Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM

BATUAN SEDIMEN

KOORDINATOR PRAKTIKUM
GEOLOGI DASAR

JUMAIN ZAKARIAH , S.T.


MUH. REZA
09320230276

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2024
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata geologi berasal dari dua kata bahasa Yunani yaitu geos (yang berarti
bumi) dan logos (yang berarti ilmu). Jadi geologi adalah studi mengenai bumi dan
fenomena yang terjadi di dalamnya. Geologi secara umum membahas mengenai
material pembentuk bumi dan segala proses yang terjadi baik di dalam bumi (bawah
permukaan) maupun yang terjadi di atas permukaan bumi. Gaya yang bekerja di
dalam bumi (endogen) menghasilkan gempa bumi dan aktivitas vulkanik sementara
itu gaya eksternal (eksogen) menyebabkan terjadinya pelapukan, erosi dan
pembentukan bentang alam. Semua proses itu menyebabkan batuan memiliki ciri
yang khusus. Karakteristik dan ciri khusus dari batuan itulah yang dipelajari oleh
geologi. Sehingga dapat dilakukan interpretasi proses geologi apa saja yang
berkontribusi dalam pembentukan batuan tersebut.
Banyak sekali jenis batuan yang ada di sekitar kita. Salah satu jenis batuan
yang ada di dunia ini adalah batuan sedimen. Batuan sedimen ini merupakan salah
satu jenis batuan yang mana terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan yang
berupa bahan lepas. Batuan sedimen atau sering juga disebut sebagai endapan
merupakan batuan yang terbentuk dari endapan bahan- bahan yang terbawa oleh air
ataupun angin. Ada lagi pengertian mengenai batuan sedimen yakni batuan yang
terbentuk karena adanya proses pembatuan atau litifikasi dari hasil proses pelapukan
dan juga erosi tanah yang telah terbawa arus dan kemudian diendapkan. Sebelum
mengendap sedimen dibentuk oleh proses pelapukan dan erosi dari daerah sumber
yang kemudian diangkut ke tempat pengendapan. Batuan sedimen terbagi menjadi 2
yaitu batuan seedimen klastik dan non- klastik.
Batuan adalah benda padat yang terbuat secara alami dari mineral atau
mineraloid. Secara umum terdapat tiga jenis batuan yang ada di permukaan bumi,
yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Setiap jenis batuan berasal
dari proses pembentukan yang berbeda-beda. Beragam jenis batuan sedimen dapat
dilihat dari tekstur batuan dan hanya ahli geologi yang dapat amengklasifikasinya.
Karena mata juga mempunyai tingkat ketelitian tinggi (Devina Badiatan Fitri, 2017).

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari praktikum ini agar praktikan dapat mengetahui dan
memahami serta dapat mendeskripsikan tentang batuan sedimen serta kita dapat
mengenal, dan menguasai ilmu tentang batuan sedimen yang menjadi salah satu
aplikasi dasar terpenting mengenai geologi.
1.2.2 Tujuan
1. Praktikan dapat menjelaskan proses pembentukan batuan sedimen;
2. Praktikan dapat menjelaskan tekstur dan struktur batuan sedimen;
3. Praktikan dapat mendeskripsi batuan sedimen dan menentukan nama batuan
sedimen.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
1. Alat tulis;
2. Mistar min.30 cm;
3. Loop (60×);
4. Magnet;
5. HCL 0,1 M;
6. Lap kasar dan lap halus;
7. Skala bar;
8. Pensil warna;
9. Skala wentworth;
10. Komperator.
1.3.2 Bahan
1. Buku catatan;
2. Kertas HVS A4 (Min. 10);
3. Buku Penuntun Geologi Dasar;
4. Buku referensi;
5. Problem set.

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Geologi


Sebagai objek utama, dan sebagian besar berhubungan dengan bagian terluar
dari bumi yaitu kerak bumi. Geologi meliputi studi tentang mineral, batuan, fosil
tidak hanya sebagai objek, tetapi menyangkut penjelasan tentang sejarah
pembentukannya. Geologi juga mempelajari dan menjelaskan gambaran fisik serta
proses yang berlangsung dipermukaan dan dibawah permukaan bumi, pada saat
sekarang dan juga pada masa lalu.
Geologi fisik didalam hal ini merupakan dasar untuk mempelajari ke-
semuanya ini, dengan dimulai mempelajari unsur utama, yaitu batuan sebagai
penyusun kerak bumi, mengenal proses pembentukannya, serta menjelaskan
kehadiran serta sifat-sifat fisiknya di bumi. Ilmu geologi mempunyai ruang lingkup
sangat luas, yang didalam pengkajiannya lebih dalam berkembang sebagai cabang
ilmu yang bersifat lebih khusus dan terinci.
Beberapa cabang ilmu geologi antara lain:
1. Petrologi adalah studi tentang batuan, asal mula kejadiannya, terdapatnya,
serta penjelasan lingkungan pembentukannya. Disiplin ini akan berhubungan
dengan studi tentang mineral (mineralogi) dan bentuk-bentuk kristal dari
mineral (kristalografi).
2. Stratigrafi adalah studi tentang urutan perlapisan pada batuan, membahas
tentang hubungannya dan proses yang terjadi di sedimentasinya
(sedimentologi) serta sejarah perkembangan yang terjadi di cekungan
sedimentasinya.
3. Petrologi adalah studi tentang fosil dan aspek kehidupan purba yang terekam di
dalam batuan. Studi ini akan membahas tentang lingkungan pembentukan
batuan, umur relatif, serta menjelaskan keadan dan proses yang terjadi pada
masa lalu (paleogeografi).
4. Geologi Struktur adalah studi tentang bentuk batuan dan kerak bumi, sebagai
hasil dari proses perubahan (deformasi) akibat tektoknik, yaitu proses gerak
yang terjadi dalam bumi.

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

Didalam perkembangannya, geologi sebagai dasar dari ilmu kebumian,


sangat berhubungan dengan ilmu dasar yang lain yaitu ilmu-ilmu fisika dan kimia.
Geof visika adalah ilmu yang membahas tentang sifat-sifat fisika dari bumi,
mempelajari parameter fisika, menerapkan hukum dan teori fisika untuk
menjelaskan tentang proses yang terjadi di bumi. Demikian pula Geomekanika,
beberapa sifat kimia dan batuan dan kerak bumi dipelajari lebih lanjut dengan
prinsip dan teori kimia untuk dapat menjelaskan proses kejadiannya.
Selain itu geologi berhubungan dengan ilmu sebagai dasar ilmu terapan,
misalnya dibidang pertambangan (Geologi pertambangan), perminyakan (Geologi
Minyak), teknik sipil (Geologi Teknik), hidrologi (Hidrogeologi), lingkungan dan
sebagainya.

2.2 Pengenalan Batuan

Batuan adalah kumpulan dari satu atau lebih mineral, yang merupakan
bagian dari kerak bumi. Terdapat tiga jenis batuan yang utama yaitu batuan
beku (igneous rock), terbentuk dari hasil pendinginan dan kristalisasi magma
didalam bumi atau dipermukaan bumi; batuan sedimen (sedimentary rock),
terbentuk dari sedimen hasil rombakan batuan yang telah ada, oleh akumulasi
dari material organik atau hasil penguapan dari larutan dan batuan
metamorfik (metamorphic rock), merupakan hasil perubahan dalam keadaan
padat dari batuan yang telah ada menjadi batuan yang mempunyai komposisi
dan tekstur yang berbeda, sebagai akibat perubahan panas, tekanan, kegiatan
kimiawi atau perpaduan ketiganya. Semua jenis batuan ini dapat diamati
dipermukaan sebagai (singkapan). proses pembentukannya juga dapat
diamati saat ini.
Sebagai contoh, kegiatan gunung api yang menghasilkan beberapa
jenis batuan beku, proses pelapukan, erosi, transportasi dan pengendapan
sedimen yang setelah melalui proses pembatuan (lithification) menjadi
beberapa jenis batuan sedimen. Kerak bumi ini bersifat dinamik, dan
merupakan tempat berlangsungnya berbagai proses yang mempengaruhi
pembentukan ketiga jenis batuan tersebut. Sepanjang kurun waktu dan akibat
dari proses-proses ini, suatu batuan akan berubah menjadi jenis yang lain.
Hubungan ini merupakan dasar dari jentera (siklus) batuan.

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

Tanah merupakan media tumbuh bagi tanaman dan juga sebagai


tempat hidup bagi jasad renik, baik yang mikro ataupun yang makro. Tanah
yang ada di sekitar kita berasal dari bebatuan yang mengalami pelapukan
dikarenakan beberapa faktor. Faktor yang menyebabkan pelapukan adalah
iklim dan aktivitas jasad hidup. Iklim dan aktivitas jasad renik pada
suatu relief/topografi tertentu akan menentukan berapa lama bahan induk
dapat mengalami pelapukan. Pelapukan bebatuan/bahan induk untuk
menjadi tanah yang bisa dimanfaatkan oleh makhluk hidup
umumnya memerlukan waktu yang sangat lama. Bebatuan sendiri juga
memilki ciri dan sifat yang berbeda-beda seperti warna, tekstur dan mineral
penyusun batuan. Batuan dibedakan menjadi beberapa jenis seperti batuan
beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
Batuan berasal dari magma yang berada di perut bumi. Magma
tersebut akan membeku dalam waktu yang lama. Magma yang membeku
sejak berada di dalam perut bumi disebut dengan batuan beku. Batuan
beku merupakan jenis batuan yang mengalami pelapukan secara
sempurna, sehingga rongga yang ada didalamnya sangat kecil dan
merupakan batuan yang sangat kuat. Batuan jenis ini biasanya digunakan
pada sektor industri untuk bahan dalam pembangunan sarana dan prasarana
fisik seperti bahan bangunan dan pembangunan jalan karena sifatnya yang
kuat tersebut (Prasetya, Z. 2013).
Batuan sedimen merupakan jenis batuan yang berasal dari endapan
atau batuan beku yang mengalami pelapukan dan terbawa oleh angin atau
air. Batuan beku yang lama kelamaan akan terkikis dan mengarami
pengendapan akibat dari proses kimia atau yang sering disebut
kristalisasi. Batuan sedimen memiliki karakteristik yaitu memiliki rongga
yang cukup besar, sehingga tingkat kekuatannya berada di bawah batuan
beku. Batuan sedimen sendiri dibagi menjadi tiga jenis, yakni batuan
sedimen mekanik, batuan sedimen kimia dan batuan sedimen organik.
Batuan metamorf merupakan jenis batuan yang berasal dari
pelapukan batuan beku dn batuan sedimen. Batuan metamorf sering
disebut dengan batuan malihan. Batuan ini merupakan hasil dari ubahan

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

atau transformasi dari tipe batuan yang telah ada.

Gambar 2.1 Siklus Batuan


Semua jenis batuan ini dapat diamati dipermukaan sebagai (singkapan).
Proses pembentukannya juga dapat diamati saat ini. Sebagai contoh, kegiatan
gunung api yang menghasilkan beberapa jenis batuan beku, proses pelapukan,
erosi, transportasi dan pengendapan sedimen yang setelah melalui proses
pembatuan (lithification) menjadi beberapa jenis batuan sedimen. Kerak bumi ini
bersifat dinamik dan merupakan tempat berlangsungnya berbagai proses yang
mempengaruhi pembentukan ketiga jenis batuan tersebut.
Sepanjang kurun waktu dan akibat dari proses-proses ini, suatu bahan akan
berubah menjadi jenis yang lain. Hubuingan ini merupakan dasar dari jentera
(siklus) batuan.

2.3 Definisi Batuan Sedimen

Batuan sedimen merupakan batuan yang terjadi sebagai hasil pengendapan


pemadatan dan litifikasi hancuran batuan lain (detritus/klastik) atau pemadatan dan
litifikasi dari hasil reaksi kimia dan organic (non detritus/non klastik). Batuan
sedimen terbagi atas dua yaitu batuan sedimen klastik dan batuan sedimen non
klastik.

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

Ada dua tipe sedimen yaitu detritus dan kimiawi. Detritus terdiri dari
partikel-partikel padat hasil dari pelapukan mekanis. Sedimen kimiawi terdiri dari
mineral sebagai hasil kristalisasi larutan dengan proses aktivitas organisme.

Partikel sedimen diklasifikasikan menurut ukuran butir, gravel (termasuk


bolder, cobble dan pebble), pasir, lanau, dan lempung. Transportasi dari sedimen
menyebabkan pembundaran dengan cara abrasi dan pemilahan (sorting). Nilai
kebundaran dan sorting sangat tergantung pada ukuran butir, jarak transportasi dan
proses pengendapan. Proses litifikasi dari sedimen menjadi batuan sedimen terjadi
melalui kompaksi dan sedimentasi.
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen,
sebagai material lepas, yang terangkut ke lokasi pengendapan oleh air, angin, es dan
longsoran gravitasi, gerakan tanah atau tanah longsor. Batuan sedimen juga dapat
terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam dan material lain).
Menurut Tucker (1991), 70% batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen.
Tetapi batuan itu hanya 2% dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan
sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis.
Berbagai sifat fisik sedimen ditelaah sesuai dengan tujuan dan kegunaannya.
Diantaranya adalah tekstur sedimen yang meliputi ukuran butir (grain size), bentuk
butir (partikel shape) dan hubungan antar butir (fabrik), struktur sedimen, komposisi
mineral, serta kandungan biota. Dari berbagai sifat fisik tersebut ukuran butir
menjadi sangat penting karena umumnya menjadi dasar dalam penamaan sedimen
yang bersangkutan serta membantu analisa proses pengendapan.

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

Gambar 2.2 Batuan sedimen

2.4 Proses Pembentukan Batuan Sedimen

Pengikisan yang terjadi oleh pengaruh air, es, angin dan aktivitas makhluk
hidup diatas mengawali pembentukan pada batuan sedimen. Partikel yang terkikis
kemudian begerak sesuai dengan media yang mengikutinya. Pada satu titik tertentu
berhenti dan menggerombol pada tempat tersebut. Selanjutnya, partikel yang
berkumpul mengalami proses pengendapan atau disebut sedimentasi. Ada tiga proses
sedimentasi pada batuan, yaitu proses sedimentasi kimiawi dan proses sedimentasi
mekanik.
2.4.1` Proses Sedimentasi Kimiawi
Proses ini merupakan proses pengendapan yang melalui perubahan komposisi
pada mineral-mineral dalam suatu batuan secara kimiawi. Proses sedimentasi
kimiawi diakibatkan komponen kimia berasal dari luar masuk menembus pori-pori
dan kemudian menjadi bagian dari batuan tersebut.
Setelah mineral tersebut masuk dalam batuan, reaksi kimia akan terjadi pada
mineral baru dengan mineral yang sudah lama menetap dalam batu. Setelah terjadi
pencampuran akan dilanjutkan dengan kristalisasi yang menjadi proses akhir dalam
pembentukan batuan sedimen.
2.4.2 Proses Sedimentasi Mekanik
Proses sedimentasi mekanik adalah proses pengendapan disebabkan oleh
aktivitas mekanik atau pergerakan banyak hal. Penyebabnya bisa dari air, gravitasi,
es, angin atau bahkan pergerakan makhluk hidup dari manusia, tumbuhan dan
hewan.
2.4.3 Proses Sedimentasi Biologis (Organik)
Proses sedimentasi biologis atau diakibatkan oleh makhluk hidup adalah
karena proses hancurnya bebatuan karena tingkah laku manusia, hewan dan
tumbuhan. Sesudah hancur, batuan tersebut menjadi partikel kecil dan terbawa
menuju tempat baru sehingga akan beradaptasi dengan lingkungan baru tersebut.
Batuan sedimen juga mengalami proses pengompakan dan pemadatan dari endapan

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

hingga menjadi batuan sedimen utuh. Proses pemadatan disebut


dengan proses diagenesa. Proses ini terjadi diatara suhu 300 oC dan tekanan atmosfer
antara 1-2 kilobar atau 300MPa. Proses diagnesa berlangsung mulai dari penguburan
sedimen sampai terangkat di atas permukaan Bumi.

2.5 Klasifikasi Batuan Sedimen

2.5.1 Golongan detritus/klastik


Ada dua golongan detritus yaitu golongan detritus kasar yang merupakan
batuan sedimen yang diendapkan dengan proses mekanisme dan golongan detritus
halus yang diendapkan di laut dangkal sampai laut dalam.
2.5.2 Golongan karbonat
Secara umum dinamakan batugamping (Limestone) karena komposisi
utamanya adalah mineral kalsit (CaCO 2). Termasuk pada kelompok ini adalah
Dolomit (CaMg (CO3)2). Sumber utama batugamping adalah terumbu (reef), yang
berasal dari kelompok binatang laut. Pada batugamping klastik, sedimentasi mekanis
sangat berperan, dimana bahan penyusun merupakan hasil rumbakan dari sumbernya.
Dikenal beberapa jenis batugamping yaitu Kalkarenit yang merupakan batupasir
dengan butiran gamping/kalsit, Kalsidurit ukuran lebih besar dari 2 mm.
Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, algae
dan minifera. Atau oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan dari batuan
yang terbentuk lebih dahulu dan diendapkan disuatu tempat.
2.5.3 Golongan Evaporit
Umumnya batuan ini terdiri dari mineral, dan merupakan nama dari batuan
tersebut. Misalnya, Anhidirt yaitu garam (CaSO4), Gipsum yaitu garam
(CaSO4xH2O), Halit (Rocksalt) yaitu garam NaCl.
2.5.4 Golongan Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari tumbuh-
tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh
suatu lapisan yang tebal di atasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya
pelapukan. Lingkungan terbentuknya batubara adalah khusus sekali, ia harus
memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan itu mati tertumpuk
menjadi satu di tempat tersebut.
2.5.5 Golongan Silika

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

Terdiri dari batuan yang umumnya diendapkan pada lingkungan laut dalam,
bersifat kimiawi dan kadang-kadang juga berasosiasi dengan organisme seperti
halnya radiolarian dan diatomea. Contoh batuan ini adalah Chert (Rijang), Radiolarit,
Tanah Diatomea.

BAB III

Gambar 2.3 Klasifikasi Batuan Sedimen

2.6 Tekstur Batuan Sedimen

2.6.1 Tekstur batuan sedimen klastik


1. Besar butir (grain size)
Besar butir adalah ukuran (diameter dari fragmen batuan). Skala
pembatasan yang dipakai adalah “skala wentworth”

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

Gambar 2.4 Skala wentworth

2. Pemilahan (Sorting)
Pemilahan adalah tingkat keseragaman besar butir. Istilah-istilah yang
dipakai adalah “terpilah baik” (butir-butir sama besar), “terpilah sedang” dan
“terpilah buruk”.

Gambar 2.5 Perbandingan pemilahan


3. Kebundaran (roundness)
Kebundaran adalah tingkat kelengkungan dari setiap fragmen/butiran.

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

Gambar 2.6 Perbandingan kebundaran

4. Kemas (Fabric)
Kemas adalah sifat hubungan antar butir di dalam suatu massa dasar
di antara semennya. Istilah-istilah yang dipakai adalah “kemas terbuka”
digunakan untuk butiran yang tidak saling bersentuhan dan “kemas tertutup”
digunakan untuk butiran yang saling bersentuhan.

Gambar 2.7 Kenampakan kemas terbuka dan kemas tertutup


5. Porositas
Porositas adalah perbandingan antara jumlah volume rongga dan
volume keseluruhan dari satu batuan. Dalam hal ini dapat dipakai istilah-
istilah kualitatif yang merupakan fungsi daya serap batuan terhadap cairan.
Porositas ini dapat diuji dengan meneteskan cairan. Istilah-istilah yang
dipakai adalah porositas sangat baik (very good), baik (good), sedang (fair),
buruk (poor).
6. Permeabilitas
Permeabilitas didefinisikan sebagai ukuran media berpori untuk
meloloskan/melewatkan fluida. Apabila media berporinya tidak saling
berhubungan maka batuan tersebut tidak mempunyai permeabilitas.

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

Kelulusan adalah sifat yang dimiliki oleh batuan untuk dapat meloloskan air.
Jenis permeabilitas pada batuan sedimen adalah permeabilitas baik,
permeabilitas sedang dan permeabilitas buruk.

7. Semen dan masa dasar


Semen adalah bahan yang mengikat butiran. Semen terbentuk pada
saat pembentukan batuan, dapat berupa silika, karbonat, oksida besi atau
mineral lempung. Masa dasar (matriks) adalah masa dimana butiran/fragmen
berada dalam satu kesatuan. Masa dasar terbentuk bersama-sama fragmen
pada saat sedimentasi, dapat berupa bahan semen atau butiran yang lebih
halus.

Gambar 2.8 Hubungan antara matrik, semen dan butiran


2.6.2 Tekstur batuan sedimen non-klastik
1. Mineral pembentuk
Mineral pembentuk adalah mineral-mineral atau fragmen yang
menyusun batuan sedimen non detritus/non klastik.
2. Pencampur
Adanya mineral-mineral pencampur yang jumlahnya sedikit dan tidak
selalu menentukan nama batuan.

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

3. Kekompakan
Kekompakan (induration) adalah sifat fisik batuan sedimen. Istilah
digunakan untuk kekompakan:
a. Sangat padat (Dense)\
b. Keras dan padat (Hard)
c. Agak keras, masih tergores paku baja (Medium hard)

d. Mudah tergores dan pecah (Soft)


e. Keras tetapi dapat diremas (Fariable)\
f. Berongga (Spongi)

2.7 Struktur Sedimen

Struktur sedimen termasuk ke dalam struktur primer, yaitu struktur yang


terbentuk pada saat pembentukan batuan (pada saat sedimentasi). Beberapa struktur
sedimen yang dapat diamati pada batuan seperti struktur berlapis, struktur tidak
berlapis ini bias diamati lebih jelas pada saat di lapangan.
2.7.1 Bedding
Biasa dikenal sebagai struktur berlapis. Struktur ini merupakan ciri khas
batuan sedimen yang memperlihatkan susunan lapisan-lapisan (beds) pada batuan
sedimen dengan ketebalan lapisan ≥ 1 cm.

Gambar 2.9 Bedding


2.7.2 Graded-Bedding

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

Struktur perlapisan bergradasi (graded – bedding), memiliki ciri-ciri ukuran


butir penyusun batuan sedimen yang berubah secara gradual, yaitu makin ke atas
ukuran butir yang semakin halus, dimana pada proses pembentukannya butiran yang
lebih besar terendapkan terlebih dahulu sedangkan yang lebih halus terendapkan di
atasnya. graded bedding dibentuk oleh pengendapan dari arus turbidid dan memiliki
ketebalan dengan kisaran centimeter atau lebih. Material dari graded bias terdiri dari
silt, pasir atau bahkan gravel.

Gambar 2.10 Graded-Bedding


2.7.3 Cross-bedding
Perlapisan silang siur (Cross-bedding), batuan sedimen berstruktur ini
memperlihatkan struktur perlapisan yang saling memotong.

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

Gambar 2.11 Cross-bedding


2.7.4 Lamination/Laminasi
Merupakan struktur perlapisan (bedding) dengan ketebalan masing-masing
lapisan (bed thickness) yang kurang dari 1 cm.

Gambar 2.12 Laminasi


2.7.5 Inverted graded-bedding
Struktur graded-bedding memperlihatkan perubahan gradual butiran yang
semakin ke atas semakin halus. Akan tetapi karena suatu pengaruh tertentu,
perubahan gradual butiran yang terbalik (makin ke bawah semakin halus)

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

Gambar 2.13 Inverted graded-beddin


2.7.6 Load cast
Merupakan struktur batuan sedimen yang berupa lekukan di permukaan
ataupun tak beraturan karena pengaruh suatu beban di atas batuan tersebut.

Gambar 2.14 Load cast


2.7.7 Flute cast
Suatu struktur batuan sedimen yang berupa gerusan di permukaan lapisan
batuan karena pengaruh suatu arus.

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

Gambar 2.15 Flute cast

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

Pertama-tama siapkan alat dan bahan yang akan kita pakai dalam
Praktikum batuan sedimen, kemudian siapkan sample batuan sedimen yang
akan kita deskripsikan, sebanyak 7 sample batuan. Pada pendeskripsian batuan
sedimen terbagi menjadi dua jenis batuan yaitu batuan sedimen klastik dan batuan
sedimen non klastik. Langkah pertama yaitu kita menentukan nomor peraga pada
batuan sedimen dengan mengurutkan batuan tersebut lalu kita tulis
menggunakan pensil untuk mempermudah jika ada data yang salah.
Untuk pendeskripsian batuan sedimen klastik, pertama kita lihat warna segar
dan warna lapuk. Dalam menentukan warna segar kita perlu memperhatikan dengan
seksama belahan batuan yang akan deskripsi, kita melihat warna apa yang paling
mendasari atau mendominasi dari batuan tersebut maka itulah warna segarnya. Untuk
warna lapuk kita perhatikan warna apa yang menempel pada batuan selain warna
segar. Selanjutnya kita tentukan campuran dari batuan sedimen yang dideskripsi,
fragmen pembentuk batuan tersebut, matriks, semen, besar butir, pemilahan, derajat
pembundaran, kemas apakah batuan sedimen yang dideskripsi merupakan kemas
tertutup atau kemas terbuka, lalu kita tentukan porositas dan permeabilitas apakah
termasuk baik atau buruk. Lalu kita mendeskripsikan kekompakan batuan sedimen
tersebut, kemudian kita tentukan struktur sedimennya apakah berlapis (bedding) atau
tidak berlapis, sehingga kita dapat menentukan dan mengetahui nama batuan yang
dideskripsi beserta simbol batuannya.
Untuk pendeskripsian batuan sedimen non klastik, pertama kita lihat warna
segar dan warna lapuk. Dalam menentukan warna segar kita perlu memperhatikan
dengan seksama belahan batuan yang akan deskripsi, kita melihat warna
apa yang paling mendasari dari batuan tersebut maka itulah warna segarnya.
Untuk warna lapuk kita perhatikan warna apa yang menempel pada batuan

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

selain warna segar. Selanjutnya kita tentukan mineral pembentuk dari batuan
tersebut. Komposisi dari batuan sedimen yang dideskripsi, kekompakannya
apakah termasuk soft, hard, medium hard, dense, fariable atau spongi. Lalu
kita lihat struktur sedimennya apakah berlapis atau tidak berlapis, sehingga
kita dapat menentukan nama batuan dan simbol batuan yang dideskripsi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Fosil Kayu

No Peraga :1
Warna Lapuk : Cokelat
Warna Segar : Kuning
Tekstur : Non klastik
Mineral Pembentuk : Silika
Komposisi : SiO2
Kekompakan : Hard
Struktur Sedimen : Berlapis
Nama Batuan : Fosil Kayu
Simbol Batuan :
ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA
A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
Makassar, 4 April 2024
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

4.1.2 Batubara

No Peraga :2
Warna Lapuk : Hitam
Warna Segar : Coklat
Tekstur : Non klastik
Mineral Pembentuk : Silika
Komposisi : SiO2
Kekompakan : Soft
Struktur Sedimen : Berlapis
Nama Batuan : Batubara
Simbol Batuan :

ZELIKA ALMADINAH Makassar, MUH.


24 Maret 2022REZA
A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
Asisten Praktikum Praktikan
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

4.1.3 Batu Rijang Coklat

No Peraga :3
Warna Lapuk : Cokelat
Warna Segar : Hijau
Tekstur : Non klastik
Mineral Pembentuk : Kalsedon
Komposisi : SiO2
Kekompakan : hard
Struktur Sedimen : Tidak berlapis
Nama Batuan : Batugamping terumbu
)( )( )(
Simbol Batuan :

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067
09320200058 Makassar, 2409320230276
Maret 2022
Asisten Praktikum Praktikan
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

4.1.4 Batu Breksi

No Peraga :4
Warna Lapuk : Abu-abu
Warna Segar : Cokelat
Tekstur : Klastik
Campuran : Tidak ada
Fragmen Pembentuk : Kerakal Kemas : Tertutup
Matriks :- Porositas : Buruk
Semen : Silika Permeabilitas : Buruk
Besar Butir : 4-64 mm Kekompakan : Hard
Pemilahan : Terpilah buruk
Derajat Pembundaran : Menyudut
Struktur Sedimen : Tidak berlapis
Nama Batuan : Breksi

Simbol Batuan
ZELIKA ALMADINAH
: MUH. REZA
A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
Makassar, 4 April 2024
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

4.1.5 Batu Pasir Karbonat

No Peraga :5
Warna Lapuk : Cokelat
Warna Segar :Kuning
Tekstur : Klastik
Campuran : Tidak ada
Fragmen Pembentuk :- Kemas : Tertutup
Matriks : Pasir Kasar Porositas : Buruk
Semen : Silika Permeabilitas : Buruk
Besar Butir : 4-64 mm Kekompakan : Soft
Pemilahan : Terpilah baik
Derajat Pembundaran : Sangat Membulat
Struktur Sedimen : Berlapis
Nama Batuan : Batu Pasir
Simbol MUH. REZA
NURBatuan :
ZELIKA ALMADINAH
A. ANISA RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

4.1.6 Batu Konglomerat

No Peraga :6
Warna Lapuk : Hitam
Warna Segar : Cokelat
Tekstur : Klastik
Campuran : Tidak ada
Fragmen Pembentuk : Kerakal Kemas : Tertutup
Matriks :- Porositas : Buruk
Semen : Silika Permeabilitas : Buruk
Besar Butir : 4-64 mm Kekompakan : Hard
Pemilahan : Terpilah buruk
Derajat Pembundaran : Membulat Tanggung
Struktur Sedimen : Berlapis
Nama Batuan :Konglomerat

Simbol Batuan :
ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA
A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058 Makassar, 4 April 2024
Asisten Praktikum Praktikan
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

4.1.7 Batufosil Gastrapoda

No Peraga :7
Warna Lapuk : Cokelat
Warna Segar : Hitam
Tekstur : Non klastik
Mineral Pembentuk : Kalsit
Komposisi : CaCO3
Kekompakan : Spongi
Struktur Sedimen : Tidak berlapis
Nama Batuan : Batu gamping terumbu
Simbol Batuan :

Makassar, 24 Maret 2022


Asisten Praktikum Praktikan

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 Dina Zulkarnaen Irsyad mahdi
09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

4.1.8 Serpih

No Peraga :8
Warna Lapuk : Cokelat
Warna Segar : Hitam
Tekstur : Non klastik
Mineral Pembentuk : Kalsit
Komposisi : CaCO3
Kekompakan : Spongi
Struktur Sedimen : Tidak berlapis
Nama Batuan : Batu gamping terumbu
Simbol Batuan :

Makassar, 24 Maret 2022


Asisten Praktikum Praktikan

Dina Zulkarnaen
ZELIKA ALMADINAH Irsyad MUH.
mahdi REZA
A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

4.2.5 Batufosil Kayu

Gambar 4.5 Fosil Kayu


Berdasarkan hasil penelitian nomor peraga 5 merupakan jenis batuan sedimen
non klastik karena tidak memiliki butir dengan deskripsi batuan yaitu warna lapuk
cokelat dan warna segar putih. Memiliki tekstur non klastik, mineral pembentuknya
adalah silikat dengan komposisi kimia SiO 2. Memiliki kekompakan soft dan
berstruktur sedimen tidak berlapis, nomor peraga 5 ini merupakan batu fosil kayu.
Fosil kayu yang membatu adalah sejenis fosil, yaitu fosil dimana semua
bahan organiknya telah digantikan oleh mineral (biasanya sejenis silikat, seperti
quartz) dengan struktur kayu tetap terjaga. Proses fosil terjadi dibawah tanah,
ketika kayu terkubur dibawah lapisan air yang banyak mengandung mineral masuk
ke dalam sel-sel tanaman dan sementara lignin dan selulosa membusuk, mereka
digantikan oleh batu. Kayu yang membatu dapat mempertahankan struktur asli
kayu secara keseluruhan hingga tingkat mikroskopik. Struktur-struktur seperti
cincin/lingkaran tahun pohon dan berbagai macam jaringan merupakan bentuk
yang seringkali diamati.

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

4.2.4 Batubara

Gambar 4.4 Batu Bara

Berdasarkan hasil penelitian omor peraga 4 merupakan jenis batuan sedimen


non klastik karena tidak memiliki butir dengan deskripsi batuan yaitu warna lapuk
cokelat dan warna segar hitam. Teksturnya non klastik karena tidak berbutir.
Mineral pembentuknya yaitu maseral dengan komposisi kimia Carbon (C).
Memiliki kekompakan soft yaitu mudah tergores atau pecah. Struktur sedimennya
berlapis, nomor peraga 4 disebut Batubara.
Batubara adalah batuan sedimen yang mudah atau dapat terbakar, berasal dari
tumbuhan yang pada kondisi tertentu tidak mengalami proses pembusukan dan
penghancuran yang sempurna karena aktivitas anaerob yang sejak pengendapan
terkena proses kimia dan fisika. Proses pembentukan batubara dari tumbuhan
melalui dua tahap, yaitu tahap pembentukan gambut dari tumbuhan yang disebut
proses peatification dan proses coalification. Manfaat batubara yang paling
terkenal adalah bahan bakar terbaik bagi pembangkit listrik.

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

4.2.3 Baturijang Hijau

Gambar 4.3 Baturijang Coklat


Berdasarkan hasil penelitian nomor peraga 3 merupakan jenis batuan sedimen
non klastik karena tidak memiliki butir dengan deskripsi batuan yaitu warna lapuk
cokelat dan warna segar hijau. Teksturnya non klastik karena tidak berbutir.
Memiliki komposisi kimia SiO2 dengan mineral pembentuk silikat, memiliki
kekompakan hard, berstruktur sedimen tidak berlapis, nomor peraga 3 disebut
rijang hijau.
Rijang terdapat pada batuan karbonat yang berupa formasi pasir hijau, batu
gamping, kapur, dan polostine sebagai mineral pertukaran yang terbentuk sebagai
hasil dari beberapa jenis diagenesis. Jika terdapat pada kapur kadal disebut batu
api. Ia juga terdapat pada lapisan tipis ketika merupakan endapan primer. Ini juga
terjadi pada endapan di atom dan dikenal sebagai rijang atom. Rijang terutama
ditemukan dalam bentuk nodul pada batuan endapan seperti kapur atau gamping.
Rijang banyak digunakan untuk membuat senjata seperti pisau dan lainnya.

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

4.2 Pembahasan
4.2.1 Breksi

Gambar 4.1 Breksi

Berdasarkan hasil penelitian nomor peraga 1 merupakan jenis batuan sedimen


klastik karena berbentuk butir. Campurannya tidak ada, fragmen pembentuk
kerakal, tidak memiliki matriks dan semen silika dengan besar butir 2-4 mm,
pemilahan yaitu terpilah buruk, derajat pembundaran yaitu menyudut, memiliki
kemas terbuka sehingga memiliki porositas baik, permeabilitas buruk dan memiliki
kekompakan hard. Memiliki Struktur sedimen berlapis, nomor peraga 1 disebut
breksi.
Secara umum, breksi terbentuk di sebuah singkapan dimana terdapat puing-
puing sisa pelapukan batuan beku menumpuk. Kemudian sisa-sisa pelapukannya
adalah batuan beku itu akan terbawa aliran dan terendapkan di dekat singkapannya,
misalnya pada kipas aluvial. Breksi seringkali tersusun dari mineral rijang, granit,
kuarsa, batugamping. Manfaat dari breksi yaitu digunakan untuk campuran bahan

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

bangunan, digunakan untuk hiasan, untuk membuat vas bunga, meja kecil, asbak,
dan sebagai ornamen tampilan yang menarik.

4.2.6 Batupasir

Gambar 4.6 Batupasir


Bedasarkan hasil penelitian nomor peraga 6 merupakan jenis batuan sedimen
klastik karena berbentuk butir dengan deskripsi batuan yaitu warna lapuk cokelat
dan warna segar kuning. Teksturnya klastik karena berbutir. Memiliki campuran
karbonat, tidak memiliki fragmen pembentuk, memiliki matriks pasir kasar dan
semen SiO2 dengan besar butir 0,5-1 mm, pemilahan yaitu terpilah baik, derajat
pembundaran yaitu sub-rounded, memiliki kemas tertutup sehingga memiliki
porositas buruk, permeabilitas buruk dan memiliki kekompakan soft. Memiliki
Struktur sedimen berlapis, nomor peraga 6 disebut batupasir.
Batupasir terbentuk dengan dua tahap, yaitu sebuah perlapisan terakumulasi
sebagai akibat dari sedimentasi oleh air atau udara. Tahap dua yaitu pasir berubah
menjadi batupasir karena dikompaksi oleh tekanan dan endapan di atasnya serta
disementasikan oleh presipitasi mineral-mineral di dalam pori-pori. Butiran

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

keterdapatan batupasir ini sangat melimpah di daerah bukit pesisir selatan Jawa
maupun barat.

4.2.7 Konglomerat

Gambar 4.7 Konglomerat


Berdasarkan hasil penelitian nomor peraga 7 merupakan jenis batuan sedimen
klastik karena berbentuk butir dengan deskripsi batuan yaitu warna lapuk coklat
dan warna segar abu-abu. Teksturnya klastik karena berbutir. Campuran tidak ada,
fragmen pembentuk kerakal, tidak memiliki matriks dan semen silika dengan besar
butir 2-4 mm, pemilahan yaitu terpilah baik, derajat pembundaran yaitu menyudut,
memiliki kemas tertbuka, memiliki porositas buruk, permeabilitas buruk dan
memiliki kekompakan hard. Memiliki Struktur sedimen berlapis, nomor peraga 7
disebut konglomerat.
Proses terbentuknya diawali dengan proses sedimentasi yang dilakukan oleh
air atau ombak. Tenaga sedimen ini membawa pasir dan kerikil lalu menumpuk
dan mengendap. Batu konglomerat digunakan sebagai bahan bangunan. Biasanya
batuan tersebut menjadi batuan yang menyimpan hidrokarbon.

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

4.2.2 Batufosil Gastropoda

Gambar 4.2 Batufosil Gastropoda


Berdasarkan hasil penelitian nomor peraga 2 merupakan jenis batuan sedimen
non klastik karena tidak memiliki butir dengan deskripsi batuan yaitu warna lapuk
abu-abu dan warna segar coklat. Bertekstur non klastik dan memiliki komposisi
CaCO3, kekompakan hard, memiliki struktur sedimen yang tidak berlapis, nomor
peraga 2 disebut batufosil gastropoda.
Berapa fosil gastropoda merupakan fosil cangkang gastropoda asli, namun
banyak juga fosil yang bukan sebagian besar cangkang gastropoda yang hidup
tersusun dari mineral argonit. Argonit merupakan mineral karbonat yang stabil di
permukaan bumi, namun larut dan digantikan oleh mineral lain selama penguburan
fosilisasi pada batuan ini dapat berasosiasi dengan karbon (C). Manfaat dan
kegunaannya dari fosil ini yaitu dapat digunakan sebagai hiasan rumah. Ini dikenal
dengan sudut telanjang dengan berbagai ukuran dari mikroskopis hingga besar.

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

4.2.8 Batuserpih

Gambar 4.8 Batuserpih


Berdasarkan hasil penelitian nomor paraga 8 merupakan jenis batuan sedimen
non k lastik karena tidak memiliki butir dan dengan deskripsi batuannya yaitu
warna lapuk coklat dan warna segar putih bertekstur non plastik dan memiliki
komposisi CaCO3 memiliki kekompakan medium hard memiliki struktur sedimen
tidak berlapis nomor peraga ini disebut dengan batu serpih
Batuserpih yang terakumulasi bertahap dari partikel lanau. Partikel ini sendiri
diangkut oleh air mengendap berlapis dan mengalami pemadatan sermentasi.
Adapun manfaat batserpih ini yaitu sebagai hiasan dan juga ini di bidang
konstruksi sebagai bahan bangunan yang sangat diperlukan. Batuserpih ini sangat
bermanfaat untuk hidup manusia yang berkelanjutan di masa depan. Batuserpih
merupakan campuran dari serpihan mineral-mineral lempung dan fragmen-fragmen
mineral-mineral dari berbagai macam bentuk mineral.

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Batuan sedimen merupakan batuan yang terjadi sebagai hasil pengendapan


pemadatan dan litifikasi hancuran batuan lain (detritus/klastik) atau pemadatan dan
litifikasi dari hasil reaksi kimia dan organic (non detritus/non klastik). Batuan
sedimen terbagi atas dua yaitu batuan sedimen klastik dan batuan sedimen non
klastik. Batuan sedimen terdiri dari 2 jenis yaitu batuan sedimen klastik dan batuan
sedimen non klastik.
Sifat fisik batuan sedimen klastik yang dideskripsikan pada praktikum batuan
sedimen, yaitu warna yang terdiri dari warna lapuk dan warna segar, tekstur dari
batuan sedimen, campuran, fragmen pembentuk, matriks, semen, besar butir,
pemilahan, derajat pembundaran, kemas, porositas, permeabilitas, kekompakan,
struktur sedimen, nama batuan dan simbol batuan. Sedangkan sifat fisik batuan
sedimen non klastik yang dideskripsi yaitu warna yang terbagi menjadi dua yaitu
warna lapuk dan warna segar, tekstur, mineral pembentuknya, komposisi,
kekompakan, struktur sedimen, nama batuan lalu simbol batuan sedimen.

5.2 Saran

5.1.1 Laboratorium
Tetap menjaga kebersihan dan kerapian laboratorium serta melengkapi
sarana dan prasarana laboratorium.
5.1.2 Asisten

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN

Agar tidak pernah bosan untuk terus membimbing dan berbagi pengetahuan
kepada praktikannya. Serta Sebagai asisten praktikum, sudah cukup baik dan tegas
kepada praktikan, dan semoga kedepannya bisa jauh lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Asisten Laboratorium Batuan, 2022. “Penuntun Praktikum Geologi Dasar 2022”,


Laboratorium Batuan FTI UMI, Makassar.
Devita Badiatan Fiti, 2017. Klasifikasi Jenis Batuan Sedimen Berdasarkan Tekstur
Dengan Metode Gray Level Co – Occurrence Matrix Dan K-nn
Laboratorium Krismin. (1981). Modul Kristalografi Mineralogi. In Journal of
Chemical Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9).
Prasetya, Z. (2013). Pengenalan Mineral dan Batuan. Dialog, 44(1), i–Vi.
Sitorus, N. M. H., Purwanto, M. S., dan Utama, W. (2017). Estimasi Ketebalan
Lapisan Batuan Beku dan Amplifikasi Desa Olak Alen Blitar Menggunakan
Metode Mikrotremor HVSR. In Jurnal Teknik ITS (Vol. 6, Issue 2).
Simon dan Schuster's. (1987). Rock And Minerals

ZELIKA ALMADINAH MUH. REZA


A. ANISA NUR RAMADANI DINA ZULKARNAEN
09320210067 09320230276
09320200058

Anda mungkin juga menyukai