Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara tidak disadari pengetahuan geologi sudah di terapkan sejak zaman prasejarah.
Bahkan manusia terdahulu sudah mengetahui macam-macam batuan yang baik bagi bahan
baku dan senjata serta mengetahui dimana mereka bisa mendapatkannya atau mencarinya.
Selanjutnya manusia ingin mengetahui tentang alam sekitarnya, adanya gunung api, bentang
alam, perbukitan dan lembah-lembah. Terjadinya bencana gempa bumi, tanah longsor, gunung
api dan bencana alam lainnya yang mendorong manusia untuk mempelajarinya. Kerak bumi
terdiri dari beraneka jenis batuan. Tiap-tiap batuan ini berbeda dari yang lainnya, baik jenis,
bentuk, warna, kadar air, proses terjadinya, maupun kekuatannya menahan longsor.
Bagi ahli-ahli geologi yang mengkaji kandungan dan perkembangan bumi secara fisika,
pengetahuan tentang batuan ini sangatlah penting. Begitu juga bagi ahli-ahli Geografi. Mereka
perlu mempunyai pengetahuan tentang jenis batuan-batuan yang biasa terdapat dan juga
hubungannya dengan rupa bumi. Pembentukan berbagai macam mineral di alam akan
menghasilkan jenis batuan tertentu. Proses alamiah tersebut bisa berbeda-beda dan
membentuk jenis batuan yang berbeda pula. Batuan adalah sejenis bahan yang terdiri dari
mineral dan dapat dikelaskan menurut komposisi mineralnya. Pengelompokkan ini dibuat
berdasarkan bagian luar bumi yang tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan
lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi, karena daratan adalah bagian dari kulit bumi
yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat kita ketahui
dengan cepat dan jelas.
Batuan juga dapat dibagi kedalam beberapa jenis menurut proses pembentukannya
diantaranya batuan beku (Pembekuan magma), batuan sedimen (berbagai proses alamiah,
seperti proses penghancuran atau disentegrasi batuan, pelapukan kimia, proses kimiawi dan
organis, proses penguapan/evaporasi), batuan metamorf (jenis batuan yang telah terbentuk
lebih dahulu kemudian mengalami peningkatan temperature atau tekanan yang cukup tinggi,
namun peningkatan temperature itu sendiri maksimal di bawah temperature magma).
Jenis batuan sangat berperan penting dalam mencegah atau mengurangi pencemaran
air tanah dan air permukaan secara alami yang berasal dari leachate (air lindi). Tingkat
peredaman sangat tergantung dari jenis batuannya. Hal ini berpengaruh juga terhadap bencana
yang terjadi di daerah tersebut.
Kabupaten Cianjur adalah kabupaten yang mata pencahariannya rata-rata adalah
petani. Keadaan ini di tunjang juga dengan adanya sungai besar dan kecil yang dapat
digunakan sebagai sumber daya pengairan tanaman pertanian. Hal ini dapat di teliti juga
melalui struktur batuan yang ada di Kabupaten Cianjur. Selain itu hal ini juga berkaitan dengan
bencana yang kemungkinan terjadi yang dapat di analisis melalui peta geologi maupun peta
topografinya.

1.2 Tujuan
1) Mengidentifikasi jenis batuan dan batuan yang terdapat di daerah kabupaten Cianjur
2) Mengidentifikasi potensi bencana di daerah kabupaten Cianjur dengan menggunakan
peta geologi
3) Mengidentifikasi hubungan struktur batuan dengan bencana yang ada di kabupaten
Cianjur .

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Geomorfologi
Geomorfologi merupakan suatu studi yang mempelajari asal (terbentuknya) topografi
sebagai akibat dari pengikisan (erosi) elemen-elemen utama, serta terbentuknya materialmaterial hasil erosi. Melalui geomorfologi dipelajari cara-cara terjadi, pemerian, dan
pengklasifikasian relief bumi. Relief bumi adalah bentuk-bentuk ketidakteraturan secara vertikal
(baik dalam ukuran ataupun letak) pada permukaan bumi, yang terbentuk oleh pergerakanpergerakan pada kerak bumi.
Konsep-konsep dasar dalam geomorfologi banyak diformulasikan oleh W.M. Davis.
Davis menyatakan bahwa bentuk permukaan atau bentangan bumi (morphology of landforms)
dikontrol oleh tiga faktor utama, yaitu struktur, proses, dan tahapan. Struktur di sini mempunyai
arti sebagai struktur-struktur yang diakibatkan karakteristik batuan yang mempengaruhi bentuk
permukaan bumi (lihat Gambar 1). Proses-proses yang umum terjadi adalah proses erosional
yang dipengaruhi oleh permeabilitas, kelarutan, dan sifat-sifat lainnya dari batuan. Bentukbentuk pada muka bumi umumnya melalui tahapan-tahapan mulai dari tahapan muda (youth),
dewasa (maturity), tahapan tua (old age), lihat Gambar 2.Pada tahapan muda umumnya belum
terganggu oleh gaya-gaya destruksional, pada tahap dewasa perkembangan selanjutnya
ditunjukkan dengan tumbuhnya sistem drainasedengan jumlah panjang dan kedalamannya
yang dapat mengakibatkan bentuk aslinya tidak tampak lagi. Proses selanjutnya membuat
topografi lebih mendatar oleh gaya destruktif yang mengikis, meratakan, dan merendahkan
permukaan bumi sehingga dekat dengan ketinggian muka air laut (disebut tahapan tua).
Rangkaian pembentukan proses (tahapan-tahapan) geomorfologi tersebut menerus dan dapat
berulang, dan sering disebut sebagai Siklus Geomorfik.

Gambar 1. Sketsa yang memperlihatkan bentuk-bentuk permukaan bumi akibat struktur geologi
pada batuan dasarnya.

Gambar 2. Sketsa yang memperlihatkan perkembangan (tahapan) permukaan bumi (landform).


Dari (A s/d D) memperlihatkan tahapan geomorfik muda sampai dengan tua.

Selanjutnya dalam mempelajari geomorfologi perlu dipahami istilah-istilah katastrofisme,


uniformiaterianisme, dan evolusi.
-

Katastrofisme merupakan pendapat yang menyatakan bahwa gejala-gejala morfologi


terjadi secara mendadak, contohnya letusan gunung api.
Uniformitarianisme sebaliknya berpendapat bahwa proses pembentukkan morfologi
cukup berjalan sangat lambat atau terus menerus, tapi mampu membentuk bentukbentuk yang sekarang, bahkan banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada masa
lalu juga terjadi pada masa sekarang, dan seterusnya (James Hutton dan John Playfair,
1802).
Evolusi cenderung didefinisikan sebagai proses yang lambat dan dengan perlahanlahan membentuk dan mengubah menjadi bentukan-bentukan baru.

1. Proses-Proses Geomorfi
Proses-proses geomorfik adalah semua perubahan fisik dan kimia yang terjadi akibat
proses-proses perubahan muka bumi. Secara umum proses-proses geomorfik tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Proses-proses epigen (eksogenetik) :
- Degradasi ; pelapukan, perpindahan massa (perpindahan secara gravity),
erosi (termasuk transportasi) oleh : aliran air, air tanah, gelombang, arus,
tsunami), angin, dan glasier.
- Aggradasi ; pelapukan, perpindahan massa (perpindahan secara gravity),
erosi (termasuk transportasi) oleh : aliran air, air tanah, gelombang, arus,
tsunami), angin, dan glasier.
- Akibat organisme (termasuk manusia)

b. Proses-proses hipogen (endogenetik)


- Diastrophisme (tektonisme)
- Vulkanisme
c. Proses-proses ekstraterrestrial, misalnya kawah akibat jatuhnya meteor.
Proses Gradasional
Istilah gradasi (gradation) awalnya digunakan oleh Chamberin dan Solisbury (1904) yaitu
semua proses dimana menjadikan permukaan litosfir menjadi level yang baru. Kemudian
gradasi tersebut dibagi menjadi dua proses yaitu degradasi (menghasilkan level yang lebih
rendah) dan agradasi (menghasilkan level yang lebih tinggi).
Tiga proses utama yang terjadi pada peristiwa gradasi yaitu :
1. Pelapukan, dapat berupa disentrigasi atau dekomposisi batuan dalam suatu tempat,
terjadi di permukaan, dan dapat merombak batuan menjadi klastis. Dalam proses ini
belum termasuk transportasi.
2. Perpindahan massa (mass wasting), dapat berupa perpindahan (bulk transfer) suatu
massa batuan sebagai akibat dari gaya gravitasi. Kadang-kadang (biasanya)efek dari air
mempunyai peranan yang cukup besar, namun belum merupakan suatu media
transportasi.
3. Erosi, merupakan suatu tahap lanjut dari perpindahan dan pergerakan masa batuan.
Oleh suatu agen (media) pemindah. Secara geologi (kebanyakan) memasukkan erosi
sebagai bagian dari proses transportasi.
Secara umum, series (bagian/tahapan) proses gradisional sebagai berikut landslides (dicirikan
oleh hadirnya sedikit air, dan perpindahan massa yang besar), earthflow (aliran batuan/tanah),
mudflows (aliran berupa lumpur), sheetfloods, slopewash, dan stream (dicirikan oleh jumlah air
yang banyak dan perpindahan massa pada ukuran halus dengan slopeyang kecil).
a. Pelapukan batuan
Pelapukan merupakan suatu proses penghancuran batuan manjadi klastis dan akan
tekikis oleh gaya destruktif. Proses pelapukan terjadi oleh banyak proses destruktif,
antara lain : Proses fisik dan mekanik (desintegrasi) seperti pemanasan, pendinginan,
pembekuan; kerja tumbuh-tumbuhan dan binatang , serta proses-proses desintegrasi
mekanik lainnya. Proses-proses kimia (dekomposisi) dari berbagai sumber seperti :
oksidasi, hidrasi, karbonan, serta pelarutan batuan dan tanah. Proses dekomposisi ini
banyak didorong oleh suhu dan kelembaban yang tinggi, serta peranan organisme
(tumbuh-tumbuhan dan binatang). Faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan antara
lain jenis batuan, yaitu komposisi mineral, tekstur, dan struktur batuan kondisi iklim dan
cuaca, apakah kering atau lembab, dingin atau panas, konstan atau berubah-ubah,
kehadiran dan kelebatan vegetasi kemiringan medan, pengaruh pancaran matahari, dan
curah hujan.
Proses pelapukan berlangsung secara differential weathering(proses pelapukan dengan
perbedaan intensitas yang disebabkan oleh perbedaan kekerasan, jenis, dan struktur
batuan). Hal tersebut menghasilkan bentuk-bentuk morfologi yang khas seperti:
bongkah-bongkah desintegrasi (terdapat pada batuan masif yang memperlihatkan

retakan-retakan atau kekar-kekar), stone lattice (perbedaan kekerasan lapisan batuan


sedimen yang membentuknya), mushroom (berbentuk jamur), demoiselles (tiang-tiang
tanah dengan bongkah-bongkah penutup), talus (akumulasi material hasil lapukan di
kaki tebing terjal), exfoliation domes (berbentuk bukit dari batuan masif yang homogen,
dan mengelupas dalam lapisan-lapisan atau serpihan-serpihan melengkung).
Pada Gambar 3 dapat dilihat kenampakan talus dan exfoliation domes.

A )Kenampakan bentuk talus

B) suatu exfolation domes

b. Perpindahan massa (mass wasting)


Gerakan tanah sering terjadi pada tanah hasil pelapukan, akumulasi debris (material
hasil pelapukan), tetapi dapat pula pada batuan dasarnya. Gerakan tanah dapat berjalan
sangat lambat hingga cepat. Menurut oleh Sharpe (1938) kondisi-kondisi yang
menyebabkan terjadinya perpindahan masa adalah :
Faktor-faktor pasif
faktor litologi : tergantung pada kekompakan/rapuh material
faktor statigrafi : bentuk-bentuk pelapisan batuan dan kekuatan (kerapuhan),
atau permeabel-impermeabelnya lapisan
faktor struktural : kerapatan joint, sesar, bidang geser-foliasi
faktor topografi : slope dan dinding (tebing)
faktor iklim : temperatur, presipitasi, hujan
faktor organik : vegetasi
Faktor-faktor aktif

proses perombakan
pengikisan lereng oleh aliran air
tingkat pelarutan oleh air atau pengisian retakan

Proses Diastromisme dan Vulkanisme

Diastromisme dan vulkanisme diklasifikasikan sebagai proses hipogen atau endapan karena
gaya yang bekerja berasal dari dalam (bagian bawah) kerak bumi. Proses-proses diastropik
dapat dikelompokkan menjadi 2 tipe yaitu orogenik (pembentukkan pegunungan) dan
epirogenik (proses pengangkatan secara regional).
Vulkanisme termasuk pergerakan dari larutan batuan (magma) yang menerobos ke permukaan
bumi. Akibat dari pergerakan (atau penerobosan) magma tersebut akan memberikan
kenampakan yang muncul di permukaan berupa badan-badan intrusi, atau berupa deomal folds
(lipatan berbentuk dome) akibat terobosan massa batuan tersebut), sehingga perlapisan pada
batuan di atasnya menjadi tidak tampak lagi atau telah terubah.
2.2 PETA TOPOGRAFI
Peta merupakan gambaran dua dimensi dari suatu obyek yang dilihat dari atas yang
ukurannya direduksi. Hakekat dari interpretasi peta topografi adalah sebagai pelengkap ilmu
geologi dengan latihan teknik penafsiran geologi melalui peta topografi.
Pengertian dari peta topografi adalah peta yang menggambarkan bentuk penyebaran
dan ukuran dari roman muka bumi yang kurang lebih sesuai dengan daerah yang sebenarnya.
Unsur-unsur yang penting terdapat dalam suatu peta topografi meliputi :
1) Relief
Adalah beda tinggi suatu tempat atau gambaran kenampakan tinggi rendah suatu
daerah serta curam landainya sisi-sisi perbukitan. Jadi menunjukkan perbedaan tinggi
rendahnya permukaan bumi. Sebagai contohnya adalah bukit, lembah, daratan, lereng
dan pegunungan
Relief terjadi antara lain karena perbedaan resistensi antara batuan terhadap proses
erosi dan pelapukan (eksogen) juga dipengaruhi gejala-gejala asal dalam (endogen)
perlipatan, patahan, kegiatan gunung api dan sebagainya. Dalam peta topografi
penggambaran relief dengan :
a. Garis hachures yaitu garis-garis lurus yang ditarik dari titik tertinggi ke arah titik
yang lebih rendah disekitarnya dan ditarik searah dengan lereng. Semakin curam
lerengnya maka semakin rapat pula garisnya sebaliknya garis akan renggang jika
reliefnya landai.
b. Shading (bayangan ) yaitu Bayangan matahari terhadap earth feature dan biasanya
dikombinasi dengan peta kontur. Pada daerah yang curam akan memberikan
bayangan gelap sebaliknya daerah yang lancai berwarna cerah.
c. Tinting (pewarnaan) yaituWarna-warna tertentu. Semakin tinggi reliefnya warna
akan semakin gelap.
d. Kontur yaitu dengan cara menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian
sama. Peta ini paling penting untuk geologi karena sifatnya kualitatif dan kuantitatif.
Kualitatif : hanya menunjukkan pola dan penyebarannya bentuk-bentuk roman muka
bumi.
Kuantitatif : selain menunjukkan pola dan penyebaran bisa juga mengetahui ukuran
baik secara horisontal maupun vertikal sehingga jelas gambaran tida dimensinya.
2) Drainage
Drainage pattern/pola pengaliran atau pola penyaluran adalah segala macam bentukbentuk yang hubungannya dengan penyaluran air baik di permukaan maupun di bawah

permukaan bumi. Sebagai contoh sungai-sungai, danau atau laut dan sebagainya.
Sungai-sungai itu sendiri dipermukaan bumi ada yang terpolakan dan tidak terpolakan.
Hal ini tergantung dari batuan dasar yang dilaluinya.
3) Culture
Yaitu segala bentuk hasil budi daya manusia. Misalnya perkampungan, jalan,
persawahan dan sebagainya. Culture membantu geologi dalam penentuan lokasi. Pada
umumnya pada peta topografi, relief akan digambarkan dengan warna coklat, drainage
dengan warna biru dan culture dengan warna hitam.
4) Kelengkapan Peta Topografi
Pada peta topografi yang baik harus terdapat unsur/keterangan yang dapat digunakan
untuk berbagai kegiatan penelitian atau kemiliteran, yaitu :
a. Skala
Merupakan perbandingan jarak horisontal sebenarnya dengan jarak pada peta. Perlu
diketahui bahwa jarak yang diukur pada peta adalah menunjukkan jarak-jarak
horisontal
b. Arah Utara Peta
Salah satu kelengkapan peta yang tidak kalah penting adalah arah utara, karena tiap
peta yang dapat digunakan dengan baik haruslah diketahui arah utaranya. Arah
utara ini berguna untuk penyesuaian antara arah utara peta dengan arah utara jarum
kompas.
c. Legenda
Pada peta topografi banyak digunakan tanda untuk mewakili bermacam-macam
keadaan yang ada di lapangan dan biasanya terletak di bagian bawah dari peta.
d. Judul Peta
Judul peta merupakan nama daerah yang tercantum dalam peta dan berguna untuk
pencarian peta bila suatu waktu diperlukan.
e. Converage Diagram
Maksudnya peta tersebut dibuat dengan cara atau metoda yang bagaimana, hal ini
untuk dapat memperkirakan sampai sejauh mana kebaikan/ketelitian peta, misalnya
dibuat berdasarkan foto udara dan dibuat berdasarkan pengukuran di lapangan
f. Indeks Administrasi
Pembagian daerah berdasarkan hukum pemerintahan, hal ini penting untuk
memudahkan pengurusan surat izin untuk melakukan atau mengadakan
penelitian/pemetaan.
g. Index of Adjoining Sheet
Menunjukkan kedudukan peta yang bersangkutan terhadap lembar-lembar peta
disekitarnya.
h. Edisi Peta
Dapat dipakai untuk mengetahui mutu daripada peta atau mengetahui kapan peta
tersebut dicetak atau dibuat.
Guna peta Topografi dalam Geologi :
Secara khusus peta topografi digunakan untuk merekam segala data geologi, misalnya
- penyebaran batuan

struktur geologi
morfologi suatu daerah dan sebagainya
selain itu juga untuk memudahkan rekonstruksi genesa, cara terjadinya dan
konfigurasi aspek-aspek geologis di atas.

2.3 Peta Geologi


Peta geologi adalah gambaran tentang keadaan geologi suatu wilayah. Yang meliputi
susunan batuan yang ada ( stratigrafi ) dan bentuk-bentuk ( struktur ) dari masing-masing
satuan batuan tersebut. Peta geologi merupakan sumber informasi dasar yang antara lain :
jenis-jenis batuan. Ketebalan dan arah penyebaran batuan, susunan / urutan satuan batuan,
struktur, pelapisan, kekar dan perlipatan. Serta proses yang pernah terjadi didaerah ini. Peta
geologi adakalanya dibuat berdasarkan kepentingannya, misalkan untuk kepentingan ilmiah
( science ), untuk kepentingan pertambangan atau teknik sipil ( engrinering ) atau kepentingan
lain misalnya pertanian lingkungan dsb. Hal secara prinsip sama, misalnya pada peta geologi
teknik , disamping dicantumkan jenis batuan, disini juga dibedakan hasil pelapukan ( soil ),
tanah timbunan, juga sifat-sifat teknik batuan, muka air tanah, kedalam bataun dasar dsb.
2.4 Batuan
1. Batuan Beku
Dimulai dari batuan beku, batuan beku adalah batuan cair pijar atau magma dari dalam
bumi yang membeku. Berdasarkan tempat proses membekunya batuan-batuan beku
tersebut terdiri atas :
Batuan dalam, membeku secara perlahan-lahan di dalam
Batuan korok, membeku di daerah koro
Batuan leleran, membeku secara tiba-tiba di permukaan bumi
Batuan beku dibedakan berdasarkan sifat kimiawinya yaitu :
-

Batuan asam, mengandung banyak asam salisilat merupakan senyawa


silikon dan oksida, ngandung kwarsa berwarna keputih-putihan
Batuan basa, kadar asam salisilatnya rendah banyak mengandung
magnesium dan besi, warnanya gelap/hitam

Berikut adalah contoh-contoh batuan beku :

1. Granit

Proses terbentuk : Batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan magma berkomposisi asam yang
membeku di dalam dapur magma, sehingga batu ini merupakan jenis batu
beku dalam.
Massa jenis
: sekitar 2,2 2,3 gram/cm3
Warna
: putih, abu-abu, atau campuran keduanya.
Batuan ini banyak di temukan di daerah pinggiran pantai dan di pinggiran sungai besar ataupun
di dasar sungai.Batu Granit dapat digunakan sebgai :Batu bahan bangunan, Monumen
Jembatan ,sebagai dekorasi,Bahan tegel,dll.
2. Gabro

Proses Terbentuk
: terbentuk dari magma yang membeku di dalam gunung.
Termasuk batuan dalam
Massa Jenis
:2,9 3,21 gram/cm3
Warna
: Gelap kehijauan , coklat bercampur putih
Karakteristik lain
: Batuan gabro berwarna gelap kehijauan, menunjukkan
kandungan silika rendah sehingga magma asal bersifat basa. Struktur batuan ini adalah
massive, tidak terdapat rongga atau lubang udara maupun retakan-retakan. Batuan ini masih
segar dan tidak pernah terkena gaya endogen yang dapat meninggalkan retakan pada
batuan.Batuan ini memeiliki tekstur fanerik karena mineral-mineralnya dapat dilihat langsung
secara kasat mata dan mineral yang besar menunjukkan bahwa mineral tersebut terbentuk
pada suhu pembekuan yang relatif lambat sehingga bentuk mineralnya besar-besar.Derajat
kristalisasi sempurna, bahwa batuan ini secara keseluruhan tersusun atas kristal sehingga
disebut holocrystalline. Tekstur seperti ini menunjukkan proses pembentukan magma yang
lambat. Ion-ion penyusun mineral pada batuan, dalam lingkungan bertekanan tinggi dan
temperatur yang luar biasa tinggi dapat bergerak sangat cepat dan menyusun dirinya
sedemikian rupa sehingga membentuk suatu bentuk yang teratur dan semakin berukuran besar.

3. Andesit

Proses terbentuk :Batuan ini berasal dari lelehan lava gunung merapi yang meletus, batu
Andesit terbentuk (membeku) ketika temperatur lava yang meleleh turun antara 900 sampai
dengan 1,100 derajat Celsius. Merupakan jenis batuan beku luar.
Massa Jenis
: 2,8 3 gram/cm3
Warna
: agak gelap (abu-abu tua).
Batu andesit sering digunakan sebagai : Nisan kuburanCobekLumping jamuCungkup (kap
lampu taman)Arca untuk hiasan Batu pembuat candiSarkofagusPunden berundak. Meja batu
Pusat kerajinan dan pemotongan batu Andesit juga terdapat di daerah Cirebon dan Majalengka
Jawa Barat. Karena di daerah ini banyak terdapat perbukitan yang merupakan daerah tambang
Batu Andesit. Untuk batu Andesit di daerah cirebon umum nya bewarna abu-abu dan terdiri dari
2 Jenis utama: Andesit Bintik dan Andesit Polos.
4.Diorit

Proses terbentuk
: Merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi) yang
Terbentuk dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu subduction zone.
biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis, dan membentuk suatu gunung didalam
cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu benua, seperti pada deretan Pegunungan).
Terdapat emplaces yang besar berupa batholiths ( banyak beribu-ribu mil-kwadrat) dan
mengantarkan magma sampai pada permukaan untuk menghasilkan gunung api gabungan
dengan lahar andesite. Termasuk jenis batuan beku dalam
Massa jenis
: 2,8 2,9 gram/cm3
Warna
: Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih
Kegunaan
: batu diorit ini dapat dijadikan sebagai batu ornamen dinding maupun
lantai bangunan gedung atau untuk batu belah untuk pondasi bangunan / jalan raya.

5. Basalt

Proses Terbentuk
: Berasal dari hasil pembekuan magma berkomposisi basa di
permukaan atau dekat permukaan bumi. Biasanya membentuk lempeng samudera di dunia.
Mempunyai ukuran butir yang sangat baik sehingga kehadiran mineral mineral tidak terlihat.
Massa jenis
: 2,7 3 gram/cm3
Warna
: Gelap
Karakteristik lain
: Batuan Basalt lazimnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik,
terdiri atas mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam. Kandungan
mineral Vulcanik ini hanya dapat terlihat pada jenis batuan basalt yang berukuran butir kuarsa,
yaitu jenis dari batuan basalt yang bernama gabbro. Berdasarkan komposisi kimianya, basalt
dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu basalt alkali dan basalt tholeitik. Perbedaan di antara
kedua tipe basalt itu dapat dilihat dari kandungan Na2O dan K2O. Untuk konsentrasi SiO2 yang
sama, basalt alkali memiliki kandungan Na2O dan K2O lebih tinggi daripada basalt tholeitik.
Manfaat
: Basalt kerap digunakan sebagai bahan baku dalam industri poles,
bahan bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan sebagai agregat.
6. Obsidian

Proses Terbentuk
:Obsidian merupakan batuan yang terbentuk oleh hasil kegiatan erupsi
gunung api bersusunan asam hingga basa yang pembekuannya sangat cepat sehingga akan
terbentuk gelas atau kaca daripada kristal dominan. Obsidian adalah batuan yang disusun
secara keseluruhan dari kaca amorf dan sedikit kristal feldspar, mineral hitam dan kuarsa.
Massa Jenis
: 2,36 2,5 gram/cm3
Warna
: Warnanya bening seperti kaca dan warnanya kadang-kadang hitam
mulus, merah tua, agak hijau atau abu-abu. Batu ini jarang yang berwarna kuning atau merah
putih atau biru. Batu obsidian sering ditemukan dalam keadaan mengkilau mulus walaupun
belum dipoles. Batu obsidian terbuat dari 70% silicon dioxide bahkan lebih dan jika tercampur
mineral mineral tertentu warnanya akan berubah.
Karakteristik lain
: Batu obsidian mempunyai nilai keras 5-5.5 berdasarkan daftar keras
Mohs dan termasuk batu mulia tanggung.
Manfaat
Dapat dijadikan sebagai perhiasan cincin, Dijadikan kerajinaDi Itali,
Perancis dan Belanda batu ini dipercayai sebagai jimat pengusir roh jahat yang harus dimiliki di
tiap rumah.

7. Pumice (batu apung)

Proses Terbentuk
: Batu apung merupakan hasil material erupsi gunung api yang
membeku
ketika
didalamnya
masih
terdapat
udara
sehingga
mempunyai
sifat
titik
berongga-rongga
tersebar
secara
tidak
merata.
Batu
apung
mengandung
silika tinggi, dan termasuk jenis batuan beku luar.Massa Jenis : dibawah 1 gram/cm 3
Warna
: Putih, dan coklat muda
Karakteristik lain
: dapat terapung di air, kedap suara, batuapung juga tahan
terhadap api, kondensi, jamur dan panas
Manfaat
: Dalam sektor industri lain, batu apung digunakan sebagai
bahan pengisi (filler), pemoles/penggosok (polishing), pembersih (cleaner), stonewashing,
abrasif, isolator temperatur tinggi dan lain-lain.
8. Diorit

Batuan ini bertekstur feneris, mengandung feldspar plagioklas calsiksodik dalam jumlah yang
besar dengan tipe sodik yang banyak. Plagioklasnya melebihi ortoklas, kwarsa tidak ada, tetapi
mengandung augit dalam jumlah sedikit. Harnbledia biasanya lebih banyak dari biotit. Diorite
sangat mirip dengan gabro, tetapi diorit plagioklasnya lebih asam (sodik) daripada labradorit.
Batuan dengan plagioklas yang lebih basa disebut dengan gabro. Jika banyak penokris disebut
dengan porfir diorit. diorit terdiri dari kurang lebih 65% plagioklas dan 35% mineral silikat gelap
seperti biotit dan augit. Mineral-mineral accesorisnya kwarsa, apotik, kalsit, klorit, granit, dan

epidot. Varietas yang umum adalah diorite hornblende. Warna diorit cerah abu-abu gelap hijau
keabu-abuan.
9. Liparit

Lapirit merupakan batuan bertekstur porfiris dan umumnya berwarna putih, mineral
pembentuknya feldspar, kuarsa, biotit dan mungkin juga mineral berwarna gelap.
9. Dasit

Dasit merupakan batuan yang memiliki ciri-ciri berwarna abu-abu terang, mineral plagioklas
berbutir kasar dalam masa dasar lebih halus. Dasit mengandung 15-20% kwarsa, kurang lebih
60% feldaspar dan 10-20% biotit atau hornblande. Mineral silikat ada dalam jumlah sedikit.
Misalnya biotit, hornblende, dan augit. Jika panerisnya plagioklas atau kwarsa banyak, disebut
dengan porfir dan dasit. Masa dasar dari batuan ini biasanya berbutir halus, tetapi dapat juga
secara gradual menjadi glass.
10. Skoria

Skoria merupakan batuan yang terbentuk jika air dan gelombang-gelombang gas lainnya keluar
melalui lava yang mampat (stiff lava), yang luabang-lubangnya lebih besar kalau dibandingkan
dengan purnice. Warna skoria coklat kemerahan sampai abu-abu gelap dan hitam.
11. Tufa Gelas

Tufa Gelas merupakan batuan piroklastik yang disusun oleh material hasil gunung api yang
banyak mengandung debu vulkanik dan mineral gelas, dengan warna putih kekurangan, abuabu dan kuning kecoklatan. Kegunaan digunakan sebagai timbunan.
B. BATUAN SEDIMEN
Batuan sedimen (batuan endapan) adalah batuan yang terjadi akibat pengendapan materi hasil
erosi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh batuan sedimen. Materi hasil erosi terdiri
atas berbagai jenis partikel yaitu ada yang halus, kasar, berat dan ada juga yang ringan. Cara
pengangkutannya pun bermacam-macam seperti terdorong (traction), terbawa secara
melompat-lompat (saltion), terbawa dalam bentuk suspensi, dan ada pula yang larut (salution).
Klasifikasi lebiih lanjut seperti berikut:
Berdasarkan proses pengendapannya
batuan sedimen klastik
batuan sedimen kimiawi
batuan sedimen organik
Berdasarkan tenaga alam yang mengangkut
batuan sedimen aerik
batuan sedimen aquatik
batuan sedimen marin
batuan sedimen glastik

Berdasarkan tempat endapannya


batuan sedimen limnik
batuan sedimen fluvial
batuan sedimen marine
batuan sedimen teistrik
Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut.
Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batulanau, batulempung, stalaktit
dan stalakmit, moraine
Berikut adalah contoh-contoh dan karakteristik dari batu apung :
1. Konglomerat

Proses Terbentuk
:Konglomerat merupakan suatu bentukan fragmen dari proses
sedimentasi, batuan yang berbutir kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar
dengan ukuran lebih besar dari 2mm yang berada ditengah-tengah semen yang tersusun oleh
batupasir dan diperkuat & dipadatkan lagi kerikil. Dalam pembentukannya membutuhkan energi
yang cukup besar untuk menggerakan fragmen yang cukup besar biasanya terjadi pada sistem
sungai dan pantai.
Warna
: berwarna warni
Manfaat
: Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon
(reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source
rocks).
2. Batu Pasir

Proses Terbentuk
:Batupasir adalah suatu batuan sedimen klastik yang dimana partikel
penyusunya kebanyakan berupa butiran berukuran pasir. Kebanyakan batupasir dibentuk dari
butiran-butiran yang terbawa oleh pergerakan air, seperti ombak pada suatu pantai atau saluran
di suatu sungai. Butirannya secara khas di semen bersama-sama oleh tanah kerikil atau kalsit
untuk membentuk batupasir tersebut. Batupasir paling umum terdiri atas butir kwarsa sebab
kwarsa adalah suatu mineral yang umum yang bersifat menentang laju arus.
Warna
: Coklat dan putih
Manfaat
: Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri konstruksi
sebagai suatu kumpulan dan batu-tembok. batupasir hasil galian dapat digunakan sebagai
material di dalam pembuatan gelas/kaca.
3. Breksi

Karakteristik
: Breksi merupakan batuan sedimen klastik yang memiliki ukuran butir yang
cukup besar (diameter lebih dari dua milimeter) dengan tersusun atas batuan dengan fragmen
menyudut (tajam). Ruang antara fragmen besar bisa diisi dengan matriks partikel yang lebih
kecil atau semen mineral yang mengikat batu itu bersama-sama. Spesimen yang ditunjukkan di
atas memiliki ukuran garis tengah sekitar dua inci (lima sentimeter).
Warna
: merah kecoklatan, keemasan, coklat
Manfaat
: sebagai Hiasan Bisa, misalnya di ukir hingga halus membentuk vas
bunga, meja kecil, atau asbak.
4. Stalakmit dan Stalagmit

Proses Terbentuknya
: Stalaktit dan Stalakmit adalah bentukan alam khas daerah Karst. Air
yang larut di daerah karst akan masuk ke lobang-lobang (doline) kemudian turun ke gua dan
menetes-netes dari atap gua ke dasar gua. Nah tetesan-tetesan air yang mengandung kapur ini
lama-lama kapurnya membeku dan menumpuk sedikit demi sedikit lalu berubah jadi batuan
kapur yang bentuknya runcing-runcing. Stalaktit adalah batu yang terbentuk di atap gua,
bentuknya meruncing ke bawah, sedangkan stalakmit adalah batu yang terbentuk di dasar gua
bentuknya meruncing ke atas.

Warna
Manfaat
hiasan rumah.
Tempat
air terjun.

: kuning, coklat, krem, keemasan, putih


: sebagai keindahan alam (biasanya di gua-gua), dapat di jadikan
: Sangat sering di temukan di daerah gua, ada juga yang di sekitar

5. Batu Lempung

Proses Terjadinya
: Type utama batulempung menurut terjadinya terdiri dari lempung
residu dan lempung letakan (sedimen), lempung residu adalah sejenis lempung yang terbentuk
karena proses pelapukan (alterasi) batuan beku dan ditemukan disekitar batuan induknya.
Kemudian material lempung ini mengalami proses diagenesa sehingga membentuk batu
lempung.
Warna
: Coklat, keemasan, coklat, merah, abu-abu
Manfaat
: Dapat dijadikan kerajinan, seperti asbak, patung, celengan, dll.
Tempat
: Sering ditemukan di Pinggiran Sungai ataupun pinggiran danau.
6. Batu gamping (batu kapur)

Batu Gamping merupakan batuan carbonat yang paling banyak terdapat, demngan
kenampakan textur aphanitik sampai phanero-cristalin. Warna putih keabu-abuan, abu-abu,
abu-abu gelap, hitam, kuning, coklat, dan lainnya oleh adanya kotoran-kotoran, oksid besi dan
zat-zat organik. Limestone berbutir mulus, pecahannya conchoidal. Bila ditetesi HCL
memercik/berbuih. Mudah larut terutama dalam air yang mengandung CO 2 sehingga terjadi
lubang-lubang, celah-celah, diaklas- diaklas dan lainnya. tebal dapat dari beberpa centimeter
sampai beberapa ratus meter. Beberapa limestone seluruhnya dapat terdiri dari butir-butir calcit.
Keras dari limestone sangat berbeda-beda, ada yang keras dan ada yang lunak, agak keras,
dan sebaginya, tergantung dari texturnya. Selama proses pelapukan dari limestone, calcium
carbonatnya dapat terlarut, dan yang tertinggal adalah kotoran-kotorannya, yang kemudian

dapat terkonsentrasi dan membentuk clay atau loams yang berwarna merah atau kuning, oleh
aksidasi dari mineral-mineral oksida besi.
Ciri-ciri: Warna putih keabu-abuan, agak lunak, dan bila ditetesi asam membentuk gas
karbondioksida.

Terbentuk dari hasil pemadatan cangkang hewan lunak atau hewan laut yang telah mati.
Cangkang tersebut terdiri dari kapur tidak musnah.
7. Travertin

Calcium carbonat tidak larut dalam air murni, tetapi bila aornya mengandung CO 2 maka calcium
carbonat itu mudah berubah menjadi biocarbonat. Jadi dibawah tekanan atmosfer, air yang
banyak mengandung CO2 secara perlahan-lahan melarutkan calcium carbonat, terutama bila air
tersebut berasal dari tempat yang dalam dengan tekanan yang lebih besar dan kandungan
CO2 nya lebih banyak, maka daya melarutkan lebih tinggi. Bila larutan tersebut mencapai
permukaan bumi dibawah tekanan atmosfer, calcium carbonatnya segera diendapkan oleh
proses evaporasi, dan proses ini dapat dipercepat oleh adanya kegiatan dari tumbuh-tumbuhan
(algae). Calcum carbonat yang doiendapkan di mulut/lubang mata air itu disebut travertine.
Pada gua-gua kapur, terjadi pula pengendapan dari calcium carbonat oleh tetesan-tetesan air
secara perlahan-lahan yang terdiri dari kristal-kristal halus dan kompak, yang disebut dengan
dripstone. Warna putih, kuning, atau cokelat. Struktur fibrous atau konsentris. Yang tumbuh dari
bawah disebut stalagnite.

8. Serpin

Serpin berasal dari lumpur yang mengendap. Terdiri dari butiran-butiran batu lempung atau
tanah liat, pada umumnya sepertiga terdiri atas kuarsa, sepertiga bahan tanah, sepertiga bahan
lain termasuk karbonat, besi oksida, feldspar, dan zat organik. Berwarna abu-abu kehijauan,
merah, atau kuning. Dimanfaatkan sebagi bahan bangunan. Berasal dari endapan hasil
pelapukan batuan tanah liat.
C. BATU METAMORF
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari proses metamorfisme batuan-batuan
sebelumnya karena perubahan temperatur dan tekanan. Metamorfisme terjadi pada keadaan
padat (padat ke padat) meliputi proses kristalisasi, reorientasi dan pembentukan mineralmineral baru serta terjadi dalam lingkungan yang sama sekali berbeda dengan lingkungan
batuan asalnya terbentuk.
Karakteristik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam pembentukan batuan tersebut ;
Komposisi mineral batuan asal
Tekanan dan temperatur saat proses metamorfisme
Pengaruh gaya tektonik
Pengaruh fluida
Jenis-jenis Metamorfisme
Metamorfisme kontak/termal
Metamorfisme oleh temperatur tinggi pada intrusi magma atau ekstrusi lava.
Metamorfisme regional
Metamorfisme oleh kenaikan tekanan dan temperatur yang sedang, dan terjadi pada daerah
yang luas.
Metamorfisme Dinamik
Metamorfisme akibat tekanan diferensial yang tinggi akibat pergerakan patahan lempeng.

Berikut
adalah
contoh
1.
Gneiss (ganes)

dan

karakteristik

dari

betuan

metamorf

Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan beku dalam temperatur
dan tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa,
feldspar, mika dan amphibole.
Asal
: Metamorfisme regional siltstone, shale, granit
Warna
: Abu-abu
Ukuran butir
: Medium Coarse grained
Struktur
: Foliated (Gneissic)
Komposisi
: Kuarsa, feldspar, amphibole, mika
Derajat metamorfisme
: Tinggi
Ciri khas
: Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan lapisan tipis
kaya
amphibole dan mika.

2. Sekis

Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit, horndlende.
Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang
diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.
Asal
: Metamorfisme siltstone, shale, basalt
Warna
: Hitam, hijau, ungu
Ukuran butir
: Fine Medium Coarse
Struktur
: Foliated (Schistose)
Komposisi
: Mika, grafit, hornblende
Derajat metamorfisme : Intermediate Tinggi

Ciri khas

: Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat kristal garnet

3. Marmer

Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga mengalami perubahan
dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium karbonat. Marmer bersifat padat,
kompak dan tanpa foliasi.
Asal
: Metamorfisme batu gamping, dolostone
Warna
: Bervariasi
Ukuran butir
: Medium Coarse Grained
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
: Kalsit atau Dolomit
Derajat metamorfisme : Rendah Tinggi
Ciri khas
: Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat fosil, bereaksi
dengan HCl.

4. Kuarsit

Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk ketika batupasir
(sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis
menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur
asal pada batupasir terhapus oleh proses metamorfosis .
Asal
: Metamorfisme sandstone (batupasir)
Warna
: Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah
Ukuran butir
: Medium coarse
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
: Kuarsa
Derajat metamorfisme : Intermediate Tinggi
Ciri khas
: Lebih keras dibanding glass

5.Milonit

Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineralmineral pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan. Butir-butir batuan
ini lebih halus dan dapat dibelah seperti schistose.
Asal
: Metamorfisme dinamik
Warna
: Abu-abu, kehitaman, coklat, biru
Ukuran butir
: Fine grained
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
: Kemungkinan berbeda untuk setiap batuan
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas
: Dapat dibelah-belah
6. serpinit

Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih mineral serpentine dimana mineral ini
dibentuk oleh proses serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi adalah proses proses
metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit silica mafic dan
batuan ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit.
Asal
: Batuan beku basa
Warna
: Hijau terang / gelap
Ukuran butir : Medium grained
Struktur
: Non foliasi
Komposisi : Serpentine
Ciri khas
: Kilap berminyak dan lebih keras dibanding kuku jari

7.Hornfels

Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone mengalami metamorfosis oleh temperatur dan
intrusi beku, terbentuk di dekat dengan sumber panas seperti dapur magma, dike, sil. Hornfels
bersifat padat tanpa foliasi.
Asal
: Metamorfisme kontak shale dan claystone
Warna
: Abu-abu, biru kehitaman, hitam
Ukuran butir
: Fine grained
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
: Kuarsa, mika
Derajat metamorfisme : Metamorfisme kontak
Ciri khas

: Lebih keras dari pada glass, tekstur merata

8. Sekismika

Sekismika dihasilkan oleh metamorfosa regional dengan tingkat lebih tinggi dibandingkan
phyllite, mempunyai foliasi dan kristalin. Ummnya berbutir lebih kasar dari slate dan phyllite
tetapi lebih halus dari gneias. Foliasi tersebut terbentuk oleh kristal-kristal berbentuk lempeng
(play) dan kristal-kristal prismatik. Mineral-mineral berbentuk lempengan tersebut antara lain :
chlorite, sericite, muscovite, biotite, dan tolc, sedangkan mineral-mineral prismatik adalah
actinolite, kyanite, hornblede, staurolite, dan silimanite. Kadang-kadang schist hanya terdiri dari
satu macam mineral saja, contohnya talc schist, tetapi pada umumnya terdiri dari dua atau lebih
mineral seperti calcite sericalcite albite schist. Sekis sering mengandung mineral-mineral
yang bersifat antara lempengan dan pragmatik (flaky nor prismatic), tetapi equigracular seperti
misalnya : garnet dan feldspar, yang biasanya bertekstur porphyroblastic. Batuan-batuan scihist
dapat pula berasal dari gabbro, basalt, ultrabasin, tuff, shale dan sandstone.

9. Filit

Filit berkaitan dengan perkembangan aktivitas metamorfik yaitu baliknya temperatur atau
bertambah besarnya rekristalisasi maka slate berubah menjadi filit. Filit secara dominan
tersusun dari mineral-mineral kelompok mika seperti: mika, maricite, dan chlorite. Batuan ini
lebih kasar daripada slate, tetapi ada batas yang tegas antara keduanya baik dalam hal ukuran
butir maupun kandungan mineralnya. Mineral-mineral seperti muscovit, mika, sericite, dan
cholite terdapat dalam jumlah yang besar. Mineral-mineral asesore dalam jumlah yang sedikit
antara lain megnetit, hematit, graphite, dan tourmaline. Filit disebut pula sericite phllite, chlorite
phyllite atau sericite phyllite. Warna dari putih perak, merah sampai kehijau-hijauan. Sifat dalam
(tenacery) : brittle dan sering mempunyai pegangan halus hingga agak kasar. Filit dihasilkan
oleh metamorfose regional tingkat rendah terutama dari mineral clay, shall, dan juga tuff dan
tuffacous sedimen.
10. Sabak

Sabak merupakan batuan berbutir halus dan homogen, mempunyai achistosity planar,
tergantung pada pelapisannya. Oleh karena itu biasanya mempunyai beberapa sudut untuk
masing-masing perlapisan sehingga batuan menjadi balah/rekah kedalam lapisan yang tipis.
Sabak merupakan salah satu istilah struktur dan tidak ada kaitannya dengan komposisinya.
Perlapisan asli dari slate masihg dapat terlihat, apabila berasal dari abtuan beku basalt seperti
struktur amigdoloidal. Sabak berbutir sangat halus dan hanya dapat dideterminasi dengan
mikroskop. Hanya sedikit mineral sabak yang berbutir kasar seperti: kwarsa, feldspar, cholorite,
biotite, magnetite, hematite, kalsit, dan ineral-mineral yang terdapat pada batuan shale. Warna
yang ditimbulakan dari warna merah, hijau, abu-abu, hingga hitam. Warna merah karena ada
mineral yang hemalit, hijau karena ada mineral cholorite. Warna abu-abu karena adanya
mineral-mineral dari karbon dan bahan-bahan organik seperti grafit. Sabak yang berasal dari
batu pasir graywacke disebut graywacke slate.

11. kuarsit

Kuarsit adalah metamorfose dari batuan pasir, jika strukturnya tak mengalami perubahan dan
masih menunjukan struktur aslinya. Kuarsit terbentuk akibat panas yang tinggi sehingga
menyebabkan rekristalisasi kwarsa dan felsdpar. Akibat tekanan pada kwarsit dapat
mengakibatkan hancurnya kwarsit tersebut dan menghasilkan tekstur granoblastik. Kuarsit
sangat keras karena adanya sementasi sirikat (biasanya kwasa kristalin) yang terendapkan
disekitar butir-butir kuarsa yang lebih besar, sehingga menghasilkan ikatan butir yang sangat
kuat. Mineral lain yang dijumpai dalam kuarsit adalah: apatite, zircon, epidote, dan hornblede.
Kuarsit dapat berbentuk akibat metamorfisme kontak atau metamorfis regional dari pada panas
dan tekanan terhadap batu pasir, chert, vien kuarsit, dan kuarsit pigmatit. Sering berlapis-lapis
dan dapat mengandung fosil. Warna dari kuarsit bervariasi dari putih, coklat hingga mendekati
hitam. Adanya hematit memberikan warna merah muda (pink) sedangkan chlori memberikan
warna kehijau-hijauan.

BAB 3
JAWABAN PERTANYAAN
1. . Identifikasi Jenis Batuan dan Batuan Apa saja yang ada di wilayah lokasi anda?

Qa : ALUVIUM (0-3 m) Lempung, lanau, pasir dan kerikil. Terutama endapan


sungai sekarang. Termasuk rombakan lereng di utara dan di selatan Cianjur.
Termasuk batuan sedimen.
Ql : ENDAPAN-ENDAPAN DANAU BERSIFAT TUFAAN (0-125 m) Lempung
tufaan, batupasir tufaan, kerikil tufaan dan konglomerat tufaan. Membentuk bidangbidang perlapisan mendatar di dataran Batujajar. Mengandung kongkresi-kongkresi
gamping, sisa-sisa tanaman, moluska airtawar dan tulang-tulang bintang bertulang
belakang. Setempat mengandung sisipan breksi. Termasuk batuan piroklastik .
Qyg
: BREKSI DAN LAHAR DARI G. GEDE (0-100 + m) Batupasir tufaan,
serpih tufaan, breksi tufaan dan aglomerat tufaan. Membentuk dataran Cianjur.
Termasuk batuan beku .
Qyl
: LAVA (0-150 m) Aliran lava muda dari G.Gede, tersingkap di sisi
barat lembar peta. Termasuk batuan beku .
Qyd
: TUFA DARI G. DANO DAN G. TANGKUBANPARAHU (0-100 m) Tufa
sarang berwarna coklat, lahar yang lapuk kemerah-merahan, aglomerat (erupsi C
menurut van Bemmelan, 1934). Termasuk batuan piroklastik .
Qyt
: TUFA DARI G. TANGKUBANPARAHU Pasir tufaan, lapili, bom-bom
lava berongga dan kepingan andesit padat yang bersudut (erupsi A menurut van
Bemmelen, 1934). Termasuk batuan piroklastik.
Qyc
: BUKIT-BUKIT KECIL, TERUTAMA BERUPA BONGKAH-BONGKAH
BASAL Bongkah-bongkah basal membentuk gugusan bukit kecil di atas dataran
Cianjur. Cara terjadinya mungkin menyerupai gugusan-gugusan bukit dekat
Tasikmalaya (Jangkulan, Escher dalam Zen, 1969). Termasuk batuan beku .

Qyb
: ALIRAN BASAL DARI G. GEGERBENTANG Aliran basal, tersingkap
di sisi barat lembar peta. Termasuk batuan beku .
Qyk
: BREKSI DAN LAVA DI DAERAH G. LIMO Bongkah-bongkah
tufaandesit, breksi andesit dan lava andesit sepanjang S. Ciberi dan S. Cikundul.
Termasuk batuan beku .
Qob
: HASIL GUNUNGAPI TUA (0-150 m): BREKSI, LAHAR, LAVA Breksi
gunungapi, breksi aliran, endapan lahar dan lava menunjukkan kekar lempeng dan
tiang. Susunannya antara andesit dan basal. Termasuk batuan beku .
Qol
: ENDAPAN DANAU DI Qob (0-50 m) Lempeng tufaan. halk, batupasir,
konglomerat dan breksi di daerah sekitar jembatan Rajamandala. Memperlihatkan
penghasilan alur dan perlapisan silang-siur. Termasuk batuan piroklastik .
Qos
: BATU PASIR TUFAAN DAN KONGLOMERAT (0-60 m) Batupasir dan
konglomerat berasal dari endapan lahar Qob. Satuan ini menempati sebagian besar
dataran Plered dan tanah meja di timur laut. Termasuk batuan piroklastik dan
sedimen .
Qot
: HASIL GUNUNGAPI TERTUA (0-550 m) BREKSI DAN LAVA- Breksi
andesit piroksen bersisipan dengan lava andesit. Umumnya terpropilitasi.
Membentuk daerah perbukitan luas yang terpisah yang dikelilingi oleh Qyg dekat
Cianjur. Termasuk batuan beku.
Qoh
: TUFA HORENBLENDA Tufa putih keabuan, pasiran, mengandung
kristal-kristal horemblenda, felspar dan kepingan batuan mengaca. Terdapat di
sekitar Pr. Batu dan G. Sembung, di pegunungan Parang. Termasuk batuan
piroklastik .
Qoa
: ALUVIUM TUA Konglomerat dan pasir sungai yang bersusunan
andesit dan basal. Batuguling-batuguling dari batugamping terkesikkan, batupasir,
kongresi-kongresi silika dan andesit. Satuan ini membentuk undak pada beberapa
ketinggian, antara 35 m sampai 320 m di atas dasar sungai tertentu (Ludwig, 1933).
Termasuk batuan beku .
Pb
: BREKSI TUFAAN, LAVA, BATUPASIR, KONGLOMERAT (0-350 +m)
Breksi bersifat andesit dan basal, lava, batupasir tufaan dan konglomerat.
Membentuk punggung-punggung tak teratur, puncak-puncak nya tersendiri, kadangkadang sangat curam. Di utara raja mandala terdiri dari aliran basal berstruktur
amigdaloit, breksi aliran, breksi gunung api dan batupasir tufa keras, berlapis,
dengan sisa-sisa tanaman dan molusca. Dibeberapa tempat breksi gunungapi,
dengan horenblenda yang melimpah. Termasuk batuan beku .
Pl
: Lava andesit sebagian dari Pb tetapi dapat dipetakan terpisah. Terdapat
di Cibeber. Termasuk batuan beku .
Pt
: Formasi cilanang lapisa-lapisan napal tufaan berselingan dengan batu
pasir tufaan dan breksitufaan. Mengandung lapisan-lapisan konglomerat. Tersingkap
di S. Ciherang dan S. Cikau.
Mt
: Tufa batuapung, batu pasir tufaan (0-400 m) breksi tufaan
berbatuapung, berbatupasir tufaan, napal tufaan. Mengandung foraminifera kecil.
Berlapis baik. Bila lapuk, formasi ini bercorak khusus, lunak, putih atau abu-abu
muda dan dapat dikenal mudah dari kejauhan. Dibeberapa tempat terdapat tufa-tufa
terkesikkan (akik) dan kayu terkesikkan. Termasuk batuan pikoklastik .

Mn
: FORMASI NYALINDUNG (250 + m) Batupasir glaukonit benifat
gampingan, lempung, batugamping, napal dan breksi laut. Mengandung foraminifera
kecil, koral dan moluska. 18% Diantaranya kini masih hidup (Martin, 1922).
Tersingkap di sisi barat lembar peta. Termasuk batuan sedimen .
Mtjs
: FORMASI CILANANG, ANGGOTA BATUPASIR (300+m) batupasir
glaukonit bersifat gampingan, lempung napalan dengan kongkresi-kongkresi. Sangat
berfosil, mengandung fauna moluska sebanyak 189 spesies, 33% diantaranya kini
masih hidup (Martin, 1911). Mengandung ambar dan lignit. Termasuk batuan
sedimen .
Mtjl : FORMASI CILANANG, ANGGOTA BATUGAMPING (0-125 m) berbatu
gamping koral, pejal dan keping, disisi selatan lembar peta. Termasuk batuan
sedimen .
Msb
: FORMASI SUBANG, ANGGOTA BREKSI (150-375m) formasi subang
adalah penamaan kembali satuan, yang akan dibahas lebih lanjut dalam publikasi
lain. Breksi tufaan, batupasir tufaan dan andesit padat. Termasuk batuan beku .
Mss
: FORMASI SUBANG, ANGGOTA BATUPASIR (900 m) batupasir
andesit menyisip diantara batu lempung. Termasuk batuan sedimen .
Msc
: FORMASI SUBANG, ANGGOTA BATULEMPUNG (2900- m)
umumnya batulempung yang mengandung lapisan-lapisan dan nodula batugamping
napalan keras, napal dan lapisan-lapisan batu gamping abu-abu tua setebal 2 atau 3
m. Kadang kadang mengandung sisipan batu pasir glaukonit hijau. Termasuk
batuan beku.
Mttl
: Formasi Cantaian, anggota batu gamping ( 0 60 m )- formasi cantaian
adalah penamaan kembali satuan, yang akan dibahas lebih lanjut dalam publikasi
lain. Batu gamping koral diselatan waduk jatiluhur. Penyerahannya berupa lensa
dalam Mttc. Termasuk batuan sedimen .
Mttc
: Formasi Cantaian , anggota batu lempung ( 0 2200 m ) batu
lempung , serpih tufaan mengandung belerang , lignit dan kongkresi-kongkresi batu
lempung. Sisipan sisipan batu gamping . Termasuk batuan beku .
Mtts
: Formasi Cantaian anggota batu pasir ( 0 2700 m) batu pasir kotor
berlapis baik serpih pasiran , lempung serpihan , breksi laut dan konglomerat .
Termasuk batuan sedimen .
Mttb
: Formasi Cantaian anggota bereksi ( 0-700 m ) breksi polemik
mengandung komponen-komponen bersifat basal , andesit dan batu gamping koral .
Sisipan batu pasir andesit pada bagian atas, dibeberapa tempat mengandung juga
batu-batuan intrusif andesit. Termasuk batuan beku .
Mk
: Batu gamping kalapa nunggal batu gamping terumbu tebal dan pejal ,
mengandung foraminifera, mollusca, echinodermata, dll. Tersingkap di sisi barat laut
kembar peta. Termasuk batuan sedimen .
Mdl
: Format si Jatiluhur anggota batu gamping formasi jatiluhur adalah
penamaan kembali satuan , yang akan dibahas lebih lanjut dalam publikasi lain .
Batu gamping sama dengan Mk , tetapi terdapat formasi jatiluhur sebagai sisipansisipan tipis ( Ludwig , 1933 ). Termasuk batuan sedimen .

Mdm
: Formasi Jatiluhur , anggota napal dan batu pasir kuarsa- napal abu
abu tua , batu lempung napalan , serpih lempungan dengan sisipan-sisipan batu
pasir kuarsa, kuarsit dan batu gamping gampalan . Termasuk batuan sedimen .
Mdq
: Formasi Jatiluhur , anggota batu pasir kuarsa batu pasir kuarsa
merupakan lapisan-lapisan tipis dan tebal . Jalur jalur tipis batu bara dan lembar
lembar kecil Muskofit dengan kandungan batu gamping yang tak seberapa
jumlahnya . Pada beberapa tempat , terdapat juga lapisan lapisan kuarsit berwarna
abu abu muda . Termasuk batuan sedimen .
Mdb
: Formasi Jatiluhur anggota basal dan breksi tufaan aliran lava bersifat
basal tertutup breksi tufaan , bahan bahan . Termasuk batuan piroklastik .
Mtb
: Formasi citarum , anggota breksi dan batu pasir ( 800 + m) breksi
polimik dengan komponen-komponen bersifat basal , andesit dan batu gamping .
Konglomerat, batu pasir dan batu lanau. Kristal kristal horenblenda terdapat di
banyak tempat . Termasuk batuan beku .
Mts
: Formasi Citarum anggota batu pasir dan batu lanau ( 1200 m ) batu
pasir berlapis sempurna berselingan dengan batu lanau , batu lempung ,
grauwatchke dan breksi . Menunjukkan sifat khas turbidid . Struktur sedimen seperti
perlapisan bersususun, conclude lamination , current repple lamination, tapak
tapak cacing dan lain-lain . Terlihat berlmpah . Termasuk batuan beku.
Md : Formasi jampang ( 800 m ) lapisan lapisan tipis bvatu pasir tufaan dan batu
lempung yang umumnya berwarna hijau karena klorit, breksi tufaan bersifat
gampingan bersusunan andesit dan dasit . batu pasir gampingan , napal , serpih dan
pasiran berwarna putih . Tersingkap di sisi barat daya lembar peta . Termasuk batuan
piroklastik dan batuan beku .
Ome
: Formasi rajamandala, anggota lempung napal batu pasir kuarsa ( 1150
m ) lempung abu abu tua sampai hitam, lempung napalan , napal globigerina ,
batu pasir kuarsa dan konglomerat kerakal kuarsa. Mengandung lembar lembar
mika , jalur jalur batubara dan ambar . Termasuk batuan beku .
Oml
: formasi rajamandala anggota batugamping ( 0 650 m ) batu gamping
pejal dan batu gamping berlapis , kebanyakan berwarna muda dengan foraminifera
berlimpah . Termasuk batuan beku .
Ha
: Andesit horen blenda dan porfir diorit horenblenda- intrusi intrusi yang
umumnya tersusun dari plagioklas menengah dan horenblenda di sekitar
G.Sanggabuana dan G. Parang . Termasuk batuan beku .
b
: Andesit biotit bongkah bongkah besar diantara massa andesit yang
berubah hebat. Tak dapat dipetakan terpisah dari Ha dan karenanya isatukan dalam
peta . Terdapat di sebagian gunung parang. Termasuk batuan beku .
Sh
: Shoshonit fenokris plagiohides dan gugit dengan massa dasar , dalam
massa ortoklas dan kuarsa dapat dikenal . terdapat di pt. jatiluhur dan pr. Tegalbuah .
Termasuk batuan metamorf.
Vi
: Vitrofir , porfir basal dan dolerit fitrofir, putih atau abu abu muda,
kemungkinan bersusuan andesit , di daerah sekitar g. Congkrang . Breksi magma
dan tufa berwarna muda yang bersusun sama dengan fitrofirnya, dekat gunung
karung , Profir basal di daerah sekitar pr buluh dan sedikit di baratnya, diorit mikro

dan delorit yang hanya membentuk tubuh tubuh kecil yang merombaknya terbesar
di lereng-lereng . Termasuk batuan beku .
Ma : Mangerit Gabro berbutir halus , mengandung olifin yang jumlahnya agak
banyak , biotit dan orto class. Membentuk g. Balukbuk dan G. Solasih . Termasuk
batuan beku .
Es
: Eseksit dan gabro eseksit berwarna tua dan muda, tercirikan oleh
terjadinya biotit terdapat di pr kencana. Termasuk batuan beku .
A
: Andesit andesit andesit : augit , hipersten dan horenblenda dengan
matrik yang mengaca . terbentuk retalstil . Termasuk batuan beku .
Ab
: Andesit dan basal andesit mengandung augit , hipersten dan
horenblenda. Basal amidaloid yang tak dapat dipetakan terpisah . Terdapat disekitar
pr susuru , pr masigit , dll. Termasuk batuan beku .

2. Identifikasi potensi bencana menurut peta geologi di wilayah anda?


Kabupaten Cianjur, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Ibukotanya adalah Cianjur. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan
Kabupaten Purwakarta di utara, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut di timur,
Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Sukabumi di barat.
Topografi
Sebagian besar wilayah Cianjur adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan
berupa dataran rendah yang sempit.Lahan-lahan pertanian tanaman pangan dan
hortikultura, peternakan, perikanan dan perkebunan merupakan sumber kehidupan bagi
masyarakat. Keadaan itu ditunjang dengan banyaknya sungai besar dan kecil yang
dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya pengairan tanaman pertanian. Sungai
terpanjang adalah Sungai Cibuni, yang bermuara di Samudra Hindia.
Dari luas wilayah Kabupaten Cianjur 350.148 hektar, pemanfaatannya meliputi 83.034
Ha (23,71 %) berupa hutan produktif dan konservasi, 58,101 Ha (16,59 %) berupa tanah
pertanian lahan basah, 97.227 Ha (27,76 %) berupa lahan pertanian kering dan tegalan,
57.735 Ha (16,49 %) berupa tanah perkebunan, 3.500 Ha (0,10 %) berupa tanah dan
penggembalaan / pekarangan, 1.239 Ha (0,035 %) berupa tambak / kolam, 25.261 Ha
(7,20 %) berupa pemukiman / pekarangan dan 22.483 Ha (6.42 %) berupa penggunaan
lain-lain.
Potensi bencana yang dominan adalah longsor, disini terlihat bahwa banyaknya
pegunungan yang berpotensi longsor. Selain itu sekitar kabupaten Cianjur juga
berpotensi terjadinya gempa bumi karena wilayah nya sebagian besar pegunungan.
3. Identifikasi batuan yang ada terhadap bencana yang ada pada peta topografi ?
Batuan yang dominan di kabupaten Cianjur adalah batuan beku diantaranya batu
andesit, batu gamping dan lainnya. Sehingga menyebabkan struktur tanah yang keras
dan merupakan ciri bahwa adanya gunung berapi sehingga sering terjadi gempa.

Selain itu terdapat batuan sedimen diantaranya batu pasir, batu lempung dan lainnya
yang menyebabkan struktur tanah yang mudah terkikis sehingga adanya bencana
longsor.

BAB 4
KESIMPULAN

Batuan adalah sejenis bahan yang terdiri dari mineral dan dapat dikelaskan menurut
komposisi mineralnya.
Batuan terdiri dari 3 jenis yaitu : batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf
Geomorfologi merupakan suatu studi yang mempelajari asal (terbentuknya) topografi
sebagai akibat dari pengikisan (erosi) elemen-elemen utama, serta terbentuknya
material-material hasil erosi. Melalui geomorfologi dipelajari cara-cara terjadi, pemerian,
dan pengklasifikasian relief bumi.
peta topografi adalah peta yang menggambarkan bentuk penyebaran dan ukuran dari
roman muka bumi yang kurang lebih sesuai dengan daerah yang sebenarnya.
Peta geologi adalah gambaran tentang keadaan geologi suatu wilayah. Yang meliputi
susunan batuan yang ada ( stratigrafi ) dan bentuk-bentuk ( struktur ) dari masingmasing satuan batuan tersebut
Jadi antara bencana dapat di analisis melalui struktur batuan yang ada di wilayah
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
http://detectivehafidz.blogspot.com/2012/11/manfaat-dan-tujuan-mempelajari-geologi.html

https://wingmanarrows.wordpress.com/2012/10/05/dasar-dasar-geomorfologi-1-proses-prosesgeomorfik/
http://tizarwijayanto.blogspot.com/p/blog-page.html
http://thyeogeografi.blogspot.com/2011/03/makalah-geologi-umum-jenis-jenis-batuan.html
file:///D:/cianjur/profil%20cianjur%20%20%20sekilas%20cianjur.html
http://materi-forever.blogspot.com/2014/01/jenis-batuan-batuan-beku-sedimen-dan.html

Anda mungkin juga menyukai