Anda di halaman 1dari 13

Geologi Eksplorasi

Metode Eksplorasi Geofisika

Ilham Aji Dermawan


270110120038
GEOLOGI C

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI


UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2014
HASIL BACAAN
Metode Geofisika
Metode eksplorasi geofisika adalahmetode yang digunakan untuk melihat batuan dibawah
permukaan bumi menggunakan alat-alat yang berkaidah geofisika. Yang akan dibahas pada
materi ini yaitu, geolistrik, seismik refraksi, GPR, gravity, dan magnetik.

1. Metode Geolistrik (metode resistivity/tahanan jenis)


Metoda ini menggunakan medan potensial listrik bawah permukaan sebagai objek
pengamatan utamanya. Kontras resistivity yang ada pada batuan akan mengubah potensial
listrik bawah permukaan tersebut sehingga bisa kita dapatkan suatu bentuk anomali dari
daerah yang kita amati.

Dalam metoda geolistrik terdapat beberapa spesifikasi yaitu :

a. Self potensial (SP) –> Metode ini memanfaatkan potensial listrik yang terdapat di alam.
b. Induced potential (IP) –> Metode ini memanfaatkan potensial listrik yang kita induksikan
sendiri kedalam tanah.
Teori utama dalam metoda resistivity sesuai dengan hokum Ohm yaitu arus yang mengalir
(I) pada suatu medium sebanding dengan voltage (V) yang terukur dan berbanding terbalik
dengan resistansi (R) médium, atau dapat dirumuskan sebagai berikut :

V = I.R
Dimana R (Resistansi) sebanding dengan panjang medium yang dialiri (x), dan berbanding
terbalik dengan luas bidang (A), yang sesuai dengan rumus :

R = x/A
Untuk mendapatkan pengukuran resistivity yang menghasilkan harga resistivitas semu
ρapp (apparent resistivity) dirumuskan oleh :
ρ app = K array . V / I
Dalam pelaksanaan survey dikenal beberapa metoda pengambilan data sesuai dengan
peletakan eloktroda yang dilakukan. Hal ini berpengaruh terhadap faktor geometri
peneletian resistivity yang kita lakukan. Adapun aturan/metoda tersebut antara lain :

1. Metoda Wenner
2. Metoda Gradien
3. Metoda Schlumberger
4. Metoda Dipole-dipole
5. Metoda Pole-dipole

Konfigurasi elektroda

Teknik akusisi data resistivity :


- Peralatan yang dibutuhkan :

1. Sepasang elektroda arus dan elektroda potensial

2. Accu (biasanya 12 v, 1 A)

3. Peralatan elektronik pengukuran (spt: Mc-Ohm, Phoenix Technology, Abem Terrameter


dll)

- Tennik Pengukuran :

1. Sounding : untuk informasi bawah permukaan secara vertikal (model bumi berlapis)

2. Profilling : untuk informasi bawah permukaan secara mendatar (variasi lateral)

3. Offset Sounding : untuk informasi bawah permukaan profil sounding yang kontinyu secara
lateral

- Tahapan akusisi :

1. Tentukan konfigurasi elektroda yang ingin dipakai


2. Pasang elektroda sesuai dengan konfigurasi yang dipilih

3. Ukur besar resistivity semunya

4. Catat hal-hal penting : posisi dan elevasi elektroda, arus dan potensial yang digunakan
tiap pengukuran, resistivity semu yang didapat di alat, kondisi geologi dilapangan secara
umum

5. Plot pada kurva bi-log antara jarak AB/2 vs resistivity semu yang didapat

demikian penjelasan mengenai metode geolistrik, semoga bermanfaat

2. Metode Seismik Refraksi


Gelombang seismik merupakan gelombang mekanis yang terjadi di bumi baik yang
disebabkan secara alami maupun buatan manusia. Adapun pengertian refraksi secara
harfiah adalah pembiasan. Sehingga seismic refraksi adalah pembiasan gelombang seismic.
Selain refraksi dikenal pula seismic refleksi atau pantulan, namun dalam laporan ini hanya
dibahas tentang seismic refraksi karena dalam penelitian yang dilakukan di daerah Seling
hanya menggunakan metoda refraksi.

Pada dasarnya dalam metoda ini diberikan suatu gangguan berupa gelombang seismic pada
suatu sistem dan kemudian gejala fisisnya diamati dengan menangkap gejala tersebut
melalui receiver (geophone). Hal tersebut akan menghasilkan gambaran tentang kecepatan
dan kedalaman lapisan berdasarkan pengukuran waktu tempuh gelombang antara sumber
getaran (shot) dan geophone. Adapun waktu yang diperlukan oleh gelombang seismic untuk
merambat pada lapisan batuan bergantung besar kecepatan yang dimiliki oleh medium yang
dilaluinya tersebut.
Dalam peneletian yang dilakukan di daerah Seling ini metoda seismic refraksi digunakan
untuk mengetahui jumlah lapisan yang ada pada daerah tersebut dan diketahui pula nilai
densitas dari setiap lapisan sehingga kita dapat memperkirakan karakteristik batuan yang
sesuai dengan densitas batuan yang diketahui. Dengan mengetahui jenis batuan yang
diperkirakan dari lapisan tersebut kita bisa menduga batuan di lapisan mana yang
berkemungkinan menjadi bidang lincir yang menyebabkan pergerakan tanah di daerah
Seling tersebut.

Teori Dasar
Dalam penjalaran gelombang seismic yang terjadi di bumi mengikuti beberapa prinsip fisika
perambatan gelombang pada suatu medium yaitu :
1. Prinsip Huygen
Suatu gelombang yang melewati suatu titik akan membuat titik tersebut menjadi sumber
gelombang baru dan akan begitu seterusnya.

1. Prinsip Fermat
Dalam penjalaran gelombang dari satu titik ke titik selanjunya yang melewati suatu medium
tertentu akan mencari suatu lintasan dengan waktu tempuh yang paling sedikit.

1. Prinsip Snellius
Gelombang yang merambat dan melalui medium yang berbeda akan mengalami pembiasan
maupun pemantulan. Adapun dalam pembiasan maupun pemantulannya akan mengikuti
persamaan berikut :

Sedangkan untuk sudut kritis (q2 = 900) maka persamaannya akan berubah menjadi :

dikarenakan sin 900 = 1


Dalam penjalaran gelombang seismic gelombang yang datang pertama kali adalah
gelombang langsung (jaraknya paling kecil) setelah itu adalah gelombang bias dan yang
paling terakhir ditangkapa adalah gelombang pantul (refleksi).

Selain prinsip utama penjalaran gelombang sebagaimana dijelaskan sebelumnya dalam


metoda refraksi dikenal pula prisip Hagiwara. Metoda Hagiwara ini digunakan untuk
menentukan kedalaman suatu lapisan dari daerah yang kita survey yaitu daerah Seling.
Ketika digunakan metoda Hagiwara sebagai metoda intrepetasi maka diperlukan suatu
pasngan kurva travel time bolak-balik (reciprocal travel time curve) yang direfraksikan dari
suatu lapisan pada kedalaman lapisan yang diselidiki.

Akuisisi data
Dalam pengambilan data seismic refraksi agar menghasilkan kualitas data yang bagus dan
mengandung bentuk first break yang tajam dapat dilakukan beberapa cara antara lain
: stacking, memperbesar kekuatan shoting, dan filtering. Dalam pengambilan data yang
menggunakan dinamit sebagai sumber getaran maka perlu diperhatikan tempat yang tepat
sehingga energy dinamit dapat terkonversi menjedi energy seismic secara efektif.

3. Metode GPR (Groun Penetrating Radar)


Metode ground penetrating radar atau georadar merupakan salah satu metode geofisika
yang mempelajari kondisi bawah permukaan berdasarkan sifat elektromagnetik dengan
menggunakan gelombang radio dengan frekuensi antara 1-1000 MHz. Georadar
menggunakan gelombang elektromagnet dan memanfaatkan sifat radiasinya yang
memperlihatkan refleksi seperti pada metode seismik refleksi.

Pengukuran dengan menggunakan GPR ini merupakan metode yang tepat untuk mendeteksi
benda benda kecil yang berada di dekat permukaan bumi (0,1-3 meter) dengan resolusi
yang tinggi yang artinya konstanta dielektriknya menjadi rendah.

Ada tiga jenis pengukuran yaitu refleksi, velocity sounding, dan transiluminasi. Pengukuran
refleksi biasa disebut Continuous Reflection Profiling (CRP). Pengukuran velocity Sounding
disebut Common Mid Point (CMP) untuk mementukan kecepatan versus kedalaman, dan
transiluminasi disebut juga GPR Tomografi.

Teori Dasar
GPR terdiri dari sebuah pembangkit sinyal, antena transmitter dan receiver sebagai
pendeteksi gelombang EM yang dipantulkan. Signal radar ditransmisikan sebagai pulsa-pulsa
yang tidak terabsorbsi oleh bumi tetapi dipantulkan dalam domain waktu tertentu. Mode
konfigurasi antena transmitter dan receiver pada GPR terdiri dari mode monostatik dan
bistatik. Mode monostatik yaitu bila transmitter dan receiver digabung dalam satu antena.
sedangkan moded bistatik bila kedua antena memiliki jarak pemisah.

Transmitter membangkitkan pulsa gelombang EM pada frekuensi tertentu sesuai dengan


karaketristik antena tersebut (10 MHz – 4 GHz). Receiver diset untuk melakukan scan yang
secara normal mancapi 32-512 scan per detik. Setiap hasil scan ditampilkan pada layar
monitor (real-time) sebagai fungsi waktu two-way traveltime, yaitu waktu yang dibutuhkan
gelombang EM menjalar dari transmitter, target dan ke receiver. Tampilan ini disebut
radargram.

Fenomena elektromagnetik dapat dijelaskan dengan persamaan Maxwell. Persamaan ini


terdiri dari 4 persamaan medan dan untuk tiap-tiap persamaan merupakan hubungan
antara medan dengan distribusi sumber yang bersangkutan.
Persamaan yang menghubungkan sifat fisik
medium dengan medan yang timbul pada medium tersebut dapat dinyatakan dengan :

Keterangan :
H = intensitas medan magnet (ampere/m)

D = perpindahan listrik (coulomb/m2)


є = permitivitas listrik (farad/m)

σ = konduktivitas (1/ohm-m)

Untuk menyederhanakan masalah, sifat fisik medium diasumsikan tidak bervariasi terhadap
waktu dan posisi (homogen isotropi). Maka persamaan Maxwell dapat ditulis sebagai
berikut :

Persamaan Maxwel ini adalah landasan berpikir dari perambatan gelombang elektromagnet.
Pada material dielektrik murni suseptibilitas magnetik (μ) dan permitivitas listrik (є) adalah
konstan dan tidak terdapat atenuasi dalam perambatan gelombang. Tidak sama halnya jika
berhadapan dengan material dielektrik yang ada.
Sifat-sifat dari material bumi bergantung dari komposisi dan kandungan air material
tersebut. Keduanya ini mempengaruhi cepat rambat perambatan gelombang dan atenuasi
gelombang elektromagnet.

Keberhasilan dari metoda GPR bergantung pada variasi bawah permukaan yang dapat
menyebabkan gelombang tertransmisikan. Perbandingan energi yang direfleksikan disebut
koefisien refleksi (R) yang ditentukan oleh perbedaan cepat rambat gelombang
elektromagnet dan lebih mendasar lagi adalah perbedaan dari konstanta dielektrik relatif
dari media yang berdekatan. Hal ini dapat terlihat pada persamaan berikut :

Keterangan :

V1 = cepat rambat geombang elektromagnet pada lapisan 1


V2 = cepat rambat geombang elektromagnet pada lapisan 2 , dan V1 < V2
є1 dan є2 = konstanta dielektrik relatif lapisan 1 dan lapisan 2
Dalam semua kasus, besarnya R terletak antara -1 dan 1. bagian dari energi yang
ditransmisikan sama dengan 1-R. Persamaan diatas daplikasikan untuk keadaan normal
pada permukaan bidang datar. Dengan asumsi tidak ada sinyal yang hilang sehubungan
dengan amplitudo sinyal.

Jejak yang terdapat pada rekaman georadar merupakan konvolusi dari koefisien refleksi dan
impulse georadar ditunjukkan oleh persamaan :

Keterangan :

r(t) = koefisien refleksi

A(t) = amplitudo rekaman georadar

F(t) = impulse radar


n(t) = noise radar

Besar amplitudo rekaman georadar r(t) akan tampak pada penampang rekaman georadar
berupa variasi warna. Refleksi atau transmisi di sekitar batas lapisan menyebabkan energi
hilang. Jika kemudian ditemukan benda yang memiliki dimensi yang sama dengan panjang
gelombang dari sinyal gelombang elektromagnet maka benda ini menyebabkan penyebaran
energi secara acak. Absorbsi ( mengubah energi elektromagnet menjadi energi panas )
dapat menyebabkan energi hilang. Penyebab yang paling utama hilangnya energi karena
atenuasi fungsi kompleks dari sifat lstrik dan dielektrika media yang dilalui sinyal radar.
Atenuasi (α) tergantung dari konduktifitas (σ), peermeabilitas magnetik (μ), dan permitivity
(є) dari media yang dilalui oleh sinyal dan frekuensi dari sinyal itu sendir (2πf). Sifat bulk dari
material ditentukan oleh sifat fisik dari unsur pokok yang ada dan komposisinya.

Prinsip kerja georadar


GPR adalah salah satu metode geofisika yang mempelajari kondisi bawah permukaan
berdasarkan sifat elektromagnetik dengan menggunakan gelombang radio yang mempunyai
rentang frekuensi antara 1-1000 MHz dan dapat mendeteksi parameter permitivitas listrik
(ε), konduktivitas (σ) dan permeabilitas magnetik (μ). GPR dapat disebut juga dengan
metode refleksi elektromagnetik karena memanfaatkan sifat radiasi elektromagnetik yang
memperliahtkan refleksi separti pada metode gelombang seismik. GPR digunakan dalam
berbagai aplikasi, termasuk stratigrafi tanah, studi air tanah, pemetaan fracture bedrock dan
penentuan kedalaman dari permukaan air tanah (Annan dan Davis, 1989).
1. Prinsip Kerja GPR
Prinsip kerja alat GPR yaitu dengan mentransmisikan gelombang radar (Radio Detection and
Ranging) ke dalam medium target dan selanjutnya gelombang tersebut dipantulkan kembali
ke permukaan dan diterima oleh alat penerima radar (receiver), dari hasil refleksi itulah
barbagai macam objek dapat terdeteksi dan terekam dalam radargram. Mekanisme kerja
GPR dan contoh rekaman radargram ditunjukan oleh gambar
Untuk mendeteksi suatu objek diperlukan perbedaan parameter kelistrikan dari medium
yang dilewati gelombang radar. Perbedaan parameter kelistrikan itu antara lain permitivitas
listrik, konduktivitas dan permeabilitas magnetik.

Sifat elektromagnetik suatu material bergantung pada komposisi dan kandungan air
didalamnya, dimana keduanya merupakan pengaruh utama pada perambatan kecepatan
gelombang radar dan atenuasi gelombang elektromagnetik dalam material. Reynold dalam
bukunya An Introduction to Applied and Evironmental Geophysics, menyatakan bahwa
kecepatan gelombang radar dalam suatu medium tergantung pada kecepatan cahaya dalam
ruang hampa (c = 0.3 m/ns), konstanta dielektrik relatif medium (εr) dan permeabilitas
magnetic relatif (μr).
Keberhasilan metode GPR bergantung pada variasi bawah permukaan yang dapat
menyebabkan gelombang radar tertransmisikan dan refleksikan. refleksi yang ditimbulkan
oleh radiasi gelombang elektromagnetik timbul akibat adanya perbedaan antara konstanta
dielektrik relatif antara lapisan yang berbatasan.

Perbandingan energi yang direfeleksikan disebut koefesien refeleksi (R) yang ditentukan
oleh perbedaan cepat rambat gelombang elektromagnetik dan lebih mendasar lagi adalah
perbedaan dari konstanta dielektrik relatif dari medium yang berdekatan.
Dalam perambatannya, amplitudo sinyal akan mengalami pelemahan karena adanya energi
yang hilang, sebagai akibat terjadinya refleksi / trasmisi di tiap batas medium dan terjadi
setiap kali gelombang radar melewati batas antar medium. Faktor kehilangan energi
disebabkan oleh perubahan energi elektromagnetik menjadi panas. Penyebab dasar
terjadinya atenuasi merupakan fungsi kompleks dari sifat dielektrik dan sifat listrik medium
yang dilewati oleh sinyal radar. Faktor atenuasi tergantung pada konduktivitas, permitivitas,
dan permeabilitas magnetic medium, dimana sinyal tersebut menjalar, serta frekuensi sinyal
itu sendiri.

Skin depth ( adalah kedalaman dimana sinyal telah berkurang menjadi 1/e (yaitu Hubungan
antara konstanta dielektrik dan cepat rambat gelombang radar dapat dilihat pada tabel
dibawah ini. Untuk material geologi, berada pada rage 1-30, sehingga range jarak cepat
rambat gelombang menjadi besar yaitu sekitar 0.03 sampai 0.175 m/ns (Reynolds, 1997).
Konstanta dielektrik relatif dan cepat rambat gelombang elektromagnetik untuk material
geologi (McCann et al, 1988)
Material V (m/

Air 1 300

Water (fresh) 81 33

Water (sea) 81 33

Sand 3–6 120 – 170

Clay soil 3 173

Sand (wet) 25 – 30 55 – 60

Sand (dry) 3–6 120 – 170

Agricultural land 15 77

Average ‘soil’ 16 75

Granite 5–8 106 – 120

Limestone 7–8 100 – 113

Dolomite 6,8 – 8 106 – 115

Basalt 8 106

4. Metode Gravity
Metode Gravity adalah salah satu metode eksplorasi dalam geofisika, yang memenfaatkan
sifat daya tarik antar benda yang didapat dari densitasnya, jadi prinsip eksplorasi dengan
metode gravity ini yaitu mencari anomali gravity pada subsurface.
Adapun tahapan dari metode ini yaitu :
1. Pengambilan data dari lapangan
Pengambilan data dilapangan dapat menggunakan alat gravimeter, (contoh kasus
: LaCoste & Romberg Model G-525). pada alat ini terdapat 3 komponen besar (gravimeter,
dudukan cembung dan power supply -accu-),
Tahapan menggunakan alat ini yaitu dudukan cembung di posisikan pada titik pengukuran,
taruh gravimeter diatasnya, sentring kestabilan alat terhadap permukaan, buka kunci
bandul, baca perhitungan alat, catat datanya, tutup kunci bandul dan selesai.

5. Metode Magnetik
Survey magnetik merupakan metoda eksplorasi geofisika yang mengukur medan magnet
bumi di setiap titik yang ada di muka bumi. Penggunaan metode magnetik berdasarkan pada
adanya anomali medan magnetik bumi yang diakibatkan oleh adanya perbedaan sifat
kemagnetan dari berbagai macam batuan. Dalam kegiatan eksplorasi, survei magnetik dapat
dilakukan di darat, laut maupun udara.
Daftar Pustaka
Huda, Seiful. Metode Geofisika. Melalui website : https://geoful.wordpress.com/metode-
geofisika/
Huri, Ahmad Zaman. 2013. Geofisika dan Metode-metodenya. Melalui website :
http://geophypalace.blogspot.com/2013/12/geofisika-dan-metode-metodenya.html
Arg, K., 2012. Geolistrik sebagai Metode Eksplorasi Geofisika. Melalui website :
http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2012/11/16/geolistrik-sebagai-metode-
eksplorasi-geofisika-503590.html

Orellana & Mooney. 1966. The Master Tables and Curves for Vertical Electrical Sounding
over Layered Structures. Interciencia : Madrid

Rijks water Staarts. 1969. Standart Graphs for resisivity prospecting. EAEG Den Haag.

Gosh D/P.,1971, The Apllication of linier filter theory to teh Direct Interpretation of
Geoelectrical resistivity sounding measurement geophysical prospecting.

Drecun R., & Ketelaar A.C.R., 1976, The Direct Interpretation of Resistivity Sounding.
ITC Technical Report No.3.

Barker R.D., 1981, Geophysical Investigation , CJGWP, Applied Geophysics Unit, Depatement
of Geologicaal Sceiences, University of Birmingham, Report Georun 23.

Griffiths D.H. and Baeker R.D.1993, Two dimensional resitivity imaging and modeling in area
of complex geology. Journal of Applied Geophysics, 29,211-226.

Loke M.H., Dr., 1997,1999,2000), Electrical imaging surveys for environmental and
engineering studies. A practical quide to 2-D and 3-D surveys. drmloke@hotmail.com.

Anda mungkin juga menyukai