LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2023
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
II. BAB II
MINERALOGI
Adapun maksud dan tujuan dari praktikum Mineralogi dan Petrologi pada
bab batuan beku kali ini adalah sebagai berikut :
1. Agar dapat mengenal, mendeskripsikan dan menentukan nama mineral-mineral
pembentuk batuan berdasarkan sifat-sifat fisiknya (secara megaskopis).
2. Agar dapat membuat beberapa kesimpulan mengenai struktur ksristal,
komposisi kimia, asosiasi dengan mineral lain dan mengetahui proses
pembentukan mineral tersebut.
3. Agar dapat menerapkan manfaat sifat fisik mineral dalam berbagai praktek di
bidang Teknik.
Ilmu geologi tidak dapat dipisahkan dari ilmu yang berhubungan secara
langsung dengan bumi. Geologi mempelajari segala aspek yang berhubungan
dengan bumi. Mengenal kristal dan mineral merupakan basis untuk memahami lebih
lanjut dalam geologi pemahaman dasar mengenai kristal dan mineral merupakan
dasar yang harus dikuasai sebelum mempelajari cabang ilmu yang lainnya. Geologi
dapat digolongkan sebagi suatu ilmu pengetahuan yang komplek, mempunyai
pembahasan materi yang beraneka ragam namun juga merupakan suatu bidang
ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari. Mineral dapat didefinisikan sebagai
bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur
kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana atom-atom didalamnya tersusun
mengikuti suatu pola yang sistematis.
Mineral dapat kita jumpai di sekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan,
tanah atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Mineral memiliki sifat dan
bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang
teratur didalamnya. Apabila kondisinya dapat dan memungkinkan, mereka akan
dibatasi oleh bidang rata dan diasumsikan sebagai bentuk teratur yang dikenal
sebagai kristal. Terdapat dua cara untuk mengenali suatu mineral, yaitu melalui sifat
fisik serta sifat kimianya. Beberapa dari mineral tersebut dapat mempunyai nilai
Kelompok I 1
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan
untuk di tambang seperti emas dan perak.
(Noor, 2012)
2.2.1. Genesa Mineral
Genesa mineral merupakan proses pembentukan mineral, rangkaian yang
berlangsung secara alamiah di berbagai lingkungan di bumi yang memungkinkan
atom-atom yang bersesuaian saling terikat satu sama lain. Adapun mekanisme
pembentukannya berhubungan dengan perubahan suhu dan tekanan yang disebut
sebagai proses kristalisasi.
Proses kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dan
pengendapan larutan, melt atau pengendapan langsung dari gas. Proses kristalisasi
mineral dapat berlangsung di permukaan maupun di bawah permukaan bumi.
Proses ini dapat dikelompokkan ke dalam sembilan sistem, yaitu:
a. Sistem magmatisme, pembentukan mineral pada sistem ini dapat
berlangsung pada dapur magma, konduit, reservoir, pipa kepundan dan di
permukaan bumi. Kristalisasi ini terjadi akibat penurunan suhu dan
tekanan magma. Magmatisme adalah seluruh kegiatan magma, mulai dari
peleburan, proses ketika magma naik ke permukaan planet, sampai
membeku dan membentuk batuan.
*Sumber: https://Needthing.com, 2023
Gambar 2.1
Sistem Magmatisme
Kelompok I 2
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 2.3
Sistem Hidrotermal
Kelompok I 3
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
e. Proses sedimenter, pada proses ini terbentuk endapan yang berasal dari
proses pengendapan beberapa mineral dan telah mengalami pelapukan
batuan sebelumnya.
f. Proses evaporasi, pada proses ini terjadi pembentukan mineral yang
terdapat di daerah kering dan juga panas, akibatnya mineral yang terlarut
didalam air akan tetap tertinggal saat penguapan sedang terjadi.
g. Konsentrasi residu mekanik, pada tahap ini terdapat endapan residu yang
merupakan hasil dari proses pelapukan dan pengendapan yang terjadi di
tempat yang sama. Larutan akan mengalami pengendapan di tempat lain
dengan air dimana larutan tersebut akan mengalami pengendapan di
tempat lain selama lingkungan sudah mengijinkan. Pengendapan ini akan
terkonsentrasi dalam beberapa waktu sehingga mengalami proses
konsentrasi mekanik dan residual secara bertahap menghasilkan mineral-
mineral baru.
h. Proses oksidasi dan supergen enrichment, mengalami pelapukan yang
disebabkan oleh udara ataupun rembesan dari air pada proses ini mineral
bijih yang berada di dekat permukaan bumi akan membentuk gossam
(padatan masif yang berubah menjadi porus).
i. Proses metamorfisme adalah prosesperubahan dalam mineralogi atau
tekstur yang terjadi pada batuan akibat peningkatan tekanan atau suhu.
pada proses ini terjadi perubahan dari suatu mineral menjadi mineral
Kelompok I 4
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
baru atau menghasilkan mineral yang sama akan tetapi mempunyai
sifat berbeda.
(Soeriadmadja, 1992)
2.2.2. Sifat Fisik Mineral
Proses pembentukan mineral, baik logam maupun non-logam dapat terjadi
karena proses mineralisasi yang disebabkan oleh aksi magma dan mineral, selain
aktivitas magma juga dapat diperoleh dalam proses pengolahan terbagi menjadi
beberapa jenis diantaranya yaitu warna, kilap, cerat, pecahan, belahan, kekerasan,
kemagnetan dan berat jenis. Adapun penjelasan tentang fisik-fisik mineral adalah
sebagai berikut:
a. Warna (Colour)
Warna mineral adalah warna yang bisa ditangkap oleh mata jika
mineral tersebut terkena sinar penting untuk membedakan antara warna
yang disebabkan oleh campuran atau pengotoran dan warna asli elemen-
elemen utama pada mineral tersebut misalnya warna asli dan elemen-
elemen utama pada mineral (idiochromatis), yaitu warna yang tetap dan
khas. Contohnya ialah sulfur yang identik dengan warna kuning dan talk
yang identik dengan warna putih.
Warna asli mineral disebut dengan warna idiochromatic
sedangkan warna yang dihasilkan oleh adanya pengotor disebut warna
allochromaatic. Warna idiochromatic dihasilkan oleh warna materi
penyusun mineral, contoh warna idiochromatic pada mineral sulfur
memiliki warna kuning, magnetit berwarna hitam, hornblende berwarna
Kelompok I 5
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
cokelat kehitaman, corundum berwarna merah muda, emas berwarna
kuning.
b. Kilap (Luster)
Kilap adalah sifat fisik mineral berupa hasil pantulan cahaya
dari permukaan mineral kilap dapat dibagi menjadi dua, yaitu kilap
logam dan kilap non-logam. Kilap pada mineral ada dua jenis, yaitu kilap
logam dan kilap non-logam. Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang
dipantulkan dari permukaan sebuah mineral, yang erat hubungannya
dengan sifat pemantulan dan pembiasan. Intensitas kilap tergantung dari
indeks bias dari mineral, yang apabila makin besar indeks bias mineral,
makin besar pula jumlah cahaya yang dipantulkan. Nilai ekonomik mineral
kadang-kadang ditentukan oleh kilapnya.
Kelompok I 6
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 2.7
Kilap (Luster)
e) Kilap kaca (vitreous luster), kilap ini memberikan efek seperti kaca
apabila suatu mineral terkena cahaya, contoh mineralnya seperti
kalsit, kuarsa dan halit. Seperti yang diketahui bahwa kuarsa
adalah salah satu mineral yang digunakan dalam pembuatan kaca.
Mineral-mineral yang mempunyai warna terang dan dapat
membiaskan, indeks bias kurang tak berwarna atau berwarna
muda.
Gambar 2.13
Kilap Kaca (Vitreous Luster)
f) Kilap tanah (limonit lustre) atau kilap guram (dull lustre) merupakan
jenis kilap yang memperlihatkan seperti tanah biasanya. Contohnya
Kelompok I 9
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
kaolin, limonit dan bauksit.
Kelompok I 10
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 2.14
Kilap Tanah (Limonit Luster)
g) Kilap lemak (greasy luster) adalah kilap yang terlihat seperti lemak
dengan pantulan yang tidak mengkilap. Contohnya talc dan
nepheline.
Kelompok I 10
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Contoh mineral yang dapat membelah yaitu kalsit. Kalsit memiliki
tiga arah belahan sedangkan untuk kuarsa, tidak memiliki belahan.
Belahan sendiri terbagi menjadi:
1. Belahan satu arah adalah kenampakannya berupa adanya garis-garis
satu arah pada mineral. Biasanya belahan ini ditemukan pada mineral
yang berbentuk lembaran, contohnya muscovite dan mika.
2. Belahan dua arah adalah kenampakan ini akan nampak sangat jelas
dibawah mikroskop dengan kenampakan berupa garis-garis cengeng
dua arah, contohnya feldspar dan plagioklas.
3. Belahan tiga arah adalah belahan yang memiliki bidang belah tiga arah
dan saling tegak lurus, contohnya halit dan kalsit.
(Danisworo, 1994)
d. Pecahan (Fracture)
Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah
dalam arah yang tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan
pecahan dengan belahan apabila memantulkan sinar permukaan bidang
belah akan nampak halus, sedang bidang pecahan memantulkan sinar ke
segala arah dengan tidak teratur. Macam-macam pecahan yakni:
1. Concoidal bila memperhatikan gelombang yang melengkung di
permukaan pecahan, seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan
botol. Contohnya kuarsa, kalkosit dan obsidian.
2. Splintery bila menunjukkan gejala seperti serat, contohnya asbestos,
augit dan hipersten.
Kelompok I 11
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
3. Even, pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan
halus. Contohnya pada kelompok mineral lempung. Contoh limonit.
4. Uneven bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang
pecahan yang kasar, contohnya magnetit, hematite, kalkopirite dan
garnet.
5. Hackly bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak
teratur dan runcing-runcing. Contoh pada native elemen emas dan
perak.
Gambar 2.17
Pecahan (Freacture)
Kelompok I 12
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
5. Orthoklase, dimana ceratnya bewarna putih.
f. Kekerasan (Hardness)
Kekerasan adalah sifat resistensi mineral terhadap kemudahan
mengalami goresan. Kekerasan suatu mineral bersifat relatif, artinya
apabila dua mineral saling digoreskan, maka mineral yang tergores relatif
lebih lunak. Skala ini diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai skala mohs.
Kekerasan batuan atau mineral berbeda-beda. Ada batuan yang mudah
digores dengan kuku, tetapi ada pula yang tidak dapat digores dengan
pisau sekalipun. Bermacam-macam ukuran kekerasan batuan yang telah
dibuat, namun ukuran yang dipakai secara internasional adalah ukuran
yang diusulkan pada tahun 1822 oleh seorang ahli mineral yaitu Friedrich
Mohs dan ukuran ini dinamakan moh’s hardness scale. Pada skala
mohs beberapa mineral standar diberikan urutan kekerasannya, mulai
dari 1 (paling lunak) sampai 10 (paling keras).
Perlu diketahui bahwa kekerasan kuku jari kita sekitar 2-2,5
sedangkan gigi kita kekerasannya sekitar 5 pada skala mohs. Pisau baja
kekerasannya hanya sedikit di atas 5, bahkan tidak lebih kuat dari pada
kaca (kekerasan 5,5). Namun, baja yang bermutu tinggi kekerasannya
dapat mencapai 6,5.
Dari perbandingan kekerasan pada skala mohs ini, dapat kita
lihat bahwa bagian terkeras dari tubuh kita hanya bernilai 5. Besi atau
baja terbaik sekalipun kekerasannya hanya mencapai 6,5 atau mungkin 7,
sangat jauh lebih lunak dibandingkan intan. Sebab sekalipun hanya
Kelompok I 13
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
berbeda 1 tingkat, kekerasan sesungguhnya antara intan dan korundum
sangat berbeda jauh. Intan memiliki nilai kekerasan absolut 1500
sedangkan korundum hanya 400. Permata moissanite yang dalam skala
mohs kekerasannya 9,25 pun hanya memiliki nilai absolut 500, walaupun
moissanite lebih tahan panas dibandingkan intan. Beikut ialah urutan
kekerasan mineral berdasarkan skala mosh beserta dengan tabel alat
pengujinya.
Tabel 2.1
Skala Mohs
Skala Mineral Keterangan
1 Talc (Mg3Si4O10(OH)2) Mudah tergores oleh kuku
2 Gypsum (CaSO4.2H2O) Tergores kuku, kekerasan kuku = 2
3 Calsite (CaCO₃) Tergores pecahan botol atau pisau
4 Fluorite (CaF2) Tergores pecahan botol atau pisau
5 Apatite Tergores dengan sukar oleh pisau
(Ca5(PO4)3(F,Cl,OH))
6 Orthoclase (KAlSi3O8) Tidak tergores pisau atau pecahan botol
7 Quartz (SiO2) Dapat tergores oleh Topaz
8 Topaz ( Al2SiO4(F,OH)2) Dapat tergores oleh Corundum
9 Corundum (Al2O3) Dapat tergores oleh Diamond
10 Diamond (C) Hanya Dapat tergores oleh Diamond
*Sumber: Amin, 2023
Tabel 2.2
Penguji Kekerasan Mohs
Alat Penguji Derajat Kekerasan Mohs
Kawat Tembaga 3
Paku 5,5
Kikir 6,5 - 7
Kelompok I 14
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Tabel 2.3
Berat Jenis
Mineral Rumus Warna Berat Jenis
Kimia
Pyrite FeS2 kuning-kuningan, pucat 4,9 - 5,2
Arsenopyriite FeAsS putih-perak sampai abu saja 5,9 – 6,2
Chalcopyrite CuFeS2 kuning-kuningan, kusam 4,1 – 4,3
Chalcocite Cu2S abu-timbal, kehitaman 5,5 – 5,8
Covelite CuS biru indigo 4,6
Pyrrhotite Fe7S8 merah tembaga 4,6 – 4,7
Galena PbS abu-timbal 7,4 – 7,5
Sphalerite ZnS kuning-coklat-hitam 3,9 – 4,1
Kelompok I 15
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Antimonite Sb2S3 abu-timbal sampai abu saja 4,5 – 4,6
*Sumber: Anonim, 2023
i. Ketransparanan (Transparency)
Ketransparanan pada mineral merupakan kemampuan mineral
dalam bentuk potongan pipih untuk meneruskan cahaya. Klasifikasi
derajat transparansi didasarkan atas kenampakan obyek yang terlihat
akibat cahaya yang diteruskan oleh potongan mineral. Faktor yang
Kelompok I 17
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
mempengaruhi hal ini adalah unsur-unsur pembentuk molekul. Variasi
jenis mineral berdasarkan sifat ketransparannya dibagi menjadi 4, yaitu:
1. Opaque mineral, mineral yang tidak tembus cahaya meskipun dalam
bentuk helaian yang amat tipis. Mineral-mineral ini permukaannya
mempunyai kilauan metalik dan meninggalkan berkas hitam atau gelap
(logam-logam mulia, belerang dan ferric oksida).
2. Transparant mineral, mineral-mineral yang tembus pandang seperti
kaca biasa (batu-batu kristal). Contohnya kuarsa, kalsit dan muskovit.
3. Translusent mineral, mineral yang tembus cahaya tetapi tidak tembus
pandang seperti kaca frosted (calsedon, gypsum, dan kadang-kadang
opal ). Contohnya tourmaline dan kalsedon.
4. Mineral-mineral yang tidak tembus pandang (non-transparent) dalam
bentuk pecahan-pecahan (fragmen) tetapi tembus cahaya pada lapisan
yang tipis (feldspar).
(Mulyaningsih, 2018)
j. Kemagnetan (Magnetism)
Sifat dari mineral terhadap gaya magnet. Berdasarkan reaksi
mineral saat dipapar medan magnet, dibedakan menjadi tiga jenis:
1. Ferromagnetik, mineral-mineral ferromagnetik akan mudah untuk ditarik
atau ditarik dengan kuat jika terdapat medan magnet dari luar. Mineral
ferromagnetik memiliki sifat kemagnetan yang permanen. Contohnya
yaitu magnetit, pyrrhotit, isovite, symthite dan lain sebagainya.
2. Paramagnetik, mineral-mineral paramagnetik akan ditarik oleh medan
magnet hanya sementara saja. Mineral ini akan bersifat magnetik saat
berada dekat disekitar medan magnet, jika dijauhkan dari medan
magnet akan hilang sifat kemagnetannya. Contohnya yaitu hematit,
pirit, olivin, mineral mika dan lain-lain.
3. Diamagnetik, mineral-mineral yang tidak akan tertarik oleh medan
magnet. Mineral diamagnetik sebenarnya sedikit menolak medan
magnet, dan yang termasuk mineral ini yaitu sulfur, kuarsa, calcite,
ortoklas, gipsum, talk, intan dan lain-lain.
k. Ketahanan (Tenacity)
Ketahanan adalah sifat mineral terhadap perlakuan untuk
dipatahkan, dipotong, dihancurkan, dibengkokkan ataupun diiris. Adapun
Kelompok I 18
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
beberapa sifat ketahanan mineral dapat dibagi menjadi beberapa macam,
sebagai berikut:
1. Rapuh (brittle) yang artinya mudah rusak atau pecah adalah rekahan
pada batuan yang disebabkan karena kekuatan deformasi (strain) yang
kecil mudah hancur tapi bisa dipotong-potong. Kerapuhan suatu
mineral ttergantung kekerasan mineral tersebut. Contohnya kuarsa,
orthoklas, kalsit dan pirit.
Gambar 2.25
Melleable (Emas)
Kelompok I 19
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
3. Dapat diiris (sectile) adalah mineral yang dapat dipotong atau dapat
diiris dengan pisau atau benda tajam lainnya sehingga mineral tersebut
mengalami perubahan menjadi serpihan dan memiliki hasil irisan yang
rapuh. Contoh mineral yang dapat diiris seperti gypsum dan ceragyrite.
Kelompok I 20
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
5. Blastik (blastic) adalah mineral yang merupakan lapisan tipis yang
dapat dibengkokkan tanpa menyebabkan mineral tersebut patah dan
dapat kembali seperti semula bila kita hentikan tekanannya. Berbanding
terbalik dengan sifat fleksibel yang tidak dapat kembali seperti semula.
Contohnya muskovit dan feldspar.
Kelompok I 21
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
b. Sulfida
Mineral di dalam sulfida adalah senyawa antara logam dan
setengah logam dengan belerang. Contohnya besi, belerang dan seng.
Lokasi pembentukan mineral sulfida dekat dengan gunung api, memiliki
kandungan sulfur tinggi yang unsur utamanya berasal dari magma.
c. Oksidasi
Mineral oksida adalah senyawaan dengan oksigen misalnya
antara silikon dengan oksigen dan antara besi dengan oksigen. Mineral
oksidasi umumnya lebih keras dibandingkan dengan mineral silikat.
Kuarsa adalah contoh pertama sementara adalah bijih besi.
Kelompok I 22
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
d. Halida
Halida adalah senyawa biner, dimana salah satu bagiannya
adalah salah satu atom halogen dan bagian lainnya adalah elemen
lainnya atau radikal yang mempunyai tingkat keelektronegatifan lebih kecil
dari pada atom halogen, untuk membentuk senyawa fluorida, klorida,
bromida, iodida atau astatin. Halida merupakan bentuk anionik dari
halogen, perbedaan dasar halogen dan halida adalah pada konfigurasi
elektronnya, Kebanyakan garam merupakan halida. Mineral halida juga
bisa dibentuk melalui proses hydrothermal contohnya adalah flourit dan
kriolit.
e. Karbonat
Kelompok I 23
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Mineral yang merupakan karbonat adalah senyawaan antara
karbon, oksigen dan satu atau lebih unsur lain. Misalnya kalsit yang
terdapat di dalam gua batu gamping berwujud stalaktit dan stalagmit.
f. Sulfat
Mineral kategori sulfat adalah senyawaan antara belerang,
oksigen dan satu atau lebih unsur lain misalnya gipsum. Pembentukan
mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah evaporitik (penguapan) yang
tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi
sulfat dan halida berinteraksi.
g. Fosfat
Kelompok I 24
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Mineral fosfat merupakan senyawaan antara fosfor, oksigen dan
unsur lain. Contohnya adalah pupuk fosfat yang terjadi dari reaksi batu
gamping pada kotoran kelelawar di dalam gua batu gamping. Fosfat
adalah bentuk alami unsur fosfor, ditemukan dalam banyak mineral fosfat.
Dalam mineralogi dan geologi, fosfat mengacu pada batuan atau bijih
yang mengandung ion fosfat. Fosfat anorganik ditambang untuk
mendapatkan fosfor untuk digunakan dalam pertanian dan industri.
Mineral fosfat terbuat dari adanya proses persenyawaan logam fosfat.
Kelompok mineral ini sering dicirikan berkilap serta memiliki struktur kristal
berwarna yang indah. Fosfat primer terbentuk dari pembekuan magma.
Fosfat sedimenter (marin) merupakan endapan fosfat sedimen yang
terendapkan di laut dalam, pada lingkungan alkali dan suasana tenang.
Fosfat guano merupakan hasil akumulasi sekresi burung pemakan ikan
dan kelelawar yang terlarut dan bereaksi dengan batu gamping karena
pengaruh air hujan dan air tanah.
h. Silika
Mineral yang terdapat sebagai silikat adalah penggabungan
antara silikon, oksigen dan unsur-unsur lain. Silikat adalah bagian
terpenting dari kulit bumi. Hampir 1/3 dari semua mineral diketahui
sebagai silikat. Contohnya adalah kuarsa, mika, kaolin dan talk. Mineral
silikat dikelompokkan berdasarkan pada cara penggabungan tetrahedra
silika dan pola penggunaan bersama ion oksigen dalam struktur kristal.
Kelompok I 25
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
(Pipit, 2011)
2.2.4. Kegunaan Mineral
Mineral atau nutrisi merupakan zat yang terdapat di alam dengan
kandungan kimia homogen dan bentuk yang teratur (sistem kristal) yang terbentuk
secara alamiah atau melalui proses anorganik. Mineral juga termasuk salah satu zat
makanan yang penting untuk tubuh manusia untuk pembentukan hormon, gigi, tulang
dan darah. Mineral juga sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, contoh dari
kegunaan masing-masing mineral yang ada di skala mohs sebagai berikut:
a. Talk (Talc)
Berwarna putih, kelabu atau kecoklatan, tak pernah ditemukan
dalam bentuk kristal, merupakan produk alterasi magnesium silikat pada
batuan ultramafik dan metasomatisme pada marmer dolomitik.
Talk dipakai pada industri kertas, cat, karet, kosmetik, tekstil dan
bubuk talk. Sebagai bahan baku produk kecantikan, tentu saja bahan ini
memiliki efek pada kulit, efek yang diberikan adalah efek positif sehingga
tak heran jika produk tersebut digunakan masyarakat. Beberapa studi telah
menunjukkan bahwa talek berhubungan dengan kejadian kanker paru, kulit
dan ovarium. Talk dieksploitasi di sejumlah negara seperti di Eropa,
Amerika Serikat dan Republik Rakyat Tiongkok. Dalam skala mohs, talk
merupakan mineral dengan tingkat kekerasan yang terendah. Dalam
bidang kedokteran, talk digunakan sebagai bahan pleurodesis untuk
mencegah pneumotoraks kambuhan.
Kelompok I 26
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
b. Gipsum (Gypsum)
Gipsum merupakan sebuah mineral yang terjadi selama alami
karena proses pengendapan ion-ion oleh penguapan atau yang lebih
sering di kenal sebagai kalsium sulfat terhidrasi. Produk yang bisa dibuat
dari Gipsum ini sangat banyak, namun yang banyak di kenal hanya
plafon, drywall dan lain-lainnya. Berwarna putih, tak berwarna, hingga
kekuningan, dapat larut dalam HCL dan air panas, terbentuk dari
presipitasi mata air panas, air asin atau sublimasi dari fumarol, terkadang
berpendar jika terkena sinar ultraviolet, banyak digunakan untuk membuat
plester paris dan juga campuran dalam membuat semen.
Kelompok I 27
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
c. Kalsit (Calcite)
Warnanya bervariasi, terdapat dalam gua kapur sebagai stalaktit
dan stalakmit atau pada urat hidrotermal temperatur rendah yang
berasosiasi dengan sulfida, merupakan penyusun utama batu kapur dan
marmer, terbentuk dari evaporasi larutan kalsium bikarbonat atau air laut,
dan dari sisa-sisa organisme yang bersifat gampingan.
Di industri kimia, kalsit digunakan untuk memproduksi kaustik
soda dan alkali lainnya dengan memakai solvay process. Kalsit jenis
ringan berfungsi sebagai filler, extender coating pada industri cat, karet,
farmasi dan plastik.
d. Fluorit (Fluorite)
Berbentuk kubik, warnanya sangat bervariasi mulai dari tidak
berwarna hingga hitam, tidak larut dalam air, jika terkena sinar ultraviolet
akan menimbulkan fluorescent, dapat ditemukan pada urat hidrotermal
temperatur sedang hingga tinggi atau hasil dari sublimasi batuan vulkanik.
Fluorit dengan kejernihan optik yang berbeda digunakan untuk
membuat lensa karena indeks bias yang rendah dan dispersi cahaya.
Fluorit banyak digunakan dalam teknologi informasi, energi baru,
manufaktur kelas atas dan bidang lainnya dan memiliki posisi strategis
yang tak tergantikan. Fluorit memiliki berbagai macam kegunaan.
Penggunaan utama adalah dalam metalurgi, keramik dan industri kimia.
Kelompok I 28
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
e. Apatit (Apatite)
Apatit adalah sekelompok mineral fosfat, biasanya mengacu
hidroksilapatit, fluorapatit dan klorapatit, dengan konsentrasi tinggi ion
OH−, F− dan Cl−, secara berurutan dalam kristal. Dalam skala mohs,
apatit merupakan mineral dengan tingkat kekerasan yang sedang. Nilainya
berada pada tingkat 5. Jenis mineral pada tingkat 5 memiliki sifat
permukaan yang dapat tergores oleh kikir atau baja.
f. Feldspar (Feldspars)
Merupakan kelompok mineral yang terdiri dari plagioklas,
potassium feldspar, dan feldspatoid dengan masing-masing anggotanya.
Kelompok I 29
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Plagioklas merupakan feldspar yang mengandung kalsium dan natrium.
Potasium feldspar merupakan feldspar yang mengandung kalium.
Sedangkan feldspatoid merupakan feldspar yang kekurangan silika.
Terbentuk langsung dari kristalisasi magma, merupakan salah satu
komponen mineral yang paling penting dalam menentukan nama batuan
beku, serta dalam menentukan derajat pelapukan dan tingkat alterasi
batuan. Digunakan untuk membuat keramik, kaca dan juga gelas.
g. Kuarsa (Quartz)
Salah satu mineral paling umum di Bumi. Dalam kondisi murni,
kuarsa tidak berwarna, tetapi dapat beraneka warna tergantung
pengotornya. Dalam skala mohs, kuarsa merupakan mineral dengan
tingkat kekerasan yang tinggi. Nilainya berada pada tingkat 7. Jenis
mineral pada tingkat 7 memiliki sifat permukaan yang dapat menggores
kaca. Kuarsa berwarna ungu disebut ametist (kecubung), warna kuning
disebut citrine, warna merah muda disebut rose, warna putih disebut milky
quartz sedangkan warna hitam disebut smoky quartz. Terbentuk langsung
dari kristalisasi magma atau dari sisa organisme tertentu.
Mineral ini juga merupakan komponen utama dari pasir dan gravel
dalam konstruksi bangunan serta dimanfaatkan sebagai kertas pasir
abrasif dan sandblasting. Kuarsa adalah sumber utama dari silika serta
dimanfaatkan sebagai silikon dalam produksi chip silikon (yang banyak
digunakan dalam industri komputer) dan panel surya.
Kelompok I 30
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
h. Topas (Topaz)
Topas adalah mineral silikat dari komposisi aluminium dan fluor
dengan rumus kimia Al2SiO4 (FOH)2. Mineral ini mengkristal dalam sistem
ortorombik dan sebagian besar bentuknya adalah prismatik. Topas adalah
salah satu mineral silikat yang paling sulit terbentuk secara alami.
Terbentuk pada suhu yang tinggi dan memiliki beragam warna, tergantung
pada jumlah fluorin yang ada ketika mineral ini terbentuk. Dapat ditemukan
pada pegmatit, granit, riolit dan beberapa urat hidrotermal temperatur
tinggi. Banyak digunakan sebagai permata. Topas murni tidak berwarna
dan transparan, namun biasanya diwarnai oleh impuritas.
i. Korundum (Corundum)
Kelompok I 31
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Umumnya berwarna abu-abu atau coklat, dapat dibuat menjadi
alat ampelas dan batu permata yang sangat mahal, terbentuk pada batuan
metamorf derajat tinggi, kaya aluminium dan sedikit silika.
j. Intan (Diamond)
Hanya terdiri dari karbon (carbon) seperti grafit tetapi memiliki
ikatan yang sangat kuat, warnanya bisa bermacam-macam, mulai dari tak
berwarna hingga berwarna hitam. Diamond memiliki kegunaan sebagai
perhiasan, membuat alat pemotong (pemotong kaca), gerinda dan mata
bor dalam industri pertambangan.
b. Magnet
Magnet adalah alat yang memiliki suatu medan magnet yang
dapat menarik benda yang terbentuk dari logam. Dalam mendeskripsikan
mineral magnet digunakan untuk mengetahui bahwa mineral tersebut
mengandung unsur logam atau non-logam, sehingga jika diketahui
hasilnya maka akan mempermudah dalam menentukan perawakan
mineral dan sifat kemagnetan pada suatu mineral.
Kelompok I 33
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
c. Uang Logam
Sesuai namanya, bahan pembuatan uang logam iyalah dari
logam. Namun mineral keras dan tidak tembus pandang itu banyak
macamnya. Uang logam tembaga digunakan untuk membagikan ukuran
mineral yang diamati.
d. Paku Besi
Paku besi adalah logam keras yang ujungnya tajam yang
digunakan untuk melekatkan dua bahan dengan menembus keduanya.
Paku besi berfungsi sebagai alat uji kekerasan mineral dengan tingkat
kekerasan 4 skala mohs.
Kelompok I 34
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
e. Pisau Baja
Pisau terdiri dari dua bagian utama, yaitu bilah pisau dan gagang
atau pegangan pisau. Bilah pisau terbuat dari logam pipih yang tepinya
dibuat tajam, tepi yang tajam ini disebut mata pisau. Pisau baja sendiri
mempunyai fungsi yakni digunakan untuk mengukur tingkat kekerasan
mineral pada 5,5 skala mohs.
f. Kaca
Kaca adalah benda yang terbentuk dari silikon dioksida yang
bersifat isolator. Pada pendeskripsian mineral kaca digunakan untuk
mengukur tingkat kekerasan mineral pada 5,5 skala mohs.
Kelompok I 35
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
g. Lup
Lup merupakan alat optik yang terdiri dari sebuah lensa
cembung dipergunakan untuk melihat benda kecil supaya tampak lebih
jelas atau lebih besar dari ukuran sebenarnya. Lensa cembung pada lup
akan membentuk bayangan maya yang diperbesar dari sebuah benda
yang diletakkan di antara titik fokus (f) dengan titik pusat lensa. Benda
dapat diamati dalam dua keadaaan, yakni ketika mata berakomodasi
maksimum dan mata berakomodasi tidak maksimum. Lup juga
digunakan untuk mengetahui komposisi yang terdapat di dalam suatu
mineral. Lup tentunya sangat berguna didalam praktikum.
Kelompok I 36
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
h. Kikir
Kikir adalah yang digunakan untuk alat uji kekerasan dengan
tingkat kekerasan 6,5 – 7 Skala mohs. Setiap gigi pemarut yang ada pada
kikir memiliki bentuk yang berbeda-beda. Hal tersebut disesuaikan
dengan jenis pekerjaan yang akan dibantu oleh kikir. Ada kikir yang
digunakan untuk menghaluskan benda, meratakan dan menyiku di antara
dua bidang lainnya.
i. Amplas (Kasar)
Amplas (kasar) digunakan untuk melihat warna asli mineral dan
juga cerat mineral dengan cara mengamplas mineral dengan bubuknya.
Gambar 2.55
Amplas (Kasar)
j. Porselin
Kelompok I 37
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Porselin adalah bahan keramik yang dibuat dengan pemanasan.
Porselin pada umumnya terbuat dari kaolin yang kemudian ditanur
dengan suhu antara 1200 dan 1400°C (2190 dan 2550°F). Tingkat
ketahanan, kekuatan dan sifat tembus pandang dari porselen. Porselin
digunakan untuk mengamati warna dari sebuah mineral.
k. Lembar Deskripsi
Lembar deskripsi saat praktikum berjalan digunakan untuk
mencatat hasil identifikasi terhadap mineral dan juga untuk
mengsketsakan mineral yang telah diamati di dalam laboratorium.
2.3.2. Bahan
Kelompok I 38
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Bahan yang digunakan di dalam melakukan praktikum mineralogi dan
peteologi yang dilaksanakan pada hari jumat 10 maret 2023 adalah beberapa contoh
mineral yang terdapat di Laburatorium Geologi Prodi Teknik Pertambangan Fakultas
Teknik Universitas Lambung Mangkurat.
Kelompok I 39
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
mineralnya ebih keras dari keping porselin, maka mineral yang diselidiki
dapat digoreskan pada skala kekerasan yang lebih keras dari mineral
tersebut).
c. Amati warna serbuk mineral tersebut.
4. Menentukan Kekerasan Mineral
a. Ambil salah satu contoh mineral dan ambil juga salah satu benda
pembanding atau penguji kekerasan mineral yang ada.
b. Goreskan benda pembanding atau penguji kekerasan pada bagian
permukaan mineral sampai terbentuk bekas goresan pada bagian badan
(tubuh) mineral tersebut (dimulai dengan menggoreskan benda pembanding
atau penguji kekerasan yang paling kecil tingkat kekerasannya, misalnya
kuku jari tangan).
c. Hentikan penggoresan pada mineral apabila mineral yang diselidiki tidak
tergores oleh benda yang paling keras, kemudian bandingkan kekerasan
mineral dengan suatu urutan mineral tertentu yang dipakai sebagai standart
kekerasan (biasanya membandingkan dengan skala mohs).
5. Menentukan Belahan Mineral
a. Ambil salah satu contoh mineral yang ada dan ambil juga palu.
b. Pukulkan palu pada bagian permukaan mineral, kemudian amati bagian
yang pecah yang kecenderungan arah dan bentuk bidang belahan yang
terjadi sesuai dengan struktur kristalnya.
6. Menentukan Pecahan Mineral
a. Ambil salah satu contoh mineral yang ada dan ambil juga palu.
b. Pukulkan palu pada bagian permukaan mineral, kemudian amati bagian
yang pecah tidak beraturan atau tidak sesuai dengan struktur kristalnya.
7. Menentukan Ketahanan Mineral
a. Ambil salah satu contoh mineral yang ada.
b. Berikan efek gaya pada salah satu bagian dari mineral tersebut, seperti:
penekanan, pemotongan, pembengkokan, pematahan, pemukulan atau
penghancuran.
c. Amati bentuk mineral tersebut setelah diberikan efek gaya yang ada.
8. Menentukan Kemagnetan Mineral
a. Ambil salah satu contoh mineral yang ada dan ambil juga magnet.
b. Dekatkan mineral tersebut sedikit demi sedikit dengan magnet.
Kelompok I 40
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
c. Amati reaksi antara magnet dan mineral tersebut, kemudian rasakan pula
kekuatan tarikan antara magnet dan mineral tersebut.
9. Menentukan Diaphaneity atau Ketransparanan Mineral
a. Ambil salah satu contoh mineral yang ada.
b. Dekatkan mineral tersebut dengan sumber cahaya, kemudian atur
sedemikian rupa sehingga antara sumber cahaya, mineral dan mata terletak
pada satu bidang datar atau dapat ditarik satu garis lurus dengan mineral
terletak di tengah-tengah.
c. Amati seberapa banyak cahaya yang dapat terlihat atau cahaya yang dapat
menembus mineral.
10. Menentukan Perawakan Mineral
a. Ambil salah satu contoh mineral yang ada.
b. Amati bentuk yang khas dari mineral tersebut, seperti bidang-bidang yang
membangunnya termasuk ukuran dan bentuk yang relatif dari bidang itu.
(Tim Asisten Mineralogi dan Petrologi, 2023)
Kelompok I 41
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
DESKRIPSI MINERAL
Kelompok I 42
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Talk adalah mineral yang memiliki kekerasan 1 skala mohs, yang membuat
mineral ini menjadi mineral terlembut pada skala mohs. Talk memiliki rumus kimia
Mg3Si4O10(OH)2, Batuan ini termasuk dalam metamorfisme regional dimana
dipengaruhi oleh suhu dan tekanan, terbentuk dari transformasi dari olivine menjadi
talk pada lingkungan yang kaya dengan air, dimana terbentuk pada temperatur
epizone yakni temperatur rendah yakni lebih kecil dari 350 C dengan tekanan
hydrostatik rendah dan terarah tekanan tinggi yaitu 5 Kb. dengan tekstur
Asisten 1 Asisten 2
DESKRIPSI MINERAL
Kelompok I 44
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Kalsit adalah mineral karbonat dan polimorf kalsium karbonat yang paling
stabil. Kalsit merupakan mineral penyusun berbagai jenis batuan dengan rumus
kimia CaCO3. Endapan kalsit merupakan hasil retrukturisasi batu gamping yang
Asisten 1 Asisten 2
Kelompok I 45
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
mengkristal setelah mengalami proses pelarutan. Umumnya terjadi pada batu
gamping atau marmer dalam masa kristalin yang berlapis dan berupa stalaktit dan
stalakmit.
Kalsit yang murni pada umumnya bewarna putih sedangkan yang tidak
murni berwarna abu-abu, merah, orange, kuning, hijau, biru ataupun coklat. Sektor
kontruksi adalah konsumen utama dari kalsit dalam bentuk batu kapur dan marmer
sebagai batuan ornamen konstruksi seperti lantai atau ubin dan pagar. Selain itu,
kalsit juga dapat digunakan sebagai bahan gelas, industri keramik, pupuk pertanian,
agregat untuk konstruksi bangunan, pigmen, farmasi dan masih banyak lagi
kegunaan lainnya.
(Amin, 2014)
DESKRIPSI MINERAL
Kalsedon adalah bentuk kriptokristalin dari silika, terdiri dari mineral dan
kuarsa serta moganite yang saling bertumpuk. Kuarsa dan moganite merupakan
mineral silika, tetapi kuarsa memiliki struktur trigonal sedangkan moganite bersifat
monoklinik Struktur kimia dan kalsedon adalah SiO2. Sebagian besar dari kalsedon
Asisten 1 Asisten 2
Kelompok I 47
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
terbentuk dari kriptokristalin silika dari mineral kuarsa dan moganite pada suatu
lingkungan dengan temperatur yang rendah (100-150°C). Kalsedon memiliki bentuk
mikrokristalin. Ada kemungkinan bahwa kalsedon adalah hasil kombinasi alami
antara moganit (poligon kuarsa) dan kuarsa.
Istilah kalsedon dapat diterapkan pada berbagai kuarsa yang berbentuk
kriptokristalin atau mikrokristalin. Umumnya istilah ini mengacu pada spesies
kalsedon tertentu yang juga dikenal sebagai "kalsedon kerajaan". Seperti diketahui,
batu yang sekarang disebut kalsedon adalah kuarsa jenis kriptokristalin (memiliki
struktur kristal yang sangat halus) yang transparan atau tembus cahaya, digunakan
sebagai hiasan dan bahan batu permata.
(Amin, 2014)
DESKRIPSI MINERAL
Asisten 1 Asisten 2
Kelompok I 49
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk
dan kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang). Pembentukan
mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah gunung api yang
memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-
tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur
tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada
disekitamya Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat
terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral
dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air panas).
Mineral sulfur atau belerang biasa digunakan untuk membuat asam sulfat
yang diperlukan dalam pembuatan pupuk, penghalusan minyak, kosmetik, bahan-
bahan kimia berat, pengolahan batubara, bahan peledak, anti serangga, membunuh
hama tanaman, pengawet kayu dan korek api.
(Amin, 2014)
Kelompok I 50
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
DESKRIPSI MINERAL
Kelompok I 51
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Kuarsa adalah mineral yang sangat umum ditemukan dalam batuan yang
terbentuk di lempeng benua. Mineral ini menjadi penyusun utama batuan ekstrusif
dan intrusif asam seperti granit, granodiorit, ryolit dan pegmatit granit. Kuarsa
umumnya juga terbentuk dalam wujud urat-urat dalam batuan atau yang dikenal
sebagai urat kuarsa, serta berperan sebagai media perekat (cementing) dalam
pembentukan kalsedon. Mineral yang memiliki ragam warna ini juga biasanya
ditemukan dalam batuan metamorfik. Rijang (chert) yang memiliki sifat keras,
Asisten 1 Asisten 2
Kelompok I 52
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
berdensitas dan berkarakter mikrokristalin hingga kriptokristalin adalah variasi
lainnya dari kuarsa yang terbentuk di lingkungan laut.
Kuarsa dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan filter, kontrol
frekuensi, timer, sirkuit elektronik yang menjadi komponen penting dalam ponsel.
jam tangan, receiver televisi, komputer, alat navigasi, lensa, penutup laser dan
berbagai macam perangkat khusus lainnya.
(Amin, 2014)
DESKRIPSI MINERAL
Kelompok I 53
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Pirit adalah mineral berwarna kekuningan dengan kilap logam yang cerah.
Kelompok I 54
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
besi) dan merupakan mineral sulfida yang paling umum dijumpai. Pirit bisa terbentuk
pada suhu tinggi rendah dan keterdapatannya bisa dalam batuan beku, metamorf
dan sedimen walaupun dalam jumlahnya yang sedikit.
Pirit terdiri dari besi dan belerang (FeS2), namun mineral ini bukan
merupakan sumber utama dari elemen besi. Besi biasanya diperoleh dari bijih
oksida seperti hematit dan magnetit. Deposit Oksida besi di alam jauh lebih besar
dibandingkan besi sulfida dan juga lebih gampang mengekstraknya menjadi logam
besi dibanding besi sulfida. Pirit digunakan sebagai bijih utama dalam memproduksi
sulfur (belerang) dan asam sulfat. Saat ini sebagian besar sulfur diperoleh sebagai
produk sampingan dari pengolahan gas alam dan minyak mentah. Beberapa sulfur
terus diproduksi dari pirit sebagai produk sampingan dari produksi emas.
(Geologinesia, 2016)
Kelompok I 55
DAFTAR PUSTAKA