)
a. Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai
tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda
negeri atau penyelenggara negara dengan maksud
paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan
supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara
paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Penjelasan undang-undang: Kata “dapat” dalam ketentuan ini diartikan
tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam
sama dengan penjelasan pasal 2. jabatanya, yang bertentangan dengan kewajibannya;
Penjelasan undang-undang cukup jelas.
Unsur-Unsur Tindak
Pidana Korupsi PAGE 10
TPK-SUAP MENYUAP (TPK - 4) TPK-SUAP MENYUAP (TPK - 5)
Pasal 5 ayat (1) huruf b: Pasal 13:
1. Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) Setiap orang yang memberi hadiah atau janji kepada pegawai
tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda negeri dengan mengingat kekuasaan atau wewenang yang
paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan melekat pada jabatan atau kedudukannya, atau oleh pemberi
paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta hadiah atau janji dianggap melekat pada jabatan atau
rupiah) setiap orang yang:
kedudukan tersebut, dipidana dengan pidana penjara paling
a. ….
lama 3 (tiga) tahun dan atau denda paling banyak Rp
b. Memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau
150.000.000,00 (seratu lima puluh juta rupiah).
penyelenggara negara karena atau berhubungan dengan
Penjelasan undang-undang: cukup jelas
sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban, dilakukan
atau tidak dilakukan dalam jabatannya
Penjelasan undang-undang: cukup jelas
Unsur-Unsur Tindak
Pidana Korupsi PAGE 11
TPK-SUAP MENYUAP (TPK - 6) TPK-SUAP MENYUAP (TPK - 7)
Pasal 5 ayat (2): Pasal 12 huruf a:
1. ... Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana
2. Bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara yang penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua
menerima pemberian atau janji sebagaimana dimaksud puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200.000.000,00
dalam ayat huruf a atau huruf b, dipidana dengan pidana (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00
yang sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) (satu miliar rupiah):
Penjelasan undang-undang: Yang dimaksud dengan “penyelenggara negara” a. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang
dalam pasal ini adalah penyelenggara negara sebagaimana dimaksud dalam menerima hadiah atau janji, pdahal diketahui atau patut
Pasal 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk
Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Pengertian menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan
“penyelenggara negara” tersebut berlaku pula untuk pasal-pasal berikutnya sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan
dalam undang-undang ini. kewajibannya;
Penjelasan undang-undang: Cukup jelas.
Unsur-Unsur Tindak
Pidana Korupsi PAGE 12
TPK-SUAP MENYUAP (TPK - 8) TPK-SUAP MENYUAP (TPK - 9)
Pasal 12 huruf b: Pasal 11:
Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun
penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling
puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling
(dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah)
(satu miliar rupiah):
pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima
a. ...
hadiah atau janji padahal diketahui atau patut diduga, bahwa
b. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang
hadiah atau janji tersebut diberikan karena kekuasaan atau
menerima hadiah, padahal diketahui atau patut diduga
kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya, atau
bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai akibat atau
disebabkan karena telah melakukan atau tidak
yang menurut pikiran orang yang memberikan hadiah atau
melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan janji tersebut ada hubungan dengan jabatannya.
dengan kewajibannya; Penjelasan undang-undang: Cukup jelas.
Penjelasan undang-undang: Cukup jelas.
Unsur-Unsur Tindak
Pidana Korupsi PAGE 13
TPK-SUAP MENYUAP (TPK - 10) TPK-SUAP MENYUAP (TPK - 11)
Pasal 6 ayat (1) huruf a: Pasal 6 ayat (1) huruf b:
1. Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) 1. Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun
tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda
denda paling sedikit Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh paling sedikit Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta
juta rupiah) dan paling banyak Rp 750.000.000,00 (tujuh ratus rupiah) dan paling banyak Rp 750.000.000,00 (tujuh ratus lima
lima puluh juta rupiah) setiap orang yang: puluh juta rupiah) setiap orang yang:
a. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan a. …
maksud untuk mempengaruhi putusan perkara yang b. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang yang
diserahkan kepadanya untuk diadili; atau menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
Penjelasan undang-undang: Cukup jelas. ditentukan menjadi advokat untuk menghadiri sidang
pengadilan dengan maksud untuk mempengaruhi nasihat
atau pendapat yang akan diberikan berhubung dengan
perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili.
Penjelasan undang-undang: Cukup jelas.
Unsur-Unsur Tindak
Pidana Korupsi PAGE 14
TPK-SUAP MENYUAP (TPK - 12) TPK-SUAP MENYUAP (TPK - 13)
Pasal 6 ayat (2): Pasal 12 huruf c:
1. ... Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana
2. Bagi hakim yang menerima pemberian atau janji penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a atau advokat puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200.000.000,00
yang menerima pemberian atau janji sebagaimana dimaksud (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00
dalam ayat (1) huruf b, dipidana dengan pidana yang sama (satu miliar rupiah):
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). a. …
Penjelasan undang-undang: Cukup jelas. b. ....
c. hakim yang menerima hadiah atau janji, padahal
diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji
tersebut diberikan untuk mempengaruhi putusan perkara
yang diserahkan kepadanya untuk diadili;
Penjelasan undang-undang: Cukup jelas.
Unsur-Unsur Tindak
Pidana Korupsi PAGE 15
TPK-SUAP MENYUAP (TPK - 14) TPK-SUAP MENYUAP (TPK - 15)
Pasal 12 huruf d: Pasal 8:
Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun
paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun
dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling
dan pidana denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah): sedikit Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) dan
d. seseorang yang menurut ketentuan peraturan perundang- paling banyak Rp 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta
undangan ditentukan menjadi advokat untuk menghadiri rupiah), pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri
sidang pengadilan, menerima hadiah atau janji, padahal yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara
diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut terus menerus atau untuk sementara waktu, dengan sengaja
untuk mempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan menggelapkan uang atau surat berharga yang disimpan
diberikan, berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada karena jabatannya, atau membiarkan uang atau surat
pengadilan untuk diadili; berharga tersebut diambil atau digelapkan oleh orang lain,
Penjelasan undang-undang: Yang dimaksud dengan “advokat” adalah
atau membantu dalam melakukan perbuatan tersebut.
orang yang berprofesi memberi jasa hukum baik di dalam maupun di luar
Penjelasan undang-undang: Cukup jelas.
pengadilan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Unsur-Unsur Tindak
Pidana Korupsi PAGE 16

TPK-PENGGELAPAN DALAM JABATAN (TPK - 16) TPK-PENGGELAPAN DALAM JABATAN (TPK - 17)
Pasal 9: Pasal 10 huruf a:
Dipidana PENJARA paling singkat 1 tahun dan paling lama 5 tahun. Dipidana PENJARA paling singkat 2 tahun dan paling lama 7
Pidana DENDA paling sedikit Rp 50.000.000 dan paling banyak Rp tahun. Dipidana DENDA paling sedikit Rp 100.000.000 dan paling
250.000.000. Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang diberi
banyak Rp 350.000.000. Pegawai negeri atau orang selain pegawai
tugas menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk
negeri yang diberi tugas menjalankan suatu jabatan umum secara
sementara waktu, dengan sengaja memalsukan buku-buku atau daftar-
daftar yang khusus untuk pemeriksaan administrasi. terus menerus atau untuk sementara waktu, dengan sengaja:
a. Menggelapkan, menghancurkan, merusak, atau membuat
Penjelasan undang-undang: Cukup jelas. tidak dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar yang
digunakan untuk meyakinkan atau membuktikan di muka
pejabat yang berwenang, yang dikuasai karena jabatannya;
Penjelasan undang-undang: Cukup jelas.
Unsur-Unsur Tindak
Pidana Korupsi PAGE 17

TPK-PENGGELAPAN DALAM JABATAN (TPK - 18) TPK-PENGGELAPAN DALAM JABATAN (TPK - 19)
Pasal 10 huruf b : Pasal 10 huruf c:
Dipidana PENJARA paling singkat 2 tahun dan paling lama 7 tahun. Dipidana PENJARA paling singkat 2 tahun dan paling lama 7
Dipidana DENDA paling sedikit Rp 100.000.000 dan paling banyak Rp tahun. Dipidana DENDA paling sedikit Rp 100.000.000 dan paling
350.000.000. Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang diberi
banyak Rp 350.000.000. Pegawai negeri atau orang selain pegawai
tugas menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk
negeri yang diberi tugas menjalankan suatu jabatan umum secara
sementara waktu, dengan sengaja:
b. Membiarkan orang lain menghilang, menghancurkan, terus menerus atau untuk sementara waktu, dengan sengaja:
merusakkan, atau membuat tidak dapat dipakai barang, akta, surat, c. Membantu orang lain menghilang, menghancurkan,
atau daftar tersebut; merusakkan, atau membuat tidak dapat dipakai barang, akta,
Penjelasan undang-undang: Cukup jelas. surat, atau daftar tersebut.
Penjelasan undang-undang: Cukup jelas.
Unsur-Unsur Tindak
Pidana Korupsi PAGE 18

TPK-PEMERASAN (TPK - 20) TPK-PEMERASAN (TPK - 21)


Pasal 12 huruf e : Pasal 12 huruf g :
Dipidana PENJARA seumur hidup atau paling singkat 4 tahun dan paling Dipidana PENJARA seumur hidup atau paling singkat 4 tahun dan
lama 20 tahun. Dipidana DENDA paling sedikit Rp 200.000.000 dan paling lama 20 tahun. Dipidana DENDA paling sedikit Rp
paling banyak Rp 1.000.000.000
200.000.000 dan paling banyak Rp 1.000.000.000:
e. Pegawai negeri atau penyelenggaraan negara yang dengan
g. Pegawai negeri atau penyelenggara negeri yang pada
maksud menguntukan diri sendiri atau orang lain secara melawan
hukum, atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa waktu menjalankan tugas, meminta atau menerima
seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pekerjaan, atau penyerahan barang, seolah-olah merupakan
pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu utang kepada dirinya, padahal diketahui bahwa hal tersebut
bagi dirinya sendiri; bukan merupakan utang:
Penjelasan undang-undang: Cukup jelas. Penjelasan undang-undang: Cukup jelas.
Unsur-Unsur Tindak
Pidana Korupsi PAGE 19

TPK-PEMERASAN (TPK - 22) TPK-PERBUATAN CURANG (TPK - 23)


Pasal 12 huruf f : Pasal 7 ayat (1) huruf a:
Dipidana PENJARA seumur hidup atau paling singkat 4 tahun dan paling (1) Dipidana PENJARA paling singkat 2 tahun dan paling lama 7
lama 20 tahun. Dipidana DENDA paling sedikit Rp 200.000.000 dan tahun. Dipidana DENDA paling sedikit Rp 100.000.000 dan paling
paling banyak Rp 1.000.000.000 banyak Rp 350.000.000
f. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu a. pemborong, ahli bangunan yang pada waktu membuat
menjalankan tugas, meminta, menerima, atau memotong
bangunan, atau penjual bahan bangunan yang pada waktu
pembayaran kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara
yang lain atau kepada kas umum, seolah-olah pegawai negeri atau
menyerahkan bahan bangunan, melakukan perbuatan curang
penyelenggara negara yang lain atau kas umum tersebut yang dapat membahayakan keamanan orang atau barang,
mempunyai utang kepadanya, padahal diketahui bahwa hal tersebut atau keselamatan negara dalam keadaan perang;
bukan merupakan utan; Penjelasan undang-undang: Cukup jelas.
Penjelasan undang-undang: Cukup jelas.
Unsur-Unsur Tindak
Pidana Korupsi PAGE 20

TPK-PERBUATAN CURANG (TPK - 22) TPK-PERBUATAN CURANG (TPK - 25)


Pasal 7 ayat (1) huruf b: Pasal 7 ayat (1) huruf c:
1) Dipidana PENJARA paling singkat 2 tahun dan paling lama 7 (1) Dipidana PENJARA paling singkat 2 tahun dan paling lama 7
tahun. Dipidana DENDA paling sedikit Rp 100.000.000 dan paling tahun. Dipidana DENDA paling sedikit Rp 100.000.000 dan paling
banyak Rp 350.000.000 banyak Rp 350.000.000
b. Setiap orang yang bertugas mengawasi pembangunan atau d. Setiap orang yang pada waktu menyerahkan barang
penyerahan bahan bangunan, sengaja membiarkan perbuatan keperluan Tentara Nasional Indonesia dan atau Kepolisian
curang sebagaimana dimaksud dalam huruf a Negara Republik Indonesia melakukan perbuatan curang
Penjelasan undang-undang: Cukup jelas.
yang dapat membahayakan keselamatan negara dalam
keadaan perang
Penjelasan undang-undang: Cukup jelas.
Unsur-Unsur Tindak
Pidana Korupsi PAGE 21

TPK-PERBUATAN CURANG (TPK - 26) TPK-PERBUATAN CURANG (TPK - 27)


Pasal 7 ayat (1) huruf d: Pasal 27 ayat 2:
1) Dipidana PENJARA paling singkat 2 tahun dan paling lama 7 (2) Bagi orang yang menerima penyerahan bahan bangunan atau
tahun. Dipidana DENDA paling sedikit Rp 100.000.000 dan paling orang yang menerima penyerahan barang keperluan TNI dan atau
banyak Rp 350.000.000 Kepolisian Negara RI dan membiarkan perbuatan curang
d. Setiap orang yang bertugas mengawasi penyerahan barang sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a atau huruf c, dipidana
keperluan Tentara Nasional Indonesia dan atau Kepolisian dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
Negara Republik Indonesia dengan sengaja membiarkan
perbuatan curang sebagaimana dimaksud dalam huruf c.
Penjelasan undang-undang: Cukup jelas.
Penjelasan undang-undang: Cukup jelas.
Unsur-Unsur Tindak
Pidana Korupsi PAGE 22

TPK-PERBUATAN CURANG (TPK - 28) TPK-Benturan Kepentingan dalam Pengadaan (TPK - 29)
Pasal 27 huruf h: Pasal 12 huruf i :
Dipidana PENJARA seumur hidup atau paling singkat 4 tahun dan Dipidana PENJARA seumur hidup atau paling singkat 4 tahun dan
paling lama 20 tahun. Dipidana DENDA paling sedikit Rp paling lama 20 tahun. Dipidana DENDA paling sedikit Rp
200.000.000 dan paling banyak Rp 1.000.000.000: 200.000.000 dan paling banyak Rp 1.000.000.000:
h. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada i. pegawai negeri atau penyelenggara negara baik langsung
waktu menjalankan tugas, telah menggunakan tanah negara maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta dalam
yang di atasnya terdapat hak pakai, seolah-olah sesuai pemborongan, pengadaan, atau persewaan, yang pada saat
dengan peraturan perundang-undangan, telah merugikan dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan
orang yang berhak, padahal diketahuinya bahwa perbuatan untuk mengurus atau mengawasinya.
tersebut bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan; Penjelasan undang-undang: Cukup jelas.
Penjelasan undang-undang: Cukup jelas.
Unsur-Unsur Tindak
Pidana Korupsi PAGE 23

TPK - Gratifikasi (TPK - 30)


Pasal 12 B:
(1)Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan
dengan jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. yang nilainya Rp 10.000.000 atau lebih, pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap dilakukan oleh penerima
gratifikasi;
b. yang nilainya kurang dari Rp 10.000.000, pembuktian bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh penuntut umum.

Penjelasan Undang-undang: yang dimaksud dengan gratifikasi dalam ayat ini adalah pemberian dalam arti luas yang meliputi pemberian
uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di
dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik.

(2) Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pidana
PENJARA seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana DENDA
paling sedikit Rp 200.000.000 dan paling banyak Rp 1.000.000.000

Penjelasan undang-undang: Cukup jelas.


Unsur-Unsur Tindak
Pidana Korupsi PAGE 24

TPK-Gratifikasi (TPK - 30)


Pasal 12 C :
(1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 B ayat (1) tidak berlaku, jika penerima melaporkan
gratifikasi yang diterimanya kepada Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
(2) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam dalam ayat (1) wajib dilakukan oleh penerima
gratifikasi paling lambat 30 hari kerja terhitung sejak tanggal gratifikasi tersebut diterima.
(3) Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam waktu paling lambat 30 hari kerja sejak tanggal
menerima laporan wajib menetapkan gratifikasi dapat menjadi milik penerima atau milik negara.
(4) Ketentuan mengenai tata cara penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan penentuan
status gratifikasi sebagaimana dimaksud ayat (3) diatur dalam Undang-undang tentang Komisi Pemberantas
Tindak Pidana Korupsi.

Penjelasan undang-undang: Cukup jelas.


PAGE 25

KONSEP
UNDANG-UNDANG
KONSEP UNDANG-UNDANG
Alat Bukti Yang Sah PAGE 25

Alat bukti yang sah dalam bentuk petunjuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 188 ayat (2)
Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, khususnya untuk tindak
pidana korupsi juga dapat diperoleh dari:

1. alat bukti lain yang berupa informasi yang diucapkan, dikirim, diterima, atau disimpan secara
elektronik dengan alat optik atau yang serupa dengan itu; dan
2. dokumen, yakni setiap rekaman data atau informasi yang dilihat, dibaca, dan atau didengar
yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan suatu sarana, baik yang tertuang di atas
kerta, benda fisik apa pun selain kertas, maupun yang terekam secara elektronik, yang berupa
tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, huruf, tanda, angka, atau perforasi yang memiliki
makna.
KONSEP UNDANG-UNDANG
Beban Pembuktian Terbalik PAGE 26

Pembuktian terbalik diberlakukan pada tindak pidana baru tentang gratifikasi dan
terhadap tuntutan perampasan harta benda terdakwa yang diduga berasal dari salah
satu tindak pidana sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 13, Pasal
14. Pasal 15, dan Pasal 16 Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Pasal 5 sampai dengan Pasal 12 Undang-
Undang ini.

Penggunaan istilah "pembuktian terbalik" sebenarnya kurang tepat; istilah


seharusnya digunakan adalah pembalikan beban pembuktian (omkering van
bewijslast).
KONSEP UNDANG-UNDANG
Gugatan Atas Harta Yang Disembunyikan PAGE 27

Ketentuan mengenai hal ini dapat dilihat dalam Pasal 38 C dari Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 yang berbunyi sebagai berikut:

Apabila setelah putusan pengadilan telah memperoleh kekuatan hukum tetap,


diketahul masih terdapat harta benda milik terpidana yang diduga atau patut diduga
juga berasal dari tindak pidana korupsi yang belum dikenakan perampasan untuk
negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2), maka negara dapat
melakukan gugatan perdata terhadap terpidana dan atau ahli warisnya
KONSEP UNDANG-UNDANG
Perampasan Harta Benda yang Disita PAGE 28

Pasal 38 ayat 7 dari undang-undang tersebut memberi kesempatan kepada yang


berkepentingan untuk mengajukan keberatan. Ayat ini sekaligus memberi kepastian
mengenai batas waktunya. Ayat ini berbunyi:

Setiap orang yang berkepentingan dapat mengajukan keberatan kepada pengadilan yang telah menjatuhkan
penetapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dalam waktu 30 (tiga pulah) hari terhitung sejak tanggal
pengumuman sebagaimana dimaksud dalam ayat (3).

dan penjelasannya yang berbunyi sebagai berikut: "Ketentuan dalam ayat ini dimaksudkan
untuk melindungi pihak ketiga yang beritikad baik: Batasan waktu 30 (tiga puluh) hari
dimaksudkan untuk menjamin dilaksanakannya eksekusi terhadap barang-barang yang
memang berasal dari tindak pidana korupsi."
KONSEP UNDANG-UNDANG
Pemidaan Secara in Absentia PAGE 29

Pengalaman mengenai koruptor yang melarikan diri atau tidak hadir dalam persidangan, diatasi
dengan ketentuan mengenai pemidanaan secara in absentia. Hal ini diatur dalam pasal 38 ayat 1, 2, 3,
dan 4 dari Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang berbunyi sebagai berikut.
1. Dalam hal terdakwa telah dipanggil secara sah, dan tidak hadir di sidang pengadilan tanpa
alasan yang sah, maka perkara dapat diperiksa dan diputus tanpa kehadirannya.
2. Dalam hal terdakwa hadir pada sidang berikutnya sebelum putusan dijatuhkan, maka
terdakwa wajib diperiksa, dan segala keterangan saksi dan surat-surat yang dibacakan
dalam sidang sebelumnya dianggap sebagai diucapkan dalam sidang yang sekarang.
3. Putusan yang dijatuhkan tanpa kehadiran terdakwa diumumkan oleh penuntut umum
pada papan pengumuman pengadilan, kantor Pemerintah Daerah, atau diberitahukan
kepada kuasanya.
4. Terdakwa atau penguasanya dapat mengajukan banding atas putusan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1),
KONSEP UNDANG-UNDANG
“Memperkaya” VS “Menguntungkan” PAGE 30

Memperkaya bermakna adanya tambahan kekayaan.

Menguntungkan bermakna keuntungan materiil (tambahan kekayaan, uang, harta)


dan immateriil (timbulnya goodwill, utang budi, dan lain-lain).

Seorang pejabat menerima suap dari seorang pengusaha dan seluruh jumlah itu
diberikan kepada atasannya. Pejabat itu tidak memperkaya dirinya, tetapi tetap
menguntungkan dirinya. Dengan meneruskan seluruh suap itu kepada atasannya, ia
menguntungkan diri karena bisa mendapat keistimewaan (favor) dalam bentuk kenaikan
pangkat, jabatan, gaji dst.
KONSEP UNDANG-UNDANG
Pidana Mati PAGE 31

Dalam Pasal 2 ayat 2 dari Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, dikatakan: "Dalam
hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam
keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan."

Penjelasannya berbunyi sebagai berikut:


Yang dimaksud dengan "keadaan tertentu dalam ketentuan ini adalah keadaan yang
dapat dijadikan alasan pemberatan pidana bagi pelaku tindak pidana korupsi yaitu
apabila tindak pidana tersebut dilakukan terhadap dana-dana yang diperuntukkan bagi
penanggulangan keadaan bahaya, bencana alam nasional, penanggulangan akibat
kerusuhan krisis ekonomi dan moneter, dan pengulangan tindak pidana korupsi,
KONSEP UNDANG-UNDANG
Nullum Delictum PAGE 32

Maknanya dapat dilihat pada Pasal 1 ayat (1) KUHP yang berbunyi: "Suatu
perbuatan tidak dapat dipidana, kecuali berdasarkan kekuatan ketentuan-
ketentuan perundang-undangan pidana yang telah ada."

Pertama, untuk kasus-kasus TPK yang dilakukan sebelum keluarnya suatu


undang-undang, tetapi diadili sesudah keluarnya undang-undang tersebut.

Kedua, sewaktu KPK menangani kasus yang terjadi sebelum keluarnya Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan TPK
KONSEP UNDANG-UNDANG
Concursus Idealis PAGE 33

Konsep concursus idealis berkenaan dengan satu perbuatan yang tercakup dalam
lebih dari satu aturan pidana. Hal ini terlihat dalam Pasal 63 yang berbunyi
sebagai berikut.
1. Jika suatu perbuatan masuk dalam lebih dari satu aturan pidana, maka yang
dikenakan hanya salah-satu di antara aturan-aturan itu: jika berbeda-beda, yang
dikenakan yang memuat ancaman pidana pokok yang paling berat.
2. Jika suatu perbuatan masuk dalam suatu aturan pidana yang umum, diatur pula
dalam aturan pidana yang khusus, inaka hanya yang khusus itulah yang
diterapkan.
KONSEP UNDANG-UNDANG
Concursus Realis PAGE 34

Konsep concursus realis ini berkenaan dengan beberapa perbuatan yang


dilakukan berbarengan. Hal ini terdapat dalam KUHP Pasal 65 yang berbunyi
sebagai berikut.
1. Dalam hal perbarengan beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai
perbuatan yang berdiri-sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan, yang
diancam dengan pidana pokok yang sejenis, maka dijatuhkan hanya satu
pidana.
2. Maksimum pidana yang dijatuhkan ialah jumlah maksimum pidana yang
diancam terhadap perbuatan itu, tetapi tidak boleh lebih dari maksimum pidana
yang terberat ditambah sepertiga.
KONSEP UNDANG-UNDANG
Perbuatan Berlanjut PAGE 35

Perbuatan berlanjut ini diatur dalam Pasal 64 ayat 1 KUHP yang berbunyi
sebagai berikut.
1. Jika antara beberapa perbuatan, meskipun masing-masing merupakan
kejahatan atau pelanggaran, ada hubungannya sedemikian rupa sehingga
harus dipandang sebagai satu perbuatan berlanjut, maka hanya
diterapkan yang memuat ancaman pidana pokok yang paling berat.
KONSEP UNDANG-UNDANG
“Lepas dari tuntutan hukum” versus “Bebas” PAGE 36

Putusan bebas (vrijspraak) atau bebas murni (zuivere vrijspraak) diatur dalam KUHAP
Pasal 191 ayat 1 yang berbunyi: "Jika pengadilan berpendapat bahwa dari hasil
pemeriksaan di sidang kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan
kepadanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan maka terdakwa diputus
bebas."
"Lepas dari segala tuntutan hukum (ontslag van alle redusvervolging) diatur dalam
KUHAP Pasal 191 ayat 2 yang berbunyi sebagai berikut "jika pengadilan
berpendapat bahwa perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa terbukti,
tetapi perbuatan itu tidak merupakan satu tindak pidana, maka terdakwa
diputus lepas dari segala tuntutan hukum”
ANALISA KASUS PAGE 37

AKBAR TANDJUNG Dadang Sukandar (Ketua Yayasan Islam


10 Februari 1999 → Ada pertemuan terbatas Raudatul Jannah) mengajukan permohonan
antara Presiden B.J. Habibie, Akbar Tandjung kepada Haryono Suyono untuk melaksanakan
(Sekretaris negara), Rahadi Ramelan (pejabat pengadaan dan penyaluran sembako. Akbar
sementara Kepala Bulog), dan Haryono Suyono tanjung menyetujui rencana pengadaan dan
(menteri koordinator kesejahteraan masyarakat penyaluran sembako. Rahadi Ramelan membuat
dan pengentasan kemiskinan) di Istana Merdeka. nota kepada Ruskandar (Deputi Keuangan
Pertemuan membahas Krisis Pangan. Rahadi Bulog) dan Jusnadi Suwarta (Kepala Biro
Ramelan melaporkan kepada presiden, ada dana Pembiayaan Bulog). Ruskandar dan Jusnadi
non-budgeter untuk membeli sembako bagi Suwarta membuat dan menandatangani
rakyat miskin sebesar 40 M beberapa cek.
ANALISA KASUS PAGE 38

AKBAR TANDJUNG
2 Maret 1999 → Menyerahkan 2 cek (Bank
Bukopin dan Bank Ekspor Impor Indonesia)
Masing-masing 10 M kepada Akbar Tandjung,
yang kemudian diserahkannya lagi kepada
Dadang Sukandar

19 April 1999 → Menyerahkan 8 cek Bank


Bukopin berjumlah 20 M (4 cek @3M dan 4 cek
@2M) kepada Akbar Tandjung yang
menyerahkannya lagi kepada Dadang Sukandar.
ANALISA KASUS PAGE 39

SAMADIKUN HARTONO
ANALISA KASUS PAGE 40

SAMADIKUN HARTONO
Mahkamah Agung memutuskan bahwa terdakwa Samadikun Hartono terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi yang
dilakukan secara bersama-sama dan berlanjut. Terdakwa dipidana dengan pidana
penjara empat tahun dan denda sebesar Rp20.000.000,00 subsidiair tiga bulan
kurungan.
Catatan penulis menyatakan bahwa ini merupakan suatu tragedi pengadilan Indonesia
di mana tuntutan berjalan dengan susah payah. Akhirnya, terdakwa dinyatakan
terbukti melakukan delik korupsi. Namun, tidak dapat dieksekust karena terdakwa
melarikan diri sesudah mendapat izin berobat ke luar negeri
ANALISA KASUS PAGE 41

DJOKO S. TJANDRA
Djoko S. Tjandra melakukan kontrak Cessie → suatu perjanjian pengalihan piutang
banyak dipergunakan oleh pihak perbankan karena merupakan suatu cara untuk
mengalihkan hak tagih kepada pihak lain dan atau pihak ketiga untuk menjamin fasilitas
kredit atau dana yang diberikan oleh bank. dengan Rudi Ramli (Bank Bali). Karena
perbuatan itu dilakukan pada tahun 1998, penuntut umum mendakwa Djoko
Tjandra dengan Pasal 1 ayt 1 huruf a dari undang-undang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi Nomor 3 tahun 1971.
ANALISA KASUS PAGE 42

DJOKO S. TJANDRA
Pandangan profesor Andi Hamzah sejalan
dengan pendekatan dalam audit investigasi
yang dikenal dengan sebutan Ikuti
Jalannya Uang atau Follow The Money.

Kasus Joko S. Tjandra berlanjut dengan


Keputusan Mahkama Agung atau PK
(Peninjauan Kembali) yang diajukan
kejaksaan. Dalam putusan MA tersebut,
Joko S. Tjandra dipidana 2 tahun penjara.
ANALISA KASUS PAGE 43

MOHAMMAD HASAN Perbuatan kedua yaitu Oetomo selaku Sekretaris


Jenderal Departemen Kehutanan menandatangani SPK
Antara tahun 1989 sampai 1998, Mohammad Hasan selaku juga dengan memakai uang reboisasi sebesar US $
Ketua Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) 75.623.411.97 juga kepada PT Adikarti Pritindo yang
menandatangani Surat Perintah Kerja kepada PT Adikarto kemudian berubah menjadi PT Mapindo Parama, tetapi
Pritindo kemudian berubah nama menjadi PT Mapindo untuk pemetaan hutan lindung. Jadi tidak ada
Parama. Mohammad Hasan mempunyai saham terbesar di kaitannya dengan perbuatan yang pertama.
perusahaan itu, yang didirikan untuk melakukan
pemetaan hutan bagi APHI tanpa persetujuan seluruh Secara yuridis, terjadilah konstruksi hukum yang
anggota (jumlah anggota adalah 19, yang hadir pada rapat keliru, yaitu Mohammad Hasan juga harus
itu adalah 9 orang). Uang yang dipakai adalah iuran para mempertanggungjawabkan perbuatan Oetomo yang
anggota APHI. Pemetaan itu tidak dilakukan secara tidak dituntut, padahal dialah yang menandatangani
sempurna, tetapi sudah dilakukan pembayaran sebesar US SPK yang memakai uang reboisasi yang dapat dihitung
$ 168.117.220.45 sebagai keuangan negara berdasarkan Penjelasan Pasal
1 ayat (1) sub a UU PTPK 1971.
THANK YOU
SO MUCH

Anda mungkin juga menyukai