Anda di halaman 1dari 3

Renely Ameta Br Ginting

180200489

Pencucian uang

Perbedaan ancaman pidana pada Undang-undang no. 15 Tahun 2002, Undang-undang no. 25
Tahun 2003 dan Undang-undang no. 8 Tahun 2010

 Undang – undang no 15 tahun 2002


Pasal 6 ayat (1)
1. Setiap orang yang menerima atau menguasai:
a. penempatan;
b. pentransferan;
c. pembayaran;
d. hibah;
e. sumbangan;
f. penitipan;
g. penukaran,
Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima
belas) tahun dan denda paling sedikit Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) dan
paling banyak Rp 15.000.000.000,00 (lima belas milyar rupiah).

 Undang – undang no. 25 Tahun 2003


Pasal 3 ayat 1 g
g. menukarkan atau perbuatan lainnya atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut
diduganya merupakan hasil tindak pidana dengan mata uang atau surat berharga lainnya,
dengan maksud menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Harta Kekayaan yang
diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana, dipidana karena tindak
pidana pencucian uang dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling
lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling sedikit Rp. 100.000.000,00 (seratus juta
rupiah) dan paling banyak Rp. 15.000.000.000,00 (lima belas milyar rupiah).”

Pasal 6
(1) Setiap orang yang menerima atau menguasai:
a. penempatan;
b. pentransferan;
c. pembayaran;
d. hibah;
e. sumbangan;
f. penitipan; atau
g. penukaran,
Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima
belas) tahun dan denda paling sedikit Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp 15.000.000.000,00 (lima belas milyar rupiah).”

 Undang – undang no 8 Tahun 2010


Pasal 3
Setiap Orang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan,
membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk,
menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas Harta
Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dengan tujuan menyembunyikan atau
menyamarkan asal usul Harta Kekayaan dipidana karena tindak pidana Pencucian Uang
dengan pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
Pasal 4
Setiap Orang yang menyembunyikan atau menyamarkan asal usul, sumber, lokasi,
peruntukan, pengalihan hak-hak, atau kepemilikan yang sebenarnya atas Harta Kekayaan
yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dipidana karena tindak pidana Pencucian Uang dengan
pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
Pasal 5
(1) Setiap Orang yang menerima atau menguasai penempatan, pentransferan,
pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan, penukaran, atau menggunakan Harta
Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).

Berdasarkan undang – undang diatas perbedaann yang dapat disimpulkan adalah

Didalam Undang – undang no. 15 tahun 2002 dalam pasal 6 dikatakan bahwa dapat dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan
denda paling sedikit Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) dan paling banyak Rp
15.000.000.000,00 (lima belas milyar rupiah). Sedangkan didalam Undang – undang no. 25
tahun 2003 di dalam pasal 3 ayat 1 g, menyatakan bahwa dapat dipidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling sedikit Rp. 100.000.000,00
(seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 15.000.000.000,00 (lima belas milyar rupiah).dan
dalam Pada pasal 6 ancamannya sama dengan pasal 3 ayat 1 g yaitu : pidana penjara paling
singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling sedikit Rp.
100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 15.000.000.000,00 (lima belas
milyar rupiah). Sedangkan di dalam Undang- undang no. 8 Tahun 2010 dalam Pasal 3
menyatakan dapat dipidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah), dalam Pasal 4 menyatakan bahwa dapat dipidana
penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah), dan dalam Pasal 5 dinyatakan bahwa dapat dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Jadi perbedaan dalam ketiga undang – undang tersebut terdapat perbedaan dari sanksi pidananya
yakni dari sanksi pidana penjara sampai ke sanksi pidana berupa denda yang lama sanksi penjara
maupun sanksi dendanya ditentukan oleh masing – masing Undang – undang.

Tetapi Berdasarkan Pasal 1 ayat 2 Kitab undang – undang pidana “ Bilamana ada perubahan
dalam perundang-undangan sesudah perbuatan dilakukan, maka terhadap terdakwa diterapkan
ketentuan yang paling menguntungkannya.” Dapat disimpulkan dari pasal 1 ayat 2 KUHP diatas
yang paling menguntungkan terdakwa adalah undang – undang nomor 8 tahun 2010 pada pasal
3, pasal 4 dan pasal 5 karena ancaman pidana dan dendanya lebih ringan dari Undang – undang
sebelumnya .

Anda mungkin juga menyukai