Anda di halaman 1dari 36

TUGAS RESUME GEOMORFOLOGI

Oleh
Aulia M Ramdhan
072001800007

Program Studi Teknik Geologi


Fakultas Teknologi Kebumian & Energi
Universitas Trisakti
Jakarta
2019

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
segala rahmat dan anugrah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Geomorfologi”.

Penyusunan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah pendidikan
Kewarganegaraa dan juga untuk penambahan wawasan ilmu bagi masarakat umum.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih bersifat sederhana. Maka dari itu, penulis
mengharapkan kepada para pembaca untuk memberi kritik, saran, dan tegur sapa yang sifatnya
membangun. Makalah ini benar-benar karya penulis.

Oleh karena itu, penulis bertanggung jawab atas semua isi dari makalah ini. Akhir kata
penulis berharap semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga para pembaca
nantinya.

II
DAFTAR ISI
TITLE PAGE ............................................................................................................ I
KATA PENGANTAR ............................................................................................ II
DAFTAR ISI.......................................................................................................... III

BAB I PENGERTIAN GEOMORFOLOGI ..... Error! Bookmark not defined.

BAB II PETA ..................................................................................................... 10


II.1 Pengertian Peta............................................................................. 10
II.2 Pengertian Peta Menurut Para Ahli.............................................. 10

BAB III BENTUKAN ASAL GEOMORFOLOGI............................................. 22


III.1 Pengertian Bentang Alam ............................................................ 22
III.2 Jenis Bentang Alam ..................................................................... 23

BAB IV APLIKASI GEOMORFOLOGI ............................................................ 27


IV.1 Penginderaan Jarak Jauh .............................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 28

III
BAB I PENGERTIAN GEOMORFOLOGI
Geomorfologi merupakan suatu studi yang mempelajari asal (terbentuknya) topografi
sebagai akibat dari pengikisan (erosi) elemen-elemen utama, serta terbentuknya material-material
hasil erosi. Melalui geomorfologi dipelajari cara-cara terjadi, pemerian, dan pengklasifikasian
relief bumi. Relief bumi adalah bentuk-bentuk ketidakteraturan secara vertikal (baik dalam ukuran
ataupun letak) pada permukaan bumi, yang terbentuk oleh pergerakan-pergerakan pada kerak
bumi. (1)

Konsep-konsep dasar dalam geomorfologi banyak diformulasikan oleh W.M. Davis. Davis
menyatakan bahwa bentuk permukaan atau bentangan bumi (morphology of landforms) dikontrol
oleh tiga faktor utama, yaitu struktur, proses, dan tahapan. Struktur di sini mempunyai arti sebagai
struktur-struktur yang diakibatkan karakteristik batuan yang mempengaruhi bentuk permukaan
bumi (lihat Gambar 1). Proses-proses yang umum terjadi adalah proses erosional yang dipengaruhi
oleh permeabilitas, kelarutan, dan sifat-sifat lainnya dari batuan. Bentuk-bentuk pada muka bumi
umumnya melalui tahapan-tahapan mulai dari tahapan muda (youth), dewasa (maturity), tahapan
tua (old age), lihat Gambar 2.Pada tahapan muda umumnya belum terganggu oleh gaya-gaya
destruksional, pada tahap dewasa perkembangan selanjutnya ditunjukkan dengan tumbuhnya
sistem drainasedengan jumlah panjang dan kedalamannya yang dapat mengakibatkan bentuk
aslinya tidak tampak lagi. Proses selanjutnya membuat topografi lebih mendatar oleh gaya
destruktif yang mengikis, meratakan, dan merendahkan permukaan bumi sehingga dekat dengan
ketinggian muka air laut (disebut tahapan tua). Rangkaian pembentukan proses (tahapan-tahapan)
geomorfologi tersebut menerus dan dapat berulang, dan sering disebut sebagai Siklus Geomorfik.
(2)

1
Gambar 1. Sketsa yang memperlihatkan bentuk-bentuk permukaan bumi akibat struktur geologi
pada batuan dasarnya.

2
Gambar 2. Sketsa yang memperlihatkan perkembangan (tahapan) permukaan bumi (landform).
Dari (A s/d D) memperlihatkan tahapan geomorfik muda sampai dengan tua.

Selanjutnya dalam mempelajari geomorfologi perlu dipahami istilah-istilah katastrofisme,


uniformiaterianisme, dan evolusi.

 Katastrofisme merupakan pendapat yang menyatakan bahwa gejala-gejala morfologi terjadi


secara mendadak, contohnya letusan gunung api.

 Uniformitarianisme sebaliknya berpendapat bahwa proses pembentukkan morfologi cukup


berjalan sangat lambat atau terus menerus, tapi mampu membentuk bentuk-bentuk yang
sekarang, bahkan banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada masa lalu juga terjadi pada
masa sekarang, dan seterusnya (James Hutton dan John Playfair, 1802).

 Evolusi cenderung didefinisikan sebagai proses yang lambat dan dengan perlahan-lahan
membentuk dan mengubah menjadi bentukan-bentukan baru. (3)

3
1. Proses-Proses Geomorfik

Proses-proses geomorfik adalah semua perubahan fisik dan kimia yang terjadi akibat
proses-proses perubahan muka bumi. Secara umum proses-proses geomorfik tersebut adalah
sebagai berikut :

a. Proses-proses epigen (eksogenetik) :

 Degradasi ; pelapukan, perpindahan massa (perpindahan secara gravity), erosi (termasuk


transportasi) oleh : aliran air, air tanah, gelombang, arus, tsunami), angin, dan glasier.

 Aggradasi ; pelapukan, perpindahan massa (perpindahan secara gravity), erosi (termasuk


transportasi) oleh : aliran air, air tanah, gelombang, arus, tsunami), angin, dan glasier.

 Akibat organisme (termasuk manusia)


b. Proses-proses hipogen (endogenetik)

 Diastrophisme (tektonisme)

 Vulkanisme
c. Proses-proses ekstraterrestrial, misalnya kawah akibat jatuhnya meteor. (4)

1.1 Proses Gradasional

Istilah gradasi (gradation) awalnya digunakan oleh Chamberin dan Solisbury (1904)
yaitu semua proses dimana menjadikan permukaan litosfir menjadi level yang baru. Kemudian
gradasi tersebut dibagi menjadi dua proses yaitu degradasi (menghasilkan level yang lebih
rendah) dan agradasi (menghasilkan level yang lebih tinggi).
Tiga proses utama yang terjadi pada peristiwa gradasi yaitu :

 Pelapukan, dapat berupa disentrigasi atau dekomposisi batuan dalam suatu tempat, terjadi di
permukaan, dan dapat merombak batuan menjadi klastis. Dalam proses ini belum termasuk
transportasi.

 Perpindahan massa (mass wasting), dapat berupa perpindahan (bulk transfer) suatu massa
batuan sebagai akibat dari gaya gravitasi. Kadang-kadang (biasanya)efek dari air
mempunyai peranan yang cukup besar, namun belum merupakan suatu media transportasi.

4
 Erosi, merupakan suatu tahap lanjut dari perpindahan dan pergerakan masa batuan. Oleh
suatu agen (media) pemindah. Secara geologi (kebanyakan) memasukkan erosi sebagai
bagian dari proses transportasi.
Secara umum, series (bagian/tahapan) proses gradisional sebagai berikut landslides
(dicirikan oleh hadirnya sedikit air, dan perpindahan massa yang besar), earthflow (aliran
batuan/tanah), mudflows (aliran berupa lumpur), sheetfloods, slopewash, dan stream
(dicirikan oleh jumlah air yang banyak dan perpindahan massa pada ukuran halus
dengan slopeyang kecil). (5)

a. Pelapukan batuan

Pelapukan merupakan suatu proses penghancuran batuan manjadi klastis dan akan tekikis
oleh gaya destruktif. Proses pelapukan terjadi oleh banyak proses destruktif, antara lain :

 Proses fisik dan mekanik (desintegrasi) seperti pemanasan, pendinginan, pembekuan; kerja
tumbuh-tumbuhan dan binatang , serta proses-proses desintegrasi mekanik lainnya

 Proses-proses kimia (dekomposisi) dari berbagai sumber seperti : oksidasi, hidrasi,


karbonan, serta pelarutan batuan dan tanah. Proses dekomposisi ini banyak didorong oleh
suhu dan kelembaban yang tinggi, serta peranan organisme (tumbuh-tumbuhan dan
binatang). (6)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan antara lain :

 jenis batuan, yaitu komposisi mineral, tekstur, dan struktur batuan

 kondisi iklim dan cuaca, apakah kering atau lembab, dingin atau panas, konstan atau
berubah-ubah.

 kehadiran dan kelebatan vegetasi

 kemiringan medan, pengaruh pancaran matahari, dan curah hujan.


Proses pelapukan berlangsung secara differential weathering(proses pelapukan dengan
perbedaan intensitas yang disebabkan oleh perbedaan kekerasan, jenis, dan struktur batuan).
(7)

5
Hal tersebut menghasilkan bentuk-bentuk morfologi yang khas seperti:

 bongkah-bongkah desintegrasi (terdapat pada batuan masif yang memperlihatkan retakan-


retakan atau kekar-kekar),

 stone lattice (perbedaan kekerasan lapisan batuan sedimen yang


membentuknya), mushroom (berbentuk jamur),

 demoiselles (tiang-tiang tanah dengan bongkah-bongkah penutup),

 talus (akumulasi material hasil lapukan di kaki tebing terjal),

 exfoliation domes (berbentuk bukit dari batuan masif yang homogen, dan mengelupas dalam
lapisan-lapisan atau serpihan-serpihan melengkung). (8)

Pada Gambar 3 dapat dilihat kenampakan talus dan exfoliation domes.

a b
Gambar 3. (a). Kenampakan bentuk talus, (b). Suatu exfolation domes

b. Perpindahan massa (mass wasting)


Gerakan tanah sering terjadi pada tanah hasil pelapukan, akumulasi debris (material hasil
pelapukan), tetapi dapat pula pada batuan dasarnya. Gerakan tanah dapat berjalan sangat lambat
hingga cepat. Menurut oleh Sharpe (1938) kondisi-kondisi yang menyebabkan terjadinya
perpindahan masa adalah :

A. Faktor-faktor pasif

1. faktor litologi : tergantung pada kekompakan/rapuh material

6
2. faktor statigrafi : bentuk-bentuk pelapisan batuan dan kekuatan (kerapuhan), atau
permeabel-impermeabelnya lapisan

3. faktor struktural : kerapatan joint, sesar, bidang geser-foliasi

4. faktor topografi : slope dan dinding (tebing)

5. faktor iklim : temperatur, presipitasi, hujan

6. faktor organik : vegetasi (9)

B. Faktor-faktor aktif

1. proses perombakan

2. pengikisan lereng oleh aliran air

3. tingkat pelarutan oleh air atau pengisian retakan. (10)

1.2 Proses Diastromisme dan Vulkanisme


Diastromisme dan vulkanisme diklasifikasikan sebagai proses hipogen atau endapan
karena gaya yang bekerja berasal dari dalam (bagian bawah) kerak bumi. Proses-proses
diastropik dapat dikelompokkan menjadi 2 tipe yaitu :

1. orogenik (pembentukkan pegunungan)

2. epirogenik (proses pengangkatan secara regional).


Vulkanisme termasuk pergerakan dari larutan batuan (magma) yang menerobos ke
permukaan bumi. Akibat dari pergerakan (atau penerobosan) magma tersebut akan
memberikan kenampakan yang muncul di permukaan berupa badan-badan intrusi, atau
berupa deomal folds (lipatan berbentuk dome) akibat terobosan massa batuan tersebut),
sehingga perlapisan pada batuan di atasnya menjadi tidak tampak lagi atau telah terubah.
(11)

7
Geomorphology is the study of landforms, their processes, form and sediments at the
surface of the Earth (and sometimes on other planets). Study includes looking at landscapes to
work out how the earth surface processes, such as air, water and ice, can mould the landscape.
Landforms are produced by erosion or deposition, as rock and sediment is worn away by these
earth-surface processes and transported and deposited to different localities. The different climatic
environments produce different suites of landforms. The landforms of deserts, such as sand dunes
and ergs, are a world apart from the glacial and periglacial features found in polar and sub-polar
regions. Geomorphologists map the distribution of these landforms so as to understand better their
occurrence. (12)

Earth-surface processes are forming landforms today, changing the landscape, albeit often
very slowly. Most geomorphic processes operate at a slow rate, but sometimes a large event, such
as a landslide or flood, occurs causing rapid change to the environment, and sometimes threatening
humans. So geological hazards, such as volcanic eruptions, earthquakes, tsunamis and landslides,
fall within the interests of geomorphologists. Advancements in remote sensing from satellites and
GIS mapping has benefited geomorphologists greatly over the past few decades, allowing them to
understand global distributions. (13)

Geomorphologists are also “landscape-detectives” working out the history of a landscape.


Most environments, such as Britain and Ireland, have in the past been glaciated on numerous
occasions, tens and hundreds of thousands of years ago. These glaciations have left their mark on
the landscape, such as the steep-sided valleys in the Lake District and the drumlin fields of central
Ireland. Geomorphologists can piece together the history of such places by studying the remaining
landforms and the sediments – often the particles and the organic material, such as pollen, beetles,
diatoms and macrofossils preserved in lake sediments and peat, can provide evidence on past
climate change and processes. (14)

8
SOAL

Apa itu geomorfologi?

Jawab :

Geomorfologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang bentuk alam dan proses
yang membentuknya. Para ahli geomorfologi mencoba untuk memahami kenapa sebuah bentang
alam terlihat seperti itu, untuk memahami sejarah dan dinamika bentang alam, dan
memprediksikan perubahan pada masa depan dengan menggunakan kombinasi pengamatan
lapangan, percobaan dan modeling. Geomorfologi dipejari di geografi, geologi, geodesi,
archaeology, dan teknik kebumian.

9
BAB II PETA

II.1 Pengertian Peta


Peta adalah sebuah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu
melalui sebuah sistem proyeksi. Peta dapat disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari
peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. (15)

Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang artinya taplak atau kain penutup meja.
Tapi secara umum pengertian peta yaitu sebuah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi
pada bidang datar yang diperkecil dengan memakai skala tertentu. (16)

Suatu peta merupakan representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang
mempelajari pembuatan peta disebut dengan kartografi. Banyak peta memiliki skala, yang
menentukan seberapa besar objek pada peta dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari
beberapa peta disebut dengan atlas. (17)

II.2 Pengertian Peta Menurut Para Ahli

Berikut ini terdapat beberapa pengertian peta menurut para ahli, diantaranya adalah

1. Menurut Erwin Raisz

Peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi yang diperkecil dengan berbagai
kenampakan dan ditambah tulisan-tulisan sebagai tanda pengenal.

2. Menurut ICA (International Cartographic Association)

Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari
permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa,
yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil atau diskalakan.

3. Menurut Aryono Prihandito (1998)

Peta adalah gambaran permukaaan bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang
datar melalui system proyeksi tertentu.

4. Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal 2005)

10
Peta adalah wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan,
merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada
tahapan pada tingkatan pembangunan. (18)

Fungsi Peta

Secara umum fungsi peta yaitu sebagai berikut:

1. Berfungsi untuk menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi.
2. Berfungsi untuk memperlihatkan ukuran (luas, jarak) dan arah suatu tempat di permukaan
bumi.
3. Berfungsi untuk menggambarkan bentuk-bentuk di permukaan bumi, seperti benua, negara,
gunung, sungai dan bentuk-bentuk lainnya.
4. Berfungsi untuk membantu peneliti sebelum melakukan survei untuk mengetahui kondisi
daerah yang akan diteliti.
5. Berfungsi untuk menyajikan data tentang potensi suatu wilayah.
6. Berfungsi untuk alat analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan.
7. Berfungsi untuk alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.
8. Berfungsi untuk alat untuk mempelajari hubungan timbal-balik antara fenomena-fenomena
(gejala-gejala) geografi di permukaan bumi.

Tujuan Peta

Adapun tujuan pembuatan peta adalah sebagai berikut :

 Menyimpan data-data yang ada di permukaan bumi.


 Menganalisis data spasial seperti perhitungan volume.
 Memberikan informasi dalam perencanaan tata kota dan pemukiman. Memberikan informasi
tentang ruang yang bersifat alami, baik manusia maupun budaya.

11
Komponen Peta

Peta adalah sebuah alat bantu dalam geografi. Sebuah peta yang ideal harus bisa dibaca
dan dipakai dengan mudah. Oleh sebab itu, dalam pembuatannya harus dilengkapi dengan sebuah
komponen-komponen tertentu, yaitu sebagai berikut. (19)

1. Judul Peta

Peta harus dikasih judul atau identitas yang mencerminkan isi peta. pada umumnya judul
peta diletakkan di bagian atas tengah dan di luar garis tepi. Ukuran huruf untuk judul disesuaikan
dengan besarnya sebuah peta.

2. Mata Angin (Petunjuk Arah)

Mata angin harus dicantumkan dalam peta untuk mengetahui sebuah arah utara, selatan, barat, dan
timur pada peta.

3. Skala Peta
Skala peta adalah suatu komponen yang sangat penting dalam peta karena fungsinya untuk
menunjukkan perbandingan antara jarak sebenarnya dan jarak pada peta. Skala dibagi menjadi 3,
yaitu:

 Skala angka. Misalnya 1 : 2.500.000. artinya setiap 1 cm jarak dalam peta sama dengan 25
km satuan jarak sebenarnya.
 Skala garis. Skala ini dibuat dalam bentuk garis horizontal yang memiliki panjang tertentu
dan tiap ruas berukuran 1 cm atau lebih untuk mewakili jarak tertentu yang diinginkan oleh
pembuat peta.
 Skala verbal, yakni skala yang ditulis dengan kata-kata.

12
4. Simbol

Pada peta umum simbol-simbol yang dipakai sifatnya tetap, misalnya simbol kota, ibu kota
negara, jalan kereta api, dan sungai. Adapun pada peta tematik, simbol-simbol yang dipakai
memiliki sebuah ketentuan-ketentuan menurut temanya. Secara umum simbol dibedakan menjadi
4 kelompok,yakni simbol titik, garis, wilayah atau area, dan warna. (20)

Jenis-jenis simbol peta antara lain:

1. Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional


2. Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data yang berhubungan dengan jarak
3. Simbol area, digunakan untuk mewakili suatu area tertentu dengan simbol yang mencakup
area tertentu
4. Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur atau gerak.
5. Simbol batang, digunakan untuk menyatakan suatu harga/dibandingkan dengan harga/nilai
lainnya.
6. Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah) dalam bentuk
persentase.
7. Simbol bola, digunakan untuk menyatakan volume, makin besar simbol bola menunjukkan
volume semakin besar dan sebaliknya makin kecil simbol bola berarti volume semakin
kecil.

13
5. Legenda

Legenda adalah menjadi kunci untuk membaca peta karena berisikan keterangan simbol-
simbol yang terdapat dalam peta. Legenda biasanya diletakkan di bagian kiri atau kanan bawah
peta di sebelah dalam garis tepi. (21)

6. Warna Peta
Warna peta digunakan untuk membedakan kenampakan atau objek di permukaan bumi,
memberi kualitas atau kuantitas simbol di peta, dan untuk keperluan estetika peta. Warna simbol
dalam peta terdiri dari 8 warna, yaitu:

 Warna Hijau

Warna hijau menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian kurang dari 200 m. Biasanya
bentuk muka bumi yang terdapat pada ketinggian < 200 m didominasi olah dataran rendah. Dataran
rendah di Jawa terdapat di sepanjang pantai utara dan pantai selatan.

 Warna Merah

Warna merah menunjukkan jalan kereta api atau gunung aktif. Warna merah sering dijumpai di
peta suatu provinsi.

14
 Warna Hijau Muda

Warna hijau muda menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian antara 200–400 m di
atas permukaan laut. Bentuk muka bumi yang ada di daerah ini berupa daerah yang landai dengan
disertai bentuk-bentuk muka bumi bergelombang dan bukit. Penyebaran bentuk muka ini hampir
menyeluruh di atas dataran rendah.

 Warna Kuning

Warna kuning menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian antara 500–1000 m di atas
permukaan laut. Bentuk muka bumi yang ada di daerah ini didominasi oleh dataran tinggi dan
perbukitan dan pegunungan rendah. Penyebaran dari bentuk muka bumi ini berada di bagian tepi-
tengah dari Provinsi Jawa Tengah dan paling luas di sebelah tenggara Kabupaten Sukoharj

 Warna Cokelat Muda

Warna cokelat muda menunjukkan daerah yang mempunyai ketinggian antara 1000–1500 m
di atas permukaan air laut. Bentuk muka bumi yang dominan di daerah ini berupa pegunungan
sedang disertai gunung-gunung yang rendah. Penyebaran dari bentuk muka ini berada di bagian
tengah dari Jawa Tengah, seperti di sekitar Bumiayu, Banjarnegara, Temanggung, Wonosobo,
Salatiga dan Tawangmangu.

 Warna Cokelat

Warna cokelat menunjukkan daerah yang mempunyai ketinggian lebih dari 1500 m di atas
permukaan air laut. Bentuk muka bumi di daerah ini didominasi oleh gunung-gunung yang relatif
tinggi. Penyebaran dari gunung-gunung tersebut sebagian besar di bagian tengah dari Jawa
Tengah.

15
 Warna Biru Keputihan

Warna biru menunjukkan warna kenampakan perairan. Warna biru keputihan menunjukkan
wilayah perairan yang kedalamannya kurang dari 200 m. Bentuk muka bumi dasar laut di wilayah
ini didominasi oleh bentuk lereng yang relatif landai. Zona di wilayah ini disebut dengan zona
neritik.

Penyebaran dari zona ini ada di sekitar pantai. Di wilayah perairan darat warna ini
menunjukkan danau atau rawa. Di Wonogiri terdapat Waduk Gajah Mungkur, di Bawen terdapat
Rawa Pening, di sekitar Kebumen terdapat waduk Wadaslinang dan Sempor dan masih ada
beberapa waduk kecil lainnya.

 Warna Biru Muda

Warna biru muda menunjukkan wilayah perairan laut yang mempunyai kedalaman antara 200–
2000 m. Bentuk muka bumi dasar laut di wilayah ini didominasi oleh bentukan lereng yang relatif
terjal. Wilayah ini merupakan kelanjutan dari zona neritik. Namun wilayah ini tidak tergambar
dalam peta umum.

 Warna Biru Tua

Warna biru tua menunjukkan wilayah perairan laut dengan kedalaman lebih dari 2000 m.
Bentuk muka bumi dasar laut di sekitar Pulau Bali pada kedalaman > 2000 m sulit untuk diketahui
dan tidak bisa diinterprestasikan dari peta. Namun biasanya bentuk muka bumi pada laut dalam
dapat berupa dataran, lubuk laut, drempel dan palung laut. Bentuk muka bumi seperti ini juga tidak
tergambar dalam peta umum.

16
7. Garis Astronomis
Garis astronomis terdiri atas garis lintang dan garis bujur. Garis-garis itu berguna untuk
mengetahui sebuah posisi absolut suatu objek pada peta utama. Tanda-tanda koordinat garis-garis
astronomis umumnya digambarkan dengan sebuah garis-garis pendek memotong garis tepi.

8. Garis Tepi
Garis tepi adalah sebuah garis untuk membatasi ruang peta, umumnya berbentuk persegi empat.

9. Sumber Peta
Sumber peta perlu dicantumkan untuk meyakinkan sih pengguna bahwa peta tersebut
berasal dari instansi atau lembaga yang berkompeten dalam pembuatan peta.

10. Tahun Pembuatan


Tahun pembuatan peta berguna untuk mengetahui waktu peta itu dibuat. Tahun pembuatan
peta ini penting untuk dicantumkan khususnya pada peta yang sifat datanya selalu mengalami
perubahan.

17
Macam-Macam Peta atau Jenis-Jenis Peta

Peta memiliki berbagai macam karakter sehingga kita dapat mengelompokkannya menjadi
beberapa jenis, antara lain:

1. Berdasarkan Sumber Datanya


Berdasarkan sumber datanya, peta dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu:

a. Peta Induk (Basic Map)


Peta induk merupakan peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan. Peta induk
dapat digunakan sebagai dasar pembuatan dari peta topografi dan menjadi dasar dari
pembuatan peta-peta lainnya.

b. Peta Turunan (Derived Map)


Peta turunan merupakan peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada
sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan. Peta jenis ini tidak bisa digunakan
sebagai peda dasar.

2. Berdasarkan Isi Data yang Disajikan


Berdasarkan isi data yang disajikan, Peta dapat kita bagi menjadi dua macam yaitu peta
umum dan peta tematik.

a. Peta Umum
Peta umum merupakan peta yang menggambarkan semua topografi di permukaan bumi
seperti unsur alam (sungai, danau), unsur buatan manusia (jembatan, jalan dll) maupun bentuk
permukaan bumi (gunung, lembah). Peta umum dapat kita bedakan menjadi tiga macam
yakni:

a) Peta Topografi
Peta topografi merupakan peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan
reliefnya. Adapun penggambaran relief permukaan bumi ke dalam bentuk peta digambarkan
dalam bentuk garis kontur. Garis kontur adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-
tempat yang mempunyai ketinggian yang sama. Agar lebih jelas perhatikanlah gambar di
bawah ini.

18
Gambar. Peta Topografi (Sumber: rizkykurniarubianto.wordpress.com )
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam memaknai garis kontur, diantaranya:

 Semakin rapat jarak antar garis kontur menunjukkan bahwa daerah tersebut semakin curam.
 Bila ditemukan ada garis kontur yang bergerigi, maka ini menunjukkan bahwa di daerah
tersebut terdapat depresi atau lembah.
b) Peta Chorografi
Peta chorografi merupakan peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum.
Biasanya peta jenis ini menggunakan skala sedang dan hanya menggambarkan sebagian dari
permukaan bumi. Contoh peta jenis ini adalah atlas.

c) Peta Dunia
Peta dunia merupakan peta yang menggambarkan permukaan bumi secara luas dengan
menggunakan skala kecil.

b. Peta Tematik
Peta tematik merupakan peta yang menggambarkan informasi dengan tema-tema
tertentu/khusus. Misalnya peta geologi, peta kepadatan penduduk, peta tempat-tempat wisata
dll.

19
Gambar. Peta tematik tentang kepadatan penduduk di daerah Bantul, Yogyakarta (Sumber:
invesda.bantulkab.go.id)
3. Berdasarkan Skalanya
Berdasarkan skala yang digunakan, kita dapat membagi jenis-jenis petamenjadi beberapa
jenis antara lain:

a. Peta Kadaster/Peta Teknik


Peta ini mempunyai skala sangat besar yakni antara 1 : 100 – 1 : 5000. Peta kadaster ini sangat
rinci sehingga banyak digunakan untuk keperluan teknis, misalnya untuk perencanaan
jaringan jalan, jaringan air dll.

b. Peta Skala Besar


Peta ini mempunyai skala antara 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. Biasanya peta ini digunakan
untuk perencanaan suatu wilayah.

c. Peta Skala Sedang


Peta ini mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000.

d. Peta Skala Kecil


Peta ini mempunyai skala antara 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000.

e. Peta Geografi/Peta Dunia


Peta ini mempunyai skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000.

20
SOAL
Apa yang dimaksud dengan peta?
Jawab :
Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh wilayah di permukaan bumi dengan
berbagai kenampakannya pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu.

21
BAB III BENTANG ALAM

III. 1 Pengertian Bentang Alam

Menurut Strahler (1983), bentuk lahan adalah konfigurasi permukaan lahan yang
dihasilkan oleh proses alam. Lebih lanjut Whitton (1984) menyatakan bahwa bentuklahan
merupakan morfologi dan karakteristik permukaan lahan sebagai hasil interaksi antara proses fisik
dan gerakan kerak dengan geologi lapisan permukaan bumi. Berdasarkan kedua definisi tersebut,
dapat disimpulkan bahwa bentuklahan merupakan bentang permukaan lahan yang mempunyai
relief khas karena pengaruh kuat dari struktur kulit bumi dan akibat dari proses alam yang bekerja
pada batuan di dalam ruang dan waktu tertentu. Masing-masing bentuklahan dicirikan oleh adanya
perbedaan dalam hal struktur dan proses geomorfologi, relief/topografi dan material penyusun
(Zmit, 2013). (21)
Struktur geomorfologi memberikan informasi tentang asal-usul (genesa) dari bentuklahan.
Proses geomorfologi dicerminkan oleh tingkat pentorehan atau pengikisan, sedangkan relief
ditentukan oleh perbedaan titik tertinggi dengan titik terendah dan kemiringan lereng. Relief atau
kesan topografi memberikan informasi tentang konfigurasi permukaan bentuklahan yang
ditentukan oleh keadaan morfometriknya. Litologi memberikan informasi jenis dan karakteristik
batuan serta mineral penyusunnya, yang akan mempengaruhi pembentukan bentuklahan (Zmit,
2013). (22)

Bentuklahan adalah suatu kenampakan medan yang terbentuk oleh proses alami yang
memiliki komposisi tertentu dan karakteristik fisikal dan visual dengan julat tertentu yang terjadi
dimanapun bentuklahan tersebut terdapat. Berdasarkan klasifikasi yang dikemukaan oleh Van
Zuidam (1969) dan Verstappen maka bentuk muka bumi dapat diklasifikasikan menjadi 8 satuan
bentuklahan utama (geomorfologi), yang dapat masing-masing dirinci lagi berdasarkan skala peta
yang digunakan. Adapun satuan bentuk lahan tersebut adalah sebagai berikut (Zmit, 2013). (23)

22
III. 2 Jenis Jenis Bentang Alam
Secara umum bentukan asal geomorfologi di Indonesia dapat dibedakan atas delapan
bentukan asal, yaitu :

a. Bentukan Asal Vulkanik ( Form Of Volcanic Origin)

Bentukan ini bersal drai aktifitas gunung apai dan intrusi magma, baik berupa akumulasi
material lepas (piroklastik) seperti lava, ladu, ataupun abu volkanik serta intrusi magma lainnya.

b. Bentukan Asal Struktural (Form Of Structural Irigin)

Bentukan ini merupakan bentuk yang dihasilkan pleh struktural geologi, mulai drai
kenampakan yang besar dan dominan sampai kenampakan yang kecil yang berpengaruh pada
masing-masing bentukan.
Ada dua tipe utama struktur geologi yang memberikan kontrol terhadap geomorfologi yaitu :
1) Struktur aktif, yaitu bentuk yang dihasilkan merupakan bentukan baru.
2) Struktur tidak aktif yaitu bentukan lahan yang dihasilkan dipengaruhi oleh perbedaan erosi
masa lalu.

23
c. Bentukan Asal Denudasional (Form Of Denudational Origin)

Bentukan ini terjadi karena gradasi yang meliputi prosese agradasi dan degradasi. Proses
ini bila berlangsung dalam waktu lama dapat merubah permukaan bumi menjadi suatu dataran
yang seragam. Dalam perubahan bentul permukaan bumi proses yang paling dominan adalah
proses degradasi yang ditunjukan oelh hilangnya lapisan demi lapisan dari permukaan bumi akibat
terjadinya pekapukan batuan yang terangkut oleh erosi dan longsoran. Bentukan lain dari proses
denudasioanl adalah agradasi, yaitu berbagai proses sedimentasi dan pembentukan lahan baru
sebagai material endapan dari proses degradasi.

d. Bentukan Asal Kart / Karstik (Form Of Karst / Karstic Origin)

Bentukan ini tersususn dari batuan yang terdiri atas batuan kapur yang bersifat mudah larut
oleh air secara alamiah baik oleh aliran permukaan, aliran vertikal ataupun aliran di bawah
permukaan.

24
e. Bentukan Asal Glasial (Form Of Glacial Orogin)

Bentukan ini dicirikan oleh akumulasi hamparan es yang terjadi pada daerah dengan
temperatur di bawah -4oC.

f. Bentukan Asal Angin (Form Of Aeolin Origin)

Bentukan ini terjadi karena aktifitas tenaga angin.

25
g. Bentukan Asal Aluvial (Form Of Fluvianl Orogin)

Bentukan ini merupakan hasil proses fluvial dengan bahan induk berupa luvium sampai
koluvium serta berumur relatif muda.

h. Bentukan Asal Marin (Form Of Coastal Origin)

Bentukan ini sangat dipengaruhi oleh berbagai aktifitas-aktifitas air laut, angin laut,
gelomang, dan pasang surut laut sehingga termasuk salah satu bentuk yang dapat mengalami
perubahan cepat.

SOAL
Tenaga apa saja yang menyebabkan berubahnya permukaan bumi?
Jawab :

Tenaga Eksogen dan Endogen

26
BAB IV APLIKASI GEOMORFOLOFI

IV.1 Pengertian Pengindraan Jauh

Penginderaan jauh atau disingkat inderaja, berasal dari bahasa Inggris yaitu remote
sensing.

Pada awal perkembangannya, inderaja hanya merupakan teknik yang dikembangkan


untuk memperoleh data di permukaan bumi. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan iptek,
ternyata inderaja seringkali berfungsi sebagai suatu ilmu. Penginderaan jauh merupakan
pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak
secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari
sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, misalnya dari pesawat, pesawat luar
angkasa, satelit, kapal atau alat lain. Berikut adalah pengertian pengindraan jauh menutut para
ahli: (24)

1. Menurut Lillesand dan Kiefer (1979) penginderaan jauh adalah ilmu dan seni
untuk memperoleh informasi tentang objek, wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis
data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek,
wilayah, atau gejala yang dikaji.

2. Menurut Colwell (1984) penginderaaan jauh yaitu suatu pengukuran atau


perolehan data pada objek di permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain di atas atau
jauh dari objek yang diindera.

3. Menurut Curran (1985) penginderaan jauh yaitu penggunaan sensor radiasi


elektromagnetik untuk merekam gambar lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan
sehingga menghasilkan informasi yang berguna.

4. Menurut American Society of Photogrammetry (1983) penginderaan jauh


merupakan pengukuran atau perolehan informasi dari beberapa sifat objek atau fenomena,
dengan menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung dengan
objek atau fenomena yang dikaji.

27
DAFTAR PUSTAKA

1. Mual Maul. 5 Oktober 2012. DASAR-DASAR GEOMORFOLOGI – 1. Proses-


Proses Geomorfik. [Internet]. Tersedia di :
https://wingmanarrows.wordpress.com/2012/10/05/dasar-dasar-geomorfologi-1-
proses-proses-geomorfik/ (di akses 18 juli 2019)
2. British Society for Geomorphology. 14 September 2014. What is Geomorphology.
[Internet]. Tersedia di : https://www.geomorphology.org.uk/what-geomorphology-0
(di akses 18 juli 2019)
3. Bitar. 13 Juni 2019. PENGERTIAN PETA. [Internet] Tersedia di :
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-peta/ (di akses 18 juli 2019)
4. Tim Siswapedia. 2 Februari 2014. Macam-Macam Peta atau Jenis-Jenis Peta.
[Internet]. Tersedia di : https://www.siswapedia.com/macam-macam-peta-atau-
jenis-jenis-peta/ (di akses 18 juli 2019)
5. MINING ARCHIVE. Rabu, 15 April 2015. KLASIFIKASI GEOMORFOLOGI.
[Internet]. Tersedia di : http://arsiptambang.blogspot.com/2015/04/klasifikasi-
geomorfologi.html (di akses 18 juli 2019)
6. Pratya Rara Dhita. 13 Desember 2014. Geomorfologi Bentang Lahan. [Internet].
Tersedia di : https://www.academia.edu/11007563/Geomorfologi_Bentang_Lahan
(di akses 18 juli 2019)
7. Andry Qa`is. 20 Desember 2017. Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Geomorfologi
di Daerah Selatan Ujunggenteng, Kabupaten Sukabumi. [Internet]. Tersedia di :
https://www.academia.edu/36249243/Aplikasi_Penginderaan_Jauh_untuk_Geomorf
ologi_di_Daerah_Selatan_Ujunggenteng_Kabupaten_Sukabumi (di akses 18 juli
2019)

28
29
30
31
32
33

Anda mungkin juga menyukai