0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan1 halaman
Dokumen tersebut membahas berbagai bentuk korupsi sesuai UU No. 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. Terdapat 30 pasal yang mengatur berbagai bentuk korupsi seperti suap, penggelapan, pemerasan, dan gratifikasi beserta ancaman hukumannya. Dokumen juga membandingkan disparitas ancaman hukuman pada beberapa pasal terkait korupsi.
Dokumen tersebut membahas berbagai bentuk korupsi sesuai UU No. 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. Terdapat 30 pasal yang mengatur berbagai bentuk korupsi seperti suap, penggelapan, pemerasan, dan gratifikasi beserta ancaman hukumannya. Dokumen juga membandingkan disparitas ancaman hukuman pada beberapa pasal terkait korupsi.
Dokumen tersebut membahas berbagai bentuk korupsi sesuai UU No. 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. Terdapat 30 pasal yang mengatur berbagai bentuk korupsi seperti suap, penggelapan, pemerasan, dan gratifikasi beserta ancaman hukumannya. Dokumen juga membandingkan disparitas ancaman hukuman pada beberapa pasal terkait korupsi.
Terkait keuangan negara/prekonomian negara.Suap-menyuap,penggelapan dalam
jabatan,pemerasan,perbuatan curang,benturan kepentingan dalam pengadaan,gratifikasi diatur pada UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas UU Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ada 30 bentuk rumusan pasal.Kerugian keuangan Negara terjadi Disparitas ancaman Hukuman Pada Pasal 2 Dengan Pasal 3.Suap-Menyuap Pasal 5 ayat (1) Dipidana dengan penjara paling singkat 1(satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahundan atau dipidanan denanda paling sedikit Rp 50.000.000,00(lima puluh juta rupiah) dan paling banyak 250.00.00.00,(dua ratus juta rupiah).Pasal 8 ayat (2) bagi pegawai negeri atau penyelengara negara yang menerima pemberian atau janji sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf atau huruf b, dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana dimkasud ayat 1.serta pasal 13,pasal 6 ayat (1) point a dan b , pasal 6 ayat (2) terjadinya disparitas terdapat pasal 5 ayat (2) =pasal 12 huruf a,pasal 12 huruf b.pasal 6 ayat (2)=pasal 12 huruf c,pasal 12 huruf d.Pengelapan dalam Jabatan pasal 8 dipidanan dengan pidana penjara paing singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas )tahun dan dipidana denda sedikit Rp.150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) dan pailing banyak Rp750.000.000,00(tjuh ratus lima puluh juta rupiah).Pemerasan terdapat dalam Pasal 12 dipidana dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20(dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp.200.000.000,00(dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.1.000.000.000.00(satu milyar rupiah).Gratifikasi Pasal 12 B setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelengaraan negara dainggap pemberian suap apabila sehubungan dengan jabatanya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.dengan ketentuan sebgai berikut: yang nilainya Rp.10.000.000.00 (sepuluh juta) atau lebih pembukitan bahwa grafitikasi tersebut merupakan suap yang dilakukan oleh penerima gratifikasi. Yang nilainya kurang dari Rp.10.000.000.00 (sepuluh juta rupiah ) pembukitan bahwa gratfikasi tersebut suap dilakukan oleh penuntut umum. Pidana bagi pegawai negeri atau penyelengran negra sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah penjara seumur hidup atau pidana penjara paling sedikit Rp.200.000.00.00 ( dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 1000.000.000.00( satu milyar) Pasal 12 C 1. Sebagaimana dimaksud daalam pasl 12 B ayat (1) tidak berlaku jika penerima melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada Komisi pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,Penyampain laporan sebagaiamana dimaksud dalam ayat (1) wajib dilakukan oleh penerima gratifikasipaling lambat 309 tga puluh) hari kerja terhitung tanggal gratifikasi tersebut di terima.Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalm waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal menerima laporan yang wajib menetapkan gratifikasi dapat menjadi milik penerima atau milik negara.Ketentuan mengenai tata penyampain laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan penentuan status gratifksi sebagaimana dimkasud dalam ayat (3) diatur dalam Undang-Undang tentang Komisi Pemeberantasan Tindak Pidana Korupsi.