EKSPLORASI PENGUKURAN
GEOLISTRIK DAN GEOMAGNET
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1
• Kedudukan cebakan bijih besi berdasarkan penampang resistivitas 2D.
• Sumberdaya bijih besi terkira yang akan dieksploitasi.
2
BAB II
KEGIATAN PENGUKURAN
3
2.2 Akuisisi Data Geolistrik
Prosedur kegiatan dalam tahapan ini meliputi aktivitas sebagai
berikut :
1. Mempersiapkan peralatan. Peralatan utama yang digunakan untuk
akuisisi data geolistrik lateral mapping (2D) yaitu dua buah main unit
resistivitimeter, kabel arus, kabel potensial, electrode, accu dan kabel
konektor.
2. Pengambilan data. Tahapan pengambilan data ini dapat diuraikan lagi
menjadi beberapa langkah, yaitu :
• Menancapkan 4 elektroda yang terdiri dari 2 elektroda potensial
dan dua elektroda arus.
• Membentangkan kabel dan menyambungkannya pada masing–
masing elektroda, kemudian menghubungkannya ke main unit.
• Setelah setiap kabel dan elektroda terhubung dengan baik
dengan alat (main unit), kemudian sambungkan alat dengan accu.
• Menyalakan alat pada posisi ON kemudian melihat indikator arus
accu pada nilai 12 volt dan indikator potensialnya berada pada
posisi / daerah merah.
4
• Arus diinjeksikan, nilai potensial diri (self potensial) harus dibuat
nol, dengan cara memutar tombol Course untuk nilai yang besar
dan apabila telah mendekati nilai NOL gunakan tombol Fine,
sehingga nilai potensialnya berada pada posisi NOL.
• Setelah itu tekan tombol START selama beberapa detik kemudian
baca nilai potensial yang stabilnya lalu tekan HOLD, kemudian
baca nilai arusnya.
• Mencatat nilai potensial dan arus yang terukur.
• Melakukan langkah-langkah diatas berulang-ulang untuk setiap
jarak bentangan yang berbeda sesuai dengan konfigurasi
Wenner.
5
BAB III
PENGOLAHAN DATA
6
turunan parsial data terhadap parameter model untuk menghitung matriks Jacobi
medium Homogen secara lengkap dibahas oleh Loke dan Barker (1995). Untuk
mempercepat proses perhitungan inversi maka elemen-elemen matriks Jacobi untuk
berbgai konfigurasi elektroda telah dihitung terlebih dahulu dan disimpan dalam
bentuk file.
Algoritma perhitungan model inversi adalah sebagai berikut :
1. Masukkan adalah vektor data tahanan jenis semu pada pseudosection dalam
(d). Model awal (Po) adalah medium homogen dengan tahanan jenis sama
dengan harga rata-rata data.
2. Hitung vektor respons model awal yo = f (Po) dan selisih antara data dan respons
model tersebut e = d – yo. f adalah fungsi pemodelan ke depan (forward
modelling 2D). Dalam hal ini yo = Po dan berharga konstan untuk semua elemen
vektor mengingat model awal adalah medium homogen.
3. Baca file matriks Jacobi J untuk konfigurasi elektroda yang sesuai.
4. Hitung vektor koreksi model menggunakan persamaan solusi inversi linier berikut
Δp = (JTJ + λ CTC)-1 JT e (3.1)
dimana faktor redaman dan matriks C digunakan untuk memperoleh solusi
dengan variasi spasial minimum atau model yang smooth.
5. Hitung vektor model p1 = po + Δp sebagai solusi. perhitungan persamaan (3.1)
dapat diulangi dengan menggunakan λ yang berbeda – beda hingga diperoleh
solusi optimum yaitu model yang menghasilkan respons dengan misfit minimum
terhadap data pengamatan.
7
DATA LAPANGAN
INVERSI RES2DINV
ANALISA AWAL
edit
HASIL
INTERPRETASI
1. Data lapangan merupakan data mentah hasil pengukuran dari alat resistivity
meter.
2. Data lapangan tersebut kemudian di konversi ke dalam format data Res2Dinv
( *.txt) kemudian digabung dengan data topografi.
3. Setelah penggabungan data dengan data topografi, data diproses
menggunakan program Inverse Res2dinv, sehingga di dapatkan penampang
resistivitas dan kedalaman.
4. Pengeditan data secara berulang, untuk menghilangkan gangguan (noise)
yang ada, sampai menghasilkan data yang bagus.
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
03-02-2011 L1
Desa Bukit Harapan Kec.
04-02-2011 L2
Sojol Kab.Donggala
05-02-2011 L3
SULTENG
Posisi masing-masing lintasan survey dapat dilihat pada peta lintasan yang
ditunjukkan pada gambar 4.1
9
Interval Kontur 5 meter
Gambar 4.1 Peta lokasi survey penyelidikan bijih besi di area IUP PT.AAL Rizki Tadang Palie 11
4.2 Interpretasi
Bijih Besi
Bijih Besi
Singkapan
Bijih Besi
Bijih Besi
Pasir Kasar
Pasir
(Akuifer) Pasir Halus Pasir (Akuifer)
Pada penampang lintasan 1 diperoleh indikasi bijih besi sebanyak 5 body (warna biru) dengan nilai resistivitas <10 Ohm.m.
Pada penampang lintasan 1 ini didominasi oleh lapisan pasir kasar, halus dan lapisan akuifer.
12
4.2.2 Interpretasi Penampang Geolistrik Resistivitas Lintasan 2
Pasir Kasar
Pasir Halus
Bijih Besi
Pasir Halus
Pada lintasan 2 di dominasi oleh pasir mulai dari permukaan sampai dengan kedalaman 115m, sedangkan indikasi akuifer
Gambar 4.3 Penampang Resistivitas Lintasan 2
Indikasi bijih besi terdapat pada bagian tengah penampang (warna biru) dengan nilai resistivitas 3 – 9 Ohm.m. Sedangkan
lapisan yang lain masih didominasi oleh lapisan pasir kasar dan pasir halus.
13
4.2.3 Interpretasi Penampang Geolistrik Resistivitas Lintasan 3
Bijih Besi
Bijih Besi
Bijih Besi Pasir Halus
Pasir Halus
Pasir Kasar
Pada penampang lintasan 3 ditemukan 3 buah indikasi bijih besi (warna biru) dengan nilai resistivitas <10 Ohm.m. Sedangkan
pada bagian bawah terdapat lapisan kasar yang memanjang dari sebelah kiri sampai dengan kanan penampang.
14
4.3 Perhitungan Sumberdaya Terkira
Sumberdaya terkira bijihbesi dihitung berdasarkan penampang
resistivitas 2D. Secara rinci, tahapan perhitungan tersebut dapat uraikan
sebagai berikut :
1. Mengukur luas indikasi bijih besi pada penampang dengan menggunakan
program map info
2. Lebar pengaruh lintasan geolistrik
Lebar pengaruh lintasan geolistrik sebesar 10m
3. Menghitung volume.
Volume didapatkan dengan cara mengalikan ketebalan setiap lapisan
dengan luas daerah pengaruhnya masing-masing. Secara matematis,
dapat ditulis sebagai berikut :
V1 = T1 x L1
Q = V x BJ
dengan Q :
tonase sumberdaya (ton)
V : volume (m3)
BJ : berat jenis (ton/m3)
Hasil perhitungan volume terkira dan sumberdaya terkira bijih besi
untuk ke-3 buah penampang resistivitas ditunjukkan pada tabel 4.6, 4.7 dan
4.8.
15
Tabel 4.6 Sumberdaya bijih besi penampang resistivitas lintasan 1
Body Luas (m2) Lebar pengaruh lintasan (m) Volume (m3) Berat Jenis (ton /m3) Sumberdaya (Ton)
I 117.00 20 2,340 5 11,700.00
II 280.00 25 5,600 5 35,000.00
III 25.00 15 375 5 1,875.00
IV 120.00 20 2,400 5 12,000.00
V 24.00 15 360 5 1,800.00
Jumlah 62,375.00
Bijih Besi
Bijih Besi
Singkapan
I Bijih Besi
II
III Bijih Besi
IV
Pasir Kasar
V
Gambar 4.5 Penampang Resistivitas dan sebaran indikasi bijih besi Lintasan 1
16
Tabel 4.7 Sumberdaya terkira bijih besi penampang resistivitas lintasan 2
Body Luas (m2) Lebar pengaruh lintasan (m) Volume (m3) Berat Jenis (ton /m3) Sumberdaya (Ton)
I 558 25 11.160 5 69.750.00
Jumlah 69,750.00
Pasir Kasar
Pasir Halus
I. Bijih
Pasir Halus
Besi
Pada lintasan 2 di dominasi oleh pasir mulai dari permukaan sampai dengan kedalaman 115m, sedangkan indikasi akuifer
17
Tabel 4.8 Sumberdaya terkira bijih besi penampang resistivitas lintasan 3
Body Luas (m2) Lebar pengaruh lintasan (m) Volume (m3) Berat Jenis (ton /m3) Sumberdaya (Ton)
I 59.7 20 1,194.00 5 5,970.00
II 572.00 25 11,440.00 5 71,500.00
III 196.03 20 3,920.60 5 19,600.00
Jumlah 97,070.00
Bijih Besi
I
III
II Pasir Halus
Pasir Halus
Pasir Kasar
Gambar 4.7 Penampang Resistivitas dan sebaran indikasi bijih besi Lintasan 1
18
I.
Bijih Besi
Bijih Besi
Singkapan
I Bijih Besi
II
III Bijih Besi
IV
Pasir Kasar
V
Bijih Bijih
Bijih Besi Besi
I
Besi III
Pasir II Pasir
Halus Halus
Pasir
19
Singkapan 3
Singkapan 1 Singkapan 2
Gambar Penampang batu besi berdasarkan geo listrik dan anomaly magnetic serta
titik singkapan.
20
Perhitungan Sumber daya batu besi dengan menggabungkan data Geo
Magnetic dan data Lintasan geo listrik :
Tabel 4.7 Perkiraan Sumberdaya terkira bijih besi penampang resistivitas lintasan 2
Tabel 4.8 Perkiraan Sumberdaya terkira bijih besi penampang resistivitas lintasan 3
21
22
C
B
A
D
E
23
Estimasi sumberdaya bijih besi berdasarkan data magnetic
Densitas
Bodi Volume (m3) Sumberdaya (ton)
(gr/cm3)
C 5,875.00 5 29,375.00
Volume
Bodi Densitas (gr/cm3) Sumberdaya (ton)
(m3)
D 15,600.00 5 78,000.00
Volume
Bodi Densitas (gr/cm3) Sumberdaya (ton)
(m3)
E 2,940.00 5 14,700.00
24
Tabel Perhitungan Sumberdaya Bijih Besin(berdasarkan penyebaran anomali
magnetik.
Volume Densitas
Bodi Sumberdaya (ton)
(m3) (gr/cm3)
A 89,500.00 5. 447.500.00
B 41,600.00 5. 118.800.00
C 13,200.00 5 66,000.00
D 15,600 5 78,000.00
E 2,186.00 5 14,700.00
TOTAL 725,000.00
25
Interval Kontur 5 meter
Rencana Pelabuhan
Prospek 6 dan 7
Prospek 5
Prospek 3 dan 4
BAB V
KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil pengukuran geolistrik 3 lintasan dan data geo
magnetic, maka diperoleh sumberdaya terkira bijih besi sebagai berikut
2 147,000.00
3 197,970.00
Total 434,045.00
A 89,500.00 5. 447.500.00
B 41,600.00 5. 118.800.00
C 13,200.00 5 66,000.00
D 15,600 5 78,000.00
E 2,186.00 5 14,700.00
TOTAL 725,000.00
26
DAFTAR PUSTAKA
Telford, W.M. , Geldart, L.P., and Sheriff, R.E., 1990. Applied Geophysics 2nd
Edition. Cambridge University Press, USA.
26
Singkapan bijih besi Di lintasan 1 Geolistrik Patok 15 – 16
Pengukuran Geolistrik
Morfologi Daerah Penyelidikan