Anda di halaman 1dari 21

PENDUGAAN AIR

TA N A H

Syamsuddin, S
PENDAHULUAN

 Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah


atau bebatuan di bawah permukaan tanah. Air tanah
merupakan salah satu sumber daya air Selain air sungai
dan air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang
sangat penting terutama dalam menjaga keseimbangan
dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan
rumah tangga (domestik) maupun untuk kepentingan
industri. Dibeberapa daerah, ketergantungan pasokan air
bersih dan air tanah telah mencapai ± 70%
METODE PENDUGAAN AIR TANAH

 Tradisional/konvensional
 Teknik modern
 Indikator lingkungan
 Metode sonar/radar
 Metode loren
 Metode remote sensing (pengindraan jauh)
 Metode resistivity meter (geolistrik)
A. Metode
tradisonal/konvensional

 Teknik menentukan titik sumber mata air sumur bor


dengan menggunakan garam

Caranya : Sekitar jam 7 atau jam 8 malam letakanlah 1-2 genggam


garam dan tutup rapat dengan kaleng bekas susu yang sebagian
sisinya terbuka dan bagian sisinya tertutup. Pada tempat yang akan
digali atau di bor. kemudian pada pagi harinya silahkan lihat garam
tsb, jika habis atau tinggal sedikit berarti pada titik tsb ada sumber
airnya. Jika perlu taruhlah garam dan kaleng tersebut pada
beberapa titik sekaligus dan lihatlah pada titik mana yang
garamnya paling sedikit/habis.
 Teknik Daun Pisang Menentukan Titik Sumber Mata
Air Bor.

Dengan cara analisa kelembaban menggunakan media daun


pisang. Ambillah beberapa lembar daun pisang dan taruhlah
pada beberapa titik yang akan di bor atau digali pada sekita
jam9 atau jam 10 malam. Pagi harinya coba lihat embun
yang menempel pada daun pisang tersebut (pada bagian
bawah daun tadi). Semakin banyak embun yang menempel
semakin banyak debit air bawah tanah tersebut.
Namun jika daunnya tetap kering berarti tidak ada sumber
air di bawah daun tersebut jadi harus dicari lokasi lain
sampai tepat dan barulah melakukan pengeboran air tanah.
B. Teknik Modern

 Teknik modern menentukan sumber air tanah pada sumur dalam (Deep
Well)
Sumur Dalam (Deep Well) sendiri biasanya dibor pada kedalaman 150 m – 200
m tergantung kandungan air tanah pada lokasi proyek tersebut agar didapatkan air
tanah yang sesuai dengan debit air yang diinginkan dengan menggunakan
Geolistrik. Salah satu teknik untuk menentukan titik pengeboran dengan lokasi
yang memiliki cekung air/sumber air yang banyak (Akuifer) adalah dengan
metoda Geolistrik. Metoda ini memerlukan lahan untuk dilakukan survey yang
cukup luas untuk mencari cekungan air (Akuifer) di dalam tanah. Dengan
menggunakan teknik Resistivity maka dapat ditentukan tahanan yang disesuaikan
dengan kontur tanah/jenis batuan yang merupakan sumber air. Sehingga dapat
ditentukan kedalaman yang ideal untuk mencapai air yang cukup banyak dan
kualiatas yang baik.
Keunggulan Geo Electromagnetic Satellite Scan mampu
melacak :
 Lebar Sungai Bawah Tanah
 Arah Aliran Sungai Bawah Tanah
 Membaca hingga kedalaman 400 mtr dibawah tanah.
 Mengetahui Struktur Tanah secara detail
 Mengetahui frekwensi Aliran Air tanah
 Mengetahui kedalaman Jalur Sungai Bawah Tanah
 Mengetahui Conductivity Struktur Tanah
C. Indikator Lingkungan

- Memperhatikan daerah yang paling rendah


(lembah) untuk sumur.
- Terdapat lebih banyak tumbuhan menghijau
- Bila di padang tandus / pasir diatasnya banyak
burung terbang berputar-putar.
- Bila pelepah dahan pohon kelapa SENGKLEH /
semplak berarti ada air tanah dengan kedalaman <
10 M.
D. Metode Sonar/Radar

Dengan instrument pembangkit dan penangkap gelombang


alpha hasilnya ditampilkan dalam grafik kerapatan batuan.
Perbedaan kerapatan ditafsirkan akan selalu berhubungan
dengan kadar air dalam batuan.
E. Metode Loren

Metode ini identik dengan revealer, menganggap bahwa tubuh manusia


seperti hal dioda. Tubuh manusia bila menginjak tanah akan mengalirkan
listrik dengan muatan tertentu ( - / + ) yang kemudian dialirkan ke ujung
revealer. Bila bermuatan kembar akan tolak-menolak (ujung reveler akan
membuka) à menunjukan bahwa tanah yang diinjak dibawahnya tidak ada
air.
Pengguna revealer disyaratkan harus memiliki hambatan jenis tertentu (1
kOhm). Diukur dengan memegang ujung elektroda multi tester, dengan
posisi ukur ohm-meter. Berhubungan dengan sensitivitas.
F. Metode remote sensing/pengindraan jauh

 Penginderaan jauh didefinisikan sebagai ilmu dalam


mengumpulkan informasi suatu objek tanpa menyentuh
atau berkontak fisik langsung dengan objek tersebut.
Secara umum, penginderaan jauh berkaitan dengan
pengolahan citra dalam mengetahui atau mengamatai
suatu fenomena di muka bumi.
 Prinsip dasar dari penginderaan jauh adalah adanya
rekaman interaksi antara gelombang elektronik dan objek
di muka bumi yang tertangkap oleh sensor penangkap
gelombang. Penangkap gelombang ini dapat berupa
satelit, pesawat, atau pesawat tanpa awak.
G. Metode Geolistrik

Geolistrik adalah suatu metoda eksplorasi geofisika untuk


menyelidiki keadaan bawah permukaan dengan menggunakan
sifat-sifat kelistrikan batuan. Sifat-sifat kelistrikan tersebut adalah,
antara lain. tahanan jenis (specific resistivity, conductivity,
dielectrical constant, kemampuan menimbulkan self potential dan
medan induksi serta sifat menyimpan potensial dan lain-lain.
Pendugaan geolistrik dilakukan dengan menghantarkan arus listrik
(beda I) buatan kedalam tanah melalui batang elektroda arus ,
kemudian mengukur beda potensial (beda V) pada elektroda lain.
Cara kerja metode geolistrik

Umumnya metoda geolistrik yang sering digunakan adalah yang


menggunakan 4 buah elektroda yang terletak dalamsatu garis
lurus serta simetris terhadap titik tengah, yaitu 2 buah elektroda
arus (AB) di bagian luar dan 2 buah elektroda ntegangan (MN)
di bagian dalam.
Kombinasi dari jarak AB/2, jarak MN/2, besarnya arus listrik
yang dialirkan serta tegangan listrik yang terjadi akan didapat
suatu harga tahanan jenis semu (‘Apparent Resistivity’). Disebut
tahanan jenis semu karena tahanan jenis yang terhitung tersebut
merupakan gabungan dari banyak lapisan batuan di bawah
permukaan yang dilalui arus listrik.
Jenis-jenis Metode Geolistrik

 Metode Geolistrik Tahanan Jenis ( Resistivity Methode )


Metode geolistrik resistivitas atau tahanan jenis adalah salah satu dari
kelompok metode geolistrik yang digunakan untuk mempelajari keadaan
bawah permukaan dengan cara mempelajari sifat aliran listrik di dalam
batuan di bawah permukaan bumi. Metode resistivitas umumnya
digunakan untuk eksplorasi dangkal, sekitar 300 – 500 m. Prinsip dalam
metode ini yaitu arus listrik diinjeksikan ke alam bumi melalui dua
elektrode arus, sedangkan beda potensial yang terjadi diukur melalui dua
elektrode potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial listrik
dapat diperoleh variasi harga resistivitas listrik pada lapisan di bawah titik
ukur.
 Metode Geolistrik Polarisasi Terimbas ( IP/ Induce
Polarization Methode )
Pada prinsipnya dilakukan dengan cara memutuskan arus
listrik yang di injeksikan ke dalam permungkaan bumi.
Selanjutnya tampak bahwa beda potensial antara kedua
elektroda tidak lansung menunjukan angka nol saat arus
tersebut di putuskan. turun secara perlahan lahan dalam selang
waktu tertentu. Sebaliknya apabila arus dihidupkan maka beda
potensial akan kembali pada posisi semula dalam waktu yang
sama.
 Metode Geolistrik Potensial Diri ( SP/ Self Potential
Methode )
Metode Self potential (SP) adalah metode pasif, karena
pengukurannya dilakukan tanpa menginjeksikan arus listrik
lewat permukaan tanah, perbedaan potensial alami tanah
diukur melalui dua titik dipermukaan tanah. Potensial yang
dapat diukur berkisar antar beberapa millivolt (mV) hingga 1
volt.
Konfigurasi Metode Geolistrik

 1. Konfigurasi Wenner
Keunggulan dari konfigurasi Wenner ini adalah ketelitian pembacaan
tegangan pada elektroda MN lebih baik dengan angka yang relatif besar
karena elektroda MN yang relatif dekat dengan elektroda AB. Disini bisa
digunakan alat ukur multimeter dengan impedansi yang relatif lebih kecil.
Sedangkan kelemahannya adalah tidak bisa mendeteksi homogenitas
batuan di dekat permukaan yang bisa berpengaruh terhadap hasil
perhitungan. Data yang didapat dari cara konfigurasi Wenner, sangat sulit
untuk menghilangkan faktor non homogenitas batuan, sehingga hasil
perhitungan menjadi kurang akurat.
 2. Konfigurasi Schlumberger
Pada konfigurasi Schlumberger idealnya jarak MN dibuat sekecil-
kecilnya, sehingga jarak MN secara teoritis tidak berubah. Tetapi
karena keterbatasan kepekaan alat ukur, maka ketika jarak AB
sudah relatif besar maka jarak MN hendaknya dirubah. Perubahan
jarak MN hendaknya tidak lebih besar dari 1/5 jarak AB.
 3. Konfigurasi Wenner-Schlumberger
Konfigurasi ini merupakan perpaduan dari konfigurasi Wenner
dan konfigurasi Schlumberger. Pada pengukuran dengan faktor
spasi (n) = 1, konfigurasi Wenner-Schlumberger sama dengan
pengukuran pada konfigurasi Wenner (jarak antar elektrode =
a), namun pada pengukuran dengan n = 2 dan seterusnya,
konfigurasi Wenner-Schlumberger sama dengan konfigurasi
Schlumberger (jarak antara elektrode arus dan elektrode
potensial lebih besar dari pada jarak antar elektrode potensial).
 4. Konvigurasi Dipole-Dipole
Pada konfigurasi Dipole-dipole, dua elektrode arus dan dua
elektrode potensial ditempatkan terpisah dengan jarak na,
sedangkan spasi masing-masing elektrode a. Pengukuran
dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu
penampang dengan elektrode arus tetap, kemudian pemindahan
elektrode arus pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan
elektrode potensial sepanjang lintasan seterusnya hingga
pengukuran elektrode arus pada titik terakhir di lintasan itu
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai