Anda di halaman 1dari 5

IDENTIFIKASI LAPISAN BAWAH PERMUKAAN

MENGGUNAKAN METODE VERTICAL ELECTRICAL


SOUNDING

Rofi’ Effan Ludy Putra


115.160.012
Jurusan Teknik Geofisika, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
rofieffan666@gmail.com
Jalan SWK 104 Condongcatur Yogyakarta

ABSTRAK

Metode geolistrik merupakan suatu metode dalam geofisika yang digunakan untuk
mengidentifikasi sifat fisika batuan terhadap kelistrikan yang dimana setiap batuan
memiliki sifat konduktivitas dan resistivitas yang berbeda di tiap batuan tergantung pada
jenis batuan, nial permeabilitas dan porositas batuan tersebut. Penelitian menggunakan
metode geolistrik dengan konfigurasi Schlumberger. Pengolahan data menggunakan
software IPI2win menghasilkan variasi nilai resistivitas secara vertikal serta nilai
kedalamannya. Hasil penelitian menunjukkan adanya 5 lapisan batuan yaitu, soil (125 Ωm),
Batupasir (58,6 Ωm), Batupasir kasar (89,4 Ωm), Batupasir (48,6 Ωm) dan Batupasir (24
Ωm).

Kata Kunci : Metode Geolistrik, Kofigurasi Schlumberger, Resistivitas

ABSTRACT

Geoelectrical method is s mrthod in geophysics that used to identify the pysical


properties of rocks to the electricity in which each rock has different conductivity and
resistivity properties in each rock depending on the type of rock, permeability value and
porosity of the rock. The reasearch has finished by using geolectrical method schlumberger
configuration. The result of processing with IPI2win is variation of vertical resistivity
values and depth value. The research results showed that there were 5 layers of rock, soil
(125 Ωm), Sandstone (58,6 Ωm), Coarse sandstone (89,4 Ωm), sandstone (48,6 Ωm) dan
Sandstone (24 Ωm).

Kata Kunci : Geoelectrical Method, Schlumberger Configuration, Resistivity

1. PENDAHULUAN Salah satu metode geofisika yang


dapat digunakan untuk menggambarkan
Endapan sedimen (sedimentary kondisi lapisan dibawah permukaan
deposit) adalah tubuh material padat dengan baik adalah metode geolistrik.
yang terakumulasi di permukaan bumi Metode ini memanfaatkan sifat
atau di dekat permukaan bumi, pada kelistrikan bumi untuk menggambarkan
kondisi tekanan dan temperatur yang kondisi bawah permukaan.
rendah. Proses transportasi material Pada penelitian kali ini digunakan
sedimen dapat dilakukan oleh beberapa metode geolistrik resistivity dengan
media seperti air, angin, es atau gletser konfigurasi Schlumberger atau sering
dalam cekungan. Endapan sedimen disebut dengan Vertical Electrical
memiliki ciri yaitu berlapis lapis. Sounding (VES). Metode ini merupakan

1
metode aktif yaitu dengan memasukkan Injeksi arus listrik tersebut
arus menuju bumi melalui elektroda arus menggunakan 2 buah elektroda arus A
dan mengukur beda potensial diantara 2 dan B yang ditancapkan ke dalam tanah
titik elektroda potensial dengan dengan jarak tertentu. Semakin panjang
kedudukan elektroda arus dan potensial jarak elektroda AB akan menyebabkan
segaris (Yatini, 2008). Pengukuran aliran arus listrik bisa menembus lapisan
secara sounding ini memliki keunggulan batuan lebih dalam. Dengan adanya
dalam menentukan lapisan bawah aliran arus listrik tersebut maka akan
permukaan yang tidak homogen karena menimbulkan tegangan listrik di dalam
dapat mengethaui nilai resistivitas tiap tanah. Tegangan listrik yang terjadi di
lapisan (secara vertikal) cukup baik. permukaan tanah diukur dengan
IPI2win merupakan salah satu menggunakan multimeter yang
software geofisika yang dapat digunakan terhubung melalui 2 buah ”elektroda
untuk mengolah data geolistrik Vertical tegangan” M dan N yang jaraknya lebih
Electrical Sounding. IPI2win digunakan pendek dari pada jarak elektroda AB.
untuk memecahkan masalah geologi Bila posisi jarak elektroda AB diubah
sesuai dengan kurva pendugaan yang menjadi lebih besar maka tegangan listrik
dihasilkan. Dengan target mendapat hasil yang terjadi pada elektroda MN ikut
yang dapat diinterpretasikan secara berubah sesuai dengan informasi jenis
geologi (Broto, dkk., 2008). batuan yang ikut terinjeksi arus listrik
pada kedalaman yang lebih besar.
2. DASAR TEORI Dengan asumsi bahwa kedalaman lapisan
2.1 Metode Geolistrik batuan yang bisa ditembus oleh arus
listrik ini sama dengan separuh dari jarak
Metode geolistrik merupakan salah AB yang biasa disebut AB/2 (bila
satu metode geofisika yang mempelajari digunakan arus listrik DC murni), maka
bumi serta lingkungannya berdasarkan diperkirakan pengaruh dari injeksi aliran
sifat-sifat kelistrikan batuan. Sifat ini arus listrik ini berbentuk setengah bola
adalah tahanan jenis, konduktivitas, dengan jari-jari AB/2.
konstanta dielektrik, kemampuan
menimbulkan potensial listrik sendiri, 2.3 Resistivity
arus listrik yang diinjeksikan kedalam
bumi melalui dua elektroda arus dan Metode resistivitas merupakan salah
distribusi potensial yang diukur dengan satu dari metode geolistrik yang
elektroda potensial (Dobrin, 1976). digunakan untuk menyelidiki struktur
Karena memanfaatkan sifat sifat bawah permukaan berdasarkan
kelistrikan, sumber-sumber listrik perbedaan resistivitas batuan . dasar dari
tersebut bisa dapat berasal dari alam metode ini adalah hukum ohm, yaitu
(pasif) maupun menginjeksikan arus dengan cara mengalirkan arus kedalam
listrik ke dalam tanah (aktif). bumi melalui elektroda arus dan
mengukur potensialnya di permukaan
2.2 Metode Geolistrik Aktif bumi dengan elektroda potensial
(Telford, dkk., 1976).
Metode geolistrik aktif Resistivitas (tahanan jenis) suatu
membutuhkan sebuah energi berupa arus bahan adalah besaran atau parameter
listrik yang diinjeksikan untuk yang menunjukkan tingkat hambatannya
mengetahui respon anomali dibawah terhadap arus listrik. Bahan yang
permukaan bumi. Tiap tiap media mempunyai nilai resistivitasnya besar
memeliki respon sifat yang berbeda maka akan semakin sukar untuk dilalui
terhadap aliran listrik yang melaluinya, oleh arus listrik. Nilai dari hambatan
hal ini bergantung pada tahanan jenis dideskripsikan sebagai tahanan jenis
yang dimiliki masing masing media. dengan satuan ohm meter (Ωm). Besaran
dari tahanan jenis ini merupakan besaran

2
yang menjadi target utama dalam
pengukuran geolistrik.

2.4. Konfigurasi Schlumberger

Gambar 2.1 konfigurasi schlumberger


Konfigurasi Schlumberger merupa-
kan konfigurasi yang sering dipakai
dalam pengukuran sounding resistivitas.
Jarak titik tengah terhadap elektroda arus
(C1) sama dengan jarak titik tengah ke
elektroda (C2) sepanjang AB. Sedangkan
elektroda potensial (P1) dan (P2) terletak
di dalam dua elektroda arus dan masing-
masing berjarak MN dari titik tengah
pengukuran seperti pada Gambar 2.1.
Besarnya faktor geometri untuk Gambar 3.1. Diagram alir pengolahan
konfigurasi Schlumberger adalah :
Sebelum melakukan interpretasi
2π data, terdapat langkah untuk mengolah
K= 1 1 1 1 (2.1) data VES serta inversinya. Berdasarkan
( − − + )
R1 R2 R3 R4
diagram alir di atas, pengolahan data
Karena jarak elektroda potensial diawali dengan:
yang kecil terhadap titik pusat susunan 1. Pertama, setelah mendapatkan
elektroda, maka kuat medan listrik di data v (tegangan) dan I (kuat arus) dari
antara kedua elektroda dianggap konstan proses akuisisi lapangan kemudian
atau dengan kata lain rapat arus di mengolah data hingga mendapatkan nilai
antaranya dianggap seragam. resistivitas. Setelah itu mencari nilai
faktor geometri berdasarkan data jarak
3. METODOLOGI elektroda arus dan jarak elektroda
potensial.
2. Kemudian mencari nilai resis-
tivitas semu berdasarkan nilai resistivitas
dan faktor geometri. Setelah itu akan
dilakukan inversi data.
3. Memasukkan data AB/2 (jarak
elektroda arus), MN (jarak elektroda po-
tensial) dan resistivitas semu pada
software IPI2win kemudian akan keluar
kurva matching. Jika terdapat perubahan
nilai data rho secara tajam (membentuk
sudut > 45°) maka data dapat dihapus.
4. Setelah itu akan keluar kurva
matching. Membuat kurva merah
menyerupai kurva warna hitam sesuai
dengan kondisi geologi lokal daerah

3
penelitian serta kedalaman sesuai dengan 6. Setelah itu membuat profil
data 1/3 jarak elektroda arus. bawah permukaan sesuai data yang
5. Dari kurva matching tersebut didapat dari kurva matching tadi. Profil
akan mendapatkan data jumlah lapisan, dibuat sesuai dengan litologi batuan.
tebal lapisan, kedalaman lapisan serta
data resistivitas tiap lapisannya.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Nilai error pada software IPI2win didapat berdasarkan parameter ketebalan dan
true resistivity yang dihitung satu persatu dari ujung awal kurva dengan memotong bagian
kurva menjadi beberapa bagian. Software IPI2win kemudian mengkoreksi kombinasi nilai
ketebalan dan true resistivity akan mendapatkan angka kesalahan (RMS error) terkecil
setelah terjadi sekian (bisa sampai ribuan) kali iterasi. Angka kesalahan terkecil bergantung
pada kualitas data lapangan serta banyaknya parameter yang dimasukkan.
Dari kurva resistivitas sounding mempunyai nilai error sebesar 13,5%. Selain itu
dari kurva memperlihatkan adanya 5 lapisan batuan dengan kedalaman 86,6 meter. Tapi
dari range nilai resistivitasnya yang tidak berbeda jauh maka dapat diketahui bahwa lapisan
tersebut merupakan satuan batuan yang sama.

Dari 5 lapisan yang ditemukan terdapat dua jenis litologi yaitu lapisan tanah
penutup (soil) serta lapisan batupasir. Pada lapisan 1 memiliki nilai resistivitas yang paling
tinggi yaitu 125 Ωm dengan ketebalan hingga 5,41 m. Pada lapisan 2 memiliki nilai
resistivitas 58,6 Ωm dengan kedalaman 5,41 – 6,56 m dan ketebalan 1,15 m. Pada lapisan
3 memiliki nilai resistivitas 89,4 Ωm dengan kedalaman 6,56 sampai 11,8 m dan ketebalan
5,24 m. Pada lapisan 4 memiliki nilai resistivitas 46,6 Ωm dengan kedalaman 11,8 sampai
34,4 m dan ketebalan 22,6 m. Lapisan 5 memiliki nilai resistivitas 24 Ωm dengan
kedalaman 34,4 sampai 86,6 m dan ketebalan 52,2 m.

4
Lapisan 1 diinterpretasikan sebagai soil karena material lepas akan membuat nilai
resistivitas menjadi relatif tinggi. Lapisan 2 diinterpretasikan sebagai lapisan batupasir
memiliki nilai resistivitas yang cukup rendah. Lapisan 3 diinterpretasikan sebagai lapisan
batupasir kasar karena memilki resistivitas yg lebih besar dibandingkan lapisan 2. Hal ini
disebakan oleh beberapa faktor seperti tektur batuan, porositas batuan serta permeabilitas
batuan. Tekstur ukuran butir yang semakin besar membuat nilai resistivitas, kemas pada
batupasir kasar akan cenderung lebih tertutup sehingga total porositas batuannya juga akan
berkurang sehingga memebuat nilai resistivitasnya lebih besar. Lapisan 4 diinterpretasikan
sebagai lapisan batupasir memiliki nilai resistivitas yang cukup rendah seperti pada lapisan
2. Pada lapisan 5 diinterpretasikan sebagai lapisan batupasir (akuifer) karena memiliki
resistivitas yang rendah dibandingkan lapisan 2 dan lapisan 4. Hal tersebut dipengaruhi
oleh jumlah porositas batuan yang menyimpan air tanah serta permeabilitas batuan lapisan
5 lebih tinggi dan menyebabkan resistivitasnya rendah.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :


 Terdapat dua litologi batuan berdasarkan data resistivitas yaitu soil dan batupasir
 Nilai resistivitas batuan pada penelitian kali ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti tekstur batuan, porositas batuan serta permeabilitas batuan
 Ditemukan 5 lapisan batuan dengan urutan dari atas, soil dengan resistivitas 125
Ωm, Batupasir dengan resistivitas 58,6 Ωm, Batupasir kasar dengan resistivitas
89,4 Ωm, Batupasir dengan resistivitas 48,6 Ωm dan Batupasir (akuifer) dengan
resistivitas 24 Ωm.

6. SARAN

Diperlukan adanya data tambahan seperti data sumur dan data geologi pada daerah
penelitian untuk keakuratan dalam inversi pada software IPI2win serta interpretasi data.

Anda mungkin juga menyukai