BAB IV
Topografi
Pada umumnya kondisi lapangan miring, dengan kelerengan (slope) agak curam
sampai dengan terjal, dengan ketinggian ± 770 m dpl sampai dengan ± 1350 m
dpl.
Jenis-Tanah
Unsur tanah yang terkandung di areal Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda
didominasi clay, sebagian kecil breksi vulkanik yang peka terhadap erosi.
Iklim
udara berkisar antara 70% (siang hari) dan 90% (malam dan pagi hari). suhu
berkisar antara 220C – 240C (di lembah) dan berkisar 180C - 220C (di puncak).
Flora
TAHURA Ir. H. Juanda memiliki tipe vegetasi hutan alam sekunder yang
callothyrsus), Bambu (Bambusa sp.), dan berbagai jenis tumbuhan bawah seperti
Fauna
Fauna yang terdapat antara lain Musang (Paradoxurus herma paproditus), Tupai
potensial dari tiap-tiap titik pengamatan terhadap suatu titik acuan (base) sehingga
sebagai hasil akhirnya dengan diketahuinya nilai beda potensial dari tiap-tiap titik
dan konduktivitas merupakan metode yang baik untuk penelitian aliran air bawah
permukaan (Hase dkk, 2004) sehingga metode self potensial ini merupakan
Pengukuran self potensial pada Goa Jepang dilakukan dengan satu lintasan
self potential dibandingkan dengan titik sounding dapat dilihat pada gambar di
bawah ini
45
East
108
99
6.8564
6.8565
6.8566
6.8567
South
lintasan SP
6.8569
6.857
6.8571
6.8572
1) Multimeter digital
2) Porous pot
3) Elektroda tembaga
5) Terusi / CuSO4
46
6) GPS
7) Skop
Dalam pengambilan data self potential terdapat 2 metode pengambilan data yaitu :
lompatan kodok (leap-frogged) sepanjang jalur yang akan diukur. Adapun skema
Gambar 4.3.
47
tempat sebagai titik acuan (base), sedangkan elektroda yang lain dipindahkan
dengan jarak tertentu sepanjang jalur yang akan diukur. Adapun skema
Pada pengambilan data self potensial untuk penelitian ini, metode yang
digunakan adalah metode potensial amplitude dengan posisi titik acuan (base)
berada di atas Goa Jepang dengan posisi koordinat pada 107.63236o Bujur Timur
dan 6,857417o Lintang Selatan dengan ketinggian berada di sekitar 960 m di atas
48
bergerak dengan posisi seperti pada Gambar 4.1. dengan jarak antar titik
pengamatan sebesar 2 m. Adapun data self potensial yang telah diambil dapat
dimana lintasan pengukuran dimulai dari luar goa hingga ke pinggir goa dengan
mana lintasan pengukuran dimulai dari pinggir goa sebelah barat hingga ke goa
barat dan berakhir pada daerah luar goa bagian timur. Jumlah elektroda yang
dipergunakan pada sounding 3 ini sama dengan pada sounding 1 dan sounding 2
dari Goa Jepang berdasarkan kontras resistivity baik secara 2D. Data 2D dc
resistivity ini selanjutnya digunakan dalam input model untuk memodelkan sistem
hidrologi dangkal Goa Jepang. Selain itu data resistivity yang didapatkan
49
akhirnya akan digunakan juga dalam input model. Dalam pengambilan data 2D dc
Schlumberger.
2) Elektroda
3) Cable
4) Accu Kering
5) Roll meter
Sesar yang dilakukan penelitian merupakan salah satu sesar minor dari
sesar Maribaya. Akuisisi data struktur geologi bertujuan untuk arah sesar secara
penulis membagi sesar Maribaya menjadi dua bidang sesar yang berorientasi
50
utara-selatan dan timur-barat, kemudian diukur gejala sesar yang terdiri dari strike
(garis arah) dan dip (kemiringan), kemudian diukur trend breaksiasi (dominasi
arah) untuk menentukan bidang sesar secara umum, setelah itu data tersebut
Stereonet.
1) Kompas Geologi
2) Penyangga
3) GPS
4) Alat Tulis
koreksi yang perlu diperhatikan mulai dari efek topografi, efek elektrokinetik,
letak base. Setelah dilakukan berbagai koreksi maka input parameter dimasukkan
ke dalam model, pada model kali ini terbagi menjadi dua, untuk model pertama,
goa/rongga diisi oleh input parameter sedangkan untuk model kedua, input
dibandingkan dengan nilai potensial yang didapat dari data lapangan, setelah itu
Gambar 4.7. Grafik perbandingan contour 2D model dengan data permukaan : a.) profil contour
Current Source, b.) profil contour SP 2D, c.) kurva perbandingan SP di permukaan.
52
inversi dari raw data 1D dc resistivity. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut.
Sounding 1
0
2
4 2137
Kedalaman (m)
6 53.42
8 85.21
10
12
14
16
Sounding 2
5
311.4
Kedalaman (m)
10 45.16
42.97
15
20
25
Sounding 3
0
2
4 299.2
Kedalaman (m)
6 64.86
8 60.63
10
12
14
16
melakukan poses inversi dari raw data 2D dc resistivity. Hasil inversi dari dari
Jumlah datum yang layak untuk dilakukan proses inversi sebanyak 105 datum,
Gambar 4.15. Profil pemodelan medan kecepatan dengan menggunakan Comsol Multiphysics.
57
mendapatakan nilai kecepatan air tanah pada arah x dan y. Besar nilai kecepatan
arah x dan y tersebut kemudian dijadikan input untuk program pemodelan self
potential.
software Stereonet untuk menganalisa bidang sesar secara umum, jumlah data
yang layak untuk diolah sebanyak 48 data, adapun hasilnya adalah sebagai berikut
Bidang sesar 0
N 175 / 68
0 0
Kekar Gerus 0
Net Slip
0
Pitch 10
1 82.8 0 , N 73.3 0
2 24.2 0 , N 328.2 0
3 66.8 0 , N 166.3 0
kekar gerus/shear, 3 terletak disudut 900 / tegak lurus dari 1 , net slip adalah
arah pergerakkan sedangkan pitch merupakan sudut lancip antara net slip dengan
bidang sesar, di mana jika sudut pitch > 450 maka disebut sesar naik / turun dan
sebaliknya jika sudut pitch < 450 maka disebut sesar mendatar.