BATUAN METAMORF
KOORDINATOR PRAKTIKUM
GEOLOGI DASAR
NUR FADILAH
09320220119
C4
MAKASSAR
2022
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
BAB I
PENDAHULUAN
Geologi sendiri berasal dari bahasa Yunani yakni “geo” yang artinya bumi
dan “logos” yang artinya adalah ilmu. Dengan kata lain, geologi adalah ilmu yang
mempelajari terbentuknya bumi. Geologi merupakan ilmu pengetahuan yang
memang dikhususkan untuk mempelajari planet bumi, terutama bahan penyusunnya,
proses terjadi dan terbentuknya. Batuan adalah kumpulan dari satu atau lebih
mineral, yang merupakan bagian dari kerak bumi. Terdapat tiga jenis batuan
yang utama yaitu batuan beku (igneous rock), batuan sedimen (sedimentary
rock) dan batuan metamorfik (metamorphic rock).
Batuan metamorf adalah batuan ubahan yang terbentuk dari batuan asalnya,
berlangsung dalam keadaan padat, akibat pengaruh kedua-duanya yang disebut
proses metamorfisme dan berlangsung di bawah permukaan. Proses metamorfisme
membentuk batuan yang sama sekali berbeda dengan batuan asalnya, baik tekstur
maupun komposisi mineral. Mengingat bahwa kenaikan tekanan dan temperatur akan
mengubah mineral bila batas kestabilannya terlampaui dan juga hubungan antar
butiran/kristalnya. Oleh karena itu, disamping faktor tekanan dan temperatur,
pembentukan batuan metamorf ini jika tergantung pada jenis batuan asalnya. Batuan
beku terdiri dari dua struktur yaitu batuan metamorf foliasi dan batuan metamorf non
foliasi.
Sifat fisik batuan metamorf yang dideskripsi yaitu warna yang terdiri dari
warna lapuk dan warna segar, jenis tekstur yang terdiri dari kristaloblastik (jenis
tekstur dan bentuk kristal) dan palimpsest (blasto ofitik, blasto porfiritik, blasto
psefitik, blasto samit dan blasto pelitik), bentuk kristal dari batuan yang dideskripsi
apakah termasuk idioblastik, hipidioblastik atau xenoblastik, struktur dari batuan
yang dideskripsi terdiri dari foliasi (slaty, phyllitic, scictose dan gneissic) dan non
foliasi (granulose, hornfelsik, milonitik dan breksi kataklastik), lalu menentukan
komposisi mineral yang menyusun batuan tersebut, sehingga dari hasil
pendeskripsian dapat diketahui nama batuan metamorf yang dideskripsi serta simbol
dari batuan metamorf yang dideskripsi (Penuntun Praktikum Geologi Dasar, 2023).
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-115
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum batuan metamorf agar praktikan dapat mengenal dan
mengetahui tentang batuan metamorf.
1.2.2 Tujuan
a. Praktikan dapat menjelaskan definisi dan mendeskripsikan batuan metamorf
foliasi dan non foliasi;
b. Praktikan dapat mengetahui perbedaan batuan metamorf foliasi dan non
foliasi;
c. Praktikan dapat menjelaskan struktur dan tekstur batuan metamorf foliasi dan
non foliasi;
d. Praktikan dapat menentukan nama batuan metamorf.
1.3.1 Alat
a. Alat tulis menulis;
b. Mistar min. 30 cm;
c. Loop (60×);
d. Magnet;
e. Lap kasar dan lap halus;
f. Skala bar.
1.3.2 Bahan
a. Buku catatan;
b. HCL 0,1 M;
c. Kertas HVS A4 (Min. 5);
d. Buku penuntun geologi dasar;
e. Buku referensi;
f. Problem set.
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-116
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sebagai objek utama, dan sebagian besar berhubungan dengan bagian terluar
dari bumi yaitu kerak bumi. Geologi meliputi studi tentang mineral, batuan, fosil
tidak hanya sebagai objek, tetapi menyangkut penjelasan tentang sejarah
pembentukannya. Geologi juga mempelajari dan menjelaskan gambaran fisik serta
proses yang berlangsung dipermukaan dan dibawah permukaan bumi, pada saat
sekarang dan juga pada masa lalu.
Geologi fisik didalam hal ini merupakan dasar untuk mempelajari ke-
semuanya ini, dengan dimulai mempelajari unsur utama, yaitu batuan sebagai
penyusun kerak bumi, mengenal proses pembentukannya, serta menjelaskan
kehadiran serta sifat-sifat fisiknya di bumi. Ilmu geologi mempunyai ruang lingkup
sangat luas, yang didalam pengkajiannya lebih dalam berkembang sebagai cabang
ilmu yang bersifat lebih khusus dan terinci.
Beberapa cabang ilmu geologi antara lain:
1. Petrologi adalah studi tentang batuan, asal mula kejadiannya, terdapatnya,
serta penjelasan lingkungan pembentukannya. Disiplin ini akan berhubungan
dengan studi tentang mineral (mineralogi) dan bentuk-bentuk kristal dari mineral
(kristalografi).
2. Stratigrafi adalah studi tentang urutan perlapisan pada batuan, membahas
tentang hubungannya dan proses yang terjadi di sedimentasinya
(sedimentologi) serta sejarah perkembangan yang terjadi di cekungan
sedimentasinya.
3. Petrologi adalah studi tentang fosil dan aspek kehidupan purba yang terekam di
dalam batuan. Studi ini akan membahas tentang lingkungan pembentukan batuan,
umur relatif, serta menjelaskan keadan dan proses yang terjadi pada masa lalu
(paleogeografi).
4. Geologi Struktur adalah studi tentang bentuk batuan dan kerak bumi, sebagai
hasil dari proses perubahan (deformasi) akibat tektoknik, yaitu proses gerak yang
terjadi dalam bumi.
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-117
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
Batuan adalah kumpulan dari satu atau lebih mineral, yang merupakan
bagian dari kerak bumi. Terdapat tiga jenis batuan yang utama yaitu batuan
beku (igneous rock), terbentuk dari hasil pendinginan dan kristalisasi magma
didalam bumi atau dipermukaan bumi; batuan sedimen (sedimentary rock),
terbentuk dari sedimen hasil rombakan batuan yang telah ada, oleh akumulasi
dari material organik atau hasil penguapan dari larutan dan batuan
metamorfik (metamorphic rock), merupakan hasil perubahan dalam keadaan
padat dari batuan yang telah ada menjadi batuan yang mempunyai komposisi
dan tekstur yang berbeda, sebagai akibat perubahan panas, tekanan, kegiatan
kimiawi atau perpaduan ketiganya. Semua jenis batuan ini dapat diamati
dipermukaan sebagai (singkapan). proses pembentukannya juga dapat
diamati saat ini.
Sebagai contoh, kegiatan gunung api yang menghasilkan beberapa
jenis batuan beku, proses pelapukan, erosi, transportasi dan pengendapan
sedimen yang setelah melalui proses pembatuan (lithification) menjadi
beberapa jenis batuan sedimen. Kerak bumi ini bersifat dinamik, dan
merupakan tempat berlangsungnya berbagai proses yang mempengaruhi
pembentukan ketiga jenis batuan tersebut. Sepanjang kurun waktu dan akibat
dari proses-proses ini, suatu batuan akan berubah menjadi jenis yang lain.
Hubungan ini merupakan dasar dari jentera (siklus) batuan.
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-118
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-119
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
Batuan metamorf adalah batuan ubahan yang terbentuk dari batuan asalnya,
berlangsung dalam keadaan padat, akibat pengaruh kedua-duanya yang disebut
proses metamorfisme dan berlangsung di bawah permukaan. Proses metamorfisme
membentuk batuan yang sama sekali berbeda dengan batuan asalnya, baik tekstur
maupun komposisi mineral. Mengingat bahwa kenaikan tekanan dan temperatur
akan mengubah mineral bila batas kestabilannya terlampaui dan juga hubungan antar
butiran/kristalnya. Oleh karena itu, disamping faktor tekanan dan temperatur,
pembentukan batuan metamorf ini jika tergantung pada jenis batuan asalnya.
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-120
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-121
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
Ada tiga jenis metamorfisme yang terjadi pada batuan metamorf, yaitu:
1. Metamorfisme thermal (kontak)
Metamorfisme thermal (kontak) terjadi karena aktivitas intrusi magma,
proses yang berperan adalah panas larutan aktif.
2. Metamorfisme dinamis
Metamorfisme dinamis terjadi di daerah pergeseran atau pergerakan yang
dangkal (misalnya zona patahan), dimana tekanan lebih berperan daripada panas
yang timbul. Seringkali hanya terbentuk bahan yang sifatnya hancuran, kadang-
kadang juga terjadi rekristalisasi.
3. Metamorfisme regional
Metamorfisme regional yaitu proses yang berperan adalah kenaikan tekanan
dan temperatur. Proses ini terjadi secara regional, berhubungan dengan
lingkungan tektonis, misalnya pada jalur pembentukan pegunungan dan zona
tunjaman.
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-122
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
aliran plastis, peretakan dan pembutiran atau rekristalisasi. Beberapa tekstur dan
struktur di dalam batuan metamorf mungkin diturunkan dari batuan pre-metamorfik
(seperti: cross bedding), tetapi kebanyakan hal ini terhapus selama metamorfisme.
Penerapan dari tekanan yang tidak sama, khususnya jika disertai oleh pembentukan
mineral baru, sering menyebabkan kenampakan penjajaran dari tekstur dan struktur.
Jika planar disebut foliasi. Seandainya struktur planar tersebut disusun oleh lapisan-
lapisan yang menyebar atau melensa dari mineral-mineral yang berbeda tekstur,
misal: lapisan yang kaya akan mineral granular (seperti: felspar dan kuarsa)
berselang-seling dengan lapisan-lapisan kaya mineral-mineral tabular atau prismatik
(seperti: feromagnesium), tekstur tersebut menunjukkan sebagai gneis. Seandainya
foliasi tersebut disebabkan oleh penyusunan yang sejajar dari mineral-mineral pipih
berbutir sedang-kasar (umumnya mika atau klorit) disebut skistosity. Pecahan batuan
ini biasanya sejajar dengan skistosity menghasilkan belahan batuan yang berkembang
kurang baik. Pengenalan batuan metamorf tidak jauh berbeda dengan jenis batuan
lain yaitu didasarkan pada warna, tekstur, struktur dan komposisinya. Namun untuk
batuan metamorf ini mempunyai kekhasan dalam penentuannya yaitu pertama-tama
dilakukan tinjauan apakah termasuk dalam struktur foliasi (ada penjajaran mineral)
atau non foliasi (tanpa penjajaran mineral).
Gambar 2.5 Diagram alir untuk identifikasi batuan metamorf secara umum
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-123
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-124
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-125
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
d. Blasto samit, bila batuan asal sedimen klastik berukuran pasir (psamit)
e. Blasto pelitik, bila batuan asal batuan sedimen klastik berukuran lempung
(argilit).
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-126
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-127
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
Foliasi sudah mulai jelas oleh kepingan mika, dengan belahan yang
merata/menerus, terdiri dari selang-seling bentuk kristal lepidoblastik dan
granoblastik.
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-128
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-129
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-130
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
metamorfisme yang lebih tinggi, kristal tampak tanpa lensa. Disini biasanya kita
menjumpai mineral-mineral yang pipih dan memanjang yang terorientasi kuat
membentuk skistosity yang menyolok. Batuan ini dinamakanskis, masih bisa dibelah
menjadi lembaran-lembaran. Umumnya berkembang porpiroblast; hal ini sering
dapat diidentikkan dengan sifat khas mineral metamorfik seperti garnet, staurolit,
atau kordierit. Masih pada metamorfisme tingkat tinggi disini skistosity menjadi
kurang jelas; batuan terdiri dari kumpulan butiran sedang sampai kasar dari tekstur
dan mineralogi yang berbeda menunjukkan tekstur gnessik dan batuannya
dinamakan gneis. Kumpulan yang terdiri dari lapisan yang relatif kaya kuarsa dan
feldspar, kemungkinan kumpulan tersebut terdiri dari mineral yang mengandung
feromagnesium (mika, piroksin dan ampibol). Komposisi mineralogi sering sama
dengan batuan beku, tetapi tekstur gnessik biasanya menunjukkan asal
metamorfisme; dalam kumpulan yang cukup orientasi sering ada. Penambahan
metamorfisme dapat mengubah gneis menjadi migmatit. Dalam kasus ini, kumpulan
berwarna terang menyerupai batuan beku tertentu dan perlapisan kaya
feromagnesium mempunyai aspek metamorfik tertentu.
Jenis batuan metamorf lain penamaannya hanya berdasarkan pada komposisi
mineral, seperti: Marmer disusun hampir semuanya dari kalsit atau dolomit; secara
tipikal bertekstur granoblastik. Kuarsit adalah batuan metamorfik bertekstur
granobastik dengan komposisi utama adalah kuarsa, dibentuk oleh rekristalisasi dari
batupasir atau chert/rijang. Secara umum jenis batuan metamorfik yang lain adalah
sebagai berikut:
2.8.1 Amphibolit
Batuan yang berbutir sedang sampai kasar komposisi utamanya adalah
ampibol (biasanya hornblende) dan plagioklas.
2.8.2 Eclogit
Batuan yang berbutir sedang komposisi utama adalah piroksin klino ompasit
tanpa plagioklas felspar (sodium dan diopsit kaya alumina) dan garnet kaya pyrop.
Eclogit mempunyai komposisi kimia seperti basal, tetapi mengandung fase yang
lebih berat. Beberapa eclogit berasal dari batuan beku.
2.8.3 Granulit
Batuan yang berbutir merata terdiri dari mineral (terutama kuarsa, felspar,
sedikit garnet dan piroksin) mempunyai tekstur granoblastik. Perkembangan struktur
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-131
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
gnessiknya lemah mungkin terdiri dari lensa-lensa datar kuarsa dan/atau felspar.
Batuan granulit adalah batuan yang memiliki mutu tinggi.
2.8.4 Hornfels
Berbutir halus, batuan metamorfisme thermal terdiri dari butiran-butiran yang
equidimensional dalam orientasi acak. Beberapa porphiroblast atau sisa fenokris
mungkin ada. Butiran-butiran kasar yang sama disebut granofels.
2.8.5 Milonit
Cerat berbutir halus atau kumpulan batuan yang dihasilkan oleh pembutiran
atau aliran dari batuan yang lebih kasar. Batuan mungkin menjadi protomilonit,
milonit, atau ultramilomit, tergantung atas jumlah dari fragmen yang tersisa.
Bilamana batuan mempunyai skistosity dengan kilap permukaan sutera, rekristralisasi
mika, batuannya disebut philonit.
2.8.6 Serpentinit
Batuan yang hampir seluruhnya terdiri dari mineral-mineral dari kelompok
serpentin. Mineral asesori meliputi klorit, talk, dan karbonat. Serpentinit dihasilkan
dari alterasi mineral silikat feromagnesium yang terlebih dahulu ada, seperti olivin
dan piroksen.
2.8.7 Skarn
Marmer yang tidak bersih/kotor yang mengandung kristal dari mineral kapur-
silikat seperti garnet, epidot, dan sebagainya. Skarn terjadi karena perubahan
komposisi batuan penutup (country rock) pada kontak batuan beku.
Mineral metamorfik adalah mineral yang terbentuk hanya pada suhu dan
tekanan tinggi terkait dengan proses metamorfosis. Mineral ini, yang dikenal sebagai
mineral indeks, termasuk silimanit, kyanit, staurolit, andalusit, dan beberapa garnet.
Mineral lainnya, seperti olivin, piroksen, amfibol, mika, feldspar, dan kuarsa dapat
ditemukan dalam batuan metamorf, tetapi belum tentu merupakan hasil dari proses
metamorfisme. Mineral ini terbentuk selama kristalisasi batuan beku. Mereka stabil
pada suhu dan tekanan tinggi yang secara kimia tidak berubah ketika selama
terjadinya proses metamorfisme. Namun, semua mineral stabil hanya dalam batas-
batas tertentu, dan adanya beberapa mineral dalam batuan metamorf menunjukkan
perkiraan suhu dan tekanan di mana mereka terbentuk.
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-132
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-133
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-134
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-135
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
Cairan yang menyebabkan metasomatisme kaya akan H2O dan bersuhu 2500
C atau lebih dinamakan larutan hidrotermal (dari bahasa Yunani, hidro- air dan
termal - panas). Larutan hidrotermal membentuk urat-urat (veins) dengan
mengendapkan bahan yang terlarut seperti kwarsa atau kalsit dalam rekahan-rekahan.
Selain itu dapat juga menghasilkan ubahan pada batuan yang dialirinya. Larutan
hidrotermal mempunyai peranan penting dalam pembentukan cebakan mineral
berharga., dengan membentuk urat-urat dan alterasi batuan. Cebakan mineral
berharga hasil larutan hidrotermal lebih banyak dijumpai dari pada tipe lainnya.
Komposisi utama larutan hidrotermal adalah air.
Dalam airnya selalu mengandung garam-garam, sodium khlorida, potasium
khlorida, kalsium sulfat, dan kalsium khloride. Kadar garam terlarut bervariasi,
berkisar dari salinitas air laut, 3.5 persen berat, sampai puluhan kalinya. Larutan
yang sangat ‘asin’ (barin) dapat melarutkan sedikit mineral-mineral yang tampaknya
tidak larut, seperti emas, khalkopyrit, galena dan sfalerit. Larutan hidrotermal
terjadi dalam beberapa cara. Salah satunya adalah saat magma yang terjadi oleh
peleburan parsial basah yang mendingin dan mengkristal, air yang menyebabkan
peleburan parsial basah dilepaskan. Namun tidak sebagai air murni, tapi mengandung
semua unsur yang dapat larut yang terdapat dalam magma, seperti NaCl, dan unsur-
unsur kimia, emas, perak, tembaga, timbal, zinc, merkuri dan molybdinum, yang
tidak terikat kuarsa, feldspar, dan mineral lain dengan substitusi ion.
Suhu yang tinggi meningkatkan efektivitas larutan sangat asin ini untuk
membentuk endapan mineral hidrotermal. Volkanisme dan panas merupakan satu
kesatuan. Oleh karena itu wajar bila banyak endapan mineral berasosiasi dengan
batuan volkanik panas yang dimasuki air yang bersirkulasi di kedalaman, yang
berasal dari air hujan atau air laut. Banyak sekali endapan mineral dijumpai pada
bagian atas tumpukan volkanik, yang diendapkan saat larutan hidrotermal yang
bergerak naik, mendingin dan mengendapkan mineral bijih.
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-136
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-137
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
dan (4) Zona dimana peleburan parsial basah dimulai. Magma juga merupakan
sumber panas untuk larutan hidrotermal yang menghasilkan endapan bijih.
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-138
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
Batuan metamorf atau malihan merupakan jenis batuan yang berasal dari
batuan sedimen dan batuan beku. Batuan ini merupakan hasil transformasi dari suatu
tipe batuan yang sudah ada sebelumnya, atau biasa disebut dengan metamorfosis.
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
Proses pembentukan batuan ini berasal dari batuan yang sudah ada
sebelumnya, yaitu protolith. Batuan ini akan mengalami perubahan kimia atau fisika
yang cukup besar. Pasalnya, protolith atau batuan asal akan dikenai panas lebih dari
150 derajat celcius.
Batuan metamorf juga memiliki berbagai macam jenis. Berikut ini penjelasan
beberapa jenis batuan matamorf tersebut:
2.14.1 Batu sekis biru
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-140
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-141
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-142
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-143
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-144
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
2.14.10 Milonit
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-145
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
2.15 Memamorfosa
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-146
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
didefinisikan sebagai gaya yang bekerja kesegala arah secara seimbang dan tekanan
jenis ini disebut sebagai “hydrostatic stress” atau “uniform stress”. Jika tekanan
kesegala arah tidak seimbang maka disebut sebagai “differential stress”.Jika tekanan
diferensial hadir selama proses metamorfosa, maka tekanan ini dapat berdampak
pada tekstur batuan. Butiran butiran yang berbentuk membundar (rounded) akan
berubah menjadi lonjong dengan arah orientasinya tegak lurus dengan tekanan
maksimum dari tekanan diferensial.
Reaksi kimia yang terlibat dalam metamorfosa, selama re-kristalisasi, dan
pertumbuhan mineral-mineral baru terjadi pada waktu yang sangat lambat. Hasil
uji laboratorium mendukung hal tersebut dimana dibutuhkan waktu yang lama
dalam proses metamorfosa untuk membentuk butiran butiran mineral yang
ukurannya cukup besar. Jadi, batuan metamorf yang berbutir kasar akan memerlukan
waktu yang lama, diperkirakan membutuhkan waktu hingga jutaan
tahun.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
Pertama-tama siapkan alat dan bahan yang akan kita pakai dalam
Praktikum batuan sedimen, kemudian siapkan sampel batuan metamorf yang
akan kita deskripsikan, sebanyak 5 sampel batuan. Pada pendeskripsian batuan
metamorf terbagi menjadi dua jenis struktur yaitu batuan metamorf foliasi dan batuan
metamorf non foliasi. Langkah pertama yaitu kita menentukan nomor peraga
pada batuan sedimen dengan mengurutkan batuan tersebut lalu kita tulis
menggunakan pensil untuk mempermudah jika ada data yang salah.
Untuk pendeskripsian batuan metamorf, pertama kita lihat warna segar dan
warna lapuk. Dalam menentukan warna segar kita perlu memperhatikan dengan
seksama belahan batuan yang akan deskripsi, kita melihat warna apa yang paling
mendasari atau mendominasi dari batuan tersebut maka itulah warna segarnya. Untuk
warna lapuk kita perhatikan warna apa yang menempel pada batuan selain warna
segar. Selanjutnya kita tentukan jenis tekstur batuan metamorf yang kita deskripsikan
apakah termasuk kristaloblastik atau palimpsest/sisa/relik, jika batuan tersebut
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-147
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
mempunyai tekstur kristaloblastik maka kita tentukan apakah termasuk jenis butir
lepidoblastik, nematoblastik, granoblastik atau porfiroblastik dan jika termasuk
palimsest apakah termasuk blasto ofitik, blasto porfiritik, blasto psefitik, blasto samit
dan blasto pelitik. Lalu kita tentukan bentuk kristalnya apakah termasuk idioblastik
(apabila sebagian besar mineralnya berbentuk euhedral), hipidioblastik (apabila
sebagian besar mineralnya berbentuk subhedral) atau xenoblastik (apabila sebagian
besar mineralnya berbentuk anhedral). setelah itu kita tentukan apakah termasuk
struktur foliasi (memiliki kesejajaran mineral) atau non foliasi (tidak memiliki
kesejajaran mineral) jika termasuk struktur foliasi maka kita tentukan apakah
termasuk slaty, phyllitic, scictose atau gneissic dan apabila termasuk struktur non
foliasi maka kita tentukan apakah termasuk granulose, hornfelsik, milonitik atau
breksi kataklastik. Sehingga kita dapat menentukan nama batuan metamorf
yang dideskripsi beserta dan simbol batuannya. Setelah semua sampel batuan
dideskripsi maka kita merapikan alat dan bahan yang digunakan dalam
mendeskripsikan batuan metamorf kemudian mengembalikan sampel batuan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-148
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
No. Peraga :1
Warna Segar : Hijau
Warna Lapuk : Coklat
Jenis Tekstur : Kristaloblastik (Nematoblastik)
Bentuk Kristal : Lipidioblastik
Struktur : Foliasi (Slate)
Komposisi Mineral :
Komposisi Mineral Nama Mineral % Komposisi Kimia
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-149
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
No. Peraga :2
Warna Segar : Hijau
Warna Lapuk : Cokelat
Jenis Tekstur : Kristaloblastik (Granoblastik)
Bentuk Kristal : Hipidioblastik
Struktur : Foliasi (Slaty)
Komposisi Mineral :
Komposisi Mineral Nama Mineral % Komposisi Kimia
Mineral Utama Klorit 55 CiO2-
Kuarsa 35 SiO2
Mineral tambahan Kalsit 10 CaCO3
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-150
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
No. Peraga :3
Warna Segar : Putih
Warna Lapuk : Coklat
Jenis Tekstur : Kristaloblastik (Granoblastik)
Bentuk Kristal : Idioblastik
Struktur : Non Foliasi (Granulose)
Komposisi Mineral :
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-151
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
No. Peraga :4
Warna Segar : Hijau
Warna Lapuk : Coklat
Jenis Tekstur : Kristaloblastik (Nematoblastik)
Bentuk Kristal : Xenoblastik
Struktur : Foliasi (Milonitik)
Komposisi Mineral :
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-152
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
No. Peraga :5
Warna Segar : Abu-abu
Warna Lapuk : Cokelat
Jenis Tekstur : Kristaloblastik (Lepidoblastik)
Bentuk Kristal : Xenoblastik
Struktur : Foliasi (Skiss)
Komposisi Mineral : (CiO2), (CaCo3), (SiO2)
Komposisi Mineral Nama mineral % Komposisi Kimia
Mineral Utama Klorit 55 CiO2-
Mika 35 Kal2(Si3AlO10)(OH)2
Biotit K(Mg,Fe)2-3Al1-2Si2-3O10
Mineral Tambahan 10
(OH,F)2
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-153
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-155
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-156
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-157
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Batuan metamorf adalah batuan ubahan yang terbentuk dari batuan asalnya,
berlangsung dalam keadaan padat, akibat pengaruh kedua-duanya yang disebut
proses metamorfisme dan berlangsung di bawah permukaan. Sifat fisik batuan
metamorf yang dideskripsi yaitu warna yang terdiri dari warna lapuk dan warna
segar, jenis tekstur yang terdiri dari kristaloblastik (jenis tekstur dan bentuk kristal)
dan palimpsest (blasto ofitik, blasto porfiritik, blasto psefitik, blasto samit dan blasto
pelitik), bentuk kristal dari batuan yang dideskripsi apakah termasuk idioblastik,
hipidioblastik atau xenoblastik, struktur dari batuan yang dideskripsi terdiri dari
foliasi (slaty, phyllitic, scictose dan gneissic) dan non foliasi (granulose, hornfelsik,
milonitik dan breksi kataklastik), lalu menentukan komposisi mineral yang menyusun
batuan tersebut, sehingga dari hasil pendeskripsian dapat diketahui nama batuan
metamorf yang dideskripsi serta simbol dari batuan metamorf yang dideskripsi.
Batuan metamorf foliasi memiliki kesejajaran mineral contohnya seperti sekis
biru dan gneiss. Sedangkan, batuan metamorf non foliasi tidak memiliki kesejajaran
mineral contohnya seperti serpentine, granulit dan kuarsit.
Struktur batuan metamorf non foliasi terdiri dari granulose, hornfelsik,
milonitik dan breksi kataklastik sedangkan struktur batuan metamorf foliasi terdiri
dari slaty, phyllitic, scictose dan gneissic. Tekstur batuan metamorf terdiri dari
kristaloblastik (jenis tekstur dan bentuk kristal) dan palimpsest (blasto ofitik, blasto
porfiritik, blasto psefitik, blasto samit dan blasto pelitik).
Penamaan batuan metamorf bisa berdasarkan struktur. Misalnya sekis dan
gneiss. Untuk memperjelas dalam penamaan, banyak digunakan kata tambahan yang
menunjukan ciri khusus batuan metamorf tersebut, misalnya keberadaan mineral
pencirinya contohnya sekis klorit. Bisa juga berdasarkan jenis mineral penyusun
utamanya contohnya kuarsit atau berdasarkan fasies metamorfiknya, contohnya
granulit.
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-158
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
5.2 Saran
5.2.1 Laboratorium
Saran saya untuk laboratorium geologi dasar, apabila memungkinkan
dilakukan pembaharuan dan perbaikan sarana maupun prasarana laboratorium secara
berkelanjutan demi meminimalisir kekeliruan dan sebagai penunjang pengamatan
ketika praktikum sedang berlangsung. Pada saat praktikum telah berakhir di dalam
ruangan sebaiknya kebersihan laboratorium tetap diperhatikan sebagaimana
mestinya, agar pada praktikum selanjutnya asisten praktikum dan juga praktikan
merasa nyaman, bersih dan aman.
5.2.2 Asisten
1. Asisten sudah baik dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, namun
sebaiknya penjelasan kepada praktikan mengenai materi-materi praktikum
lebih ditingkatkan lagi.
2. Dalam hal asistensi laporan, sebaiknya asisten lebih cepat merespon
praktikan namun jika mengalami kesibukan sebaiknya memberikan info
kepada praktikan.
3. Secara menyeluruh konsep dari apa yang dijelaskan mudah dimengerti dan
diharapkan kedepannya bisa menjadi lebih ramah kepada semua peserta
praktikum.
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-159
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN METAMORF
DAFTAR PUSTAKA
NUR FADILAH
09320220119
Batuan Metamorf-160