Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 2 No 2, Desember 2012

ISSN: 2087-9946

PEMETAAN TOPOGRAFI, GEOFISIKA DAN GEOLOGI KOTA SURABAYA


1
Syaeful Bahri dan 2Madlazim
1
Physics Department, Faculty Mathematics and Science of ITS
Jl. Arif Rahman Hakim I, Surabaya 60111
2
Physics Department, Faculty Mathematics and Science
of the State University of Surabaya (UNESA)
Jl. Ketintang, Surabaya 60231, Indonesia.

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya suatu informasi tentang kondisi geologi, geofisika
dan hidrogeologi di wilayah Kota Surabaya, diperolehnya kerangka acuan dalam pengambilan
kebijakan perkotaan terkait mitigasi bencana maupun pembangunan kota berdasarkan potensi
kebumian dan diperolehnya manfaat hasil-hasil penelitian bidang geologi dan geofisika bagi
peningkatan kualitas hidup masyarakat Kota Surabaya. melalui tahap inventarisasi yang
Untuk mencapai tujuan penelitian ini digunakan metode deskriptif melalui beberapa tahapan,
yaitu tahap pengumpulan data sekunder dan studi literature yang meliputi; inventarisasi data
geofisika, inventarisasi data geologi dan inventarisasi data seismologi yang meliputi
pengumpulan data kegempaan dari tahun ke tahun yang merusak dan dirasakan penduduk
Surabaya, data seismotektonik Surabaya. Tahap selanjutnya adalah kajian dan analisa data
peta topografi dan geologi. Pada tahap ini yang dilakukan analisa/interpretasikan data dari
peta dasar citra satelit resolusi tinggi, studi literatur dan kebijakan yang terkait. Pada tahap
evaluasi dan pemetaan hasil, yang dilakukan adalah kompilasi, evaluasi dan interpretasi data
geologi, geofisika dan hidrogeologi. Tahap akhir adalah merumuskan secara makro tentang
arahan kebijakan mitigasi bencana dan pembangunan bawah bumi yang dapat dilakukan.
Rekomendasi hasil penelitian ini adalah titik pertama lokasi di sebelah barat kampus Stikom
Surabaya di Sebelah barat Kampus Stikom Surabaya. Di dapatkan pada kedalaman (0,445,48
dan 0,445,48) lapisan atas didominasi oleh selang seling lapisan aquiver asin dan payau.
Aquiver produktif rendah sampai sedang (aquiver tawar) berupa pasir sisipan lempung, pasir,
pasir sisipan kerikil. Diperkirakan aquiver ini berada di kedalaman mulai 25 hingga 100
meter. Titik kedua lokasi di Jl. Kenjeran - Mulyorejo Surabaya. Di dapatkan lapisan atas
didominasi oleh selang seling lapisan aquiver asin, payau dan tawar. Akuifer produktif rendah
sampai sedang berupa pasir sisipan lempung, pasir, pasir sisipan kerikil. Diperkirakan aquiver
ini berada di kedalaman mulai 40 hingga 100 meter. Titik Ketiga Lokasi Jl. Raya Tandes
Margomulyo Surabaya. Di dapatkan bahwa lapisan atas didominasi oleh lapisan aquiver asin.
Berdasarkan gambar penampang tersebut terlihat bahwa terdapat dua batas antara lapisan
aluvium dan formasi Kabuh, dan juga terlihat adanya fenomena dorongan pengisian siklus
hidrologi yang menyusup melewati formasi Kabuh, mengingat formasi ini didominasi oleh
lapisan lempung, pasir, kerikil dengan tingkat porositas sedang hingga tinggi. Aquiver tawar
diduga berada di kedalaman mulai 40 hingga 100 meter.Titik Keempat di Timur Kampus
UWK Surabaya. Di dapatkan bahwa lapisan atas didominasi oleh lapisan aquiver asin.
Berdasarkan gambar penampang tersebut terlihat bahwa terdapat dua batas antara lapisan
aluvium dan formasi Kabuh, dan juga terlihat adanya fenomena dorongan pengisian siklus
hidrologi yang menyusup melewati formasi Kabuh.

Syaeful Bahri dan Madlazim 23


Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 2 No 2, Desember 2012
ISSN: 2087-9946
1. Latar Belakang salah satu penyebabnya, demikian halnya
Geofisika merupakan bagian dari ilmu dengan aktivitas vulkanik di bawah
bumi yang mempelajari bumi menggu- permukaan bumi yang juga mungkin
nakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. sampai di permukaan (Irsyam dkk., 2012;
Penelitian geofisika diperlukan untuk Siehaimi, 2008). Kerugian jiwa, material,
mengetahui kondisi di bawah permukaan dan budaya merupakan aspek utama yang
bumi melibatkan pendataan di atas berisiko menanggung dampak bencana.
permukaan bumi dari parameter-parameter Kesadaran tentang potensi bencana di Kota
fisika yang dimiliki oleh batuan di dalam Surabaya menjadi alasan utama perlunya
bumi. Dari pendataan ini dapat ditafsirkan dilakukan usaha-usaha ilmiah
bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah untuk memitigasinya. Selain itu
permukaan bumi baik itu secara vertikal perkembangan kota yang semakin massif
maupun horisontal. Sedangkan geologi memerlukan ruang yang lebih untuk
mempelajari lapisan batuan dari kulit bumi menampung aktivitas warga yang semakin
(atau litosfer) dan perkembangan dinamis, sehingga ruang bawah bumi
sejarahnya. merupakan potensi ruang yang dapat
Kota Surabaya sebagai kota terbesar dimanfaatkan untuk efisiensi penggunaan
kedua di Indonesia, telah mengalami lahan (Mazzini, 2009; Sawolo dkk., 2009;
perkembangan yang cukup pesat, baik dari Satyana, 2008).
segi fisik maupun non fisik. Dengan luas Dalam rangka mitigasi bencana
wilayah kota kurang lebih 33.048 ha, kebumian (gempa bumi, gerakan tanah,
dimana 60,17% luas wilayah merupakan tsunami, dll) serta keperluan perencanaan
kawasan terbangun dan jumlah penduduk pembangunan di bawah bumi, maka perlu
kurang lebih 3 juta jiwa, Kota Surabaya dilakukan suatu kajian dan analisa geologi
terus berkembang secara dinamis sebagai dan geofisika yang dapat memberikan
salah satu pusat regional dan nasional yang informasi secara ilmiah tentang kebumian,
kompleks (BAPPEKO Surabaya, 2010). berikut struktur, fenomena-fenomena yang
Pengembangan kota tidak hanya akan terjadi, hingga kaitannya dengan manfaat
berkembang secara vertikal dan horisontal bagi pembangunan di Kota Surabaya.
saja, tetapi juga akan memanfaatkan ruang Kajian ini juga penting sebagai dasar
bawah bumi baik untuk pembangunan perumusan tindakan mitigasi bencana, dan
infrastruktur bawah tanah maupun kebijakan terkait pembangunan Kota
beragam fasilitas publik lainnya untuk Surabaya di masa yang akan datang yang
efisiensi lahan kota yang semakin terbatas juga akan memanfaatkan ruang bawah
(Badan Lingkungan Hidup, 2010). bumi sebagai ruang beraktivitas yang aman
Pengembangan kota yang baik adalah bagi warga kota.
yang dibuat dengan mempertimbangkan
kondisi di bawah permukaan bumi. 2. Gambaran Umum Kota Surabaya
Struktur geologi dan kondisi geomorfologi Gambaran umum kota Surabaya dapat
perlu diperhatikan sehubungan dengan dideskripsikan seperti berikut. Luas
potensi bencana maupun kandungan wilayah Kota Surabaya 33.048 Ha.
sumberdaya mineral, dan tambang di Wilayah Surabaya secara umum terbagim
wilayah kota tersebut yang bermanfaat menjadi 4 wilayah yaitu Surabaya Pusat,
untuk perkembangan kota (Daryono dkk., Surabaya Timor, Surabaya Barat, Surabaya
2009; Nakamura dkk., 2000). Bencana Utara, dan Surabaya Selatan. Secara
alam geologi merupakan kejadian alam administratif, Kota Surabaya terbagi dalam
ekstrim yang diakibatkan oleh berbagai dalam 31 Kecamatan, 163 Kelurahan,
fenomena geologi dan geofisika (Jeng 1.363 Rukun Warga, dan 8.909 Rukun
dkk., 2007; Tuladhar dkk., 2004). Aktivitas Tetangga. Kota Surabaya memiliki
tektonik di permukaan bumi dapat menjadi ketinggian tanah antara 0 20 meter di

Syaeful Bahri dan Madlazim 24


Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 2 No 2, Desember 2012
ISSN: 2087-9946
atas permukaan laut, sedangkan pada 3. Metode Peneletian
daerah pantai ketinggiannya berkisar Metode yang digunakan dalam
antara 13 meter diatas permukaan laut. penelitian ini adalah penelitian deskriptif
Sebagian besar Kota Surabaya memiliki karena dalam penelitian ini tidak
ketinggian tanah antara 0 10 meter memberikan perlakuan dan tidak
(80,72 % atau sekitar 26.345,19 Ha) yang memanipulasi variabel, tetapi penelitian ini
menyebar di bagian timur, utara, selatan memberi gambaran atau uraian tentang
dan pusat kota. tomografi, geofisika dan geologi kota
Wilayah kota Surabaya merupakan Surabaya sejernih mungkin berdasarkan
dominan daerah dataran rendah, yang data yang dikumpulkan dan hasil analisis
berkisar 80% merupakan endapan alluvial data. Berdasarkan uraian tersebut
dan sisanya merupakan perbukitan rendah selanjutnya dirumuskan rekomendasi
yang dibentuk oleh tanah hasil pelapukan arahan kebijakan mitigasi bencana dan
batuan tersier/tua. Dataran rendah meliputi pembangunan bawah bumi.
wilayah Surabaya Timur, Utara dan
Selatan memiliki kemiringan <3% dan 4. Tahapan Pelaksanan Penelitian
terletak pada ketinggian <10m dari Penyusunan Kajian dan Analisa Potensi
permukaan laut. Dataran rendah terbentuk Geologi dan Geofisika Kota Surabaya
dari endapan alluvial sungai dan endapan dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai
pantai. Bagian tengah Kota Surabaya berikut: (1) Tahap Inventarisasi. Tahap
terbentuk oleh endapan Sungai Brantas inventarisasi adalah tahap awal dari
beserta cabang-cabang sungainya dan kegiatan Penyusunan Inventarisasi
endapan Sungai Rowo. Endapan Sungai pengumpulan data data sekunder dan
Brantas berasal dari letusan gunung- studi literature yang meliputi; Inventarisasi
gunung berapi yang berada di hulu dan data geofisika yang meliputi pengumpulan
beberapa rombakan sebellumnya. Endapan data dari peta Curah hujan, Peta Intrusi air
ini biasanya berupa pasir (0,075 mm 0.2 laut, Peta kecepatan angin, dan data peta
mm) dan kerikil (2 mm 75 mm). Bagian lain di Kota Surabaya yang bisa
timur dan utara sampai sepanjang Selat menggambarkan potensi yang ada dan
madura dibentuk oleh endapan pantai yang mungkin terjadi di Kota Surabaya.
masuk ke daratan sampai 5 km. Endapan Inventarisasi data geologi yang meliputi
pantainya terdiri dari lempung lanau dan pengumpulan data peta geologi yang
lempung kelanauan, sisipan tipis tipis yang meliputi: informasi sebaran, jenis dan sifat
pada umumnya mengandung banyak batuan, umur stratigrafi, struktur, tektonik,
kepingan kerang di beberapa tempat. fisiografi dan potensi sumber data mineral.
Secara geologi kota Surabaya terbentuk Inventarisasi data seismologi yang meliputi
oleh batuan sedimen yang berumur Miosen pengumpulan data kegempaan dari tahun
sampai Plistosen. Batuan sedimennya ke tahun yang merusak dan dirasakan
adalah bagian dari lajur Kendeng dengan penduduk Surabaya, data seismotektonik
formasi Sonde, Lidah, Pucangan, dan Surabaya. (2) Tahap kajian dan analisa
formasi Kabuh. Batuan dasar untuk kota data peta topografi dan geologi Kota
Surabaya merupakan formasi Lidah yang Surabaya. Pada tahap ini yang dilakukan
berumur Pliosen (pre-tertiary). Formasi ini adalah mengumpulkan, mengolah dan
berada pada kedalaman 250 300 meter. menganalisa/menginterpretasikan data dari
Selain itu derah Surabaya berupa cekungan peta dasar citra satelit resolusi tinggi, studi
endapan aluvial muda hasil endapan laut literatur dan kebijakan yang terkait. (3)
dan sungai, tuf dan batu pasir (Soekardi, Tahap pemetaan hasil. Pada tahap evaluasi
1992). dan pemetaan hasil, yang dilakukan adalah
kompilasi, evaluasi dan interpretasi data
geologi, geofisika dan hidrogeologi. (4)

Syaeful Bahri dan Madlazim 25


Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 2 No 2, Desember 2012
ISSN: 2087-9946
Tahap perumusan arahan kebijakan mitigasi bencana dan pembangunan bawah
mitigasi bencana dan pembangunan bawah bumi yang dapat dilakukan di Kota
bumi. Pada tahap ini, akan dirumuskan Surabaya. Skema/bagan alur penelitian ini
secara makro tentang arahan kebijakan selengkapnya bisa dilihat pada Gambar 1.

TUJUAN:
Melakukan kajian tentang kondisi bawah permukaan Kota Surabaya berdasarkan data Geologi, Geofsika dan hidrogeologi
Mendapatkan kerangka acuan dalam pengambilan kebijakan perkotaan berdasarkan informasi kebumian tentang geologi dan geofisika
Peningkatan Kualitas hidup masayrakat Kota Surabaya dari hasil penelitian bidang Geologi dan Geofisika

IDENTIFIKASI DAN KOLEKSI DATA

LITERATUR DATA SEKUNDER


TIPE PERMUKIMAN RAWAN BENCANA Peta Geologi, Peta Hidrogeologi, Seismotektonik
UNDANG-UNDANG; PP, KepMen: BENCANA; Laporan Bencana Kesbanglinmas, Bakornas BPS, RTRW
PERMUKIMAN; Sumberdaya Air; Kawasan Departemen PU; Peta Bencana Jatim; BMKG; BNPB
Lindung
PEDOMAN TEKNIS

ANALISA DAN KAJIAN

Kebutuhan Fisik, Sosial-Budaya, Lingkungan


Ketersediaan Prasarana Dasar Minimal
Perlindungan Teknis dan Alam terhadap Bencana
Jalur Sirkulasi dan Penyelamatan
Relokasi

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


Merumuskan tindakan mitigasi yang sesuai dengan kondisi Geologi
dan Geofisika di daerah tersebut
Sebaran Potensi Sumber Daya Alam Geologi dan Geofisika di
daeraha Kota Surabaya

Gambar 1. Skema alur pikir penelitian

5. Hasil dan Pembahasan lapisan atas didominasi oleh selang seling


Titik pertama lokasi di sebelah barat lapisan aquiver asin dan payau. Aquiver
kampus Stikom Surabaya di Sebelah barat produktif rendah sampai sedang (aquiver
Kampus Stikom Surabaya. Di dapatkan tawar) berupa pasir sisipan lempung, pasir,
pada kedalaman (0,445,48 dan 0,445,48) pasir sisipan kerikil. Diperkirakan aquiver

Syaeful Bahri dan Madlazim 26


Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 2 No 2, Desember 2012
ISSN: 2087-9946
ini berada di kedalaman mulai 25 hingga Formasi Lidah ini meliputi sebagian daerah
100 meter. Titik kedua lokasi di Jl. Wonokromo, Sawahan, Dukuh Pakis,
Kenjeran - Mulyorejo Surabaya. Di Lakarsantri, Wiyung dan Karangpilang,
dapatkan lapisan atas didominasi oleh formasi Pucangan (Qtp) Penyebaran
selang seling lapisan aquiver asin, payau batuan dari formasi ini adalah berada di
dan tawar. Akuifer produktif rendah sekitar pusat kota menyebar ke arah barat
sampai sedang berupa pasir sisipan dan selatan yang meliputi daerah Dukuh
lempung, pasir, pasir sisipan kerikil. Pakis, Sawahan, Sukomanunggal Tandes,
Diperkirakan aquiver ini berada di Wiyung, Lakarsantri, Karangpilang dan
kedalaman mulai 40 hingga 100 meter. Gubeng, Formasi kabuh (Qpk) Formasi
Titik Ketiga Lokasi Jl. Raya Tandes Kabuh ini meliputi sebagian wilayah
Margomulyo Surabaya. Di dapatkan bahwa Kecamatan Rungkut, Wonocolo, Tenggilis,
lapisan atas didominasi oleh lapisan Wiyung, Karangpilang, Lakarsantri,
aquiver asin. Berdasarkan gambar Tandes, Sukomanunggal, Benowo dan
penampang tersebut terlihat bahwa Dukuh Pakis. terdapat dua antiklin yang
terdapat dua batas antara lapisan aluvium membujur ke arah barat-timur yaitu
dan formasi Kabuh, dan juga terlihat antiklin lidah dan antiklin guyangan
adanya fenomena dorongan pengisian berpotensi besar sebgai cebakan
siklus hidrologi yang menyusup melewati hidrokarbon (minyak bumi). Kondisi
formasi Kabuh, mengingat formasi ini Geologi yang menarik di Surabaya adalah
didominasi oleh lapisan lempung, pasir, Mud Volcano (gunung lumpur) Gunung
kerikil dengan tingkat porositas sedang anyar. Keberadaanya berkaitan dengan
hingga tinggi. Aquiver tawar diduga minyak dan gas bumi, struktur patahan,
berada di kedalaman mulai 40 hingga 100 dan potensi bencana.
meter.Titik Keempat di Timur Kampus
UWK Surabaya. Di dapatkan bahwa Ucapan Terima Kasih
lapisan atas didominasi oleh lapisan Ucapan terima kasih kami sampaikan
aquiver asin. Berdasarkan gambar kepada BAPPEKO Surabaya atas biaya
penampang tersebut terlihat bahwa yang diberikan untuk melakuakan
terdapat dua batas antara lapisan aluvium penelitian ini. Terima kasih juga kami
dan formasi Kabuh, dan juga terlihat sampaikan kepada mahasiswa jurusan
adanya fenomena dorongan pengisian Fisika ITS yang telah membantu penelitian
siklus hidrologi yang menyusup melewati ini.
formasi Kabuh.
Daftar Pustaka
6. Kesimpulan dan Rekomendasi BAPPEKO Surabaya, 2010, Pemetaan
Satuan Geologinya daerah Surabaya di Penurunan Permukaan Tanah Kota
klasifikasikan menjadi 4 daerah yaitu : Surabaya.
Endapan aluvial (Qa) penyebaran di Badan Lingkungan Hidup, 2010, Status
sebagian besar wilayah Surabaya mulai Lingkungan Hidup Kota Surabaya.
dari bagian utara, selatan, timur dan di Daryono dkk,2009, Efek Tapak Lokal
daerah sekitar pesisir pantai, sudah (Local Site effect) di Graben Bantul
dibuktikan dengan adanya peninggalan Berdasarkan Pengukuran Mikrotremor.
sumur minyak tua di daerah Formasi International Conference Earth Science
Berdasarkan Peta Geologi Kota Surabaya And Technology. Yogyakarta 6-7
terdapat dua antiklin yang membujur ke August 2009.
arah barat-timur yaitu antiklin lidah dan Jeng, Y., Lin, M.-J., Chen, C.-S., Wang,
antiklin guyangan berpotensi besar sebgai Y.-H. (2007). Noise reduction and data
cebakan hidrokarbon (minyak bumi) di recovery for a very low frequency
Wonokromo. Lidah (Tpl) Persebaran electromagnetic survey using the

Syaeful Bahri dan Madlazim 27


Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 2 No 2, Desember 2012
ISSN: 2087-9946
nonlinear decomposition method. Soekardi,1992,Geologi Lembar
Geophysics 72, F223F235. Pacitan,Jawa,Pusat Penelitian dan
Masyur Irsam, 2012 Revisi Peta Gempa Pengembangan Geologi Indonesia.
Indonesia 2010 2011 Untuk Tuladhar, R., Yamazaki, F., Warnitchai, P.,
Perencanangan Gedung dan Saita, J., 2004. Seismic microzonation
Infrastruktur Tahan Gempa, , ITB. of the greater Bangkok area using
Mazzini, A. (2009). Mud volcanism: microtremor observations. Earthquake
Processes and implications. Marine and Engineering and Structural Dynamics
Petroleum Geology, Vol:26.pp:1677 33.(2), 211225.
1680. Sawolo, N.,E. Sutriono, B.P. Istadi, B.D.
Nakamura, Y., E. D. Gurler, J. Saita, A. Agung. 2009. The LUSI mud volcano
Rovelli and S. Donati 2000, triggering controversy: Was it caused
Vulnerability Investigation of Roman by drilling?. Marine and Petroleum
Colosseum using Microtremor, Geology, Vol:26, pp:17661784.
Proceedings of 12 th WCEE, New Satyana, 2008, 60 Basin Status of
Zealand, #2660. Indonesia.Laporan BP Migas
Soehaimi, A, 2008, Seismotektonik dan
Potensi Kegempaan Wilayah Jawa, ,
Jurnal Geologi Indonesia.

Syaeful Bahri dan Madlazim 28

Anda mungkin juga menyukai