Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi aliran air bawah tanah
menggunakan metode Self Potential (SP) di area FMIPA Universitas Tanjungpura.
2. Teori dasar
Metode resistivitas adalah salah satu metode geolistrik yang digunakan untuk
mempelajari sifat resistivitas dari lapisan batuan di bawah permukaan (Manrulu
and Nurfalaq 2017). Prinsip metode resisitivitas adalah dengan mengalirkan arus
listrik ke dalam bumi melalui kontak dua elektroda arus, kemudian di ukur
distribusi potensial yang dihasilkan. Resistivitas batuan bawah permukaan dapat
dihitung dengan mengetahui besar arus yang dipancarkan melalui elektroda dan
besar potensial yang dihasilkan. Pengukuran resistivitas batuan di pegaruhi oleh
beberapa faktor seperti homogenitas batuan, kandungan air, porositas,
permeabilitas, dan kandungan mineral. Hasil pengukuran yang sudah diolah
kemudian dikorelasikan dengan pengetahuan geologi sehingga akan memberikan
informasi mengenai keadaan geologi bawah permukaan secara logis pada daerah
penelitian. Perhitungan resistivitas semu pada tahanan jenis menggunakan
persamaan (Gerkens, 1988) :
a. Konfigurasi wenner
b. Konfigurasi wenner-schlumberger
c. Konfigurasi dipole-dipole
Metode Potensial Diri (Self Potential) adalah salah satu metode pasif
yang memanfaatkan potensial alami pada mineral-mineral yang terdapat di
dalam bumi. Metode Self Potential merupakan salah satu metode geofisika
yang digunakan untuk mengeinterpretasi sumber daya alam yang ada di
bawah permukaan tanpa harus menginjeksikan arus listrik ke dalam tanah
tetapi hanya didasarkan pada pengukuran potensial diri massa endapan
batuan dalam kerak bumi (Sehah et al, 2011). SP terjadi di bawah permukaan
tanah dan disebabkan oleh elektrokinetik atau potensial aliran yang dihasilkan
oleh fluida dan fluks panas di tanah, potensi difusi melintasi batas-batas
antara wilayah komposisi kimia yang berbeda, dan reaksi redoks di sekitar
badan bijih dan benda logam yang terkubur (Zakaria dkk., 2020)
- Elektroda 18 buah
- Kabel 4 roll
- Konektor
- Palu 2 buah
- Meteran 1 roll
- Payung 3 buah
- Aki 2 buah
b. Prosedur Kerja
c. Perhitungan/pengolahan data
b. Prosedur Kerja
1) Kalibrasi Alat
c. Perhitungan/Pengolahan Data
Pengolahan data beda potensial dilakukan melalui Excel dan software surfer,
dimana hasil pengolahan akan berupa gambar peta dengan format jpg. Berikut ini
merupakan prosedur pengolahan data
a. Konfigurasi Wenner
Pada kotak ke-2 dan kotak ke-3 hanya memiliki 1 lapisan. Nilai
resistivitas sebesar 15,7 Ωm disimbolkan warna biru muda, diduga sebagai
lapisan akuifer berupa lempung yang mengandung air tanah.
Pada kotak ke-2 dan kotak ke-3 sama - sama memiliki 2 lapisan. Nilai
resistivitas 0,637 Ωm - 6,17 Ωm diduga sebagai air tanah yang disimbolkan dengan
warna biru tua hingga biru muda. Lapisan kedua dengan resistivitas 19,2 Ωm diduga
sebagai lapisan lempung yang mengandung air tanah dan disimbolkan dengan
warna hijau.
Gambar 7. penampang resistivitas 2D konfigurasi wenner schlumberger dengan data
elevasi
c. Konfigurasi Dipole-Dipole
Pada kotak ke-2 dan ke-3 memiliki interpretasi yang sama dengan 2 lapisan.
Lapisan 1 dengan resistivitas 2,62 Ωm - 40,1 Ωm diduga sebagai lapisan akuifer
berupa lempung yang mengandung air tanah dan disimbolkan dengan warna biru tua
hingga biru muda. Nilai resistivitas 157 Ωm - 614 Ωm diduga sebagai lapisan batu
pasir dan disimbolkan dengan warna hijau muda hingga hijau tua.
Aliran air tanah diinterpretasi berasal dari potensial tinggi ke potensial rendah (Hasan
et al., 2018). Berdasarkan hasil interpretasi gambar 10, maka aliran air tanah bergerak dari
arah barat menuju arah timur. Hal itu juga ditunjukkan oleh tanda panah yang cenderung
bergerak dari barat menuju arah timur. Daerah barat yang memiliki nilai potensial tinggi,
dengan dugaan tidak terdapat air tanah. Sedangkan daerah timur memiliki nilai potensial
rendah diduga merupakan daerah yang memiliki air tanah.
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa peta kontur fluida, daerah barat memiliki nilai
potensial berkisar 50 - 300 mV dan daerah timur memiliki nilai potensial -250 mV
sampai -50 mV. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa aliran air tanah bergerak
dari arah barat menuju timur.
DAFTAR PUSTAKA
Muhardi, Perdhana, R., & Nasharuddin. (2019). Identifikasi Keberadaan Air Tanah
Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Schlumberger (Studi
Kasus: Desa Clapar Kabupaten Banjarnegara). Prisma Fisika, 7 (3), 331-336.
Ardi, N. D., & Iryanti, M. (2009). PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH
DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER
(STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG). Jurnal Pengajaran MIPA, 14 (2),
79-86.
Adiputra, Y. F., Putra, Y. S., & Muhardi. (2021). APLIKASI METODE GEOLISTRIK
RESISTIVITAS UNTUK MENGIDENTIFIKASI LAPISAN BAWAH PERMUKAAN
JALAN RASAU JAYA, KABUPATEN KUBU RAYA. JoP, 7(1), 47-51.
Bahri, A. S., Padlilah, M., Widodo, A., dkk. (2021). IDENTIFIKASI SUNGAI BAWAH
PERMUKAAN PADA DATA RESISTIVITAS 2D KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE DI
DESA GEDOMPOL, KABUPATEN PACITAN. Jurnal Geosaintek, 7(3), 125-134.
Manrulu, R. H., Nurfalaq, A., & Hamid, D. I. (2018). Pendugaan Sebaran Air Tanah
Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Wenner dan
Schlumberger Di Kampus 2 Universitas Cokroaminoto Palopo. Jurnal Fisika FLUX,
15 (1), 6-12.
Haraty, S. R., Arliska, E. A., & Septialara, A. (2022). PENDUGAAN KANDUNGAN AIR
DEKAT PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE SELF POTENTIAL DI
KABUPATEN KONAWE. JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi). 8 (2), 103-112.
Lusia, Fajriani, & Putra. (2020). Identifikasi Pola Sebaran Air Tanah di Gampong Lengkong
Melalui Anomali Self-Potential. Jurnal Hadron. 2 (2), 43-48.
Rupiningsih, Setyo. 2010. Aplikasi Metode Self Potensial dalam Menentukan Aliran Air
Bawah Tanah di Wilayah Cisoka Tangerang. Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesia.