Anda di halaman 1dari 8

32

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Pengukuran menggunakan metode Geolistrik dengan alat Mebatek-225

untuk menentukan potensi air tanah ini dilakukan hanya di Kampung Braja Asri,

Braja Sakti, dan Sumur Bnadung di Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung

Timur.

Gambar 3.1. Peta Kecamatan Way Jepara Lampung Timur

32
33

3.2. Desain Penelitian

3.2.1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a) Geolistrik (Resistivity Meter) Tipe Mebatek-225 yang dilengkapi dengan

dua buah elektroda arus, dua buah elektroda potensial, dua gulung kabel

(elektroda arus), dua gulung kabel (elektroda potensial), Accu, dan palu

untuk menanam elektroda.

Gambar 3.2. Resistivity Meter Mebatek-225

b) GPS (Global Positioning System)

GPS adalah sistem untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan

bantuan penyelarasan (synchronization) sinyal satelit. Sistem ini

menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke

Bumi.
34

Gambar 3.3. Garmin GPS Map

c) Meteran

Digunakan untuk mengukur jarak elektroda arus.

Gambar 3.4. Meteran

d) Handy Talky ( HT )

Digunakan untuk berkomunikasi.

Gambar 3.4. Handy Talky ( HT )

3.2.2. Pengambilan Data


35

Metode yang digunakan dalam pengambilan data yaitu metode geolistrik

tahanan jenis sounding dengan konfigurasi Schlumberger. Konfigurasi ini dipakai

untuk mengetahui variasi harga tahanan jenis secara vertical. Konfigurasi ini

menggunakan 4 elektroda, yaitu 2 elektroda arus dan 2 elektroda potensial. Jarak

elektroda potensial diubah-ubah sepanjang 0,5 m, 5 m, dan 10 m. Elektroda

potensial cenderung jarang diubah-ubah meskipun jarak elektroda arus selalu

berubah-ubah. Pada penelitian ini, elektroda arus dibentangkan sepanjang 300

meter. Penggunaan konfigurasi Schlumberger pada penelitian ini didasarkan atas

prinsip kemudahan baik dalam pengambilan data maupun dalam analisisnya. Pada

konfigurasi Schlumberger ini elektroda-elektroda potensial diam pada suatu

tempat pada garis sentral AB sedangkan elektroda-elektroda arus digerakkan

secara simetri dengan cara yang sama. Pada penelitian ini mula-mula diambil

jarak elektroda potensial (MN) = 0,5 m dan pembacaan dilakukan untuk elektroda

arus (AB) sejarak 1,5 m, 2,5 m, 4 m, 6 m, 8 m, 10 m, 12 m, dan 15 m. Pada jarak

elektroda arus 15 meter, elektroda potensial dipindah sejarak 5 meter, kemudian

dilakukan pengukuran arus sejarak 15 m, 20 m, 25 m, dan seterusnya. Semakin

lebar jarak AB, maka semakin dalam jangkauan geolistrik ke dalam tanah.

Data yang diperlukan untuk pengukuran resistivitas akuifer air tanah

meliputi:

a) Jarak antara dua elektroda arus (AB)

Jarak ini diubah-ubah untuk memperoleh gambaran tiap-tiap lapisan.

Semakin jauh jarak antara elektroda arus, maka semakin dalam pula alat

geolistrik dapat mendeteksi aquifer air tanah di bawahnya.


36

b) Jarak antara dua elektroda potensial (MN).

c) Arus listrik (I) yang diinjeksikan ke dalam tanah.

d) Beda potensial (ΔV) antara kedua elektroda potensial.

e) Dari dua data AB dan MN ini akan diperoleh faktor koreksi geometri (K)
2 2
( L −l )
dengan rumus: K=π
l

AB MN
Dimana: L= ; l=
2 2

Pengukuran dilakukan pada 9 titik sounding dengan tujuan memperoleh

informasi yang cukup untuk analisis, pemodelan, dan interpretasi data.

Pengukuran elevasi dan penentuan titik koordinat wilayah penelitian

menggunakan GPS.

1) Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari pengukuran di lapangan adalah besar arus (I) dan

beda potensial (V), yang kemudian dilakukan perhitungan untuk menentukan

harga tahanan jenis semu ρa yaitu hasil kali faktor geometri K dengan

perbandingan potensial dan arus dengan perumusan sebagai berikut:

∆V
ρa=k
I

Setelah didapatkan harga tahanan jenis semu kemudian dibuat pemodelan 1D

untuk mendapatkan harga tahanan jenis sebenarnya (tahanan jenis aktual),

2) Metode Analisis Dan Intrepetasi Data

Analisis dan interpretasi data hasil pengukuran Geolistrik dapat dilakukan

dengan cara pembacaan hasil 2D menggunakan software IP2Win, dan 3D

menggunakan software Rock Work 15. Selain itu informasi geologi dari hasil

pembacaan peta geologi, geohidrologi, topografi, data sumur bor, hasil


37

pengamatan langsung, dan hasil wawancara dengan penduduk menjadi hal

yang harus dipertimbangkan dalam menganalisis dan menginterpretasikan

hasil pengukuran geolistrik.


38

3.3. Bagan Alir Penelitian

Mulai

Studi pustaka

Pengukuran Lapangan :
- Pengukuran Geolistrik

Pengolahan Data

Tahanan Jenis Aktual

Software IP2Win
&
RockWork 15

Karakteristik Akuifer

Analisis

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.5. Bagan Alir Penelitian


39

DAFTAR PUSTAKA

Rusman, Muh. Khairil. 2016. Geologi Dasar ( Basic of Geologi ). Kendari.

Wilson, E.M. 1993. Hidrologi Teknik ( edisi keempat ). Bandung : ITB

SNI 2818 – 2012. Tata Cara Pengukuran Geolistrik Schlumberger untuk

Eksplorasi Tanah. Jakarta : BSN

Sari,Tri Septiana. 2016. Identifikasi Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik

di Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah. Skripsi.

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Metro.

Anda mungkin juga menyukai