Anda di halaman 1dari 21

1.

Ramadhan Susilo Utomo 21110115120009


2. Lisa Nur Istiqomah 21110115120013
3. Ary Nurhidayati Sugianto 21110115120023
4. Iva Kusniawati 21110115120036
5. Gantra Hutahean 21110115130047
6. Ahmad Shofiyul Huda 21110115130050
7. Farid Burhanudin 21110112120011
8. Ikhlas Ika Putra 21110113120001
Pengertian Pengembangan Wilayah

Pengembangan wilayah adalah suatu gerakan sebagian


ataupun menyeluruh guna meningkatkan fungsi lahan dan
penataan kehidupan sosial, ekonomi, budaya, pendidikan
dan kesehateraan masyarakat untuk memajukan daerah.
Selain itu pengembangan wilayah juga dapat diartikan
sebagai upaya terpadu memacu perkembangan sosial
ekonomi, menjaga kesenjangan antar wilayah dan menjaga
kelestarian lingkungan hidup pada suatu wilayah.
Tujuan pengembangan wilayah adalah meningkatkan atau
menciptakan dayaguna secara berkelanjutan khususnya
untuk kepentingan penduduk melalui aktivitas daya guna.
Tataguna Lahan
Tata Guna Lahan (land use) adalah suatu
upaya dalam merencanakan penggunaan
lahan dalam suatu kawasan yang meliputi
pembagian wilayah untuk pengkhususan
fungsi-fungsi tertentu, misalnya fungsi
pemukiman, perdagangan,industri, dll.
Rencana tata guna lahan merupakan
kerangka kerja yang
menetapkankeputusan-keputusan terkait
tentang lokasi, kapasitas dan jadwal
pembuatan jalan,saluran air bersih dan air
limbah, gedung sekolah, pusat kesehatan,
taman danpusat-pusat pelayanan serta
PERAN GEOMORFOLOGI TERHADAP PERENCANAAN PEMBANGUNAN
PERUMAHAN DALAM HAL PENENTUAN LOKASI YANG TEPAT

Pengertian Geomorfologi Lingkungan

Geomorfologi lingkungan
merupakan bagian dari ilmu
kebumian yang mengkaji hubungan
antara manusia dengan lingkungan
dari sudut geomorfologi yang
kemudian menjadi terapan praktis
untuk pemecahan masalah yang
Lanjutan......

Contoh dari peranan geomorfologi dalam lingkungan


yaitu pemanfaatan ilmu geomorfologi dalam
perencanaan suatu pembangunan perumahan pada
suatu wilayah agar seminim mungkin mengalami
resiko geomorfologikal. Dalam hal ini geomorfologi
berperan memilih dan menentukan suatu wilayah
yang tepat untuk dijadikan sebagai lahan
permukiman. Hal tersebut dapat ditentukan dengan
mempelajari terlebih dahulu bagaimana morfologi
suatu wilayah tersebut, termasuk bentukan lahan apa,
hasil proses geomorfologi apa, apa
proses geomorfologi intensif yang bekerja, dan apa
Lanjutan......
Contohnya suatu perencanaan proyek pembangunan kompleks
perumahan kecil pada lokasi datar seluas 3 hektar, setelah diteliti
ternyata lokasi tersebut merupakan bentuk lahan dataran banjir,
yang terbentuk akibat proses fluvial, dengan material penyusun
lahan berupa tanah alluvial akibat pengendapan material yang
terangkut oleh aliran sungai yang sebagian besar tersusun oleh pasir
dan lempung.
Melalui hasil, analisis lokasi tersebut lebih tepat dijadikan sebagai lahan pertanian,

karena sifat tanahnya yang subur yang berupa hasil pengendapan material hulu

(gunung). Hasil analisis tersebut juga dapat dijadikan dasar untuk memecahkan

permasalahan banjir pada perumahan yang telah terlanjur didirikan di daerah

dataran banjir, yaitu dengan merancang rumah berlantai atau bertingkat ataupun

dengan pembangunan tanggul yang kokoh untuk menghindari luapan air sungai

pada saat musim hujan (resiko geomorfologi).


Survei dan Pemetaan Geomorfologi

Survei dan pemetaan geomorfologi


sangatlah penting untuk bisa
mendeskripsikan secara genetis bentuk
suatu lahan dan proses-proses yang terjadi
di masa lalu maupun masa sekarang dan
hubungannya dengan bentuk lahan dalam
susunan keruangan. (Van Zuidam, 1979).
Hal ini dimaksudkan agar pembangunan
dan pengembangan suatu wilayah dapat
berjalan secara efektif dan efisien sesuai
GEOLOGI LINGKUNGAN SEBAGAI DATA DASAR
PENATAAN RUANG DAN PENGEMBANGAN WILAYAH

Dalam rangka penataan ruang dan pengembangan wilayah, data


dan informasi (peta) geologi lingkungan meliputi geomorfologi,
sumber daya air, sumber daya mineral dan energi, sumber bahan
bangunan, daya dukung tanah dan batuan untuk fondasi, dan
kebencanaan geologi.

Data dan informasi (peta) tersebut dianalisis (penggabungan),


sehingga diperoleh hasil kajian yang sifatnya holistik dan telah
disesuaikan dengan penataan ruang dan pengembangan wilayah.

Kajian secara holistik menghasilkan tingkat keleluasaan suatu


wilayah untuk dikembangkan dengan memperlihatkan peranan
kondisi lingkungan geologi sebagai faktor pendukung maupun
kendala dalam penggunaan lahan seperti kawasan permukiman,
perdagangan, industri, pertanian, perkebunan dan pariwisata.
Akibat Proses Geomorfologi Untuk
Pengembangan Wilayah
Pelapukan
Pelapukan kimia di daerah kapur menghasilkan
batuan batuan baru atau gejala karst, seperti:
- Dolina (russ) yaitu lubang-lubang yang berbentuk
corong.
- Uvala, yaitu suatu depresi di daerah karst yang
lebih besar dari doline.
- Gua kapur dan sungai di dalam tanah.
- Stalaktit yaitu bentukan di langit gua dan
stalagmit yaitu bentukan di lantai gua.
- Kubah kapur yaitu bukit-bukit kecil dari batuan kapur.
Lanjutan......

Erosi
Bentukan-bentukan permukaan bumi hasil
erosi air, antara lain berikut ini.
Meander dan Oxbouw Lake, Meander yaitu
kelokan sungai yang berulang-ulang,
sedangkan oxbow lake yaitu bekas aliran
sungai yang berbentuk tapal kuda dikenal
dengan nama kali mati.
Lembah, ngarai dan jurang yang dalam
(canyon) seperti Lembah Anai, Ngarai Sianok,
dan Grand Canyon of Colorado.

i
Lanjutan......

Gelombang laut yang bergerak terus


menerus terhadap dinding pantai Abrasi
menyebabkan pengikisan pantai dan
memindahkan material batuan dari pantai ke
tempat sekitarnya yang dinamakan abrasi.
Abrasi menyebabkan terbentuknya
cliff, yaitu dinding pantai yang curam dan
terjal;
relung, yaitu cekungan pada dinding pantai;
dataran abrasi, yaitu hamparan wilayah
datar di pantai;
cave yaitu terowongan atau gua di pantai.
Lanjutan......

Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pengendapan batuan
besar, kecil, halus dan bahan sisa organik hasil
kerja erosi yang diangkut oleh aliran air,
hembusan angin dan gelombang laut di
suatu tempat dalam kurun waktu yang lama.
Sedimentasi merupakan salah satu tenaga eksogen
yang turut menentukan relief permukaan bumi.
1) Sedimentasi oleh Air Sungai
Aliran air sungai membawa bahan-bahan padat hasil erosi dan diendapkan di sekitar
aliran sungai berupa ;
bantaran sungai, yaitu daratan yang berada di sebelah kanan-kiri sungai;
kipas aluvial, yaitu endapan sungai yang berbentuk kipas;
dataran banjir (flood plain), terjadi apabila sungai meluap atau banjir, di kanan
kirinya terdapat endapan yang datar;
delta, yaitu bentukan sedimentasi di bagian hilir sungai baik di danau ataupun di
pantai.
2) Sedimentasi oleh Angin (Eolis)
Hembusan angin membawa bahanbahan padat yang diendapkan di tempat tertentu.
Bentukan alam yang dihasilkannya berupa ;
guguk pasir (sand dunes), yaitu bukit pasir yang rendah di daerah pantai atau gurun.
barchans, yaitu sejenis bukit pasir berbentuk bulan sabit yang lerengnya melandai
menghadap ke arah datangnya angin.
3) Sedimen oleh Gelombang Laut
Gerakan gelombang membawa bahan-bahan hasil abrasi dan diendapkan di sepanjang
pantai. Bentukan alam yang dihasilkannya berupa ;
beach, yaitu kumpulan puing batu karang di sekitar cliff;
bar, yaitu endapan pasir di pantai yang arahnya me-manjang;
tombolo, yaitu endapan pasir yang menghubungkan pulau dengan daratan induk.
Vulkanisme
Bentuk-bentuk gunung api tergantung pada kekuatan tenaga endogen yaitu tekanan gas,
kedalaman dapur magma, luasnya sumber/dapur magma dan sifat magma (cair/kental). Dilihat
dari bentuk dan terjadinya, gunung api ada tiga macam antara lain berikut ini ;
Gunung Api Maar (Embryo). Gunung api maar terbentuk karena erupsi eksplosif (ledakan yang
luar biasa kuatnya) hasilnya bahan-bahan lepas/ padat. Contoh: Gunung Lamongan di Jawa
Timur, Danau Atar di Sumatra Barat.
Gunung Api Kerucut (Strato). Gunung api kerucut terjadi karena letusan dan lelehan secara
bergantian, bentuk badannya seperti kerucut berlapis- lapis dan bahan yang dikeluarkan bahan
lepas dan lava.
Gunung Api Perisai (Tameng). Gunung api perisai terjadi karena lelehan maupun cairan yang
keluar membentuk lereng yang sangat landai membentuk seperti perisai dengan sudut
kemiringan lereng antara 1 10. Bahannya adalah lava yang bersifat sangat cair.
Contoh: Gunung Mauna Loa dan Kilauea di Hawai.
Di Indonesia terdapat 400 gunung berapi, sekitar 129 buah masih aktif dan 70 buah di
antaranya tidak menunjukkan letusan. Gunung api di Indonesia persebarannya
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Kepulauan Sunda, memanjang dari utara Sumatra, Jawa, Bali sampai Alor (termasuk sirkum
mediteran)
Kumpulan Banda, muncul di dasar laut Banda dengan ketinggian lebih dari 100 meter
(termasuk sirkum mediteran)
Kumpulan Minahasa dan Sangihe Talaud, gunung api yang sangat aktif (termasuk sirkum
Pasifik) misalnya Gunung Soputan dan Gunung Lakon.
Kumpulan Halmahera, di bagian tengah antara Makian dan Tobelo, misalnya Gunung Api
Tidore dan Maitara.
Kumpulan Bhontain, kumpulan gunung api besar di Sulawesi Selatan, tetapi sudah tidak aktif
Pembangunan Pemukiman Akibat
Proses Geomorfologi
Terbatasnya lahan untuk permukiman menyebabkan banyaknya bangunan
yang didirikan pada lokasi yang tidak menguntungkan atau lokasi
permukiman yang tidak sesuai dengan kondisi fisik lahan akan
menyebabkan permukiman tersebut terancam sebagai akibat dari proses
geomorfologi. Permukiman tidak akan berhenti sebagai sumber masalah
dalam sejarah kehidupan manusia sejak dari jaman purba yang hidup
dalam gua-gua sampai jaman kini yang hidup di gedung-gedung pencakar
langit.
Adapun masalah permukiman berkaitan dengan pemilihan lokasi yang
kurang tepat, misalnya daerah yang rawan banjir, daerah yang sulit
mendapatkan air, keadaan tanahnya yang labil dan sebagainya. Kebutuhan
lahan selalu meningkat dalam bidang permukiman tersebut seringkali
tidak terpenuhi, karena jumlah penduduk cenderung selalu meningkat
sedangkan luas lahan relatif tidak bertambah. Untuk penentuan lokasi
permukiman perlu diperhatikan beberapa hal yang berkenaan dengan
teknis pelaksanaan, segi tata guna lahan, segi kesehatan dan kemudahan,
serta segi ekonomi (Prayoga Mirhad, 1983).
Penentuan lokasi permukiman tersebut
khususnya yang berkenaan dengan
pendekatan geomorfologi. Informasi
geomorfologi keteknikan dapat dihasilkan
dengan mempertemukan syarat-syarat lokasi
permukiman dengan kondisi geomorfologi
daerah. Informasi ini akan dapat membantu
para perencana pembangunan dan
menentukan tindakan dan perlakuan yang
diperlukan, sehingga dapat menekan biaya
pembangunan dan pemeliharaan bangunan
permukiman.
Kedudukan Geomorfologi dalam Pelaksanaan Studi AMDAL

Analisis Dampak Lingkungan selalu melibatkan aspek aspek


geomorfologi seperti :
1. Dalam uraian singkat rona lingkungan awal dalam AMDAL
disebutkan fisiografi yang meliputi : morfologi, topografi dan
struktur geologi;
2. Dalam penyusunan AMDAL disebutkan adanya komponen
rencana kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan masalah
lingkungan secara berarti : antara lain pelongsoran tanah,
ketidakstabilan lahan/lereng, bahaya banjir, pencemaran lingkungan
dan daya serap tanah akan air, dalam proses penyusunan AMDAL
juga perlu dikemukakan rona lingkungan awal tentang fisiografi
(lengkap dengan peta berskala memadai), yang meliputi topografi
bentuk lahan, struktur geologi, indikator lingkungan yang
berhubungan dengan stabilitas geologis dan tanah, terutama
ditekankan bila terdapat gejala ketidakstabilan, dan harus
diuraikan dengan jelas dan seksama (longsor tanah, gempa besar,
dan kegiatan kegiatan vulkanis), serta keunikan, keistimewaan,
dan kerawanan bentuk lahan dan bantuan secara geologi;
3. Dalam perkiraan dampak penting yang mungkin timbul akibat
kegiatan aspek fisiografi yang diperlukan adalah :
Kestabilan geologi (tanah longsor, sesar dan sebagainya)
Kestabilan lereng (erosi yang diakibatkan oleh adanya tanah
kepentingan rencana kegiatan penggalian)
Bentuk lahan yang unik
Perubahan/modifikasi lahan akibat penggalian, penimbunan
terowongan pengambilan bahan baku (batu,kapur) atau pembuangan
sampah dalam bentuk penimbunan.
4. Dalam penyusunan studi AMDAL dari kegiatan yang sudah berjalan,
diperlukan uraian komponen kegiatan yang diperkirakan telah atau
akan menimbulkan masalah lingkungan secara berarti, antara lain
: Longsor tanah, Ketidakstabilan lahan / lereng, Bahaya banjir,
pencemaran lingkungan, Penggundulan vegetasi penutup (Sekretariat
Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, 1987).
Apabila ditelaah dari uraian tersebut ternyata geomorfologi
memiliki peranan yang berarti dalam studi AMDAL bahkan
hingga rencana pemantauan lingkungan (RPL) rencana kegiatan
yang sudah berlangsung. Peranan geomorfologi yang cukup
berarti dalam studi lingkungan tersebut dapat dimengerti
karena setiap kegiatan dari itu pasti terletak pada bentuk lahan
tertentu. Dan setiap bentuk lahan memiliki watak tertentu,
sehingga setiap kegiatan yang akan dilaksanakan atau yang
telah dilaksanakan besar atau kecil akan merubah atau
mempengaruhi watak dari bentuk lahan.

Anda mungkin juga menyukai