“Terdapat lima pilar sinergi dalam mengelola Sumber Daya Alam yang meliputi
dokumen, uang, jasa pengangkut/transportasi, orang, dan barang. Kelima hal ini
harus diintegrasikan. Di dalam era dimana teknologi digital sekarang ini semakin
maju, maka keseluruhan proses bisnis harus berorientasi kepada pelayanan yang
makin mudah, makin baik, namun juga pada saat yang sama perlu adanya
akuntabilitas dari keseluruhan proses bisnis ini sehingga menjadi wujud pengelolaan
yang baik tersebut menjadi suatu keharusan/keniscayaan,” ungkap Menteri
Keuangan dalam sambutannya di kegiatan peluncuran SIMBARA.
SIMBARA mengintegrasikan sistem dan data dari hulu hingga hilir; mulai dari
perijinan tambang, rencana penjualan, verifikasi penjualan, pembayaran PNBP,
ekspor, dan pengangkutan/pengapalan serta devisa hasil ekspor. Dengan adanya
ekosistem ini, diharapkan dapat mewujudkan satu data minerba antar
Kementerian/Lembaga, meningkatkan kepatuhan dan efektivitas pengawasan sektor
minerba, optimalisasi penerimaan negara serta peningkatan layanan kepada pelaku
usaha dan masyarakat.
Selain itu, melalui SIMBARA juga dapat dilakukan pemantauan atas Kepatuhan
pelaku usaha atas kewajiban pemenuhan kebutuhan Batubara Dalam Negeri
(Domestic Market Obligation/DMO) dan pengawasan pengembalian Devisa Hasil
Ekspor ke Tanah Air.
Para pelaku usaha (pemegang ijin produksi pertambangan), para petugas survei,
agen pelayaran dan instansi lain yang terlibat, diharapkan memahami dan
meningkatkan kepatuhan ketentuan peraturan perundang-undangan terkait dengan
pengelolaan dan pengawasan minerba antara lain, penginputan secara benar terkait
identitas perusahaan, kebenaran data tonase, kualitas dan harga jual pada
pembayaran PNBP, dokumen verifikasi petugas survei, Pemberitahuan Pabean
Ekspor, dan pada penginputan data dalam rangka penerbitan Surat Persetujuan
Berlayar. Sistem akan melakukan validasi terhadap bukti pembayaran royalti dan
akan melakukan penolakan dalam hal ditemukan data tidak valid. Dengan adanya
SIMBARA ini pengawasan akan dilakukan secara menyeluruh bahkan dapat dilakukan
proses penegakan hukum.