Anda di halaman 1dari 8

PERTEMUAN V

Bentuk Asal Glasial, Marine dan Aeolin


Prinsip Teori
Geomorfologi merupakan studi untuk mengetahui proses
permukaan bumi, seperti udara, air dan es, dapat membentuk
lanskap. Bentang alam yang diproduksi oleh erosi dan sedimen
oleh proses permukaan bumi ini dan dibawa ke lokasi yang
berbeda. Lingkungan iklim yang berbeda menghasilkan lahan
berbeda dari bentang alam. Dalam geomorfologi dasar mencakup
pengertian dan lingkup kajian geomorfologi, konsep dasar, gaya
dan proses geomorfologi. Tektonisme dan iklim, pengertian
lempeng tektonik, pergerakan lempeng, perubahan temperatur,
curah hujan, dan muka air laut. Diastropisme dan bentuk lahan
struktural di daratan dan pegunungan yang ada di Indonesia,
bentuk lahan struktur horizontal, lipatan, sesar, dan struktur
lainnya. Geomorfologi bagian dari geografi fisis. Geografi fisis
merupakan tubuh dari prinsip-prinsip dasar llmu pengetahuan
alam, studi dan perpaduan dari sejumlah ilmu kebumian yang
memberikan pengertian umum tentang sifat-sifat lingkungan
(Verstappen (1983).
Konsep dasar geomorfologi terdiri dari proses-proses dan
hukum-hukum fisik yang serupa bekerja sekarang dan bekerja
pada waktu geologi, walaupun intensitas tidak persis. Struktur
geologi merupakan faktor pengontrol yang dominan di dalam
evolusi bentuk lahan dan dicerminkan oleh bentuk lahannya.
Proses geomorfologi meninggalkan bekas-bekasnya nyata pada
bentuk lahannya, dan setiap proses membangun karakteristik
tertentu pada bentuk lahannya. Akibat perbedaan tenaga erosi
yang bekerja pada permukaan bumi, maka dihasilkan urutan
bentuk lahan yang mempunyai karakteristik tertentu pada
masing-masing tahap perkembangannya (Pramono, 2016).
Tujuan klasifikasi bentuk lahan adalah untuk
mempermudah dalam penelitian geomorfologi, yaitu dengan
menyederhanakan bentuk lahan permukaan bumi yang kompleks
menjadi satuan-satuan yang mempunyai kesamaan dalam sifat
dan perwatakannya. Sifat dan perwatakan bentuk lahan
dicerminkan oleh kesamaan struktur geologi yang memberikan
informasi morfologi, morfogenesa dan morfokronologi. Proses
geomorfologi memberikan informasi tentang bentuk lahan
terbentuk, morfografi, morfo-genesa, dan morfokronologi. Kesan
topografi dan ekspresi topografi permukaan memberikan informasi
morfometri dan bentuk lereng. Klasifikasi satuan bentuk lahan
mempunyai karakteristik tertentu yang sangat tergantung pada
skala peta yang digunakan. Semakin besar skalanya semakin detil
karakteristik yang dapat mencirikan satuan geomorfologi atau
satuan bentuk lahannya (Suprapto Dibyo, 2004).
Geomorfologi mencakupi kenampakan relief order pertama,
kedua, ketiga, aspek geologi dari benua-benua, siklus geomorfologi
pada iklim basah, iklim kering, struktur, proses kenampakan relief
orde kedua, dan deskripsi bentuk lahan, terminalogi keaslian dari
fisiografik, batuan dan struktur, batuan beku, batuan sedimen,
batuan metamorfik, pelapukan, pelapukan mekanik, pelapukan
kimia, tanah, bentuk-bentuk hasil pelapukan, dome, gerak massa,
air tanah, sumur, mata air panas, plateau, sungai, siklus erosi,
sungai orde pertama, orde kedua, orde ketiga, pola aliran sungai.
Sungai muda dan karakteristiknya, sungai dewasa dan
karakteristiknya, glasiasi Alpin, glasiasi daratan, erosi glasial,
deposisi glasial, deposit fluviogasial, periode glasial Amerika Utara
dan Erofa, gelombang dan arus-arus, klasifikasi garis pantai,
pengembangan garis pantai, Spit, Bars, Tombolo, kerja dari
angina, erosional, deposisi dari angin, daerah gumuk pasir,
deposit Loess, batu koral, daerah pantai, dataran dan plateau,
pegunungan kubah dan pengembangan pegunungan dome,
pegunungan blok, pengembangan erosi pegunungan blok,
pegunungan lipatan, siklus erosi, antiklin, Sinklin, Pegunungan
Kompleks, Gunung Api dan Klasifikasi Gunung Api, Kerucut
Gunung Api, Aliran Lava, Vulkanic Neck, Dike, Kaldera, dan
Cratear Meteor (Lobeck, 1989).
Satuan bentuklahan asal proses marin terdiri dari bentuk
lahan pelataran pengikisan gelombang laut, tebing terjal dan takik
pantai, gisik, beting gisik/bura, tombolo, depresi antar beting
gisik, gumuk pantai aktif, gumuk pantai tidak aktif, rataan pasang
surut bervegetasi, rataan pasang surut tidak bervegetasi hijau,
rataan pasang surut tidak bervegetasi, dataran aluvial pantai
(payau), dataran aluvial pantai (tawar), dataran aluvial pantai
tergenang, teras pantai, lagun, dan gosong laut (Huggett, 2007).
Bentang alam glasial adalah bentang alam yang
berhubungan dengan proses glasial, dimana proses glasial itu
tenaga yang berpengaruhnya adalah Gletser. Pertumbuhan
bentuklahan pada tahap awal di yakini yaitu lembah tertutup oleh
salju, kemudian salju itu megalami pencairan, lembah kembali
menjadi dalam, beberapa lembah menggantung masuk lembah
utama, horn, dan cirque. Setelah itu, terisi oleh alluvium dan
lembah menjadi lebih rendah dari muka air laut, sehingga pada
saat pasang air akan masuk ke lembah. Faktor-faktor pendukung
terjadinya lahan glasial adalah tingginya tingkat presipitasi, suhu
lingkungan yang rendah, pada musim dingin es terakumulasi
dalam jumlah besar, tingkat peleburan yang rendah. Sifat-sifat
khas dari sebuah gerakan gletser pada lahan glacial adalah pada
tepi gerakan gletser lebih lambat daripada di tengah, pada ujung
lidah gletser itu lebih lambat daipada akarnya, gletser itu lambat
laun menjadi pendek, garis yang menunjukan gerakan yang paling
cepat letaknya tepat di tengah-tengah.Gletser dalam alirannya
tidak seluruhnya terdiri dari es, tetapi terdpat bahan-bahan
hancuran yang turut terangkut (Erni Suharini, 2014).
Tujuan Praktikum
1. Mengenalkan macam-macam jenis bentuk lahan glasial,
marine, dan aeolin.
2. Mengenalkan cara interpretasi geologi berdasarkan kontur
dan pola pengaliran dalam menentukan bentuk lahan
glasial, marine, dan aeolin.
Pelaksanaan Praktikum
 Alat
 Bahan

Hasil dan Pembahasan

Gambar 1.
Bentangalam glasial adalah bentangalam yang terbentuk
oleh aktivitas es atau gletser. gletser adalah massa es dan tubuh
es yang terbentuk karena rekristalisasi dari salju dan lelehan air
yang secara keseluruhan atau sebagian teletak dalam suatu lahan
dan memberikan kenampakan tersendiri, yaitu suatu bentukan
gerakan. Dan ada beberapa faktor – faktor yang mempengaruhi
dalam glister yaitu Keadaan daerah , Proses, Endapan yang
terbentuk di tepi perbatasan gletser. Syarat dapat terbentuknya
bentangalam glasial ialah Adanya hasil endapan salju, Terdapat
pada ketinggian diatas < 5000 mdpl. Dan ciri – ciri nya seperti
adanya alur-alur yang arahnya relatif sejajar pada permukaan
batuan sebagai akibat torehan gletser, Adanya es atau salju atau
gletser sebagai agen yang membentuk bentangalamnya. Ada dua
tipe bentangalam glasial seperti :
- Alpine glaciation, yaitu terbentuk pada daerah pegunungan
- Continental glaciations, yaitu bila suatu wilayah yang luas
tertutup gletser.

Gambar 2.
Bentuk lahan asal proses marine dihasilkan oleh aktivitas
gerakan air laut, baik pada tebing curam pantai berpasir, pantai
berkarang maupun pantai berlumpur. Aktivitas marine sering
dipengaruhi aktivitas fluvial sehingga sering disebut sebagai fluvio
– marine. Proses marine mempunyai pengaruh yang sangat aktif
pada daerah pesisir sepanjang pantai. Bentuk lahan asal proses
marine dihasilkan oleh aktivitas/gerakan air laut, baik pada
tebing, pantai berpasir, pantai berkarang, maupun pantai
berlumpur. Gerakan tersebut meliputi pasang surut, naik
turunnya permukaan laut setiap 6 jam 12,5 menit sehingga
interval naik turun memerlukan waktu 12 jam 25 menit. Pasang
surut ini dapat mengerosi pantai apalagi kalu bersama – sama
dengan gelombang/ombak. Arus, aliran air laut yang disebabkan
oleh angin, perbedaan suhu air laut dll. Ombak sesuai dengan
arah angin dapat mengerosi pantai (abrasi).
Gambar 3.
Bentuklahan aeolin adalah bentuklahan yang disebabkan oleh
angin, Di mana dalam proses terjadinya melalui pengikisan,
pengangkutan, dan juga pengendapan. Pengikisan oleh angin
seperti halnya air yang mengalir, adapun sebagai kekuatan untuk
mengikis adalah pasir yang halus. Contoh satuan bentuk lahan ini
antara lain: gumuk pasir barchan, parallel, parabolik, bintang,
lidah, dan transversal. Ciri-ciri dari lahan asal aeolin adalah curah
hujan rendah (Aride( ≤ 250 mm/th dan semi aride( 250-500
mm/th), fluktuasi temperature harian besar (10oC - 40°C), Langit
cerah, penguapan tinggi, dan vegetasi jarang.
Kesimpulan dan Saran
1. Bentuk lahan asal proses marine (M), terjadi akibat proses
laut oleh tenaga gelombang, arus, dan pasang-surut.B
entuklahan asal glasial (G), terjadi akibat proses gerakan es
(gletser). Dan bentuk lahan asal proses eolin (E), terjadi
akibat proses angin.
2. Contoh satuan bentuk lahan marine adalah: gisik pantai
(beach), bura (spit), tombolo, laguna, dan beting gisik (beach
ridge). Contoh satuan bentuklahan glasial antara lain
lembah menggantung dan morine. Dan contoh satuan
bentuklahan aeolin antara lain: gumuk pasir barchan,
parallel, parabolik, bintang, lidah, dan transversal.
Daftar Pustaka
Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Bishop, M.P., L.A. James, J.F. Shroder Jr., and S.J. Walsh. 2012.
Geospatial Technologies and Digital Geomorphological Mapping:
Concepts, Issues and Research. Geomorphology, 137:5–26.
Dibyosaputro, S. (2004). Geomorfologi Dasar. Yogyakarta.
Universitas Gadjah Mada.
Huggett, J. R. (2007). Fundamentals of Geomorphology. Sec. Ed.
Abingdon, Oxon. Routledge Fundamentals of Physical
Geography.
Iskandar, D.W. 2008. Teknik Pemrosesan Citra Digital ASTER Untuk
Kajian Geomorfologi Studi Kasus di Sebagian Daerah Istimewa
Yogyakarta. Bandung: PIT MAPIN XVII.
Lihawa, F. 2009. Pendekatan Geomorfologi Dalam Survei Kejadian
Erosi. Jurnal Pelangi Ilmu. Vol (2) No. 5.
Lobeck A. K. (1989). Geomorphology, New York. Colombia
University.
Noor, D. 2010. Geomorfologi. Bogor: Deepublish.
Rostianingsih S, Ivan, H dan Kartika G. 2004. Pemodelan Peta
Topografi Ke Objek Tiga Dimensi: Jurnal Informatika. Vol.5.
No.4.
Silvia, R. Kartika, G. dan Ivan, H. 2004. Pemodelan Peta Topografi
Ke Objek Tiga Dimensi. Jurnal Informatika.
Suharini, E. dan Palangan, A. (2014). Geomorfologi Gaya, Proses,
dan Bentuklahan. Yogyakarta, Ombak.
Sukandar, Rumidi. 1994. Penampang Geologi. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Madah. Universitas Syiah Kuala. (2016).
Panduan Kurikulum Program Studi Pendidikan Geografi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Tahun 2016-2020.
Banda Aceh. Darussalam. Unsyiah.
Verstappen, H.T. (1983). Applied Geomorphology Geomorphological
Surveys for Environmental Development on.

Anda mungkin juga menyukai