"Pencabutan izin dari 2.078 IUP, yang sudah tercabut sebesar 2.065 izin atau 98,4
persen. Total areal yang dicabut sebesar 3.107.708,3 hektare, ini akumulasi dari
2.065 izin," kata Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM) Bahlil Lahadalia selaku Ketua Satgas Penataan Penggunaan Lahan dan
Penataan Investasi, seperti dikutip Antara.
Proses pencabutan 2.078 IUP tidak produktif itu telah dilaksanakan sejak Februari
2022. Secara rinci, sebanyak 2.065 IUP yang dicabut itu terdiri dari 306 IUP batu bara
seluas 909.413 hektare, 307 IUP timah seluas 445.352 hektare, 106 IUP nikel seluas
182.094 hektare, 71 IUP emas seluas 544.728 hektare, 54 IUP bauksit seluas 356.328
hektare, 18 IUP tembaga seluas 70.663 hektare, 1.203 IUP mineral lainnya, termasuk
galian C, seluas 599.126 hektare.
Baca Juga:
Wakil Menteri Hukum dan HAM Edward Omar Sharif Hiariej menegaskan
pencabutan izin yang dilakukan Satgas sama sekali tidak dimaksudkan untuk
menunjukkan kesewenang-wenangan pemerintah.
"Tapi kami ingin menegaskan dan ingin menjelaskan bahwa pencabutan yang
dilakukan adalah dalam rangka penataan lahan," katanya.
Wamen Edward pun menjelaskan ada dua mekanisme keberatan untuk sejumlah izin
yang dicabut, yakni banding administrasi terhadap Satgas serta jalur hukum melalui
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
"Tetapi apa yang dilakukan Satgas, tidak hanya berorientasi pada kelengkapan
administrasi, tetapi juga pada kelengkapan secara faktual. Jadi kami juga akan
melakukan check and recheck terkait apa yang terjadi di lapangan," ujarnya.