Pertanyaan
Salah satu unsur Pasal 3 UU TPPU adalah menyembunyikan dan menyamarkan asal usul
harta yang diketahuinya atau patut diduganya sebagai hasil tindak pidana sebagaimana yang
diatur dalam Pasal 2 ayat 1. Sedangkan unsur Pasal 4 juga dibahas mengenai
menyembunyikan dan menyamarkan asal usul harta kekayaan. Apakah yang menjadi
pembeda unsur menyembunyikan dan menyamarkan asal usul harta kekayaan yang terdapat
pada Pasal 3 dan Pasal 4 UU TPPU selain ketentuan sanksi denda maksimalnya? Mohon
penjelasannya. Terima kasih
Intisari Jawaban
Ulasan Lengkap
Seluruh informasi hukum yang ada di Klinik hukumonline.com disiapkan semata – mata
untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum (lihat Pernyataan Penyangkalan selengkapnya).
Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung
dengan Konsultan Mitra Justika.
Sebelum menjawab pertanyaan Anda, sebagaimana diketahui bahwa tindak pidana pencucian
uang (“TPPU”) merupakan tindak pidana lanjutan (secondary crime) dari tindak pidana
asal (primary crime).
Keberadaan TPPU sebagai tindak pidana lanjutan sangat tergantung pada tindak pidana asal
(predicate crime) meskipun menyangkut pembuktian TPPU, tindak pidana asal tidak wajib
dibuktikan terlebih dahulu.[1]
Pencucian uang secara umum dipahami sebagai tindakan yang bertujuan untuk
menyembunyikan atau menyamarkan harta kekayaan yang asal usulnya dari kegiatan tidak
sah (dirty money) dan harta kekayaan yang diperoleh dari tindak pidana (proceeds of
cime) dibuat agar seolah-olah bukan berasal dari kejahatan. Pada pencucian uang terdapat`
kepentingan hukum yang harus dilindungi yaitu jangan sampai uang kotor berubah menjadi
uang bersih, sah dan legal.[2]
Berikut adalah tahapan pencucian uang dengan tujuan untuk menyembunyikan atau
menyamarkan asal usul hasil kekayaan yang diperoleh dari kegiatan illegal, antara lain:[3]
1. Placement, yaitu tahap proses penempatan atau pentransferan dana hasil kejahatan ke
dalam institusi keuangan dan perbankan (financial institutions);
2. Layering, yaitu proses pemisahan hasil kejahatan dari praktek-praktek illegal melalui
penggunaan jaringan transaksi keuangan yang rumit secara berliku ;
3. Integration, yaitu proses penghimpunan uang hasil kejahatan secara integratif ke
dalam account penampungan.
Pasal 3:
Pasal 4:
Perbedaan unsur menyembunyikan atau menyamarkan pada Pasal 3 dan Pasal 4 UU TPPU
tidak ditemukan penjelasannya selain hanya menyebutkan “cukup jelas”.
Untuk itu, perlu melihat rumusan yang disebutkan dalam ketentuan Article 6 paragraph
(1) UNTOC yang sudah diratifikasi melalui UU 5/2009 yang menyatakan:
1. Each State Party shall adopt, in accordance with fundamental principles of its
domestic law, such legislative and other measures as may be necessary to establish as
criminal offences, when committed intentionally:
a. (i) The conversion or transfer of property, knowing that such property is the
proceeds of crime, for the purpose of concealing or disguising the illicit origin of the
property or of helping any person who is involved in the commission of the predicate
offence to evade the legal consequences of this or her action;
Frasa “dengan tujuan” dalam Pasal 3 menunjukkan adanya mens rea pada diri pelaku berupa
adanya sikap batin yang menghendaki terjadi atau terwujudnya perbuatan. Dengan kata lain,
“dengan tujuan” bermakna bahwa pelaku mempunya tujuan yang hendak dicapai yang
disadari sepenuhnya, yaitu untuk menyembunyikan dan menyamarkan harta kekayaan.
Dengan demikian, pada diri pelaku sudah ada unsur kesalahan (opzettelijk, schuld) karena
ada kesengajaan yang diinsyafi secara sadar. Artinya pelaku memiliki pengetahuan mutlak
dan kesadaran sempurna bahwa harta kekayaan berasal dari tindak pidana, namun dengan
sengaja menyembunyikan atau menyamarkannya agar tampak seperti bukan hasil kejahatan.
Pelaku berperan aktif, sehingga dalam Pasal 3 ini pelaku dapat dikualifisikan sebagai pelaku
aktif.
Perlu diketahui bahwa objek yang hendak disembunyikan atau disamarkan itu adalah hasil
tindak pidana baik mengenai asal usul, sumber, lokasi, disposisi, pengalihan hak atau
kepemilikan hak yang sebenarnya. Sehingga dalam konteks Pasal 4 unsur menyembunyikan
dan menyamarkan diperlukan keterlibatan pihak-pihak tertentu untuk memfasilitasi
terwujudnya tindakan pencucian uang secara sempurna.
Dalam perkara pencucian uang, maka perlu bukti formal dari pejabat atau profesi tertentu
agar transaksi yang dibuat terlihat wajar atau seolah-olah normal. Padahal bukti formal
tersebut dimaksudkan sebagai kedok untuk menyembunyikan atau menyamarkan hasil
kejahatan.
Sebagai contoh, dalam perkara suap atau gratifikasi, adakalanya uang suap ditampung dalam
rekening perusahaan milik keluarga pelaku, dengan terlebih dahulu dibuat perjanjian formal
antara pemberi suap dengan ponakan penerima suap agar tampak seolah-olah ada kerjasama
bisnis yang wajar. Namun, hal tersebut merupakan media pencucian uang.
Sebagai kesimpulan, dapat kami sampaikan bahwa perbedaan utama antara unsur
menyembunyikan atau menyamarkan antara Pasal 3 dan Pasal 4 UU TPPU adalah terletak
pada sikap batin dan tujuan yang hendak dicapai yakni dalam Pasal 3 UU TPPU,
menunjukkan adanya mens rea untuk menyembunyikan atau menyamarkan hasil kejahatan.
Artinya terdapat unsur kesengajaan dan kesalahan dalam diri pelaku.
Selain itu perbedaan Pasal 3 dan Pasal 4 UU TPPU adalah mengenai ancaman denda, yakni
dalam Pasal 3 lebih tinggi dibanding Pasal 4. Denda Pasal 3 sebesar Rp10 miliar sedangkan
Pasal 4 sebesar Rp5 miliar.
Baca juga: Cara Menarik Dana Pencucian Uang yang Ditempatkan di Luar Negeri