LABORATORIUM GEOFISIKA
DEPARTEMEN GEOFISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2022
1
MODUL
MODUL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM
GEOLOGI FISIK
LABORATORIUM GEOFISIKA
PROGRAM STUDI GEOFISIKA UNIVERSITAS PADJADJARAN
2022
MODUL UTAMA 3
RESPONSI PRAKTIKUM
GEOLOGI FISIK
Geologi merupakan salah satu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang mempela-
jari segala sesuatu mengenai Bumi sepanjang sejarah pembentuknya. Geologi merupakan
kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk
bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik didalam maupun diatas permukaan bumi,
kedudukannya di Alam Semesta serta sejarah perkembangannya sejak bumi ini lahir di
alam semesta hingga sekarang. Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu penge-
tahuan yang komplek, mempunyai pembahasan materi yang beraneka ragam namun juga
merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari. Ilmu ini
mempelajari dari benda-benda sekecil atom hingga ukuran benua, samudra, cekungan
dan rangkaian pegunungan.
Hampir semua kebutuhan kita sehari-hari diperoleh dari bumi mulai dari perhi-
asan, perlengkapan rumah tangga, alat transportasi hingga ke bahan energinya, seperti
minyak dan gas bumi serta batubara dan hampir setiap bentuk kegiatan manusia akan
berhubungan dengan bumi, baik itu berupa pembangunan teknik sipil seperti bendungan,
jembatan, gedung-gedung bertingkat yang dibangun diatas permukaan bumi, maupun un-
tuk memenuhi kebutuhannya seperti bahan-bahan tambang maupun energi seperti migas
dan batubara, yang harus digali dan diambil dari dalam bumi. Kaitannya yang sangat
erat dengan bidang-bidang kerekayasaan tersebut seperti Teknik Sipil, Pertambangan,
Pengembangan Wilayah dan Tata Kota serta Lingkungan, menyebabkan ilmu ini semakin
banyak dipelajari, tidak saja oleh mereka yang akan memperdalam bidang geologi sebagai
profesinya, tetapi juga bagi lainnya yang bidang profesinya mempunyai kaitan yang erat
dengan bumi.
Melihat luasnya bidang-bidang yang dicakup, maka Geologi lazimnya dibagi men-
jadi 2 (dua) kelompok, yaitu Geologi Fisik dan Geologi Dinamis. Geologi Fisik atau
Physical Geology, adalah suatu studi yang mengkhususkan mempelajari sifat-sifat fisik
dari bumi, seperti susunan dan komposisi dari pada bahan-bahan yang membentuk bumi,
selaput udara yang mengitari bumi, khususnya bagian yang melekat dan berinteraksi den-
gan bumi, kemudian selaput air atau hidrosfir, serta proses-proses yang bekerja diatas
permukaan bumi yang dipicu oleh energi Matahari dan tarikan gayaberat bumi. Proses-
proses yang dimaksud itu, dapat dijabarkan sebagai pelapukan, pengikisan, pemindahan
dan pengendapan.
Geologi Dinamis sendiri merupakan bagian dari Ilmu Geologi yang mempelajari dan
membahas tentang sifat-sifat dinamika bumi. Sisi ini berhubungan dengan perubahan-
perubahan pada bagian bumi yang diakibatkan oleh gaya-gaya yang dipicu oleh energi
yang bersumber dari dalam bumi, seperti kegiatan magma yang menghasilkan vulkanisma,
gerak-gerak litosfir akibat adanya arus konveksi, gempabumi dan gerak-gerak pemben-
tukan cekungan pengendapan dan pegunungan. Dalam perioda abad ke 20, bagian dari
ilmu geologi ini dapat dikatakan sedang berada dalam puncak perkembangannya yang
semakin mempesona bagi para pakar ilmu kebumian, yaitu dengan dicetuskannya Kon-
sep Tektonik Global Yang Baru (The New Global Tectonic) dengan Teori Tektonik Lem-
pengnya. Teori ini telah menimbulkan suatu revolusi dalam pemikiran- pemikirannya dan
telah banyak mempengaruhi cabang-cabang lainnya dari ilmu geologi seperti petrologi,
stratigrafi, geologi struktur, tektonik serta implikasinya terhadap pembentukan cebakan
mineral, minyak bumi dan sebagainya.
MODUL I
BATUAN BEKU
Batuan hasil pendinginan magma yang keluar dan meleleh melalu kepundan
gunung api, disebut sebagai batuan vulkanik atau batuan gunung api. Lelehan
magma segara terjadi proses pendinginan denan cepat sehingga butiran min-
eral menjadi sangat lembut dengan ukuran mineral 0.06 mm misalnya batuan
basalt. Warna utama dari sebuah batuan umumnya dipengaruhi oleh warna
dari mineral utama yang mendominasi batuan. Selain itu kandungan mineral
silikat (SiO2) pada batuan beku dapat membagi batuan beku menjadi 4 kelom-
pok, yaitu untuk batuan beku dengan kandungan SiO2 > 56 % memberikan
warna terang pada batuan, dengan sifat kimia persilicic atau felsir. Selan-
jutnya batuan beku dengan kandungan SiO2 antara 52 ˘ 62 % mempunyai
warna agak kelap, disebut batuan mesosilicic, dengan sifat kimia intermedi-
ate atau menengah. Kemudian untuk batuan beku dengan kandungan SiO2
< 52 % disebut batuan hyposilicic dengan warna gelap, bersifat kimia mafik
untuk batuan beku yang mempunyai kandungan SiO2 sangat sedikit, ditinjau
berdasarkan sifat kimia disebut sebagai batuan ultramafic, dengan ciri batuan
berwarna sangat gelap. Klasifikasi batuan beku secara garis besar bergantung
pada texture yaitu besar butir mineral dan komposisi mineral pada batuan
beku.
Daftar Pustaka
Anonim. 2015. Geologi Dasar 1. Cepu: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia.
MODUL II
BATUAN SEDIMEN
1.2 Peralatan
1. Komparator Batuan
2. Kertas HVS
3. Alat Tulis
Daftar Pustaka
Graham R. Thompson, J. T. 1998. Introduction to Physical Geology. California:
Saunders College.
Zhang, Zong-Xian. 2016. Rock Fracture and Blasting. Svalbard: Universitas Centre
MODUL III
BATUAN METAMORF
1.2 Peralatan
1. Komparator Batuan
2. Kertas HVS
3. Alat Tulis
Daftar Pustaka
Graham R. Thompson, J. T. 1998. Introduction to Physical Geology. California:
Saunders College.
MODUL IV
MORFOLOGI DAN LAPISAN BATUAN
1.2 Peralatan
1. Kertas HVS
2. Alat Tulis
3. Pensil Warna
Figure 2: Satu siklus geomorfologi : Muda, Dewasa, dan Tua (Noor, D. 2010)
1. Ukur panjang peta kontur dan buat peta penampang sesuai panjang yang
didapat
2. Tentukan interval kontur pada penampang
3. Proyeksikan setiap titik potong dari garis yang diminta dengan garis ketinggian
pada peta penampang
4. Hubungkan titik-titik tersebut hingga membentuk peta penampang kontur ket-
inggian
5. Tambahkan warna sesuai litologi batuan pada peta penampang
6. Berikan analisis
Daftar Pustaka
Graham R. Thompson, J. T. 1998. Introduction to Physical Geology. California:
Saunders College.
MODUL V
DEBIT AIR TANAH
1.2 Peralatan
1. Kertas HVS
2. Alat Tulis
3. Pensil Warna
Dengan keterangan:
• z = tinggi deviasi terhadap suatu bidang
• P = tekanan hidrostatis
• ρ = massa jenis
• V = kecepatan aliran
• g = percepatan gravitasi
• h = tinggi tekanan total
Untuk menghitung debit air nya maka berlaku rumus sebagai berikut:
Q = A.V
Dengan keterangan:
• Q = debit air
• A = luas penampang
• V = kecepatan aliran
Hukum Darcy adalah Hukum yang menyatakan bahwa: "Volume air tanah
yang melalui batuan berbanding lurus denga tekanan dan berbanding terbalik
dengan tebal lapisan" (Utaya, 1990:35). Hukum Darcy merupakan hubungan
proporsional sederhana antara tingkat debit sesaat melalui media berpori dan
penurunan tekanan lebih dari jarak tertentu. Hukum Darcy dirumuskan seba-
gai berikut:
Q = −K. ∆h
∆l
.A
Dengan keterangan:
3
• Q = debit air ( ms )
• K = konduktivitas hidrolik
• A = luas penampang
MODUL V ACARA 6:
Menggambar Morfologi Batuan dan Lapisan Batuan
Daftar Pustaka
Foster, Stephen Tuinhof, Albert Kemper, Karin Garduno, Hector Nanni, Marcella.
(2003). Characterization of Groundwater Systems - key concepts and frequent
misconceptions. 10.13140/RG.2.1.4953.3526.
MODUL VI
KOLOM STRATIGRAFI
1.2 Peralatan
1. Kertas HVS
2. Alat Tulis
3. Pensil Warna
4. Jangka
MODUL VI ACARA 4:
KOLOM STRATIGRAFI
Daftar Pustaka
Boggs Jr, S. 2006. Principles of Sedimentology and stratigraphy. New Jersey: Pearson
Education
MODUL VII
MENENTUKAN URUTAN LAPISAN BATUAN
1.2 Peralatan
1. Alat Tulis
2. Pensil Warna
Daftar Pustaka
Graham R. Thompson, J. T. 1998. Introduction to Physical Geology. California:
Saunders College.
MODUL VIII
TATA RUANG PENGEMBANGAN WILAYAH
1.2 Peralatan
1. Alat Tulis
2. Pensil Warna
3. Peta Morfologi
4. Penggaris
Figure 12: Relevansi kegunaan lahan terhadap kemiringan lereng (Noor, D. 2010)
Daftar Pustaka
Andiani, Alwin Darmawan, Indra Badri, dkk. 2011. Peranan geologi tata lingkungan
dalam penataan ruang Kota Padang pasca Gempa Bumi 30 September 2009. Jurnal
Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 2 No. 2 Agustus 2011: 95 - 112. Badan Geologi.
MODUL IX
DENSITAS DAN POROSITAS
1.2 Peralatan
1. Alat Tulis
2. Kertas
3. Tabel data batuan
4. Kalkulator
Densitas dan porositas merupakan besaran yang identik dan saling berband-
ing terbalik. Apabila suatu batuan memiliki densitas besar, maka batuan terse-
but memiliki porositas kecil. Artinya, jika batuan tersebut sangat mampat,
maka densitasnya besar dengan kemampuan porositasnya lebih kecil, begitu
pula sebaliknya.
Rumus Densitas:
m
ρ=
v
Rumus Porositas:
V P ori − P ori
ϕ= x100%
V T otal
MODUL IX ACARA 8
DENSITAS DAN POROSITAS
Jenis Batuan Massa Kering Massa Basah Volume Densitas Kering Densitas Basah
Beku Granit 263 - 99 2,66 -
Beku Andesit 172 - 64 2,69 -
Beku Basalt 451 - 142 3.18 -
Sedimen Batu Pasir 153 178 71 2.15 2,51
Sedimen Batu Lempung 307 348 125 2,46 2.78
Sedimen Batu Napal 81 86 31 2,61 2,77
Sedimen Batu Gamping 251 303 119 2,11 2,55
Metamorf Marmer 354 - 128 2,77 -
Metamorf Serpentinit 113 - 41 2,76 -
Metamorf Sekis Mika 229 - 77 2,97 -
Daftar Pustaka
Alim, M. I., Firdausi, A., Nurmalasari, M. D. 2017. Laporan Praktikum Laboratorium
Fisika Material: Densitas dan Porositas Batuan. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.