Anda di halaman 1dari 8

5

BUPATI PENAJAM PASER UTARA


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA


NOMOR 33 TAHUN 2014

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENCAIRAN JAMINAN KESUNGGUHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

Menimbang : a. bahwa batubara dan sumber daya alam lainnya merupakan


kekayaan alam yang tak terbarukan sebagai karunia Tuhan Yang
Maha Esa, karena itu pengelolaannya harus member nilai
tambah secara nyata bagi pertumbuhan perekonomian dalam
usaha mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara
berkeadilan;
b. bahwa guna menjamin pelaksanaan kegaitan usaha
pertambangan umum perlu menetapkan uang jaminan
kesungguhan sebagai bukti kesanggupan dan kemampuan dari
pemohon ijin pertambangan;
c. bahwa untuk penyelenggaraan tertib administrasi mengenai
tatacara pengembalian atau pencairan dana jaminan
kesungguhan perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang
Petunjuk Teknis Pencairan Jaminan Kesungguhan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2002 tentang Pembentukan


Kabupaten Penajam Paser Utara di Propinsi Kalimantan Timur
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4182);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah dua kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral Dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4959);
-2-

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan


Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5111) sebagaimana telah duakali diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5489) ;
6. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor
135.K/201/M.PE/1996 tentang Pembuktian Kesanggupan Dan
Kemampuan Pemohon Kuasa Pertambangan Kontrak Karya,
dan Kontrak Karya Batubara.
7. Keputusan Direktorat Jenderal Pertambangan Umum Nomor
155.K/861/DDJP/1996 tentang Tata Cara
Pengembalian/Pencairan Udang Jaminan Kesungguhan;
8. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010
tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor 8
Tahun 2008 tentang Urusan Yang Menjadi Kewenangan
Pemerintahah Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Seri E
Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 6);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENCAIRAN


JAMINAN KESUNGGUHAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Penajam Paser Utara.
2. Bupati adalah Bupati Penajam Paser Utara.
3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Penajam Paser
Utara.
-3-

4. Dinas Pertambangan adalah Dinas Pertambangan Kabupaten Penajam Paser


Utara.
5. Badan Usaha adalah setiap badan hukum yang bergerak di bidang pertambangan
yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka
penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan
pascatambang.
7. Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau
batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi
kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,
pengangkutan dan penjualan, serta pascatambang.
8. Pertambangan Batubara adalah pertambangan endapan karbon yang terdapat di
dalam bumi, termasuk bitumen padat, gambut, dan batuan aspal.
9. Jaminan Kesungguhan adalah sejumlah dana yang ditempatkan untuk menjamin
pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan umum sebagai bukti kesanggupan
dan kemampuan dari pemohon ijin pertambangan (jaminan kesungguhan dalam
ketentuan ini termasuk biaya pengelolaan lingkungan akibat kegiatan eksplorasi).
10. Izin Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disebut IUP, adalah izin usaha untuk
melaksanakan usaha pertambangan.
11. Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh
informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran,
kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai
lingkungan sosial dan lingkungan hidup.
12. Operasi Produksi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan yang meliputi
konstruksi, penambangan, pengolahan, pemurnian, termasuk pengangkutan dan
penjualan, serta sarana pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan hasil
studi kelayakan.
13. IUP Eksplorasi adalah izin usaha yang diberikan untuk melakukan tahapan
kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan study kelayakan.
14. IUP Operasi Produksi adalah izin usaha yang diberikan setelah selesai
pelaksanaan IUP eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan operasi
produksi.
15. Izin Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disebut IUP, adalah izin untuk
melaksanakan usaha pertambangan.
16. IUP Eksplorasi adalah izin usaha yang diberikan untuk melakukan tahapan
kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan.
17. IUP Operasi Produksi adalah izin usaha yang diberikan setelah selesai
pelaksanaan IUP Eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan operasi
produksi.
18. Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh
informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran,
kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai
lingkungan sosial dan lingkungan hidup.
-4-

19. Operasi Produksi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan yang


meliputi konstruksi, penambangan, pengolahan, pemurnian, termasuk
pengangkutan dan penjualan, serta sarana pengendalian dampak lingkungan
sesuai dengan hasil studi kelayakan.
20. Penyelidikan Umum adalah tahapan kegiatan pertambangan untuk
mengetahui kondisi geologi regional dan indikasi adanya mineralisasi.
21. Studi Kelayakan adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk
memperoleh informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk
menentukan kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk
analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan pascatambang.

BAB II
PENCAIRAN JAMINAN KESUNGGUHAN

Bagian Kesatu
Pencairan Jaminan Kesungguhan

Pasal 2
Pencairan Jaminan Kesungguhan dapat dilaksanakan pada saat:
a. Pemegang IUP Eksplorasi telah melaksanakan tahapan kegiatan IUP Eksplorasi
yang meliputi Penyelidikan Umum, Eksplorasi dan Study Kelayakan.
b. IUP Eksplorasi telah berakhir, baik berakhir karena dikembalikan ataupun
dicabut ataupun karena habis masa berlakunya.
c. Bagi pemegang IUP yang sudah pada tahap Operasi Produksi dapat
mengusulkan pencairan jaminan kesungguhan.

Bagian Kedua
Persyaratan Administrasi Pencairan Jaminan Kesungguhan

Pasal 3
(1) Persyaratan administrasi pencairan Jaminan Kesungguhan bagi Pemegang IUP
Eksplorasi telah melaksanakan tahapan kegiatan IUP Eksplorasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 huruf a sebagai berikut:
a. Surat Permohonan;
b. Bukti Setor penempatan Jaminan Kesungguhan yang asli;
c. Copy Keputusan Bupati tentang IUP Eksplorasi;
d. Laporan kegiatan sesuai tahap kegiatan:
(2) Persyaratan administrasi pencairan Jaminan Kesungguhan bagi IUP Eksplorasi
yang telah berakhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b sebagai
berikut:
a. Surat Permohonan;
b. Surat Pemberitahuan kepada Bupati mengenai IUP-nya yang telah berakhir
yang ditembuskan kepada Kepala Dinas Pertambangan.
-5-

c. Bukti Setor penempatan Jaminan Kesungguhan;


d. Keputusan Bupati tentang IUP Eksplorasi yang asli;
e. Laporan kegiatan berdasarkan IUP yang diberikan.
(3) Persyaratan administrasi pencairan Jaminan Kesungguhan bagi IUP Eksplorasi
yang telah berakhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b sebagai
berikut:
a. Surat Permohonan;
b. Surat Pemberitahuan kepada Bupati mengenai IUP-nya yang telah berakhir
yang ditembuskan kepada Kepala Dinas Pertambangan.
c. Bukti Setor penempatan Jaminan Kesungguhan;
d. Keputusan Bupati tentang IUP Eksplorasi yang asli;
e. Laporan kegiatan berdasarkan IUP yang diberikan.
(4) Persyaratan administrasi pencairan Jaminan Kesungguhan bagi Bagi pemegang
IUP yang sudah pada tahap Operasi Produksi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 huruf c sebagai berikut:
a. Surat Permohonan;
b. Bukti Setor penempatan Jaminan Kesungguhan;
c. Keputusan Bupati tentang IUP Eksplorasi yang asli;
d. Laporan kegiatan berdasarkan IUP yang diberikan.

Bagian Ketiga
Ketentuan Nilai Pencairan Jaminan Kesungguhan

Pasal 4
Penentuan Nilai pencairan jaminan kesungguhan bagi Pemegang IUP dilaksanakan
karena adanya penyampaian laporan hasil kegiatan atau karena berakhirnya IUP,
yaitu:

a. Tahap Penyelidikan Umum dan Tahap Eksplorasi tidak sekaligus:


1. Tahap Penyelidikan Umum, yaitu:
a) Penyampaian Laporan Per semester:
1) Apabila badan usaha telah melakukan kegiatan yang dibuktikan
dengan menyampaikan laporan penyelidikan umum semester pertama
(I), maka dana jaminan kesungguhan dapat dicairkan sebesar 30 %
dari dana jaminan kesungguhan yang ditempatkan;
2) Apabila badan usaha telah melakukan kegiatan yang dibuktikan
dengan menyampaikan laporan penyelidikan umum semester kedua
(II) maka dana jaminan kesungguhan dapat dicairkan sebesar 30 %
dari dana jaminan kesungguhan yang ditempatkan;
b) Penyampaian Laporan 2 (Dua) semester:
Apabila badan usaha telah melakukan kegiatan yang dibuktikan dengan
menyampaikan laporan lengkap penyelidikan umum (dua semester
sekaligus) sebelum waktu ditentukan, maka dana jaminan kesungguhan
dapat dicairkan sebesar 60 % dari dana jaminan kesungguhan yang
ditempatkan.
-6-

2. Tahap Eksplorasi, yaitu:


a) Penyampauan laporan eksplorasi per tahap:
1) Penyampauan laporan eksplorasi awal:
Apabila badan usaha telah melakukan kegiatan yang dibuktikan
dengan menyampaikan laporan eksplorasi awal, maka dana jaminan
kesungguhan dapat dicairkan sebesar 50 % dari sisa dana jaminan
kesungguhan yang masih ditempatkan;

2) Penyampauan laporan eksplorasi akhir:


Apabila badan usaha telah melakukan kegiatan yang dibuktikan
dengan menyampaikan laporan eksplorasi akhir, maka dana jaminan
kesungguhan dapat dicairkan sebesar sisa dari jumlah nominal uang
jaminan kesungguhan yang ditempatkan;

3) Penyampauan laporan lengkap eksplorasi:


Apabila badan usaha telah melakukan kegiatan yang dibuktikan dengan
menyelesaikan laporan lengkap eksplorasi (yang terdiri dari eksplorasi
awal dan eksplorasi akhir), maka dana jaminan kesungguhan dapat
dicairkan dari seluruh sisa dana jaminan kesungguhan yang
ditempatkan.

b. Tahap Penyelidikan Umum dan Tahap Eksplorasi sekaligus:


Bagi Badan Usaha yang telah melaksanakan Tahap Penyelidikan Umum dan
Tahap Eksplorasi dan menyampaikan laporan sekaligus, maka dana jaminan
kesungguhan dapat dicairkan sebesar 100 % dari dana jaminan kesungguhan
yang ditempatkan.

c. IUP berakhir:
Bagi badan usaha yang IUPnya telah berakhir, setelah memenuhi ketentuan
sebagaimana pasal 2 huruf b dan telah melampirkan laporan kegiatan
berdasarkan IUP yang diberikan, maka dana jaminan kesungguhan dapat
dicairkan sebesar 100 % dari dana jaminan kesungguhan yang ditempatkan.

Bagian Keempat
Tatacara Pencairan Jaminan Kesungguhan

Pasal 5
(1) Badan usaha menyampaikan Surat Permohonan pencairan Jaminan
Kesungguhan beserta kelengkapan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 yang ditujukan kepada Kepala Dinas Pertambangan.

(2) Terhadap Permohonan pencairan Jaminan Kesungguhan yang telah memenuhi


persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dievaluasi oleh
Dinas Pertambangan.

(3) Berdasakan hasil evaluasi, kepala Dinas Pertambangan menyampaikan


telaahan tentang pencairan jaminan kesungguhan yang ditujukan kepada
Sekretaris Daerah.
-7-

(4) Apabila telaahan mendapatkan persetujuan pencairan jaminan kesungguhan


yang ditujukan kepada perusahaan yang bersangkutan, selanjutnya Kepala
Dinas Pertambangan membuat surat perintah pencairan jaminan
kesungguhan yang ditujukan kepada pihak Bank dimana jaminan
kesungguhan ditempatkan.

Pasal 6
Bagi Badan usaha yang berkas Permohonan pencairan Jaminan Kesungguhannya
tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, berkas
permohonan tersebut dikembalikan kepada Badan Usaha pemohon.

Pasal 7
(1) Badan usaha yang melakukan permohonan pencairan dan telah mendapatkan
persetujuan pencairan jaminan kesungguhan, maka dana jaminan kesungguhan
dikembalikan sesuai dengan ketentuan Pasal 4, beserta bunganya.

(2) Adapun perhitungan bunga akan ditentukan oleh pihak bank dimana jaminan
kesungguhan ditempatkan.

(3) Dalam hal Badan Usaha tidak pernah menyampaikan laporan kegiatan dan
nyata-nyata tidak melakukan kegiatan setelah diberikan IUP dimaksud, maka
pada masa berakhirnya atau dibatalkannya IUP, uang jaminan kesungguhan
atau sisanya beserta bunganya menjadi milik pemerintah daerah.

Bagian Kelima
Pengambilan Dana Jaminan Kesungguhan

Pasal 8
(1) Pengambilan dana jaminan kesungguhan dapat dilakukan, sebagai berikut:
a. Dilakukan oleh pemegang Izin Usaha Pertambangan; atau
b. Dilakukan oleh Pihak Lain, apabila pemegang Izin Usaha Pertambangan
tidak dapat melakukan pengambilan dana pencairan jaminan dengan
menunjukan Surat Kuasa yang diberikan oleh Pemegang Izin Usaha
Pertambangan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Surat kuasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dibuat sebanyak 2
(dua) rangkap asli dengan ditandatangani di atas materai dan stempel (cap)
Badan usaha.

(3) 1 (satu) rangkap Surat kuasa yang asli sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disampaikan pada Dinas Pertambangan pada saat pengambilan Surat Perintah
Pencairan Jaminan Kesungguhan dan 1 (satu) rangkap asli lainnya
disampaikan pada pihak Bank dimana jaminan kesungguhan ditempatkan
bersama dengan Surat Perintah Pencairan Jaminan Kesungguhan.
-8-

BAB III
KETENTUAN LAINNYA

Pasal 9

Setelah proses pencairan dana jaminan kesungguhan telah selesai, pemegang IUP
yang telah mengambil dana jaminan kesungguhan diwajibkan melaporkan dan
menyampaikan bukti penarikan dana jaminan kesungguhan yang dikeluarkan oleh
pihak Bank dimana jaminan kesungguhan ditempatkan kepada Pemerintah
Daerah melalui Dinas Pertambangan.

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 10

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Penajam
Paser Utara.

Ditetapkan di Penajam
pada tanggal 2 Oktober 2014

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

Ttd

H. YUSRAN ASPAR

Diundangkan di Penajam
pada tanggal 3 Oktober 2014

Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA,

Ttd

H. TOHAR

BERITA DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA TAHUN 2014 NOMOR 33.

Anda mungkin juga menyukai