Anda di halaman 1dari 7

PENGOLAHAN DATA MENGGUNAKAN RES2DINV METODE

RESISTIVITY KONFIGURASI WENNER-ALPHA

Kathana Didin Fakhrudin


115.120.006
Program Studi Teknik Geofisika, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Jalan SWK 104 Condongcatur Yogyakarta
KathanaGF@yahoo.co.id

INTISARI

Telah dilakukan praktikum geolistrik di kampus UPN “Veteran” Yogyakarta pada hari kamis
tanggal 25 september 2014 di ruang REP III.8 pada pukul 15.00-17.30 WIB. Pada praktikum tersebut
dilakukan pengolahan data geolistrik menggunakan metode resistivitas dengan menggunakan
konfigurasi wenner-alpha.
Metode geolistrik merupakan salah satu dari metode geofisika yang mempelajari sifat arus
listrik di dalam bumi dan bagaimana mendeteksinya di permukaan bumi. Tujuan dari pengolahan data
ini adalah untuk agar mendapatkan sebuah penampang Pseudosection 2D serta dapat menginterpretasi
dari hasil penampang Pseudosection 2D. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan software
Res2dinv dan software Surfer, yang kemudian dihasilkan sebuah penampang pesudosection 2D.
Metode resistivitas dengan konfigurasi wenner-alpha yaitu dengan sistem aturan spasi yang
konstan dengan catatan faktor pengali ’n’ adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 atau (C2-
P2) dengan P1-P2. Instrumen yang digunakan adalah resistivitymeter yang dilengkapi dengan empat
buah elektroda yang memiliki kemampuan dalam pembacaan output respon tegangan akibat arus yang
diinjeksikan ke dalam permukaan pasir melalui dua buah elektroda arus dan dua buah elektroda
potensial. Dari hasil pengolahan diperolrh nilai resistivitas terendah yaitu 34,40 ohm-m dan nilai
tertinggi 593,75 ohm-m.

Kata Kunci : Geolistrik, Konfigurasi Wenner Alpha, Resistivitas, Pseudosection 2D.

1. PENDAHAHULUAN sebuah penampang Pseudosection 2D serta


dapat menginterpretasi dari hasil penampang
Metode geolistrik adalah metode Pseudosection 2D.
geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik
dalam bumi dan bagaimana mendeteksinya 2. DASAR TEORI
dipermukaan bumi. Dalam hal ini meliputi
pengukuran potensial, arus dan medan Metode Geolistrik resistivitas dilakukan
elektromagnetik yang terjadi, baik secara dengan cara menginjeksikan arus listrik ke
alamiah maupun akibat injeksi arus ke permukaan bumi yang kemudian diukur beda
dalam bumi. Metode ini dapat dijadikan cara potensial diantara dua buah elektrode
untuk menyelidiki sifat listrik di dalam bumi potensial. Pada keadaan tertentu, pengukuran
melalui respon yang ditangkap dari dalam bawah permukaan dengan arus yang tetap
tanah berupa beda potensial dan arus listrik. akan diperoleh suatu variasi beda tegangan
Salah satu dari metode geolistrik ini adalah yang berakibat akan terdapat variasi resistansi
metode tahanan jenis. yang akan membawa suatu informasi tentang
Maksud dan tujuannya adalah agar struktur dan material yang dilewatinya. Prinsip
dapat memahami dasar perhitungan ini sama halnya dengan menganggap bahwa
menggunakan metode geolistrik dengan material bumi memiliki sifat resistif atau
menggunakan konfigurasi wenner-alpha dan seperti perilaku resistor, dimana material-
dapat menggunakan software Res2dinv materialnya memiliki kemampuan yang
sedangkan tujuannya adalah agar mendapatkan berbeda dalam menghantarkan arus listrik.

1
Ilustrasi garis ekipotensial yang terjadi konduksi secara elektronik, konduksi secara
akibat injeksi arus ditunjukkan pada dua titik elektrolitik, dan konduksi secara dielektrik.
arus yang berlawanan di permukaan bumi Konduksi secara elektronik terjadi jika
dapat dilihat pada gambar 1. batuan/mineral mempunyai banyak elektron
bebas sehingga arus listrik dialirkan dalam
batuan/mineral tersebut oleh elektron-elektron
bebas itu. Konduksi elektrolitik terjadi jika
batuan/mineral bersifat porus dan pori-pori
tersebut terisi oleh cairan-cairan elektrolitik.
Pada konduksi ini arus listrik dibawa
oleh ion-ion elektrolit. Sedangkan konduksi
dielektrik terjadi jika batuan/mineral bersifat
dielektrik terhadap aliran arus listrik yaitu
terjadi polarisasi saat bahan dialiri listrik.
Berdasarkan harga resistivitas listriknya,
Gambar 1. Pola aliran arus dan bidang batuan/mineral digolongkan menjadi tiga
ekuipotensial yaitu:
Semakin besar jarak antar elektroda 1. Konduktor baik : 10-8 < ρ < 1 Ωm
menyebabkan makin dalam tanah yang dapat 2. Konduktor pertengahan : 1 < ρ < 107 Ωm
diukur. Ada beberapa konfigurasi untuk 3. Isolator : ρ > 107 Ωm
tahanan jenis dalam melakukan akuisisi data.
Salah satunya adalah dengan menggunakan 3. METODOLOGI
konfigurasi Wenner. Konfigurasi Wenner
ditunjukkan pada gambar 2. Praktikum Geolistrik Konfigurasi
Wenner dilaksanakan pada hari Kamis,
tanggal 25 September 2014 di ruang REP III.8,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta dari pukul 15:00 - 17:30 WIB.
Adapun alat yang digunakan yaitu perangkat
keras dengan menggunakan sebuah laptop dan
menggunakan perangkat lunak yaitu
menggunakan software surfer dan software
Gambar 2. Konfigurasi Wenner res2dinv tanpa menggunakan pengolahan
manual.
Beda potensial yang terjadi pada MN
karena injeksi arus pada AB dapat dituliskan
sebagai berikut:

Sehingga

dengan

Dari persamaan diatas dapat kita ketahui


nilai reisitivitas, dan dari liran arus listrik pada
penginjeksian di dalam batuan/mineral dapat
digolongkan menjadi tiga macam, yaitu

2
Diagram Alir  Langkah ketiga yaitu mengaktifkan
program Res2dinv dengan cara mendouble
klik icon, atau bisa juga dengan mengklik
start > all program > Res2dinv. Untuk
langkah-langkah di dalam software
res2dinv adalah sebagai berikut :
1. Kemudian akan muncul tampilan
jendela menu utama. Sebelum proses
inversi dilakukan maka terlebih
dahulu dilakukan proses read data
file.
2. Kemudian akan muncul jendela
“input 2D resistivity data file”, pada
kolom “file name” masukkan file
yang akan dieksekusi (latihan.dat).
Dalam jendela ini file yang
ditampilkan hanya file yang
berekstensi dat (*.dat). setelah itu klik
“Open”.
3. Pada menu inversion, pilih "use
logarithm of apparent resistivity"
sehingga muncul kotak dialog “use
logarithm of apparent resistivity”,
pilih “Use apparent resistivity”
kemudian “OK”
4. Langkah selanjutnya adalah
melakukan inversi. Inversi > least
squares inversion.
5. Pada jendela yang baru ini, pada
kolom “file name” input data yang
Gambar 3. Diagram alir pengolahan data telah di-read data file tadi
(latihan.inv), kemudian “save”.
Berdasarkan diagram alir diatas Sehingga muncul penampang
pengolahan data geolistrik dengan Pseudosection 2D.
menggunakan konfigurasi wenner alpha 6. Jika pengguna belum puas dengan
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : model hasil inversi yang diperoleh,
 Langkah pertama yaitu menyiapkan maka dapat dilakukan pengeditan
terlebih dahulu data sintetik dalam bentuk data. Langkah – langkahnya sebagai
Microsoft Excel kemudian melakukan berikut. Edit > terminate bad datum
pegolahan data dimulai dengan membagi points > ok (Penghilangan data ini
nilai V dengan nilai I untuk menghasilkan dimaksudkan untuk menghilangkan
nilai R. Kemudian dilanjutkan dengan data yang dianggap buruk yang dapat
menghitung nilai k atau factor geometri mengganggu model yang diperoleh
dengan mengalikan 2π dengan jarak atau sehingga RMS Erros yang diperoleh
spasi elektroda (a). Selanjutnya menghitung menjadi lebih kecil.)
nilai Rho dengan mengalikan nilai dengan 7. Jika model yang diperoleh sudah
R. Setelah didapat nilai Rho maka memuaskan kita dapat
dilanjutkan dengan menghitung nilai DP menyimpannya dalam file gambar
(Datum Point) dan kedalaman (Z). (*.bmp) secara permanen. Print >
 Langkah kedua kemudian dari data-data save screen as bmp file.
8. Kemudian akan muncul jendela
yang telah diperoleh dari microsoft excel
“output bmp file”, pada kolom “file
dipindah ke software surfer sebagai
name” ketik nama file gambar yang
notepad untuk disimpan dengan format dat.
diinginkan kemudian tekan “save”
agar dapat terbaca dalam software res2dinv.
kemudian klik “OK”.
3
 Langkah yang terakhir adalah
menginterpretasi dari hasil yang telah
didapat dan selanjutnya membuat sebuah
kesimpulan.

4
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pseudosection 2D

Gambar 4. Pseudosection restivitas semu, kalkulasi resitivitas semu, inversi resistivitas.

Pembahasan

Berdasarkan hasil dari pengolahan terletak pada kedalaman 2,5 hingga


data menggunakan RES2DINV menghasikan 24,9 m pada DP 50 hingga 110 m. Untuk nilai
tiga Pseudosection 2D. Untuk yang pertama tinggi yaitu 319 hingga 550 ohm-m yang
yaitu pseudosection resistivitas semu. terletak pada kedalaman 18,5 hingga 31.9 m
Penampang ini menggambarkan nilai pada DP 170 hingga 230 m.
resistivitas ketika kita melakukan pengukuran
lapangan dapat dilihat nilai resitivitas memiliki
range antara 63,5 hingga 456 ohm-m. Nilai
yang mendominasi antara nilai 100 hingga 250
ohm-m. Penmpang yang kedua adalah
penampang apparent resisitivity yang didapat
dari hasil resistivitas yang sudah dikalikan
dengan faktor geometri, atau dapat dikatakan
sebagai pemodelan dari nilai resistivitas semu.
Pada penempang ini memiliki nilai 76,7
hingga 224 ohm-m. Untuk yang ketiga
merupakan penampang hasil inversi dari
pemodelan nilai resistivitas semu yang didapat
dari hasil true resistivity. Dari hasil
penampang true resistivity dapat
diinterpretasikan karena mencerminakan nilai
resistivitas yang sebenarnya, penampang
tersebut memperlihatkan sensitivitas yang
berlapis-lapis. Pada penampang ini terdapat
nilai yang bervariasi mulai dari 76,7 hingga
500 ohm-m. Dapat dilihat pada penmapng ini
terdapat dua nilai dominan yaitu nilai rendah
dan tinggi, untuk nilai rendah memili range
antara 224 hingga 319 ohm-m, nilai ini

5
Gambar 5. Model resistivitas dengan topografi.

Pada gambar 4, merupakan


penampang inversi resistivitas yang
digabungkan dengan nilai topografi, dapat
dilihat keadaan bahwa topografinya
cenderung naik dari titik awal pengukuran
hinga tengah pada penampang kemudian
topografi terlihat turun hingga akhir. Faktor
topografi disini tidak begitu mempengaruhi
perubahan nilai inversi resistivitasnya,
Pada gambar 4, merupakan hasil
pseudosection true resistivity digabungkan
data topografinya dengan nilai RMS 44,1.
Berdasarkan penampang tersebut dapat dibagi
sesuai dengan nilai dan range warnanya, yaitu
; resistivitas rendah dengan nilai 37,6 ohm.m
hingga 110 ohm.m disimbolkan dengan warna
biru hingga hijau yang terletak menyebar
hamper menyeluruh pada sebuah penampang.
Resistivitas sedang dengan nilai 110 ohm.m
hingga 224 ohm.m disimbolkan dengan warna
hijau hingga kuning yang terletak di beberapa
titik pada timur dan barat pada penampang.
Resistivitas tinggi dengan nilai 224 ohm.m
hingga 456 ohm.m disimbolkan dengan warna
kuning hingga ungu yang terletak pada bagian
timur bawah pada penampang.

6
5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan data


metode resistivitas konfigurasi wenner alpha
menggunakan software res2dinv maka didapat
4 penampang pseudosectioan yang berbeda –
beda yaitu, penampang apparent resisitivitas,
penampang apparent resisitivity yang didapat
dari hasil resistivitas yang sudah dikalikan
dengan faktor geometri, penampang hasil
inversi dari pemodelan nilai resistivitas semu
yang didapat dari hasil true resistivity.
sehingga didapatkan hasil :
 penampang nilai resitivitas semu yang
memiliki nilai antara 63,5 hingga 456 ohm-
m.
 penampang kakulasi resistivitas semu yang
memiliki nilai 76,7 hingga 224 ohm-m.
 inversi resistivitas semu yang memiliki
nilai 76,7 hingga 500 ohm-m.
 penampang inversi resistivitas yang
digabungkan dengan nilai topografi dengan
nilai RMS 44,1.

DAFTAR PUSTAKA

Laboratorium Geofisika Eksplorasi. Buku


Panduan Praktikum Geolistrik. Fakultas
Teknologi Mineral. Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta.

http://alumnisma4.blogspot.com/2010/12/peng
gunaan-res2dinv.html

Anda mungkin juga menyukai