GEOLOGI FISIK
DISUSUN OLEH :
IRWAN
14.420.4100.867
PLUG II
LABORATORIUM GEOLOGI FISIK
JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2014
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK
DISUSUN OLEH :
IRWAN
NIM 14.4100.420.867
Yogyakarta, 29 Desember 2014
Menyetujui,
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan Rahmat-Nya Laporan Akhir PraktikumGeologi Fisik ini dapat selesai
tepat pada waktunya. Laporan ini disusun sebagai tugas akhir dari kegiatan praktikum
Petrologi, Peta Topografi, Stratigrafi, geologi struktur dan Peta Geologi.
Disadari pula dalam menyelesaikan laporan ini terdapat banyak kendala dalam
pembuatannya, sehingga laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu segala
saran dan kritikan yang membangun sangat dibutuhkan agar laporan ini dapat
menjadi lebih sempurna lagi untuk selanjutnya.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada para dosen yang selama ini telah
membantu dan membimbing penyusun dalam melaksanakan kegiatan praktikum,
serta kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam proses penyelesaian
laporan ini. Akhir kata semoga laporan akhir praktikum ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.......................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
DAFTAR TABEL.............................................................................................
DAFTAR GAMBAR........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN....................................................................
BAB II
PETROLOGI.............................................................................
2.1 DASAR TEORI..................................................................
2.1.1 Pengertian Batuan Beku...................................
2.1.2 Jenis-Jenis Batuan Beku...................................
2.1.3 Struktur Batuan Beku.......................................
2.1.4 Tekstur Batuan Beku.........................................
2.2 TUJUAN PRAKTIKUM...............................................
2.3 TUGAS PRAKTIKUM.................................................
2.4 HASIL PERCOBAAN..................................................
2.5 PEMBAHASAN...........................................................
B. Batuan Sedimen
2.6 DASAR TEORI
C. Batuan Metamorf
5.1 Penegertian Batuan Metamorf.........................................
5.2 Struktur Batuan Metamorf...............................................
5.3 Tekstur Batuan Metamorf................................................
5.4 Komposisi Mineral Batuan Metamorf.............................
5.5 Hasil Pendeskripsian Batuan Metamorf..........................
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan......................................................................
6.2 Saran................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Didalam industri perminyakan, pekerjaan geologi dimulai sebagai ujung
tombak didalam usaha usaha pencarian dan pendataan akumulasi minyak dan gas
bumi atau disebut sebagai perencanaan dan kegiatan Eksplorasi awal. Disamping itu
juga bertanggung jawab didalam pengembangan eksplorasi sumur sumur baru atau
eksplorasi development well.
Perdebatan ilmiah didalam ilmu pengetahuan sangat lumrah terjadi terutama
didalam era modern saat ini dimana semua analisa data dan interprestasinya didukung
oleh perangkat teknologi modern yang menghasilkan alat alat canggih sebagai
pencatat data perut bumi seperti log mekanik, seismik, data data satelit yang
akurasinya dapat dipertanggung jawabkan.
Industri perminyakan, merupakan industri yang tergantung dari data di alam,
oleh karena itu menjadi sangat penting keberadaan laboratorium dan prasarananya
yang semuanya sudah terkomputerisasi untuk memecahkan berbagai persoalan yang
timbulnya dan bahkan menghasilkan konsep konsep baru yang dapat dipakai
sebagai model baru.
Berdasarkan data data yang dikumpulkan dari alam, maka ilmu geologi
mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan berbagai cabang ilmu alam yang lain
seperti bidang Tata Lingkungan dan Perencanaan Wilayah, Teknik Sipil dan Bidang
Pertambangan.
Geologi Fisik seperti telah diketahui dari kuliah kuliah yang telah diberikan
merupakan cabang ilmu geologi yang membahas atau mempelajari tentang bumi yang
menyangkut bahan bahan pembentuk bumi serta produk produk yang
dihasilkannya termasuk didalamnya adalah makhluk makhluk yang pernah hidup
didalamnya.
Praktikum geologi fisik disini akan meliputi : Dasar pengklasifikasian dan
Deskripsi batuan secara megaskopis yang termasuk dalam Ilmu Petrologi, Prinsip
prinsip dasar pembuatan dan pembacaan Peta Topografi, Pembuatan Penampang
Stratigrafi dan Dasar dasar interpretasi sejarah geologi dan umur lapisan lapisan
batuan sedimen secara kesuluruhan.
Seperti telah diketahui didalam materi kuliah telah dikemukakan bahwa ada
dua (2) faktor utama pembentukan bumi :
1.
Gaya Endogen, merupakan gaya yang datang dari dalam bumi yang umumnya
bersifat membangun atau membentuk roman muka bumi, banyak dikontrol oleh
struktur geologi atau deformasi bumi.
2. Gaya Eksogen, merupakan gaya yang berasal dari luar yang bersifat merubah,
seperti pelapukan, erosi dan denudasi.
Didalam ilmu geologi, gaya endogen dan eksogen termasuk didalam apa yang disebut
DAUR GEOLOGI atau SIKLUS GEOLOGI, yaitu :
Orogenesa (pembentukan pegunungan)
Glyptogenesa (penghancuran relief)
Lithogenesa (proses pengendapan batuan dalam cekungan pengendapan)
Gambar 1.1 siklus geologi
OROGENESA
ENDOGEN
EKSOGEN
LITHOGENESA
GLYPTOGENESA
BAB II
PETROLOGI
Jenis-jenis batuan
Pada umumnya batuan penyusun bumi ini terdiri atas tiga jenis yaitu batuan beku,
batuan sedimen dan batuan metamorf.
2.1.1.1 BATUAN BEKU
1. Pengertian Batuan Beku
Batuan beku atau batuan igneus adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma
yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah
permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai
batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair
ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya,
proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan
temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi.
2. Jenis-jenis batuan beku
Berdasarkan komposisi mineralnya batuan beku dibagi menjadi :
Batuan berku dalam adalah batuan beku yang terbentuk didalam bumi. Magma
yang membeku di bawah permukaan bumi, pendinginannya sangat lambat (dapat
mencapai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan
sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusive. Tubuh batuan beku dalam
mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan
batuan di sekitarnya. Magma dapat menyusup pada batuan di sekitarnya atau
menerobos melalui rekahan-rekahan pada batuan di sekelilingnya. Bentuk-bentuk
batuan beku yang memotong struktur batuan di sekitarnya disebut diskordan,
termasuk di dalamnya adalah batholit, stok, dyke, dan jenjang volkanik.
b. Batuan Beku Luar
Batuan beku luar adalah batuan beku yang terbentuk dipermukaan bumi. Magma
yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau lubang kepundan
gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi batuan
ekstrusif. Keluarnya magma di permukaan bumi melalui rekahan disebut sebagai
fissure eruption. Pada umumnya magma basaltis yang viskositasnya rendah dapat
mengalir di sekitar rekahannya, menjadi hamparan lava basalt yang disebut plateau
basalt. Erupsi yang keluar melalui lubang kepundan gunung api dinamakan erupsi
sentral. Magma dapat mengalir melaui lereng, sebagai aliran lava atau ikut tersembur
ke atas bersama gas-gas sebagai piroklastik. Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan
jenis tergantung apda komposisi magmanya dan tempat terbentuknya. Apabila
magma membeku di bawah permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow lava),
dinamakan demikian karena pembentukannya di bawah tekanan air. Dalam klasifikasi
batuan beku batuan beku luar terklasifikasi ke dalam kelompok batuan beku afanitik.
tekstur masing masing batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang
tersingkap merupakan hal pertama yang harus kita perhatikan. Kenampakan inilah
yang disebut sebagai struktur batuan beku.
Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat
seragam. Contohnya :
Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.
Contohnya :
|
Gambar 2.2: Sheeting Joint
Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain
seperti kalsit, kuarsa atau zeolit. Contohnya :
2. Granularitas
berukuran kasar.
b)
c)
b)
5. Komposisi Mineral
Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku kita cukup
mempergunakan indeks warna dari bentuk kristal, sebagai dasar penentuan
mineral penyusun batuan. Atas dasar warna mineral sebagai penyusun
batuan beku dapat dikelompokan menjadi dua yaitu:
a) Mineral Felsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama dari
b) mineral kuarsa, feldspar, feldspartoid, dan muskovit.
c) Mineral mafik, yaitu mineral-mineral yang berwarna gelap, terutama
biotit, amphibol, dan olivin.
batuan lain. Litifikasi batuan adalah proses yang meliputi kompaksi, autigenik,
diagnesa yaitu prises terubahnya material pembentuk batuan yang bersifat lepas
menjadi batuan yang kompak.
Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk dari batuan batuan beku
ataupun batuan metamorf yang telah ada yang terbentuk akibat prosesnya yang secara
2.
Struktur Perlapisan, dimana struktur ini merupakan sifat utama dari batuan sedimen
klastik yang menghasilkan bidang-bidang sejajar sebagai hasil proses pengendapan.
Perlapisan, secara kasat mata atau megaskopis pada batuan sedimen ini terlihat
adanya lapisan-lapisan.
Pelapisan sejajar, pada batuan sedimen terlihat adanya bidang perlapisan saling
sejajar.
Silang siur, pada batuan sedimen terlihat adanya bidang perlapisan saling tidak
beraturan.
Riple mark, perlapisan batuan sedimen yang terlihat seperti ombak atau
gelombang karena akibat dari pengikisan oleh air atau angin. Selain riple mark
masih ada lagi struktut batuan sedimen lainnya.
Nama Butir
Ukuran
Skala
Wentworth
Bongkah
Boulder
256
Brangkal
Couble
256-64
Kerakal
Pebble
64-4
Kerikil
Granule
4-2
2-1
Pasir Sedang
Medium Sand
-1/4
Pasir Halus
Fine Sand
-1/8
1/8-1/16
Lanau
Silt
1/16-1/256
Lempung
Clay
1/256
dengan fragmen.
hematit,
siderit)
perubahan tekanan (P) dan suhu yang tinggi / temperature (T) dalam kerak bumi
tanpa perubahan pada komposisi kimia.
Proses metamorfose ini berlangsung dari fase padat ke fase padat tanpa melalui fase
cair. Dimana komposisi kimia batuan tidak berubah tetapi yang berubah hanya
susunan mineraloginya. Kondisi-kondisi yang harus terpenuhi dalam pembentukan
batuan metamorf adalah:
2. Tipe-Tipe Metamorfose Batuan Metamorf
Metamorfosa batuan adalah suatu proses perubahan bentuk suatu batuan dari
bentuk awal menjadi bentuk batuan lain. Suatu proses metamorfosa batuan
disebabkan oleh adanya perubahan suhu dan tekanan terhadap suatu batuan. Proses
metamorfosa batuan dibedakan menjadi tiga macam, diantaranya:
A. Metamorfose sentuh / thermal / kontak, yaitu metamorfose yang- terjadi akibat
intrusi magma atau ekstrusi lava. Perubahan -yang terjadi akibat temparatur (T)
yang tinggi.
B. Metamorfose dinamik , yaitu metamorfose yang terjadi pada daerah yang
mengalami dislokasi intensif. Biasanya didapatkan di daerah sempit, misal
akibat -patahan. Metamorfose yang terjadi diakibatkan oleh kenaikan tekanan
(P).
C. Metamorfose regional
Metamorfose yang terjadi pada daerah yang luas akibat pembentukan
pegunungan atau orogenesa. Batuan yang termetamorfose diakibatkan terutama
oleh kenaikan tekanan (P) dan temperatur (T) secara bersama-sama. Biasanya
didapatkan di daerah geosinklin yang dasarnya mengalami penurunan.
yaitu struktur yang terdiri dari pecahan -pecahan atau fragmen-fragmen batuan
atau mineral. Kelompok batuan/ mineral tersebut tidak menunjukkan arah. Misalnya
breksi patahan yang biasanya dijumpai pada zona-zona patahan atau sesar.
c. Milonitik
struktur hampir sama dengan kataklastik, tetapi butirannya lebih halus dan dapat
dibelah-belah seperti schistose. Struktur milonitik ini disebabkan oleh sesar yang
sangat kuat, sehingga fragmennya lebih halus dan biasanya menunjukkan foliasi.
4. Tekstur Batuan Metamorf
Tekstur dalam batuan metamorf non foliasi menyangkut mengenai rekristalisasi
dari mineral yang sangat dipengaruhi oleh temperatur yang terjadi saat metamorfose.
Tekstur dalam batuan metamorf akan dicerminkan oleh ukuran dan bentuk butir
penyusun.
Tekstur dalam batuan metamorf dibedakan atas dua macam yaitu Kristaloblastik dan
Palimpsest.
Kristaloblastik
Yaitu mineral-mireral batuan asal sudah mengalami kristalisasi kembali
seluruhnya pada waktu terjadi metamorfose. Terjadi pada saat tumbuhnya mineral
dalam suasana padat (tekstur batuan asalnya tidak tampak lagi), dalam pembentukan
batuan beku mineral tumbuh pada suasana cair. Penamaannya biasanya diakhiri
dengan kata blastik.
a) Lepidoblastik, terdiri dari mineral-mineral tabular/pipih, misalnya mineral
mika (muskovit, biotit).
Palimpsest
Yaitu tekstur batuan metamorf yang masih menunjukkan tekstur batuan asalnya.
Penamaanya biasanya diawali dengan kata blasto.
a) Blastoporfiritik, suatu tekstur sisa dari batuan asal yang bertekstur porfiritik.
b) Blastoopitik, suatu tekstur sisa dari batuan asal yang bertekstur apitik.
Gambar 2.21
Gambar 2.22
2.6 PEMBAHASAN
tingkat tekstur. Batuan ini mempunyai derajat kristalisasi dengan tipe holokristalin,
granularitas dengan tipe fanerik, kemas pertama mempunyai bentuk kristal euhedral
sedangkan untuk relasi atau hubungan antar butir batuan nya adalah equigranular.
Lanjut pada tahap selanjutnya adalah menentukan mineral yang terkandung
didalamnya. Mineral yang terkandung dalam batuan ini adalah mineral dengan jenis
felsik. Dengan ciri-ciri diatas dapat kami simpulkan bahwa batuan tersebut adalah
batu Diorit.
D. Batubara
Pada percobaan keempat saya mulai menganalisa batuan sedimen dengan nomor
peraga T-51 dengan ciri-ciri berwarna hitam. Batuan sedimen ini jenisnya adalah
batuan sedimen non klastik. Setelah dianalisa dengan menggunakan lup, struktur
batuan tipe berfosil atau organik. Setelah itu saya melanjutkan pemerian batuan
dengan tingkat tekstur. Batuan ini mempunyai mempunyai tekstur amorf. Lanjut pada
tahap selanjutnya adalah menentukan mineral yang terkandung didalamnya. Mineral
yang terkandung dalam batuan ini adalah monomineralik karbon. Dengan ciri-ciri
diatas dapat kami simpulkan bahwa batuan tersebut adalah batubara.
E. Batugamping
Pada percobaan kelima saya mulai menganalisa batuan sedimen dengan nomor
peraga C-8 dengan ciri-ciri berwarna putih. Batuan sedimen ini jenisnya adalah
batuan sedimen non klastik. Setelah dianalisa dengan menggunakan lup, struktur
batuan tipe oolite. Setelah itu saya melanjutkan pemerian batuan dengan tingkat
tekstur. Batuan ini mempunyai mempunyai tekstur kristalin. Lanjut pada tahap
selanjutnya adalah menentukan mineral yang terkandung didalamnya. Mineral yang
terkandung dalam batuan ini adalah kalsium karbonat. Dengan ciri-ciri diatas dapat
kami simpulkan bahwa batuan tersebut adalah batugamping.
F. Batukapur
Pada percobaan keenam saya mulai menganalisa batuan sedimen dengan nomor
peraga U-15 dengan ciri-ciri berwarna putih. Batuan sedimen ini jenisnya adalah
batuan sedimen non klastik. Setelah dianalisa dengan menggunakan lup, struktur
batuan tipe organik. Setelah itu saya melanjutkan pemerian batuan dengan tingkat
tekstur. Batuan ini mempunyai mempunyai tekstur oolite. Lanjut pada tahap
selanjutnya adalah menentukan mineral yang terkandung didalamnya. Mineral yang
terkandung dalam batuan ini adalah kalsium karbonat. Dengan ciri-ciri diatas dapat
kami simpulkan bahwa batuan tersebut adalah batukapur.
G. Batugraywacke
Pada percobaan keetujuh saya mulai menganalisa batuan sedimen dengan nomor
peraga P-21 dengan ciri-ciri berwarna abu-abu cerah. Batuan sedimen ini jenisnya
adalah batuan sedimen klastik. Setelah dianalisa dengan menggunakan lup, struktur
batuan tipe silang siur. Setelah itu saya melanjutkan pemerian batuan dengan tingkat
tekstur. Batuan ini mempunyai mempunyai tekstur dengan ukuran butir medium sand,
derajat pemilahan dengan tipe pemilahan sedang, derajat pembundaran dengan tipe
sub rounded atau membulat tanggung serta mempunyai kemas dengan tipe kemas
terbuka.
Lanjut pada tahap selanjutnya adalah menentukan mineral yang terkandung
didalamnya. Fragmen pada batuan ini tidak terlihat sedangkan untuk matrik nya
terlihat. Semen pembentuk batuan ini adalah semen silikat. Dengan ciri-ciri diatas
dapat kami simpulkan bahwa batuan tersebut adalah batugraywacke.
H. Batupasir
Pada percobaan kedelapan saya mulai menganalisa batuan sedimen dengan nomor
peraga 2 dengan ciri-ciri berwarna abu-abu muda. Batuan sedimen ini jenisnya adalah
batuan sedimen klastik. Setelah dianalisa dengan menggunakan lup, struktur batuan
tipe berlapis. Setelah itu saya melanjutkan pemerian batuan dengan tingkat tekstur.
Batuan ini mempunyai mempunyai tekstur dengan ukuran butir very find sand,
derajat pemilahan dengan tipe pemilahan baik, derajat pembundaran dengan tipe
membulat sempurna serta mempunyai kemas dengan tipe kemas tertutup. Batuan ini
mempunyai tingkat porositas dan permeabilitas baik.
Lanjut pada tahap selanjutnya adalah menentukan mineral yang terkandung
didalamnya. Fragmen pada batuan ini tidak terlihat sedangkan untuk matrik nya
terlihat. Semen pembentuk batuan ini adalah semen silikat. Dengan ciri-ciri diatas
dapat kami simpulkan bahwa batuan tersebut adalah batupasir.
2.7 KESIMPULAN
Batuan merupakan salah satu unsur pembentuk atau penyusun bumi yang banyak
tersebar didalam bumi. Batuan tersusun atas mineral-mineral. Kita dapat dengan
mudah menjumpai batuan dimanapun kita berada. Pada umumnya batuan penyusun
bumi ini terdiri atas tiga jenis yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan
metamorf.