Disusun Oleh:
Nama : Ariyandi Fahrul Arizi
Npm : 11.2022.1.00955
LAPORAN RESMI
KULIAH LAPANGAN 1
Diajukan Oleh:
ARIYANDI FAHRUL ARIZI
11.2022.1.00955
Diajukan sebagai laporan Kuliah Lapangan 1 Tahun ajaran 2023/2024
Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Mineral dan Kelautan
Institut Teknologi Adhitama Surabaya
(ITATS)
Surabaya, 09 Desember 2023
Menyetujui
Staff Asisten Praktikum Kuliah Lapangan 1
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Mineralogi dan Petrologi yaitu bidang atau cabang ilmu geologi yang
memberikan informasi ilmiah mengenai mineral, kristalografi dan batuan
serta pembentukannya. Ada 4 (empat) cabang petrologi yang berkaitan
tentang tipe batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf
dan batuan piroklastik, selain itu juga petrologi membahas mengenai asal
usul batuan, genesa batuan dan sejarah batuan tersebut.
2. Perbukitan
Bukit merupakan suatu bentang alam yang permukaan tanahnya lebih
tinggi dibandingkan permukaan tanah disekitarnya. Dengan mata
telanjang, Anda dapat melihat bahwa perbukitan di permukaan tanah lebih
menonjol dibandingkan dengan tanah di sekitarnya. Perbukitan itu seperti
gunung tetapi lebih kecil dan tidak bisa memuntahkan magma seperti
gunung.
Sumber:goodnewsfromindonesia.id, 2022
Gambar 2.3
Bukit
3. Dataran Tinggi
Dataran tinggi merupakan sebuah dataran yang terletak pada ketinggian
lebih dari 700m di atas permukaan laut. Dataran tinggi terbentuk oleh
erosi dan sedimentasi. Beberapa dataran tinggi tersebut antara lain Dataran
Tinggi Dieng. Dataran tinggi juga dapat terbentuk dari bekas kawah
gunung berapi yang besar, yang terkubur oleh material dari lereng
sekitarnya. Dataran tinggi tipe kedua antara lain Dataran Tinggi Dieng di
Jawa Tengah.
2.1.4 Stadia
Proses terbentuknya sungai dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti litologi
batuan, kemiringan lereng, gaya tektonik dan lain-lain. Sungai yang ada saat ini
merupakan hasil proses yang terus berjalan dan akan terus berkembang. Tahapan
perkembangan sungai dibagi menjadi 5 tahap yaitu tahap awal, tahap muda, tahap
matang, tahap tua dan tahap peremajaan.
1. Stadia Awal
Stadia awal ditandai dengan bentuk sungai yang belum memiliki aliran
tetap seperti sungai pada umumnya. Sungai-sungai pertama sering kali
berkembang di daerah dataran pantai yang mengalami pengangkatan atau
di permukaan lava baru.
Peta Citra Satelit berguna untuk menjadi sumber informasi perencanaan wilayah,
mengetahui kepadatan penduduk, luas daratan, hutan dan lain-lain. Titik awal
menandakan dimana peneliti melakukan brifing awal sebelum melaksanakan
kegiatan KL1. Pada titik petrologi atau LP1 disana peneliti melakukan pendataan
strike dip, lalu pada titik geologi struktur atau LP2 peneliti melakukan deskripsi
batuan yang terdapat di LP2. Pada titik terakhir ini LP3 atau geomorfologi disini
peneliti melakukan pemantauan stadia Sungai dan Lembah.
Pada pemetaan topografi ini bertujuan untuk mengetahui lokasi yang akan
peneliti lalui. Pada titik sayatan kita mulai dari titik A (-7°36'20.0",
112°33'40.1") yang berakhir pada titik A’ (-7°36'37.7", 112°33'22.9”). Pada
lokasi ini meiliki struktur yang naik turun.
3.3 Pengolahan Data Geomorfologi
Berikut adalah diagram alir pengolahan data:
Pengolahan Data
Kesimpulan
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah saya peroleh di desa Jatijejer, kota Mojokerto,
provinsi Jawa Timur, Dapat di simpulkan bahwa letak geomorfologi Desa
Jatijejer, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur
menunjukkan satuan geomorfologi yang membentang dari dataran hingga
perbukitan. Terdapat juga bukti morfologi potensi mineral berupa lelehan batuan
sedimen, andesit, dan pasir. Dan lokasi penelitian pada kuliah lapangan ini
mempunyai struktur geologi berupa singkapan berupa sambungan di desa
Jatijejer, kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur, yang
merupakan struktur geologi berupa singkapan berupa sambungan.
5.2 Saran
1. Dapat mengupdate alat agar dapat memudahkan jalannya penelitian di
lapangan
2. Lebih mengutaman safety pada saat melakukan kuliah lapangan.
3. Penetapan format sebaiknya jauh-jauh hari sebelum jalannya kuliah
lapangan.
GEOLOGI STRUKTUR
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LAPANGAN
1. Jarum Kompas
Menunjukkan arah utara magnetik dan digunakan untuk mengukur arah
bidang geologi.
2. Skala Azimut
Terdapat di sekitar jarum kompas dan digunakan untuk membaca sudut
atau azimut bidang geologi terhadap arah utara.
3. Nivo Mata Sapi
Menunjukkan apakah kompas berada dalam posisi horizontal atau tidak.
Penting untuk memastikan akurasi pengukuran kemiringan.
4. Clinometer
Beberapa kompas geologi dilengkapi dengan pengukur kemiringan yang
memungkinkan geolog mengukur sudut kemiringan bidang geologi.
5. Penyetel Deklinasi Magnetik
Memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan kompas dengan deklinasi
magnetik pada lokasi tertentu.
6. Pendamping Peta Geologi
Beberapa model kompas geologi memiliki pengukur skala atau
pendamping peta geologi yang memudahkan pengamatan di lapangan.
7. Kaki Kompas
Memungkinkan kompas ditempatkan dengan stabil di atas bidang geologi
yang sedang diamati.
2.1.2.1 Kekar
Kekar ialah rekahan atau retakan yang terbentuk pada suatu batuan akibat suatu
gaya yang bekerja pada batuan tersebut serta belum mengalami pergeseran.
Secara umum dicirikan oleh biasanya terisi oleh mineral, pemotongan bidang
perlapisan batuan, dan kenampakan breksiasi. Struktur kekar sendiri
dikelompokan berdasarkan karakter serta sifat rekahan dan retakan serta arah
gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Kekar yang sering dijumpai pada batuan
adalah sebagai berikut :
1. Kekar gerus (shear joint) ialah rekahan atau retakan yang membentuk
pola saling berpotongan membentuk sudut lancip dengan arah gaya
utama. Kekar jenis shear joint ini umumnya bersifat tertutup.
2. Kekar Tensional (Tension joint) ialah rekahan atau retakan yang berpola
sejajar dengan arah gaya utama, umumnya bentuk rekahan bersifat
terbuka.
3. Kekar tiang (columnar joint) terbentuk akibat pendinginan pada batuan
beku yang biasa terdapat dibasalt. Bentuk umum dari kekar ini adalah
retakan 5 atau 6 sisi (polygonal) yang berbentuk semacam tiang.
4. Kekar lembaran (sheeting joint) mempunyai bidang kekar yang kira – kira
sejajar dengan permukaan tanah. Kekar ini terbentuk akibat penghilang
beban batuan karena erosi.
5. Kekar Tektonik (Tectonic Joint) merupaka kekar yang terbentuk akibat
gaya tektonik.
6. Kekar ekstensi (Extension Joint) merupakan kekar yang terbentuk ajaran
bidang retakan yang searah dengan arah datangnya gaya eksternal yang
dominan.
7. Kekar rilis (Release Joint) pembentukan kekar ini berbeda dengan kekar
gerus maupun kekar ekstensi. Kekar gerus dan kekar ekstensi terbentuk
selama berlangsung stress, sedangkan kekar rilis terbentuk setelah
berlangsungnya stress. Awalnya, compressional stress mendorong batuan.
saat compressional stress menghilang, badan batuan berusaha Kembali ke
volume awal. Namun, deformasi yang berlangsung dapat menyebabkan
terbentuknya jajaran bidang retakan yang arahnya tegak lurus dengan arah
datangnya gaya eksternal yang menguasai. Dilihat dari formasi
rekahannya, kekar rilis sedikit mirip dengan kekar lembaran.
1. Antiklin
Antiklin ialah lipatan yang dicirikan oleh lapisan batuan yang
terbengkokan keatas (menjadi concave atau cembung). Pada antiklin, arah
kemiringan sayap lipatan saling menjauhi hinge.
2. Siklin
Siklin ialah lipatan yang dicirikan oleh lapisan batuan yang terbengkokan
kebawah (menjadi convex atau cekung). Pada sinklin, arah kemiringan
semua sayap lipatan terus mendekati hinge.
3. Dome (kubah)
Kubah ialah antiklin yang terbentuk elips atau melingkar
4. Basin (cekungan)
Cekungan ialah siklin yang berbentuk elips atau melingkar
7. Teras structural dapat terbentuk pada lapisan miring yang secara local
memiliki lapisan horizontal.
8. Monoklin dapat terbentuk pada lapisan horizontal yang secara local
memiliki kemiringan.
2.1.2.3 Patahan
Dalam geologi, patahan atau sesar adalah fraktur planar atau diskontinuitas dalam
volume batuan, di mana telah ada perpindahan signifikan sebagai akibat dari
gerakan massa batuan. Sesar-Sesar berukuran besar di kerak bumi merupakan
hasil dari aksi gaya lempeng tektonik, dengan yang terbesar membentuk batas-
batas antara lempeng, seperti zona subduksi atau sesar alih ragam. Energi yang
dilepaskan menyebabkan gerakan yang cepat pada sesar aktif yang merupakan
penyebab utama gempa bumi. Menurut ilmu geofisika, sesar terjadi ketika batuan
mengalami tekanan dan suhu yang rendah sehingga sifatnya menjadi rapuh.
Bidang sesar adalah bidang yang mewakili permukaan fraktur pada patahan.
Sebuah jejak sesar atau garis sesar adalah perpotongan dari bidang sesar dengan
permukaan tanah. Sebuah jejak sesar biasa diplot pada peta geologi untuk
mewakili suatu patahan. Patahan terdapat beberapa jenis yaitu :
1. Normal Fault
Merupakan patahan yang memungkinkan satu blok (footwall) lapisan
batuan bergerak dengan arah relatif naik terhadap blok lainnya (hanging
wall). Ciri dari patahan ini adalah sudut kemiringan besar hingga
mendekati 90 derajat.
2. Reserve Fault
Merupakan patahan dengan arah footwall yang relatif turun dibanding
hanging wall. Ciri dari patahan ini adalah sudut kemiringan yang relatif
kecil yaitu kurang dari 45°.
3. Strike Fault
Merupakan patahan yang arahnya relatif mendatar ke kiri atau ke kanan.
Arah patahan mendatar ini tidak sepenuhnya seluruh lapisan batuan
bergerak dengan arah mendatar namun sebagian ada yang bergerak dengan
arah vertikal. Bila gerakan patahan ke kanan di sebut sesar geser sinistrial
dan bila ke kiri dinamakan sesar geser dekstral.
Sumber: researchgate, 2021
Gambar 2.10
Lipatan
2.1.3 Diagram Roset
Diagram roset adalah representasi grafis dari susunan tiga bidang atau lebih pada
suatu batuan, terutama dalam konteks geologi struktur. Diagram ini digunakan
untuk memvisualisasikan pola orientasi lipatan dan retakan pada bidang tertentu.
Diagram roset biasanya berbentuk lingkaran dengan garis-garis yang menunjuk ke
arah tingkat-tingkatnya.
Diagram Rosette membantu ahli geologi memahami hubungan antara tingkat
struktural dalam suatu wilayah dan dapat memberikan informasi penting tentang
sejarah tektonik dan deformasi batuan di wilayah tersebut. Penggunaan diagram
roset umumnya dikaitkan dengan analisis struktur dan pemodelan geologi.
Pengolahan Data
Kesimpulan
Data yang didapat dari lp 1 yaitu berupa data strike dip kemudian dianalisa
menggunakan diagram roset dan proyeksi streonet. Hasil yang didapat dari analisa
diagram roset yaitu nilai strike tebesar terdapat pada interval 281° - 290° dengan
jumlah 7. Pada analisa mengunakan proyeksi streonet diproleh hasil yaitu :
4.2.1 Diagram Roset
Tabel 3.2
Data Diagram Roset
Interval Turus Jumlah
0° - 10° II 2
11° - 20° II 2
21° - 30° IIIII I 6
31° - 40° - -
41° - 50° I 1
51° - 60° IIII 4
61° - 70° II 2
71° - 80° I 1
81° - 90° IIIII 5
271° - 280° III 3
281° - 290° III 3
291° - 300° II 2
301° - 310° II 2
311° - 320° III 3
321° - 330° II 2
331° - 340° IIIII 5
341° - 350° IIII 4
351° - 360° - -
Sumber : Data Lapangan
4.2.2 Stereonet
4.2.3 Klasifikasi Rickard
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah saya peroleh di desa Jatijejer, kota Mojokerto,
provinsi Jawa Timur, Dapat di simpulkan bahwa letak geomorfologi Desa
Jatijejer, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur
menunjukkan satuan geomorfologi yang membentang dari dataran hingga
perbukitan. Terdapat juga bukti morfologi potensi mineral berupa lelehan batuan
sedimen, andesit, dan pasir. Dan lokasi penelitian pada kuliah lapangan ini
mempunyai struktur geologi berupa singkapan berupa sambungan di desa
Jatijejer, kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur, yang
merupakan struktur geologi berupa singkapan berupa sambungan.
5.2 Saran
1. Dapat mengupdate alat agar dapat memudahkan jalannya penelitian di
lapangan
2. Lebih mengutaman safety pada saat melakukan kuliah lapangan.
3. Penetapan format sebaiknya jauh-jauh hari sebelum jalannya kuliah
lapangan.
MINERALOGI DAN PETROLOGI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LAPANGAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah saya peroleh di desa Jatijejer, kota Mojokerto,
provinsi Jawa Timur, Dapat di simpulkan bahwa batuan yang terdapat di Desa
Jatijejer, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur
merupakan batuan breksi yang berasal dari letusan gunung arjuno welirang.
Terdapat juga bukti berupa batuan yang telah kita bawa beberapa dari hasil
deskripsi dilapangan.
5.1 Saran
1. Dapat mengupdate alat agar dapat memudahkan jalannya penelitian di
lapangan
2. Lebih mengutaman safety pada saat melakukan kuliah lapangan.
3. Penetapan format sebaiknya jauh-jauh hari sebelum jalannya kuliah
lapangan.