Anda di halaman 1dari 5

Beda Pasal 3 dan Pasal 4 UU TPPU tentang

Asal Usul Harta Kekayaan


Dr. Efendi Lod Simanjuntak, S.H., M.HLaw Office Efendi Lod Simanjuntak &
Partners
Bacaan 7 Menit

Pertanyaan
Salah satu unsur Pasal 3 UU TPPU adalah menyembunyikan dan menyamarkan asal usul
harta yang diketahuinya atau patut diduganya sebagai hasil tindak pidana sebagaimana yang
diatur dalam Pasal 2 ayat 1. Sedangkan unsur Pasal 4 juga dibahas mengenai
menyembunyikan dan menyamarkan asal usul harta kekayaan. Apakah yang menjadi
pembeda unsur menyembunyikan dan menyamarkan asal usul harta kekayaan yang terdapat
pada Pasal 3 dan Pasal 4 UU TPPU selain ketentuan sanksi denda maksimalnya? Mohon
penjelasannya. Terima kasih

Intisari Jawaban

Ulasan Lengkap
Seluruh informasi hukum yang ada di Klinik hukumonline.com disiapkan semata – mata
untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum (lihat Pernyataan Penyangkalan selengkapnya).
Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung
dengan Konsultan Mitra Justika.

Apa itu Pencucian Uang?

Sebelum menjawab pertanyaan Anda, sebagaimana diketahui bahwa tindak pidana pencucian
uang (“TPPU”) merupakan tindak pidana lanjutan (secondary crime) dari tindak pidana
asal (primary crime).

Keberadaan TPPU sebagai tindak pidana lanjutan sangat tergantung pada tindak pidana asal
(predicate crime) meskipun menyangkut pembuktian TPPU, tindak pidana asal tidak wajib
dibuktikan terlebih dahulu.[1]

Pencucian uang secara umum dipahami sebagai tindakan yang bertujuan untuk
menyembunyikan atau menyamarkan harta kekayaan yang asal usulnya dari kegiatan tidak
sah (dirty money)  dan harta kekayaan yang diperoleh dari tindak pidana (proceeds of
cime) dibuat agar seolah-olah bukan berasal dari kejahatan. Pada pencucian uang terdapat`   
kepentingan hukum yang harus dilindungi yaitu jangan sampai uang kotor berubah menjadi
uang bersih, sah dan legal.[2]

Berikut adalah tahapan pencucian uang dengan tujuan untuk menyembunyikan atau
menyamarkan asal usul hasil kekayaan yang diperoleh dari kegiatan illegal, antara lain:[3]

1. Placement, yaitu tahap proses penempatan atau pentransferan dana hasil kejahatan ke
dalam institusi keuangan dan perbankan (financial institutions);
2. Layering, yaitu proses pemisahan hasil kejahatan dari praktek-praktek illegal melalui
penggunaan jaringan transaksi keuangan yang rumit secara berliku ;
3. Integration, yaitu proses penghimpunan uang hasil kejahatan secara integratif ke
dalam account penampungan.

Baca juga: Kewenangan KPK dalam Penuntutan Kasus Pencucian Uang

Kembali ke pertanyaan Anda mengenai pembeda unsur menyembunyikan dan menyamarkan


asal usul harta kekayaan yang terdapat pada Pasal 3 dan Pasal 4 UU TPPU, simak bunyi
pasalnya:

 Pasal 3:

Setiap orang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan,


membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah
bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas
harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak
pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dengan tujuan
menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul Harta Kekayaan dipidana karena
tindak pidana Pencucian Uang dengan pidana penjara paling lama 20 (dua puluh)
tahun dan denda paling banyak Rp 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah).

Pasal 4:

Setiap orang yang  menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul, sumber, lokasi,


peruntukan, pengalihan hak-hak, atau kepemilikan yang sebenarnya atas harta
kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak
pidana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dipidana karena tindak pidana Pencucian
Uang dengan pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan dena paling
banyak Rp 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah).

Perbedaan unsur menyembunyikan atau menyamarkan pada Pasal 3 dan Pasal 4 UU TPPU
tidak ditemukan penjelasannya selain hanya menyebutkan “cukup jelas”.
Untuk itu, perlu melihat rumusan yang disebutkan dalam ketentuan Article 6 paragraph
(1)  UNTOC yang sudah diratifikasi melalui UU 5/2009 yang menyatakan:

1. Each State Party shall adopt, in accordance with fundamental principles of its
domestic law, such legislative and other measures as may be necessary to establish as
criminal offences, when committed intentionally:

a. (i) The conversion or transfer of property, knowing that such property is the
proceeds of crime, for the purpose of concealing or disguising  the illicit origin of the
property or of helping any person who is involved in the commission of the predicate
offence to evade the legal consequences of this or her action;

(ii) The concealing or disguise  of the true nature, source, location, disposition,


movement, or ownership of or rights with respect to property, knowing that such
property is the proceed of the crime.

Unsur Menyembunyikan dan Menyamarkan dalam Pasal 3 UU TPPU

Ketentuan Article 6 paragraph 1 UNTOC  ini menunjukkan kemiripan dengan rumusan Pasal


3 dan Pasal 4 UU TPPU. Dalam Pasal 3 UU TPPU, unsur menyembunyikan atau
menyamarkan didahului dengan frasa “dengan tujuan”. Hal ini serupa dengan
rumusan Article 6 paragraph 1a (i) for the purpose of concealing or disguising.

Frasa “dengan tujuan” dalam Pasal 3 menunjukkan adanya mens rea pada diri pelaku berupa
adanya sikap batin yang menghendaki terjadi atau terwujudnya perbuatan. Dengan kata lain,
“dengan tujuan” bermakna bahwa pelaku mempunya tujuan yang hendak dicapai yang
disadari sepenuhnya, yaitu untuk menyembunyikan dan menyamarkan harta kekayaan.

Dengan demikian, pada diri pelaku sudah ada unsur kesalahan  (opzettelijk, schuld) karena
ada kesengajaan yang diinsyafi secara sadar. Artinya pelaku memiliki pengetahuan mutlak
dan kesadaran sempurna bahwa harta kekayaan berasal dari tindak pidana, namun dengan
sengaja menyembunyikan atau menyamarkannya agar tampak seperti bukan hasil kejahatan.
Pelaku berperan aktif, sehingga dalam Pasal 3 ini pelaku dapat dikualifisikan sebagai pelaku
aktif.

Unsur Menyembunyikan dan Menyamarkan dalam Pasal 4 UU TPPU

Sementara unsur menyembunyikan atau menyamarkan yang terdapat dalam Pasal 4 UU


TPPU tidak didahului dengan frasa “dengan tujuan”. Hal ini serupa dengan Article 6
paragraph 1 a (ii) yang berbunyi The concealing or disguise.

Unsur menyembunyikan atau menyamarkan dalam Pasal 4 UU TPPU


merepresentasikan actus reus dari pelaku.[1] Artinya bahwa menyembunyikan dan
menyamarkan harta kekayaan tersebut bukan sebagai maksud yang melekat pada sikap batin
pelaku yang hendak diwujudkan melainkan sekadar mengharuskan adanya perbutan nyata
yang dilakukan.

Menyembunyikan (concealing) merupakan upaya untuk mengelabui asal usul harta


kekakayaan dan tidak melaporkannya kepada Penyedia Jasa Keuangan. Sedangkan
menyamarkan (disguising) berupa perbuatan mencampur uang haram dengan uang halal.[2]

Perlu diketahui bahwa objek yang hendak disembunyikan atau disamarkan itu adalah hasil
tindak pidana baik mengenai asal usul, sumber, lokasi, disposisi, pengalihan hak atau
kepemilikan hak yang sebenarnya. Sehingga dalam konteks Pasal 4 unsur menyembunyikan
dan menyamarkan diperlukan keterlibatan pihak-pihak tertentu untuk memfasilitasi
terwujudnya tindakan pencucian uang secara sempurna.

Dalam perkara pencucian uang, maka perlu bukti formal dari pejabat atau profesi tertentu
agar transaksi yang dibuat terlihat wajar atau seolah-olah normal. Padahal bukti formal
tersebut dimaksudkan sebagai kedok untuk menyembunyikan atau menyamarkan hasil
kejahatan.

Sebagai contoh, dalam perkara suap atau gratifikasi, adakalanya uang suap ditampung dalam
rekening perusahaan milik keluarga pelaku, dengan terlebih dahulu dibuat perjanjian formal
antara pemberi suap dengan ponakan penerima suap agar tampak seolah-olah ada kerjasama
bisnis yang wajar. Namun, hal tersebut merupakan media pencucian uang.

Perbedaan Pasal 3 dan Pasal 4 UU TPPU

Sebagai kesimpulan, dapat kami sampaikan bahwa perbedaan utama antara unsur
menyembunyikan atau menyamarkan antara Pasal 3 dan Pasal 4 UU TPPU adalah terletak
pada sikap batin dan tujuan yang hendak dicapai yakni dalam Pasal 3 UU TPPU,
menunjukkan adanya mens rea untuk menyembunyikan atau menyamarkan hasil kejahatan.
Artinya terdapat unsur kesengajaan dan kesalahan dalam diri pelaku.

Sedangkan dalam Pasal 4 UU TPPU unsur menyembunyikan atau menyamarkan mengarah


pada keikutsertaan atau keterlibatan pihak lain sebagai pihak untuk memfasilitasi
terwujudnya perbuatan (actus reus) pencucian uang.

Selain itu perbedaan Pasal 3 dan Pasal 4 UU TPPU adalah mengenai ancaman denda, yakni
dalam Pasal 3 lebih tinggi dibanding Pasal 4. Denda Pasal 3 sebesar Rp10 miliar sedangkan
Pasal 4 sebesar Rp5 miliar.

Baca juga: Cara Menarik Dana Pencucian Uang yang Ditempatkan di Luar Negeri

Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat. Terima kasih.


Dasar Hukum:

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pengesahan Konvensi PBB Anti


Kejahatan Terorganisir;
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Tindak Pidana Pencucian Uang;
3. United Nation Convention Against Trans Organized Crime, 2000;

Anda mungkin juga menyukai