Anda di halaman 1dari 21

Eksekutif Daerah Bengkulu

Studi analisis uji kepatuhan terhadap tata aturan perizinan


(kewajiban perizinan pertambangan dan perizinan lingkungan)
A. Informasi Umum Perushaan

Nama Perusahaan :
PT. Faming Levto Bhakti Abadi
Alamat Perusahaan : Komplek Grogol Permai Blok H No. 28
Jl. Prof. Dr. Latmenten, Jakarta Barat
Jenis Izin : IUP OP
Nomor Izin : SK No. 467 Tahun 2010
Lokasi Izin Usaha :
Pertambangan Desa Pasar Seluma, Kab. Seluma, Prov. Bengkulu
Luas Izin Usaha : 168 Ha
Pertambangan
Tanggal Penerbitan Izin : 2010 – 10 – 18

Jangka Waktu Berlaku Izin : 2030 – 10 – 18


Pertambangan

B. Perizinan/administrasi :

1. Izin Eksplorasi :
Surat Permohonan KP.EKSPLORASI Nomor: 201/FB/XII/2008 tanggal 1
Desember 2008 Perihal Permohonan Kuasa Pertambangan Eksplorasi KW. SL.08
Des.036 PT.Faminglevto Bakti Abadi Seluas 5163.93 Ha.
2. Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Nomor 467 Tahun 2010
• PT.Faminglevto Bakti Abadi Tidak Mematuhi Keputusan Bupati Nomor 467
Tahun 2010 :
• Berdasarkan Keputusan Bupati Seluma Nomor 467 Tahun 2010 Tentang
Persetujuan Peningkatan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi menjadi
Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi kepada PT.Faminglevto Bakti
Abadi seluas 168 Ha.
• Jangka Waktu Tahap Kegiatan (sesuai Komoditas Tambang)
1) Konstrksi selama 2 Tahun
2) Produksi Selama 18 Tahun
• Diktum Keempat Putusan Bupati Nomor 467 :
“ PT.Faminglevto Bakti Abadi sebagai pemegang Izin Usaha Pertambangan
(IUP) Operasi Produksi dalam melaksanakan kegiatannya mempunyai Hak
dan Kewajiban sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Keputusan ini. “
• Diktum Kelima Putusan Bupati Seluma Nomor 467 :
“ Selambat-lambatnya 60 (enam Puluh) hari kerja setelah diterbitkan Keputusan
ini Pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi produksi sudah harus
menyampaikan RKAB kepada Bupati Seluma untuk mendapatkan Persetjuan. “
• Diktum Keenam putusan Bupati Seluma Nomor 467 :
“ Terhitung sejak 90 (Sembilan Puluh) Hari kerja sejak persetujuan RKAB
Sebagaimana dimaksud dalam diktum Kelima Pemegang Izin Usaha
Pertambangan (IUP) Operasi Produksi sudah Harus memulai aktivitas
dilapangan.
• Diktum ketujuh Putusan Bupati Seluma Nomor 467 :
“ Tanpa mengurangi ketentuan peraturan perundang-undangan maka IUP
Operasi Produksi ini dapat dihentikan sementara,dicabut, atau dibatalkan
apabila pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi tidak
memenuhi kewajiban dan larangan sebagaimana dimaksud dalam diktum
ketiga,keempat, dan kelima dalam putusan ini.
• Kewajiban Perusahaan dalam Putusan 467 yang terindikasi tidak
dilaksanakan :
1) Menyampaikan laporan kegiatan Triwulan yang akan diserahkan dalam
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah triwulan takwim secara berkala
kepada Bupati dengan tembusan kepada menteri ESDM dan Gubernur
Provinsi Bengkulu.
2) Menyampaikan laporan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
sekitar wilayah pertambangan kepada Bupati.
3) Menyampaikan RKTTL setiap tahun sebelum menyampaikan RKAB
kepada Bupati.
4) Memenuhi ketentuan perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
5) Membayar iuran tetap setiap tahun dan membayar Royalti sesuai dengan
ketentuan peraturan Perundan-undangan.
6) Menempatkan Jaminan Reklamasi Sebelum melakukan kegiatan Produksi
dan rencana penutupan tambang sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
7) Mengangkat seorang kepala teknik tambang yang bertanggung jawab atas
kegiatan IUP Operasi Produksi (Konstruksi,Produksi,Pengolahan
pemurnian dan pengakutan penjualan), keselamatan dan kesehatan kerja
pertambangan serta pengelolaan lingkungan pertambangan.
8) Menerapkan kaidah pertambangan yang baik.
9) Melaporkan pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
setempat secara berkala.
10)Perusahaan Wajib mengolah Produksinya didalam negeri.
3. DOKUMEN UKL-UPL PT.Faminglevto Bakti Abadi Tahun 2010.
• Penggalian Material pasir besi direncankan menggunakan “Bucketheel Dregnes”
yang dilengkapi “magnetic Iron Sand Separator”, alat ini memilik kapasitas
penggalian dan pengolahan pasir besi sebanyak 100 ton – 200 ton/jam dengan
kedalaman berkisar 10 m dari permukaan air. Alat ini dirancang mengahasilkan
produk pasir besi dengan kadar besi 58%. Pasir hasil Pengerukan langsung
diproses Magnetic Iron Separator diatas Ponton, Produknya berupa pasir besi
setengah jadi/semi-finished yang ditampung dalam kontainer/kotak yang
ditempatan diatas kapal Ponton. Jumlah kapal Ponton yang disiapkan
perusahaan untuk transportasi pasir setengah jadi sebanyak 2 unit dengan
ukuran 20 meter, lebar 3,5 meter, tinggi draf 1,5 meter.perakitan Magnetic Iron
Separator Static dilakukan dimuara Sungai Air Buluan menggunakan tenaga
kerja lokal dibawah supervisi tenaga ahli dari chinam Magnetic Iron Separator
static menerima produk pasir besi setengah jadi (kadar 58%) untuk diolah
menjadi produk jadi dengan kadar besi 63% - 65%.
• penggalian Pasir Besi PT.Faminglevto Bakti Abadi akan dilakukan di Daratan
dan di Pantai
• Cadangan, Produksi dan Umur Tambang.
Hasil eksplorasi pasir Besi KW.SL.08 Des.036 PT.Faminglevto Bakti Abadi
didapatkan cadangan sebanyak 2.856.000 ton yang terbesar di pantai sebanyak
1.530.00 ton (300.000 M³)dan didaratan sebanyak 1.326.00 ton (260.000 M³).
Senyawa besi yang terkandung dalam pasir besi didominasi senyawa Magnetit
(Fe2O4) dengan hasil uji 86,93% wt.
Produksi bahan baku pasir besi PT.Faminglevto Bakti Abadi direncakan
sebanyak 480.000 ton – 960.000 ton pertahun. Umur tambang diprakirakan :
2.856.000 ton = 2,9 tahun sampai 5,9 tahun
480.000 ton atau 960.000 ton
• Usulan wilayah eksploitasi pasir Besi (izin Usaha Operasi dan Produksi)
PT.Faminglevto Bakti Abadi adalah seluas 168 hektar. Wilayah ini memiliki
garis pantai 2400 meter, lebar kearah daratan 350 meter dan kearah laut 350
meter dari garis pantai (total 700 meter). Sampai bulan mei 2010, luas lahan
daratan yang dibebaskan perusahaan lebih kurang 8 Hektar yang terdiri atas
tanah milik Tajuddin, Tugino dan Kasdi. Lahan ini terletak di lingkungan muara
sungai Air Buluan. Direncakan lahan ini diperuntukan sebagai lokasi Base-
Camp, Kantor, Processing Plan, timbangan, Workshop, Stockpile Pasir Besi,
Stockpile Bahan baku Pasir dan Kolam limbah seluas lebih kurang 2 Ha – 4 ha.
Sisa lahan akan digunakan Areal Tambang daratan.
• Hasil Notulen Pembahasan UKL-UPL PT.Faminglevto Bakti Abadi Selasa,25 Mei
2010 :
4. MONEV KOMISI PEMBERATANTASAN KORUPSI (KPK) 20 APRIL 2015:
• Berdasarkan Hasil Monitoring dan Evalasi KPK Tahun 2015 menyebutkan Bahwa
PT.Faminglevto Bakti Abadi Masuk dalam daftar Izin Usaha Pertambangan (IUP)
yang Terindikasi dalam kawasan Hutan Konservasi seluas 37.364 Ha
5. PEGUMUMAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
NOMOR:1343.Pm/04/DJB/2016 TENTANG PENETAPAN IUP CLEAR AND CLEAN
KE-SEMBILAN BELAS DAN DAFTAR IUP YANG DICABUT OLEH
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA.
• Penetapan IUP clear And Clean (C&C) Ke-Sembilan Belas dan Daftar IUP Yang
dicabut Oleh Gubernur/Bupati/Walikota sebagaima yang telah memenuhi
ketentuan sebagaiaman yang diatur dalam peraturan Menteri ESDM Nomor 43
tahun 2015 (Permen ESDM No.43/2015) jo. Peraturan Menteri ESDM Nomor 02
tahun 2013 sebagai pelaksanaan dari Undang-undang 4 Tahun 2009, dengan
persyaratan IUP yang memenuhi Kriteria sebagai Berikut :
1) Administrasi
2) Kewilayahan
3) Teknis dan Lingkungan
4) Finansial
• Dari seluruh Rekomendasi Gubernur/Pejabat yang diberi kewenangan, yang
memenuhi Persyaratan sesuai dengan Permen ESDMN No 43/2015
Berjumlah 65 IUP, Sedangkan yang belum atau Tidak memenuhi Persyaratan
sesuai Permen ESDM No 43/2015 Berjumlah 458 IUP. Seluruh Rekomendasi
Kepala Dinas Sejumlah 405 IUP Belum dapat dinyatakan C&C karena Belum Atau
Tidak Memenuhi Persyaratan Sesuai Permen ESDM Nomor 43/2015.
• Lampiran Daftar Iup Yang Dicabut Oleh Gubernur/Bupati/Waliota Berdasarkan
Pengumuman Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral
Nomor:1343.Pm/04/Djb/2016
6. LOKASI IZIN USAHA PERTAMBANGAN BERADA DALAM KAWASAN CAGAR
ALAM PASAR SELUMA
• Dari pengecekan koordinat, lokasi tambang pasir besi PT Faminglevto Bakti
Abadi diketahui masuk hamparan cagar alam. Hasil temuan Tim BKSDA Seksi
Konservasi Wilayah II Seluma, Rabu (10/11) yang dimuat dalam salah satu
Media lokal. dan hasil ground cheek Lapangan yang dilakukan Walhi bengkulu
juga mendapatkan wilayah izin IUP PT.Faminglevto Bakti Abadi berada di
kawasan Cagar Alam Desa Pasar Seluma.

• Pada tanggal 17 Desember 2021 Walhi Bengkulu berkirim Surat kepada Balai
Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XX Bandar Lampung, untuk meminta Data
dan Informasi terkait Lokasi Izin Usaha Pertambangan PT.faminglevto Bakti
Abadi.
7. Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XX Bandar Lampung Melalui Surat
Nomor :S.354/BPKH.XX/PKH.3.2/12/2020 menyampaikan Surat dan Peta Hasil
Telaah Fungsi dan Status Kawasan Hutan Cagar Alam Pasar Seluma Terhadap Izin
Usaha Pertambangan a.n PT.faminglevto Bakti Abadi Di kabupaten Seluma kepada
Walhi Bengkulu yang mana menerangkan Bahwa PT.Faminglevto Bakti Abadi
berada dalam Cagar Alam Pasar Seluma Seluas ± 4,80 Ha.
8. WILAYAH PESISIR KABUPATEN SELUMA BERADA DI ZONA MERAH RAWAN
BENCANA TSUNAMI.
• Kabupaten Seluma terdapat beberapa kawasan rawan bencana, oleh karena itu
penanganan rencana mitigasi bencana dan Perlindungan wilayah Sempandan
Pantai harus tetap dijaga agar tindak terjadinya kerusakan yang akan
memperparah. Laten gempa diwilayah kabupaten seluma berasal dari gempa
tektonik dan gempa vulkanik degan potensi gempa (episentrum) berada diluar
kabupaten seluma. Gempa tektonik yang akan terjadi akan berdampak didaratan
dan didasar laut, dampak didaratan berupa guncangan gempa yang dapat
merusak infrastruktur,pemukiman dan bentangan lahan lainnya, Sementara
dampak lautan akan berpeluang menimbulkan gelombang pasang dan Tsunami.

• Berdasarkan Data BNPB, Pembangunan yang selama ini bertumpu pada


eksploitasi sumber daya alam (terutama dalam skala besar) menyebabkan
hilangnya daya dukung sumber daya Alam terhadap kehidupan mayarakat.
Wilayah pesisir Kabupaten seluma juga berada dalam kawasan zona Merah
rawan bencana Tsunami (sumber : Katalog Desa/kelurahan rawan bencana
Tsunami BNPB tahun 2019), tentu dengan adanya tambang pasir besi yang
berada di desa Pasar Seluma ini akan merusak keadaan pesisir dan mempercepat
laju abrasi dan kerusakan lingkungan di sekitarnya.
• Gedung Shelter Tsunami Di Desa Rawa Indah Sebagai Bukti Bahwa Kawasan
Pesisir Barat Merupakan Kawasan Rawan Bencana
• ERLY WARNING SYSTEM DESA PASAR SELUMA

A. PELANGGARAN PT.FAMINGLEVTO BAKTI ABADI BERDASARKAN


PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN :

1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup
• Pasal 69 Ayat (1) Huruf (a) : “ Setiap Orang dilarang melakukan perbuatan yang
mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan Lingkungan ”
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Dan
Ekosistemnya.
• Pasal 19 ayat (1) : “ Setiap Orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat
mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan Kawasan Suaka Alam”
• Pasal 19 Ayat (3) : “ Perubahan terhadap keutuhan kawasan Suaka Alam
sebagaimana dimaksut ayat 1 meliputi mengurangi, menghilangkan, fungsi dan
luas kawasan suaka Alam, serta menambah jenis tumbuhan dan Satwa lain yang
tidak asli.”
3. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
• Pasal 35 Huruf (i) : “ Dalam Pemanfaatan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil, Setiap Orang Secara Langsung atau tidak langsung dilarang : melakukan
Penambangan pasir pada wilayah yang apabila secara teknis, ekologis, sosial,
dan/atau budaya menimbulkan kerusakan lingkungan dan/atau pencemaran
lingkungan dan/atau merugikan masyarakat sekitar “
• Pasal 35 Huruf (j) : “ Dalam Pemanfaatan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil, Setiap Orang Secara Langsung atau tidak langsung dilarang : melakukan
penambangan minyak dan gas pada wilayah yang apabila secara teknis, ekologis,
sosial, dan/atau budaya menimbulkan kerusakan lingkungan dan/atau
pencemaran lingkungan dan/atau merugikan masyarakat sekitar “
• Pasal 35 Huruf (k) : “ Dalam Pemanfaatan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil, Setiap Orang Secara Langsung atau tidak langsung dilarang : melakukan
penambangan mineral pada wilayah yang apabila secara teknis, ekologis, sosial,
dan/atau budaya menimbulkan kerusakan lingkungan dan/atau pencemaran
lingkungan dan/atau merugikan masyarakat sekitar “
• Pasal 35 Huruf (i) : “ Dalam Pemanfaatan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil, Setiap Orang Secara Langsung atau tidak langsung dilarang : melakukan
pembangunan fisik yang menimbulkan kerusakan lingkungan dan/atau
merugikan Masyarakat “
Pasal 73 : Ketentuan pidana
1. dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan
paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) dan paling banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) setiap Orang yang
dengan
sengaja
• Pasal 73 Huruf (d) : “melakukan penambangan pasir sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35 huruf (i) “
• Pasal 73 Huruf (f) : “melakukan penambangan mineral sebagaimana dimaksud
dalam pasal 35 huruf (k)”
• Pasal 73 Huruf (h) : “tidak melaksanakan mitigasi becana di wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil yang diakibatkan oleh alam dan/atau orang sehingga
mengakibatkan timbulnya bencana atau dengan sengaja melakukan kegiatan
yang dapat mengakibatkan terjadinya kerentanan bencana sebagaiamana
dimaksud dalam pasal 59 ayat (1).
2. Dalam hal terjadi kerusakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
karena kelalaian, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-


Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan
Pulau-Pulau Kecil
• Pasal 16 Ayat (1) : “ Setiap orang yang melakukan pemanfaatan ruang dari
sebagian perairan pesisir dan pemanfaatan sebagian pulau-pulau kecil secara
menetap wajib memiliki Izin Lokasi “.
• Pasal 17 Ayat (4) : “ Izin lokasi tidak dapat diberikan pada zona inti di kawasan
Konservasi, Alur laut, Kawasan Pelabuhan, Dan Pantai Umum “.
• Pasal 18 : “ Dalam hal pemegang izin lokasi sebagaimana dimaksud Pasal 16
Ayat (1) tidak merealisasikan kegiatannya dalam jangak waktu paling lama 2
(dua) tahun sejak izin diterbitkan, dikenai sanksi administratif berupa
pencabutan izin Lokasi “.
• Pasal 50 Ayat (3) : “ Bupati/Walikota Berwenang Memberikan dan Mencabut
Izin Lokasi Sebagiamana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) dan izin pengelolaan
sebagaimana dimaksud pasal 19 ayat (1) di wilayah perairan pesisir dan pulau-
pulau kecil sesuai dengan kewengannya “.
• Pasal 75 : “ Setiap orang yang memanfaatkan ruang dari sebagian perairan
pesisir dan pemanfaatan sebagian pulau-pulau kecil yang tidak memiliki izin
lokasi sebagiamana dimaksud pasal 16 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp. 500.000.000.00 (lima
ratus Juta Rupiah).
• Pasal 78B : “ Pada saat Undang-undang ini mulai berlaku, izin untuk
memanfaatkan sumber daya perairan pesisir dan perairan pulau-pulau kecil
yang telah ada tetap berlaku dan wajib menyesuaikan dengan undang-undang
ini dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun “.
5. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
• Pasal 75 Ayat (1) : “ Setiap Orang yang karena Kelalaiannya melakukan
pembangunan berisiko tinggi, yang tidak dilengkapi dengan analisis resiko
bencana sebagaimana dimaksut pasal 40 ayat (3) yang mengakibatkan
terjadinya bencana, dipidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun atau paling
lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit Rp. 300.000.000.00 (tiga ratus juta
Rupiah) atau denda paling banyak Rp. 2.000.000.000.00, (dua milyar rupiah).
6. Perda Provinsi Bengkulu Nomor 5 Tahun 2019 Tentang RZWP3K Provinsi
Bengkulu Tahun 2019-2024]
• Pasal 63 Ayat (1) : “ Setiap orang yang berada di wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil wajib melaksanakan mitigasi bencana terhadap kegiatan yang
berpotensi mengakibatka kerusakan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
”.
7. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
• Pasal 1 ayat (21) : “Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan
fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber
daya alam dan sumber daya buatan “.
8. Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 25 Tahun 2018
Tentang Pengusahaan Pertambangan Mineral Dan Batu Bara
• Pasal 4 Ayat (3) : “ IUP Operasi Produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf (b) terdiri atas kegiatan :
a. Konstruksi
b. Penambangan
c. Pengolahan dan/atau Pemurnian; dan
d. Pengakutan dan Penjualan
• Pasal 14 Ayat (1) : “ Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi
wajib melaksanakan pemasangan tanda batas WIUP Operasi Produksi atau
WIUPK Operasi produksi, Paling lambat 6 (enam) bulan sejak ditetapkannya IUP
Operasi Produksi atau IUPK operasi Produksi “.
9. Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 43 Tahun
2015 Tentang Tata Cara Evaluasi Penerbitan Izin Usaha Pertambangan
Mineral Dan Batubara
• Pasal 1 Ayat (12) : “ Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan
untuk memperoleh Informsai secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk,
dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta
informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup “.
• Pasal 1 Ayat (14) : “ Pengumuma Status IUP Clear and Clean adalah
pemberitahuan dan pemberian status terhdap IUP yang memenuhi Persyaratan
Administrasi dan Kewilayahan oleh direktur Jendral sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan “.
• Pasal 1 Ayat (15) : “ Sertifikat Clear and Clean adalah Setifikat yang diterbitkan
oleh Direktur Jendral Kepada IUP yang telah memenuhi persyaratan
Administrasif, Kewilayahan, Teknis, Lingkungan, dan Keuangan “.
10. KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990
TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG
• Pasal 13 : ” Perlindungan terhadap sempadan pantai dilakukan untuk
melindungi wilayah pantai dari kegiatan yang mengganggu kelestarian fungsi
pantai ”
• Pasal 32 : ” Perlindungan terhadap kawasan rawan bencana alam dilakukan
untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh
alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia “.
• Pasal 37 Ayat (2) : “Di dalam kawasan suaka alam dan kawasan cagar budaya
dilarang melakukan kegiatan budidaya apapun, kecuali kegiatan yang berkaitan
dengan fungsinya dan tidak mengubah bentang alam, kondisi penggunaan lahan,
serta ekosistem alami yang ada “.
11. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.KEP.33/MEN/2002 Tantan
Zonasi Wilayah Pesisir dan Laut Untuk Kegiatan Pengusahaan Pasir Laut.
• Pasal 5 Huruf (b) : “ Pemerintah Menetapkan Zona Perlindungan, yaitu Zona
yang Dilarang Untuk Kegiatan penambangan Pasir Laut, Yaitu : (b) Kawasan
Suaka Alam, Terdiri dari Cagar Alam dan Suaka Margasatwa “.
B. Kronologis Masuknya Pertambangan Pasir Besi di Kecamatan Ilir Talo dan
Seluma Selatan, (Desa Pasar Seluma), Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu
Masuknya pertambangan pasir besi yang mendapatkan penolakan warga
Desa Pasar Seluma, Kecamatan Seluma Selatan, Kabupaten Seluma secara
sejarah tidak dapat dilepaskan dari beberapa desa pesisir pantai di
Kecamatan Ilir Talo, Kabupaten Seluma, Bengkulu. Sehingga sangat masuk
akal saat Desa Pasar Seluma menolak tambang pasir di desanya maka ada 6
desa lain ikut bersuara, ini karena keterikatan sejarah perjuangan. Berikut
Kronologis masuknya tambang pasir besi di Desa Pasar Seluma:
1. Tahun 2005 Bupati Seluma, Murman Effendi mengeluarkan surat nomor 35
tahun 2005 yang berisikan pemberian izin pertambangan di Desa Penago Baru,
Penago I dan Desa Rawa Indah diberikan pada PT. Famiaterdio Negara (FN). Izin
diberikan selama 10 tahun hingga 2015.
2. Sejak izin dikeluarkan penolakan dari warga Desa Rawa Indah, Tegal Arum,
Penago I, Penago Baru, bermunculan. Warga mengecewakan proses sosialisasi
pertambangan yang tidak jujur dan transparan.
3. Sepanjang tahun 2005 hingga 2011 bentuk protes warga dilakukan dengan
berkirim surat pada DPRD Seluma, bupati, gubernur, Komnas HAM, hingga
presiden RI.
4. Aksi unjuk rasa baik skala kecil dan besar juga dilakukan, bahkan warga desa
yang menolak sempat menduduki kantor Bupati Seluma selama beberapa hari
meminta bupati Seluma mencabut izin pertambangan.
5. Sepanjang 2005 hingga 2010 bentuk penolakan tambang pasir besi aktif
dilakukan warga dengan menggalang dukungan hingga ke perguruan tinggi.
6. Tahun 2011 PT Famiaterdio Negara (FN) akhirnya menutup semua kegiatan
pertambangan di tengah penolakan keras warga sejumlah desa. Berhentinya PT
FN beroperasi disambut masyarakat dengan menyembelih sapi sebagai bentuk
rasa syukur.
7. Tahun 2008 di Desa Pasar Talo masuklah PT. Pringgodani mengantongi izin
tambang SK Bupati Seluma Nomor 126 tahun 2006. Kuatnya penolakan warga
Desa Pasar Talo dibantu warga Desa Rawa Indah, Penago Baru, Penago I dan
Tegal Arum yang berjuang mengusir PT. FN membuat PT. Pringgodani tidak
melanjutkan eksplorasi.
8. Tahun 2010 PT. Famiaterdio Negara (FN) juga mendapatkan izin menambang
pasir besi di Desa Pasar Seluma. Penolakan juga terjadi di Pasar Seluma dibantu
5 desa lainnya.
9. Tahun 2010 di Desa Pasar Seluma penolakan tambang pasir cukup sengit,
pembakaran alat berat milik perusaahan, pembakaran tambang dilakukan oleh
massa warga
10. Aksi unjuk rasa warga di Desa Pasar Seluma berlangsung sengit dan
menegangkan warga bersembunyi di masjid dilindungi ibu-ibu karena aparat
mendesak dengan kekuatan.
11. Tahun 2010, 6 orang warga Pasar Seluma ditangkap polisi karena membakar
peralatan, camp tambang pasir besi.
12. Tahun 2011 PT. FN menghentikan aktifitas pertambangan di Pasar Seluma
berbarengan dengan desa-desa lainnya.
13. Tahun 2016 warga Desa Pasar Seluma mendapatkan rumor bahwa izin
pertambangan PT. Famiaterdio Negara diambil alih PT. Faminglevto Bakti Abdai
seluas 168 hektare, tidak ada sosialisasi di masyarakat soal status peralihan
pertambangan ini.
14. November 2021 Sejumlah alat berat, truk berukuran besar memobilisasi
peralatan untuk pertambangan pasir besi masuk ke Pasar Seluma. Mobilisasi
alat-alat menambang pasir besi ini meresahkan warga setempat, tidak ada
sosialisasi secara terbuka, namun PT. Faminglevto begitu saja memobilisasi alat
berat dan membangun camp untuk karyawan tambang. Masuknya PT.
Faminglevto Bakti Abadi tidak pernah izin dan pamit dengan pemimpin desa
(Kades) apalagi masyarakat terbuka.
15. Desember 2021 setelah mendapatkan kritik keras dari masyarakat barulah PT.
Faminglevto Bakti Abadi mengumpulkan masyarakat melakukan sosialisasi
dengan posisi camp karyawan, sejumlah alat berat lebih dahulu masuk ke lokasi
desa. Sosialisasi dianggap tidak representative karena tidak melibatkan
perangkat desa dan sejumlah pemuka desa.
16. Desember 2021 Kepala Dinas Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Seluma,
Mahwan Jayadi, menyebutkan PT. Faminglevto Bakti Abadi telah dicabut izinnya
sejak 2016 dan diblacklist oleh kementerian Energi Sumber Daya Mineral
(ESDM) pada 4 September 2016 berdasarkan pengumuman No.
1343.Pm/04/DJB/2016 tentang penetapan IUP Clear And Clean kesembilan
belas dan daftar IUP yang dicabut Gubernur/Bupati/Walikota. PT. Faminglevto
Bakti Abadi dapat menambang kembali bila berganti nama dan mengurus izin
baru. (rbtvcamkoha facebook:
https://www.facebook.com/rbtvcamkoha/posts/4452353044860546).
17. 10 Desember 2021 meski Pemda Seluma menegaskan PT. Faminglevto Bakti
Abadi izin telah kedaluwarsa namun prakteknya mereka terus melakukan
aktivitas Pertambangan serta mendatangkan alat berat, hal ini semakin
membingungkan masyarakat terutama melihat sikap Pemda Seluma yang
dianggap kurang tegas dalam menindak Perusahaan PT.Faminglevto Bakti Abadi.
18. 23 Desember 2021 Perempuan Pasar Seluma melakukan pendudukan dilokasi
tambang PT.Faminglevto Bakti Abadi selama 5 Hari 4 malam , dan dibubarkan
Secara Paksa Oleh pihak kepolisan Polres Seluma.
19. 05 Januari 2022 Masyarakat Yang tergabung dalam Forum Masyarakat Pesisir
Barat (FMPB) Melakukan Aksi Demonstrasi di Kantor Bupati Seluma, dan
mendatkan Surat Dari Bupati Seluma Ynag Menghibau Pihak Perusahaan Untuk
melakukan Penghentian aktivitas Pertambangan Sementara , Bupati seluma Juga
akan membentuk Team Terpadu. Namun sampai saat ini PT.Faminglevto Bakti
abadi tetap melakukan aktivitas dan Bupati belum membentuk Team Terpadu
yang dijanjikannya kepada Masyarakat.

TEMUAN LAPANGAN
1. 06 Juni 2022 Masyarakat pasar seluma bersama walhi mendatangi kantor DLHK
Provinsi Bengkulu dan Kantor Inspektur Tambang Kementerian ESDM di
Provinsi Bengkulu, dalam pertemuan di DLHK Prov. Bengkulu juga turut hadir
Kabid Penataan dan Peningkatan Kapasitas DLHK Prov. Bengkulu dan
Perwakilan dari Dinas ESDM Prov. Bengkulu. Pihak DLHK menyampaikan
bahwasannya PT. Faming Levto Bhakti Abadi saat ini sedang mengurus perizinan
lingkungan di kementerian LHK.
2. 23-24 Juni 2022 Mahasiswa Bem FH Unib, Walhi Bengkulu serta masyarakat
desa pasar seluma meninjau lokasi pertambangan PT. Faming Levto Bhakti
Abadi. Dalam peninjauan tersebut ditemukan adanya tumpukan pasir besi dan
pasir pantai di area pertambangan, di area tambang juga ditemukan beberapa
alat berat serta ada banyak lobang-lobang bekas galian baru di lokasi tersebut.
Hal itu juga diketahui oleh Aparat Kepolisian Polsek Seluma yang pada saat itu
berada di lokasi berjumlah 4 orang, salah satu oknum yang mengaku sebagai
kapolsek menyampaikan bahwasannya mereka diperintahkan oleh atasan dalam
hal ini Polres Seluma untuk menjaga wilayah pertambangan tersebut. Ketika
ditanya surat perintah tugas, mereka tidak bisa menunjukkannya kepada Walhi,
Bem FH Unib dan Masyarakat.

C. Dampak Aktifitas

Objek Dampak
Nelayan Para nelayan lokal yang mencari ikan di pesisir
pantai seluma akan kehilangan mata pencaharian
akibat dari aktivitas tambang yang akan
menambang di pesisir pantai seluma. Wilayah ini
memiliki garis pantai 2400 meter, lebar kearah
daratan 350 meter dan kearah laut 350 meter dari
garis pantai (total 700 meter).
Pencari Remis Aktifitas operasi tambang pasir besi akan
menghilangkan mata pencaharian masyarakat desa
pasar seluma yang sebagian besar adalah pencari
remis.
Konflik Sosial Pihak perusahaan mempekerjakan beberapa
masyarakat desa pasar seluma, sehingga
masyarakat yang bekerja di desa pasar seluma
menjadi berpihak kepada perusahaan PT. FBA, hal
ini menjadi pemicu konflik antara masyarakat yang
menolak dan yang bekerja di tambang.
Bahkan konflik sosial pun sudah terjadi sejak
pertama perusahaan masuk (2010).
Bentuk konflik yang terjadi seperti adanya
masyarakat yang menolak tambang mengontrak
rumah masyarakat pro tambang, masyarakat
penolak tambang di usir dari rumah kontrakannya.
Kawasan Lindung Kawasan pesisir kabupaten seluma berada di zona
merah rawan bencana tsunami, hal itu ditandai
dengan adanya shalter tsunami di desa rawa indah.
Disepanjang pesisir barat pantai seluma terdapat
hutan pantai yang selama ini menjadi sabuk hijau
kawasan pantai, hutan pantai ini dihuni oleh
beberapa fauna seperti kera, burung dll, selain itu
hutan pantai juga menjadi instrumen penting untuk
mengurangi resiko bencana tsunami maupun
abrasi. Jika perusahaan PT. FBA beroperasi, maka
hutan pantai seluma, khususnya di desa pasar
seluma akan hilang, hal ini sudah terbukti dengan
adanya aktifitas pertambangan di wilayah base
camp PT. FBA.

Anda mungkin juga menyukai