Oleh :
Intan Nur Isnaini
(150341100006)
Unu Rusdianto
(150341100040)
Laras Wulan R.
(150341100052)
(150341100082)
I.
PENDAHULUAN
tipe-tipe pantai yang dibuat berdasarkan pada pembagian pantai oleh Dolan
(1975), yaitu dengan memperhatikan parameter litologi, topografi dan morfologi,
vegetasi dan proses dominan termasuk aktivitas manusia. Pembagian tersebut
secara integrative akan menempatkan tipe-tipe pantai dengan ciri-ciri tersendiri,
sehingga kondisi ini akan dapat mencerminkan daya dukung dan arah
perkembangan kawasan pantai di masa yang akan datang. Pengukuran lateral
pantai, yaitu melakukan pemetaan dimensi pantai berupa panjang, lebar,
kemiringan pantai, beda tinggi antara garis pantai relatif terhadap dataran pantai
(berm) yang biasanya dijadikan lokasi untuk mendirikan bangunan-bangunan
pantai dan mengukur jarak horisontal antara garis pantai relatif dengan lokasi
bangunan terdekat (Sollihudin 2011).
Proses abrasi merupakan bagian dari dinamika pantai yang
menarik untuk dikaji guna mengetahui faktor dominan yang
mempengaruhi
proses
pantai
sehingga
dapat
memberikan
sedimentasi meningkat di wilayah pesisir dan lautan. Ada beberapa skenario yang
diperkirakan dapat terjadi dengan naiknya permukaan laut, yaitu: (1)
meningkatnya erosi pantai; (2) banjir di wilayah pesisir yang lebik buruk; (3)
terbenamnya wilayah lahan basah peisir; (4) perubahan rentang pasang surut (tidal
range) di sungai dan teluk; (5) perubahan lokasi penumpukan sedimentasi dari
sungai (Astjario 2010).
III.
METODOLOGI
55'-
17'
Lintang
Selatan,
dengan
luas
pantai,
yaitu
melakukan
pemetaan
DAFTAR PUSTAKA
Astjario,P dan D. Setiady. 2010. Karakteristik pantai di kawasan
Pesisir Timur
Pulau Natuna Besar, Kabupaten Natuna, Propinsi Riau.
Jurnal Geologi Kelautan. VIII(1): 47-55.
Mustafa, M dan Yudhicara. 2007. Karakteristik pantai dan risiko
tsunami di
kawasan Pantai Selatan Yogyakarta. Jurnal Geologi
Kelautan. V(3): 159-167.