ABSTRAK
Metode geolistrik merupakan suatu metode dalam geofisika yang digunakan untuk
mengidentifikasi sifat fisika batuan terhadap kelistrikan yang dimana setiap batuan
memiliki sifat konduktivitas dan resistivitas yang berbeda di tiap batuan tergantung pada
jenis batuan, nial permeabilitas dan porositas batuan tersebut. Penelitian menggunakan
metode geolistrik dengan konfigurasi Schlumberger. Pengolahan data menggunakan
software IPI2win menghasilkan variasi nilai resistivitas secara vertikal serta nilai
kedalamannya. Hasil penelitian menunjukkan adanya 5 lapisan batuan yaitu, soil (125 Ωm),
Batupasir (58,6 Ωm), Batupasir kasar (89,4 Ωm), Batupasir (48,6 Ωm) dan Batupasir (24
Ωm).
ABSTRACT
1
metode aktif yaitu dengan memasukkan Injeksi arus listrik tersebut
arus menuju bumi melalui elektroda arus menggunakan 2 buah elektroda arus A
dan mengukur beda potensial diantara 2 dan B yang ditancapkan ke dalam tanah
titik elektroda potensial dengan dengan jarak tertentu. Semakin panjang
kedudukan elektroda arus dan potensial jarak elektroda AB akan menyebabkan
segaris (Yatini, 2008). Pengukuran aliran arus listrik bisa menembus lapisan
secara sounding ini memliki keunggulan batuan lebih dalam. Dengan adanya
dalam menentukan lapisan bawah aliran arus listrik tersebut maka akan
permukaan yang tidak homogen karena menimbulkan tegangan listrik di dalam
dapat mengethaui nilai resistivitas tiap tanah. Tegangan listrik yang terjadi di
lapisan (secara vertikal) cukup baik. permukaan tanah diukur dengan
IPI2win merupakan salah satu menggunakan multimeter yang
software geofisika yang dapat digunakan terhubung melalui 2 buah ”elektroda
untuk mengolah data geolistrik Vertical tegangan” M dan N yang jaraknya lebih
Electrical Sounding. IPI2win digunakan pendek dari pada jarak elektroda AB.
untuk memecahkan masalah geologi Bila posisi jarak elektroda AB diubah
sesuai dengan kurva pendugaan yang menjadi lebih besar maka tegangan listrik
dihasilkan. Dengan target mendapat hasil yang terjadi pada elektroda MN ikut
yang dapat diinterpretasikan secara berubah sesuai dengan informasi jenis
geologi (Broto, dkk., 2008). batuan yang ikut terinjeksi arus listrik
pada kedalaman yang lebih besar.
2. DASAR TEORI Dengan asumsi bahwa kedalaman lapisan
2.1 Metode Geolistrik batuan yang bisa ditembus oleh arus
listrik ini sama dengan separuh dari jarak
Metode geolistrik merupakan salah AB yang biasa disebut AB/2 (bila
satu metode geofisika yang mempelajari digunakan arus listrik DC murni), maka
bumi serta lingkungannya berdasarkan diperkirakan pengaruh dari injeksi aliran
sifat-sifat kelistrikan batuan. Sifat ini arus listrik ini berbentuk setengah bola
adalah tahanan jenis, konduktivitas, dengan jari-jari AB/2.
konstanta dielektrik, kemampuan
menimbulkan potensial listrik sendiri, 2.3 Resistivity
arus listrik yang diinjeksikan kedalam
bumi melalui dua elektroda arus dan Metode resistivitas merupakan salah
distribusi potensial yang diukur dengan satu dari metode geolistrik yang
elektroda potensial (Dobrin, 1976). digunakan untuk menyelidiki struktur
Karena memanfaatkan sifat sifat bawah permukaan berdasarkan
kelistrikan, sumber-sumber listrik perbedaan resistivitas batuan . dasar dari
tersebut bisa dapat berasal dari alam metode ini adalah hukum ohm, yaitu
(pasif) maupun menginjeksikan arus dengan cara mengalirkan arus kedalam
listrik ke dalam tanah (aktif). bumi melalui elektroda arus dan
mengukur potensialnya di permukaan
2.2 Metode Geolistrik Aktif bumi dengan elektroda potensial
(Telford, dkk., 1976).
Metode geolistrik aktif Resistivitas (tahanan jenis) suatu
membutuhkan sebuah energi berupa arus bahan adalah besaran atau parameter
listrik yang diinjeksikan untuk yang menunjukkan tingkat hambatannya
mengetahui respon anomali dibawah terhadap arus listrik. Bahan yang
permukaan bumi. Tiap tiap media mempunyai nilai resistivitasnya besar
memeliki respon sifat yang berbeda maka akan semakin sukar untuk dilalui
terhadap aliran listrik yang melaluinya, oleh arus listrik. Nilai dari hambatan
hal ini bergantung pada tahanan jenis dideskripsikan sebagai tahanan jenis
yang dimiliki masing masing media. dengan satuan ohm meter (Ωm). Besaran
dari tahanan jenis ini merupakan besaran
2
yang menjadi target utama dalam
pengukuran geolistrik.
3
penelitian serta kedalaman sesuai dengan 6. Setelah itu membuat profil
data 1/3 jarak elektroda arus. bawah permukaan sesuai data yang
5. Dari kurva matching tersebut didapat dari kurva matching tadi. Profil
akan mendapatkan data jumlah lapisan, dibuat sesuai dengan litologi batuan.
tebal lapisan, kedalaman lapisan serta
data resistivitas tiap lapisannya.
Nilai error pada software IPI2win didapat berdasarkan parameter ketebalan dan
true resistivity yang dihitung satu persatu dari ujung awal kurva dengan memotong bagian
kurva menjadi beberapa bagian. Software IPI2win kemudian mengkoreksi kombinasi nilai
ketebalan dan true resistivity akan mendapatkan angka kesalahan (RMS error) terkecil
setelah terjadi sekian (bisa sampai ribuan) kali iterasi. Angka kesalahan terkecil bergantung
pada kualitas data lapangan serta banyaknya parameter yang dimasukkan.
Dari kurva resistivitas sounding mempunyai nilai error sebesar 13,5%. Selain itu
dari kurva memperlihatkan adanya 5 lapisan batuan dengan kedalaman 86,6 meter. Tapi
dari range nilai resistivitasnya yang tidak berbeda jauh maka dapat diketahui bahwa lapisan
tersebut merupakan satuan batuan yang sama.
Dari 5 lapisan yang ditemukan terdapat dua jenis litologi yaitu lapisan tanah
penutup (soil) serta lapisan batupasir. Pada lapisan 1 memiliki nilai resistivitas yang paling
tinggi yaitu 125 Ωm dengan ketebalan hingga 5,41 m. Pada lapisan 2 memiliki nilai
resistivitas 58,6 Ωm dengan kedalaman 5,41 – 6,56 m dan ketebalan 1,15 m. Pada lapisan
3 memiliki nilai resistivitas 89,4 Ωm dengan kedalaman 6,56 sampai 11,8 m dan ketebalan
5,24 m. Pada lapisan 4 memiliki nilai resistivitas 46,6 Ωm dengan kedalaman 11,8 sampai
34,4 m dan ketebalan 22,6 m. Lapisan 5 memiliki nilai resistivitas 24 Ωm dengan
kedalaman 34,4 sampai 86,6 m dan ketebalan 52,2 m.
4
Lapisan 1 diinterpretasikan sebagai soil karena material lepas akan membuat nilai
resistivitas menjadi relatif tinggi. Lapisan 2 diinterpretasikan sebagai lapisan batupasir
memiliki nilai resistivitas yang cukup rendah. Lapisan 3 diinterpretasikan sebagai lapisan
batupasir kasar karena memilki resistivitas yg lebih besar dibandingkan lapisan 2. Hal ini
disebakan oleh beberapa faktor seperti tektur batuan, porositas batuan serta permeabilitas
batuan. Tekstur ukuran butir yang semakin besar membuat nilai resistivitas, kemas pada
batupasir kasar akan cenderung lebih tertutup sehingga total porositas batuannya juga akan
berkurang sehingga memebuat nilai resistivitasnya lebih besar. Lapisan 4 diinterpretasikan
sebagai lapisan batupasir memiliki nilai resistivitas yang cukup rendah seperti pada lapisan
2. Pada lapisan 5 diinterpretasikan sebagai lapisan batupasir (akuifer) karena memiliki
resistivitas yang rendah dibandingkan lapisan 2 dan lapisan 4. Hal tersebut dipengaruhi
oleh jumlah porositas batuan yang menyimpan air tanah serta permeabilitas batuan lapisan
5 lebih tinggi dan menyebabkan resistivitasnya rendah.
5. KESIMPULAN
6. SARAN
Diperlukan adanya data tambahan seperti data sumur dan data geologi pada daerah
penelitian untuk keakuratan dalam inversi pada software IPI2win serta interpretasi data.