Anda di halaman 1dari 5

PENGOLAHAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE RES2DINV

METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS


KONFIGURASI WENNER ALPHA

Shella Yusriaini
115.130.063
Program Studi Teknik Geofisika, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
Jalan SWK 104 Condongcatur Yogyakarta
syusriaini@gmaul.com

INTISARI

Geolistrik merupakan salah satu metode dalam geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik
dalam bumi terhadap batuan. Sifat-sifat kelistrikan tersebut adalah, antara lain. tahanan jenis (specific
resistivity, conductivity, dielectrical constant, kemampuan menimbulkan self potential dan medan
induksi serta sifat menyimpan potensial. Arus listrik tersebut diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua
buah elektroda arus dan dilakukan pengukuran beda potensial melalui dua buah elektroda potensial.
Hasil pengukuran arus dan beda potensial listrik dapat dihitung variasi harga resistivitas pada lapisan
permukaan bumi di bawah titik ukur (Sounding point) (Apparao, 1997). Pengukuran geolistrik
berkaitan erat dengan geometri susunan elektroda arus dan potensial yang digunakan. Beberapa
konfigurasi elektroda yang umum digunakan adalah Schlumberger, Wenner, Dipole-dipole,
dan Gradient Array. Perkiraan distribusi resistivitas secara horizontal atau lateral dari data sekunder
memungkinkan untuk melakukan pengukuran geolistrik dengan teknik sounding atau profiling.
Konfigurasi wenner dibagi menjadi tiga, yaitu Wenner Alpha, Wenner Beta, dan Wenner Gamma.
Susunan konfigurasi pada Wenner Alpha yaitu C1P1P2C2. Dalam pengolahan data software yang
digunakan adalah RES2DINV. Dari data yang sudah diolah didapat nilai apparent terendah bernilai
33,87 m dan nilai apparent tertinggi bernilai 761,21 m.

Kata Kunci : Geolistrik, Konfigurasi Wenner Alpha, RES2DINV

1. PENDAHAHULUAN yang digunakan. Beberapa konfigurasi


elektroda yang umum digunakan adalah
Metode geolistrik merupakan salah Schlumberger, Wenner, Dipole-dipole,
satu metode dalam geofisika yang mempelajari dan Gradient Array. Untuk konfigurasi
sifat aliran listrik dalam bumi terhadap batuan. Wenner umumnya digunakan untuk eksplorasi
Sifat-sifat kelistrikan tersebut adalah, antara batubara. konfigurasi ini sensitif
lain. tahanan jenis (specific resistivity, terhadap perubahan vertikal dan
conductivity, dielectrical constant, kurang sensitif terhadap perubahan
kemampuan menimbulkan self potential dan horizontal. Faktor geometri wenner
medan induksi serta sifat menyimpan alpha k= 2*phi*a sehingga memiliki
potensial. Arus listrik tersebut diinjeksikan ke sinyal yang kuat dan cocok
dalam bumi melalui dua buah elektroda arus digunakan untuk daerah yang
dan dilakukan pengukuran beda potensial memiliki noise yang tinggi. Dibawah
melalui dua buah elektroda potensial. Hasil permukaan antara C1 P1 dan C2
pengukuran arus dan beda potensial listrik P2 memiliki nilai negatif . Oleh sebab
dapat dihitung variasi harga resistivitas pada itu apabila target memiliki nilai
lapisan permukaan bumi di bawah titik ukur resistivitas yang tinggi dibandingkan
(Sounding point) (Apparao, 1997). dengan daerah sekitar maka
Pengukuran geolistrik berkaitan erat dengan perhitungan resistivitas semunya
geometri susunan elektroda arus dan potensial

1
akan turun. Atau disebut dengan potensial. Pada keadaan tertentu, pengukuran
anomali inversi. bawah permukaan dengan arus yang tetap
Maksud dari praktium ini adalah untuk akan diperoleh suatu variasi beda tegangan
memahami pengolahan data dengan yang berakibat akan terdapat variasi resistansi
menggunakan software RES2DINV. Tujuan yang akan membawa suatu informasi tentang
dari praktikum ini adalah untuk mendapatkan struktur dan material yang dilewatinya. Prinsip
penampang bawah permukaan yang berupa 2D ini sama halnya dengan menganggap bahwa
konfigurasi Wenner-Alpha berdasarkan material bumi memiliki sifat resistif atau
perhitungan nilai rho apparent. seperti perilaku resistor, dimana material-
materialnya memiliki kemampuan yang
berbeda dalam menghantarkan arus listrik.
2. DASAR TEORI Untuk memudahkan intepretasi maka
memerlukan acuan seperti tabel resistivitas :
Metode geolistrik adalah salah satu metode
geofisika yang mengukur sifat kelistrikan
batuan di bawah permukaan bumi dan
bagaimana mendeteksinya di permukaan bumi.
Metode geolistrik memiliki beberapa
konfigurasi diantaranya konfigurasi Wenner,
Schlumberger, Dipole-Dipole, Pole-Dipole,
Dipole-Pole, Pole-Pole, konvigurasi Misse ala
Masse. Metode geolistrik dibagi menjadi dua
macam, yaitu geolistrik yang bersifat pasif dan
geolistrik yang bersifat aktif. Dan geolistrik
terbagi atas beberapa bagian diantaranya Gambar 1. Tabel resistivitas
resistivity, self-potensial, induksi polarisasi
(IP). Metode Resistivity Konfigurasi Wenner- Ilustrasi garis ekipotensial yang terjadi akibat
Alpha merupakan bagian dari metode injeksi arus ditunjukkan pada dua titik arus
geolistrik yang bersifat aktif, yaitu yang berlawanan di permukaan bumi dapat
memanfaatkan sifat kelistrikan yang sudah ada dilihat pada gambar 1.
di dalam bumi tanpa menginjeksi arus listrik
lagi pada saat melakukan pengukuran.. Setiap
melakukan penelitian harus ada tiga tahap
utama, yaitu akuisisi data, processing data,
serta interpretasi data. Dalam hal ini
processing data dilakukan dengan beberapa
langkah atau prosedur processing. Oeh karena
itu, perlunya pembahasan lebih awal tentang
pengolahan data sehingga didapatkan hasil Gambar 2. Pola aliran dan bidang
interpretasi yang sesuai dengan yang ekipotensial
diinginkan. Semakin besar jarak antar elektroda
Metode geolistrik resistivity umumnya menyebabkan makin dalam tanah yang dapat
digunakan untuk eksplorasi dangkal, sekitar diukur. Ada beberapa konfigurasi untuk
300 500 m. Prinsip dalam metode ini yaitu tahanan jenis dalam melakukan akuisisi data.
arus listrik diinjeksikan ke alam bumi melalui Salah satunya adalah dengan menggunakan
dua elektroda arus, sedangkan beda potensial konfigurasi Wenner. Konfigurasi Wenner
yang terjadi diukur melalui dua elektroda ditunjukkan pada gambar 2.
potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda
potensial listrik, dapat diperoleh variasi harga
resistivitas listrik pada lapisan di bawah titik
ukur.
Metode geolistrik resistivity dilakukan
Gambar 3. Konfigurasi Wenner-alpha
dengan cara menginjeksikan arus listrik ke
permukaan bumi yang kemudian diukur beda
potensial diantara dua buah elektrode

2
Faktor konfigurasi pada rangkaian konfigurasi 1. Didapatkan data sintetik berupa nilai
Wenner-Alpha dapat dituliskan sebagai resistivitas, faktor geometri,datum
berikut. point, serta kedalaman.
k=2a (1) 2. Setelah itu, data tersebut diolah
Keuntungan dari konfigurasi ini yaitu melalui ms. Excel.
ketelitian pembacaan tegangan pada elektroda 3. Ubah data dari excel tersebut dalam
potensial dengan angka yang relatif besar format notepad. Yaitu notepad surfer
karena dekat dengan elektroda arus. dan notepad topografi.
4. Buka software RES2DINV, dan
3. METODOLOGI buatlah penampang 2D melalui
software ini.
Pertemuan pertama Praktikum Geolistrik 5. Untuk memunculkan topografi pada
Resistivity Konfigurasi Wenner dilaksanakan penampang pilih menu display, lalu
pada hari Rabu, 30 September 2015 pukul pilih display sections, dan pilihlah
10.00-12.00 WIB di ruang NAS.D 3.5 UPN include topography in model display.
Veteran Yogyakarta 6. Langkah terakhir yaitu,
. menginterpretasi dari hasil penampang
Diagram Alir yan telah dibuat.

Gambar 4. Diagram alir pengolahan


data

Pembahasan dari diagram alir


pengolahan data geolistrik konfigurasi Wenner
sebagai berikut;

3
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 5. Penampang hasil software RES2DINV

Gambar 6. Penampang hasil software RES2DINV dengan topografi

Nilai apparent terendah bernilai penampang. Daerah dengan nilai apparent


33,87 m yaitu pada kedalaman 31,14 m. Dan bernilai sedang ditandai dengan warna hijau
nilai apparent tertinggi bernilai 761,21 m dengan nilai 215,70 m hingga 397,54 m.
yaitu pada kedalaman 15.57 m. Nilai Daerah dengan apparent tinggi dengan nilai
kedalaman maksimal bernilai 31.14m dan 397,54 m hingga 597,37 m ditandai
kedalaman minimal bernilai 5.19m. dengan warna kuning yang menyelimuti
didapatkan pula nilai Faktor geometri berturut- daerah dengan nilai apparent sangat tinggi
turut dari n1, n2, n3, n4, n5, dan n6 adalah yaitu diatas 761,21 m yang ditandai dengan
5,19m, 10,38m, 15,57m, 20,76m, 25,95m, dan warna merah.
31,14m. Dari gambar penampang 2D diatas, Dapat dilihat pada gambar 5
didapatkan gambaran bawah permukaan yang penampang yang paling atas merupakan hasil
didominasi oleh warna biru yaitu dengan nilai dari data-data lapangan murni atau disebut
apparent rendah (dibawah 31,14 m). warna dengan pseudosection. Lalu, penampang pada
biru ini mendominasi pada bagian bawah bagian tengah merupakan data yang telah

4
diukur dan diolah berupa apparent. Serta
gambar yang paling bawah menunjukan hasil
inversi atau penampang bawah permukaan
yang sesungguhnya dari hasil penampang pada
bagian tengah.
Penampang pada Gambar 5
merupakan penampang hasil inverse yang
sudah ditambahkan topografi. Bagian
penampang dengan daerah apparent tinggi
hingga sangat tinggi dapat diinterpretasikan
sebagai batuan sedimen karbonat non klastik
ditandai dengan warna kuning dan warna
merah. Namun, Letaknya menyebar
membentuk spot-spot tertentu. Dan dari segi
bentuk, bagian dengan nilai sangat tinggi
tersebut tidak menunjukan adanya bentuk
perlapisan. Sehingga untuk daerah diatas
bagian apparent tinggi hingga sangat tinggi
dapat diinterpretasikan sebagai soil.

5. KESIMPULAN
Melalui hasil pengolahan data
sehingga didapat penampang dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Nilai apparent terendah bernilai
33,87 m yaitu pada kedalaman 31,14
m. Dan nilai apparent tertinggi
bernilai 761,21 m yaitu pada
kedalaman 15.57 m. Nilai Faktor
geometri yang didapatkan dari n1
hingga n6 adalah 5,19m, 10,38m,
15,57m, 20,76m, 25,95m, dan 31,14m.
Interpretasi dari gambar penampang
2D, Bagian dengan daerah apparent
tinggi hingga sangat tinggi yaitu
batuan sedimen karbonat non klastik.

DAFTAR PUSTAKA

Staf Asisten. 2013.Panduan Praktikum


Geolistrik. Laboratorium Geofisika
Eksplorasi : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai